Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ilmiah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan dapat
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada
baginda nabi muhammad saw.
Makalah ini memuat tentang “DASAR-DASAR PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN”
dimana Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman Pengawasan yang
merupakan hal terpenting dalam manajemen sekaligus menyelesaikan tugas akhir
semester 1 mata kuliah Dasar manajemen.
Sebagai manusia biasa Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, Januari 2015
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………..…….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………iii
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………...…...2
1.4 Sumber Data……………………………………………………………………………………….2
1.5 Metode Penulisan………………………………………………………………………….…….2
BAB 2: LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Pengawasan………………………………………………………………………...…3
2.2 Definisi Standard……………………………………………………………………………...…3
BAB 3: PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pengawasan…………………………………………………………………...…4
3.2 Dasar-dasar Proses Pengawasan…………………………………………………………4
3.3 Tipe-tipe Pengawasan…………………………………………………………………………5
3.4 Tahap-tahap pengawasan……………………………………………………….…………..6
3.5 Maksud dan Tujuan Pengawasan………………………………………………………...8
3.6 Prinsip- prinsip Pengawasan……………………………………………………………....8
3.7 Alat-alat untuk melakukan pengawasan……………………………………….…….12
3.8 Pengertian Standard………………………………………………………………………….13
3.9 Tujuan Standard………………………………………………………………………………..13
CONTOH KASUS…………………………………………………………………………………14
BAB 4: PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………….15
4.2 Saran………………………………………………………………………………….……………..15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam setiap organisasi peran manajemen sangat penting artinya dalam kaitannya
dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau tidaknya organisasi dalam
mencapai tujuannya sangat bergantung pada faktor manajemennya, baik itu
mempengaruhi kinerja anggotanya dalam melakukan tugasnya dalam organisasi seperti
yang telah dikemukakan oleh Joseph L. Massie dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen
yang mendefinisikan manajemen sebagai proses yang mengarahkan langkah-langkah
kelompok menuju tujuan yang sama. Proses ini melibatkan teknik yang digunakan oleh
sekelompok orang untuk mengkoordinasikan aktivitas orang lain.
Dan dalam setiap bentuk kepemimpinan yang bagaimanapun, maka proses pengawasan
merupakan suatu yang harus ada dan dilaksanakan. Kegiatan ini untuk meneliti dan
memeriksa apakah pelaksanaan tugas-tugas perencanaan semula betul-betul
dikerjakan. Hal ini juga untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan,
penyalahgunaan, kebocoran, kekurangan dalam melaksanakan tugas-tugas dan
sekaligus dapat mengetahui jika sekiranya terdapat segi-segi dari kelemahan.
Salah satu fungsi manajemen yang paling penting adalah fungsi pengawasan, karena
dalam perjalanan organisasi mencapai tujuannya.
1 Joseph L. Lassie, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1990), h.5
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, kami menemukan beberapa masalah yang akan kami
rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah maksud dari dasar proses pengawasan ?
2. Apa sajakah tipe –tipe proses pengawasan ?
3. Apa sajakah tahap-tahap proses pengawasan ?
4. Apa maksud dan tujuan proses pengawasan ?
5. Apakah maksud standard ?
1.3 Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah dari latar belakang di atas, adapun penulisan karya ilmiah
ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Mengetahui manfaat dan peranan dari proses pengawasan dalam manajemen.
2. Mengetahui Sejauh mana pentingnya proses pengawasan dalam manajemen.
1.4 Sumber Data
Sumber data yang kami dapat dari beberapa sumber buku seperti Pengantar
Manajemen, Dasar-Dasar Manajemen dan Manajemen – Manajemen.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami pakai yaitu metode kuantitatif. Kami mengerjakannya
secara kelompok di perpustakan Universitas Esa Unggul dan Mencari Referensi buku
tambahan di perpustakan Universitas Budhi Dharma Tangerang.
BAB II
Landasan Teori
2.1 Pengawasan
Definisi Pengawasan menurut Yohanes Yahya dalam bukunya (Pengantar
Manajemen;hal 133; 2006) adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen dapat tercapai. Proses ini berkaitan dengan cara-cara
membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan
adanya hubungan yang sanga terat antara perencanaan dan pengawasan.
