Anda di halaman 1dari 14

MALPRAKTEK DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

MAKALAH
Oleh
Ratih Irma Fajarwati Syahrul
NIM: 211014201068

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWTyang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat
beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan
seperti sekarang ini.

Makalah ini penulis buat unruk melengkapi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan mengenai”Malpraktek Dalam Pelayanan Keperawatan”. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pebaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan supaya kita selalu berada dibawah lindungan Allah SWT.

Lubuk Alung, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

A. Defenisi ...................................................................................................................... 3
B. Karakteristik Malpraktek ............................................................................................ 4
C. Malpraktek dalam Keperawatan ................................................................................. 4
D. DasarHukum Perundang – Undangan Praktek Keperawatan ..................................... 5
E. Bentuk Malpraktek dalam Keperawatan ..................................................................... 6
F. Dampak Malpraktek.................................................................................................... 6
G. Tinjauan Kasus dan Analisa Kasus Malpraktek dalam Pelayanan Keperawatan ....... 7
H. Dampak Malpraktek.................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan
kegiatan praktek menggunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat
menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan suatu
perubahan yang sangat mendasar dankonsepsional, yang mencakup seluruhaspek
keperawatan baik aspek pelayanan atau aspek – aspek pendidikan, pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kehidupak profesional dalam
keperawatan.
Perkembangan keperawatan menuju keperawatan profesional sebagai profesi
dipengaruhi oleh berbagai perubahan, perubahan ini sebagai akibat globalisasi yang
juga menyentuh perkembangan keperawata profesional antara lain adanya tekanan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang pada hakekatnya harus
diimplementasikan pada perkembangan keperawatan profesional di Indonesia.
Dalam profesi keperawatan tentunya perpedoman pada etika profesi keperawatan
yang dituang dalam kode etik keperawatan. Sebagai suatu profesi, PPNI memiliki
kode etik keperawatanyang ditinjau setiap 5tahun dalam MUNAS PPNI. Berdasarkan
keputusan MUNAS VIPPNI No.09/MUNAS VI/PPNI/2000 tentang kode
etikkeperawatan Indonesia.
Dalam mejalankan tugas keprofesiannya, perawat bisa saja melakukan kesalahan
yang dapat merugikan klien sebagai penerima asuhan keperawatan, bahkan bisa
mengakibatkan kecacatan dan lebih parah lagi mengakibatkan kematian, terutama bila
pemberi asuhankeperawatan tidak sesua dengan standarpraktek keperawatan.
Kejadian ini dikenal dengan malpraktek. Didalam setiap profesi termasuk profesi
tenaga kesehatan berlaku norma etika dan norma hukum.

1
Oleh sebab itu apabila timbul dugaan adanya kesalahan praktek sudah seharusnya
diukur atau dilihat dari sudut pandang kedua normal tersebut. Hal ini perlu dipahami
karena dalam profesi keperawatan berlaku norma etika dan norma hukum. Sehingga
apabila ada kesalahan praktek perlu dilihat domain apa yang dilanggar. Karena antara
etika dan hukum ada perbedaan – perbedaan yang mendasar menyangkut substansi,
otoritas, tujuan, dan sangsi. Maka ukuran normatif yang dipakai untuk menentukan
adanya ethical malpactice atau merupakan yuridical malpratice dengan sendirinya
juga berbeda. Yang jelas tidak semua ethical malpractice merupakan yuridical
malpractice, akan tetapi setiap yuridical malpractice pasti merupakan ethical
malpractice. Untuk menghindari terjadinya malpraktek ini, perlu diadakan kajian –
kajian etika dan hukum menyangkut malpraktek khususnya dalam bidang
keperawatan sehingga sebagai perawat dalam menjalankan praktek keperawatan
senantiasa memperhatikan kedua aspek ini.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami
malpraktek dalam pelayanan keperawatan
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui defenisi malpraktek, karakteristik malpraktek, teoro
– teori malpraktek, dasar hukum perundang – undangan dan dampak malpraktek.

C. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai malpraktek dalam pelayanan
keperawatan
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui malpraktek dalam pelayan
keperawatan
3. Mengetahui bagaimana malpraktek dalam pelayanan keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Malpraktek
Secara harfiah malpraktek terdiri dari kata “mal” yang artinya salah dan “praktik”
yang berarti pelaksanaan atau tindakan. Sehingga malpraktek bisa diartikan
pelaksanaan atau tindakan yang salah. Meskipun arti harfiahnya demikian, tetapi istilah
tersebut sering digunakan untuk menyatakn adanya tindakan yang salah dalam
pelaksanaan suatu profesi.
Sedangkan defenisi malpraktek profesi kesehatan adalah kelalaian dari seorang
dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan
dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadappasien atau
orng yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. Malpraktek juga dapat
diartikan sebagai tidak terpenuhinya perwujudan hak – hak masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang baik, yang biasa terjadi dan dilakukan oleh oknum yang
tidak mau mematuhi aturan yang ada karena tidak memperlakukan prinsip – prinsip
transparansi, atau keterbukaan dalam arti harus menjelaskan secara jelas tentang
pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen, baik pelayanan kesehatan maupun
pelayanan jasa lainnya.
Ellis dan Hartley (1998) mengungkapkan bahwa malpraktek merupakan batasan
yang spesifik dari kelalaian ( negligence ) yang ditujukan pada seseorang yang telah
terlatih atau berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang tugas /
pekerjaannya.
Ada dua istilah yang sering dibicarakan secara bersamaan dalam kaitannya
dengan malpraktik yaitu, kelalaian dan malpraktik itu sendiri. Kelalaian adalah
melakukan sesuatu dibawah standar yang telah ditetapkan oleh aturan / hukum guna
melindungi orang lain yang bertentangan dengan tindakan – tindakan yang tidak
beralasan dan beresiko melakukan kesalahan (keeton,1984 dalam Leahy dan
Kizilay,1998).
Malpraktik sangat spesifik dan terkait dengan status profesional dan pemberi
pelayanan dan standarpelayanan profesional. Malpraktik adalah kegagalan seorang
profesional( misalnya dokter dan perawat) untuk malakukan praktek sesuai dengan
standar profesi yang berlaku bagi seseorang yang memiliki keterampilan dan
pendidikan (Vestal,K.W,1995)
3
Malpraktik lebih luas dari negligence karena selain mencakup arti kelalaian,
malpraktik mencakup tindakan – tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan
melanggarundang – undang. Dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksut
malpraktek adalah
a. Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang
tenaga kesehatan;
b. Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajiban ;
c. Melanggar suatu ketentuan berdasarkan kode etik dan perundang – undangan.

B. Karakteristik Malpraktek
a. Malpraktek Murni
1. Melakukan tindakan yang melanggar undang – undang
2. Sudah mengetahui tindakan itu salah tapi tetap dilakukan
b. Malpraktek disengaja
1. Didalamnya tidak selalu ada unsur kelalaian
2. Tindakan sengaja melanggal undang – undang
3. Tindakan dilakukan secara sadar
c. Malpraktek tidak disengaja
Karenakelalaian,contohnya menelantarkan pemerikasaan atau pengobatan pasien
karena lupa atau sembrono.

C. Malpraktek