Denifinisi pengawasan menurut Robert J.Mockler berikut ini telah memperjelas unsure-
unsur esensial proses pengawasan. Pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standart pelaksaaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang system informasi,umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan
standart yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan
– penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan dengan cara efektif
dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
2.2 Standart
G.R.Terry dalam buku the principles of manajemen mengutip pendapat Margaret G. Reid
dari buku Consumers and the market,sebagai berikut.
A standard may be thougt of as an estabilished measure something to strive toward, a
model for comparison, a meansby which one thing may becompared with another.
(Suatu standard dapat dianggap sebagai suatu ukuran yang telah ditetapkan, sesuatu
untuk diusahakan, suatu model untuk perbandingan, suatu alat untuk membandingkan
sesuatu dengan yang lainnya).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian pengawasan
Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan
manajemen dapat tercapai. Proses ini berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-
kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang
sanga terat antara perencanaan dan pengawasan.
Dalam kegiatan sebuah organisasi, langkah awal proses pengawasan adalah
sebenarnya langkah perencaan, yaitu penetapan tujuan standar. Untuk mengetahui lebih
jelas tentang apa itu pengawasan maka perlu terlebih dahulu dipahami pengertian-
pengertian, tujuan, sasaran, prosedur, dan sebagainya.
Fungsi-fungsi pengawasan manajemen juga berhubungan erat dengan fungsi-fungsi
manajerial lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, penyusunan sumber daya
manusia dan pengarahan yang telah direncanakan secara efektif. Dan pengawasan
itusendiri harus diawasi. Sebagai contoh apakah laporan-laporan yang sudah dibuat
sudah akurat, apakah laporan pengawasan itu sudah memberikan laporan yang tepat,
apakah kegiatan itu sudah diukur dengan interval frekuensi yang mencukupi, semuanya
ini merupakan aspek pengawasan pada fungsi pengawasan.
3.2 Dasar-dasar proses pengawasan
Kasus-kasus yang sering terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak diselesaikannya
suatu tugas atau pekerjaan, tidak tepat waktu penyelesaian suatu pekerjaan, suatu
anggaran yang berlebihan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyimpang dari
rencana.
Istilah lain yang sering dipergunakan dalam fungsi pengawasan antara lain evaluating
appraising atau correcting, sebutan controlling lebih banyak digunakan karena lebih
mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar, pengukuran kegiatan dan
pengambilan tindakan korektif.
3.3 Tipe-tipe pengawasan
Ada tiga tipe dasar dalam proses kegiatan fungsi pengawasan sebuah organisasi yaitu:
1. Pengawasan pendahuluan
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls dirancang untuk
mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standart atau
tujuan dan kemungkinan koreksi dibuat sebelum suatu tujuan kegiatan tertentu
diselesaikan, jadi pendekatan pengawasan ini lebih efektif dengan mendeteksi masalah-
masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
2. Pengawasan concurrent
Pengawasan ini sering disebut juga dengan pengawasan yang dilakukan selama suatu
kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek
pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus
disetujui dulu atau syarat tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum suatu
kegiatan itu dilaksanakan atau dilanjuti atau menjadi suatu peralatan cross-check yang
lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik
Pengawasan umpan balik juga dikenal sebagai alat pengukur untuk mengetahui hasil-
hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari
rencana atau standar ditentukan dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-
kegiatan serupa dari masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis dan
pengukuran ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.
3.4 Tahap-tahap proses pengawasan
Proses pengawasan biasanya dilakukan paling sedikit limatahap yaitu sebagai berikut:
1. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan yang artinya
sebagai suatu satuanpengukuran yang dapatdigunakan sebagai patokan untuk penilaian
hasil-hasil.Tujuan, sasaran, kuotadan target pelaksanaan dapat di gunakan sebagai
standar yang lebih khusus antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar, margin
keuntungan, keselamatan kerja dan sasaran produksi.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.
Penetapan standar akan tidak berguna apabila tidak disertai berbagai cara untuk
mengukur pelaksanaan kegiatan nyata, oleh karena itu tahap kedua dalam pengawasan
adalah penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat yang dapat digunakan
beberapa kali, pelaksanaannya dapat diukur dalam setiap jam, harian dan mingguan
serta bulanan.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah proses diatasdigunakan maka tahap berikutnya adalah perjalanan proses yang
akan dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus selama pelaksanaan kegiatan.
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaannya yaitu :
- Pengamatan
- Laporan-laporan lisan maupun tulisan
- Penyesuaian dengan system dan prosedur
- Inspeksi pengujian atau dengan mengambil sampel
4. Perbandingan pelaksanaan dengan standard analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan yang
direncanakan. Pengadaan sistem yang standar ini diperlukan sebagai alat ukur suatu
proses pekerjaan. penyimpangan-penyimpangan yang timbul dari adanya suatu proses
dalam suatu pekerjaan harus dapat di analisa dan dijelaskan serta diperbaiki dimasa
yang akan dating sehingga
kesalahan yang dibuat tidak akan terulang kembali, selain itu dapat menghindari
kerugian yang besar dalam hal dana.
5. Pengambilan tindakan koreksi apabila diperlukan.
Apabila hasil dari suatu analisa memerlukan suatu tindakan koreksi, tindakan itu harus
segera diambil.tindakan koreksi itu dapat diambil dalam beberapa bentuk standar yang
mungkin dapat diubah dan diperbaiki. Koreksi yang dilakukan dapat berupa:
a. Mengubah standar mula, ada kemungkinan standar yang dibuat terlalu tinggi
b. Mengubah pengukuran pelaksanaan.
c. Mengubah cara dalam menganalisa penyimpang.
Suatu pengawasan sangat penting dilakukan karena hal itu berkaitan dengan suatu
organisasi atau perusahaan. Perubahan suatu lingkungan yang terus menerus harus
disertai dengan adanya pengawasan yang berulang-ulang dan meningkat sesuai dengan
perkembangannya dan lingkungan dari suatu organisasi itu sendiri atau suatu
perusahaan.
Semakin besarnya suatu organisasi semakin kompleks masalah yang akan dihadapi.
System pengawasan yang diperlukan akan semakin berkembang dan semakin kompleks
pula, sehingga dapat membantu dalam menjalankan proses standar. Kesalahan-
kesalahan yang timbul dapat diperkecil dengan adanya pengawasan dari seorang
manajer.
3.5 Maksud dan tujuan pengawasan
1. Untuk mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak.
2. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan
mengusahakan pencegahan agar supaya tidak terulang kembali kesalahan yang sama
atau timbulnya kesalahan-kesalahan yang baru.
3. Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam planning
terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah ditentukan.
4. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan program
(fase/tingkatpelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.
5. Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan dibandingkan dengan yang telat ditetapkan
dalam rencana (Standar). Dan sebagai tambahan.
6. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan
kebijaksanaan yang telah ditentukan.
3.6 Prinsip-prinsip pengawasan
Harnold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam buku Principles of Management, menetapkan
prinsip-prinsip pengawasan agar supay apengawasan itu berjalan efektif sebagai berikut
:
1. Prinsip tercapainya tujuan (Principle of assurance of objective)
Control harus ditunjukan terhadap tercapainya tujuanya itu dengan mengadakan koreksi
untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan atau devisa dari pada
perencanaan.
2. Prinsip effesiensi pengawasan (Principle of efficiency of control)
Kontrol adalah effisien bilamana dapat menghidarkan penyimpangan-penyimpangan
dari pada planning, sehingga tidak timbul hal-hal lain diluar dugaan.
3. Prinsip tanggung jawab pengawasan
Control hanya dapat dilaksanakan apabila manajer bertangung jawab penuh terhadap
pelaksanaan perencanaan.
4. Prinsip pengawasan terhadap masa yang akan datang (Principle of future control)
Pengawasan yang effektif harus ditunjukan ditunjukan terhadap pencegahan
penyimpangan planning yang akanterjadi baik pada waktu sekarang atau yang akan
datang.
5. Prinsip pengawasan langsung (Principle of direct control)
Teknik control yang paling efektif ialah mengusahakan adanya manajer bawahan yang
berkualitas baik.
Control itu dilakukan oleh manager atas dasar bahwa manusia itu suka berbuat salah.
Cara yang paling baik untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan
planning ialah mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas yang
terbaik.
6. Prinsip refleksi perencanaan (Principle of reflection of plans)
Control harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan
pada planning.
Sebagai contoh bilamana control itu ditunjukan terhadap pemeriksaan keuangan, maka
harus diketahui terlebih dahulu berapa anggaran belanja yang disediakan.
Dan bilamana control itu ditunjukan terhadap kebijaksanaan, maka manager harus
mengerti terlebih dahulu, hakekat dari pada policy itu dan bidang-bidang pelaksanaanya.
7. Prinsip penyesuaian dengan organisasi ( principle of organizational suitability)
Control harus dilakukansesuai dengan struktur organisasi manager dan bawahnnya
merupakan sarana untuk melaksanakan planning dengan demikian control yang efektif
harus disesuaikan dengan luas authority manager. Sehingga mencerminkan struktur
organisasi.
8. Prinsip kedirian pengawasan
( principle of individuality of control)
Control harus sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan akan informasi dari pada setiap
manager. Ruang lingkup infromasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain.
Tergantung kepada tingkat dan tugas dari pada manager.
9. Prinsip standard
( principle of standard)
Control yang efektif Dan effisien memerlukan standard yang tepat. Prinsip standard ini
menghendaki bahwa setiap planning itu mempunyai ukuran efektivitas yaitu mengukur
bahwa suatu program dari pada suatu planning itu telah dilakukan. Hal ini dibutuhkan
mengingat control terhadap pekerjaan itu di lakukan melalui orang-orang.
Perlu diingat sekalipun manager yang paling qualified tidak dapat melepaskan diri dari
pada pengaruh-pengaruh yang bersifat pribadi.
Kadang – kadang pekerjaan itu di kamuflase dengan laporan-laporan yang tidak benar
dengan mempergunakan teknik iilatisme.
Oleh karena itulah perlu adannya standard untuk menghindarkan hal-hal yang tidak
beres dalam hasil pekerjaan.
10. Prinsip pengawasan terhadap point startegis
( principle of strategic point control)
Pengawasan yang efektif dan effisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan
terhadap factor-faktor yang strategis dalam pelaksanaan.
Prinsip-prinsip ini harus mencerminkan kenyataan bahwa manager itu tidak perlu
meneliti sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya dalam pelaksanaan perencanaan.Yang
penting baginya ialah bahwa planning itusedang dilaksanakan dan dapat selesai.
Oleh karena itu manager harus memusatkanperhatiannya terhadap factor-faktor yang
mungkin atau sedang menimbulkan penyimpangan-penyimpangan dari planning.
Tidak ada garis pedoman yang dapat dipakai oleh manager untuk menentukan apakah
pelakasanan planning itu akan atau sedang menyimpang.Hal ini seluruhnya tergantung
kepada seni dari pada maanger atau managerial art.
11. Prinsip kekecualian ( the exception principle)
Effisiensidalam control membutuhkan adannya perhatian yang ditujukan terhadap factor
kekecualian. Prinsip ini menunjukkan adannya kekecualian daripada kebiasaan dalam
pelaksaan, sehingga manager harusbetul-betul memperhatikannya. Oleh karena hal ini
dapat menimbulkan penyimpangan dari pada planning.Kekecualian ini dapat terjadi di
dalam keadaan tertentu di mana situasi berubah atau tidak sama.
12. Prinsip daya suai pengawasan ( principle of flexibility of control)
Control harus flexible untuk menghindarkan kegagalan planning.
13. Prinsip peninjauan kembali ( principle of review)
System control harus ditinjau secara berkali-kali, agar supaya system yang digunakan
berguna untukmencapai tujuan.
14. Prinsip tindakan ( principle of action)
Control adalahmengenai apabila ada ukuran-ukuran untukmengoreksi penyimpangan-
penyimpangan dari planning, organizing,staffing, dan directing.
Sebagai contoh apabila dalam pelakasanaan planning itu terdapat petugas petugas
yang kurang atau tidak cakap melaksanakan pekerjaan. Maka manajer harus
menggantinya dengan petugas lain yang cukup cakap atau melatihnya sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Proses Pengawasan : G.R. Terry dalam buku principles of manajement mengemukakan
tentang proses pengawasansebagaiberikut
1. Determining the standart or basis for control – tentukan standart atau dasar bagi
pengawasan.
2. Measuring the performance –ukurlah pelaksaan
3. Comparing performance with the standard and ascerting the diference, if any,
bandingkan pelakasaan dengan standard dan temukan perbedaan jika ada
4. Correcting the deviation by means of remedial action- perbaiki penyimpangan dengan
cara-cara tindakan yang tepat
Atau
1. Determining what should be done or is expected – tentukan apa yang harus
dikerjakan atau diharapkan
2. Finding out what is being done – periksalah apa yang sedang dikerjakan.
3. Comparing result with expectancies, - bandingkan hasil dengan yang diharapkan, pada
:
4. Approving the result or disapproving the result, in which later case applying the
necessary corrective measures should be added- menyetujui hasil atau tidak
menyetujuinya. Apabila tidak menyetujuinya lakukanlah langkah langkah perbaikan yang
diperlukan.
3.7 Alat-alat untuk pengawasan pekerjaan secara menyeluruh
Terry dalam buku principles of management meyebutkan, alat pengawasan terhadap
pekerjaan secara menyeluruh ialah sebagai berikut :
1. Written Report (Laporan Tertulis)
2. Profit and Loss Statement (Daftar Neraca rugi laba)
3. Key ratios of total activities (rasio pokok dari seluruh kegiatan)
4. Return on invesment (hasil yang dicapai dari pada investasi)
5. Audit of several types (pemeriksaan dengan beberapa type) :
a. Internal audit (pemeriksaan intern)
b. Audits by four publics (pemeriksaan oleh empat macam public)
c. Audit by A.I.M. (Pemeriksaan dengan A.I.M)
3.8 STANDARD
A. Pengertian standard
Standard merupakan juga alat control. Oleh karena itu penetapan standard dalam
planning harus betul-betul diperhatikan. Mengingat bagaimana akan membandingkan
hasil dengan yang diharapkan apabila tidak ada standard yang telah ditetapkan.
B. Macam-macam standard
Menurut Terry ada enam macam standard meliputi semua tools of management, yaitu :
1. Men Manusia
2. Money Uang
3. Materials Bahan
4. Methods Metode
5. Machines Mesin
6. Market Pasar
Hal ini sebenarnya masih perlu ditambah dengan
7. Minutes (time) Waktu
3.9 Tujuan standard
1. Salah satu tujuan penting standard ialah untuk menggambarkan produk-produk,
proses-proses dan aktivitas-aktivitas. Uraian demikian sangat penting dalam
pengawasan.
2. Tujuan lain dari pada standard adalah identifikasi
3. Tujuan ketiga adalah membantu dalam pengukuran
4. Dll
Contoh Kasus kurangnya Pengawasan
Pada suatu hari yang cerah pada bulan Juni 1999, krisis terburuk dalam sejarah Coca-
Cola selama 113 tahun dimulai ketika ratusan pelanggan di eropa jatuh sakit setelah
meminum produk Coke yang “berbau busuk.” Kegagalan para pengemas minuman ke
dalam botol di Antewerp, Belgia,dan Dunkirk Prancis, dalam mengikuti prosedur
pengendalian kualitas telah membuat perusahaan tersebut kesulitan dan harus
berusaha untuk bangkit sampai sekarang. Empat belas juta produk Coke ditarik kembali
dari lima Negara Eropa, dan mimpi buruk departemen hubungan masyarakat
berlangsung selama berbulan-bulan, kurangnya pengendalian
yang efektif bisa benar benar merusak kesehatan organisasi dan mengancam masa
depannya.
Sumber :
Buku : Manajemen manajemen
Penerbit : Salemba Empat
Penulis : Richart I. Daft
Edisi : Ke 6 buku 2
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kita bahas, dapat kita tarik berbagai kesimpulan sebagai
berikut. Pengawasan merupakan salah satu hal yang wajib diperlukan agar pelaksanaan
suatu perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
rencana dari perusahaan atau organisasi tersebut.
4.2 Saran
Kemudian saran penulis atas pembahsan yang telah kita pelajari adalah, kepada para
rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali, dan juga mengkaji lebih dalam
bagaimana sistem pengawasan yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Sukarna, Drs., “Dasar- Dasar Manajemen”, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, 2011.
Yahya Yohannes, “Pengantar Manajemen”,Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
Daft, I, Richart, “Manajemen-Manajemen”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Joseph, L. Lassie,”Dasar-Dasar Manajemen”,Penerbit Erlangga,Jakarta,1990

Anda mungkin juga menyukai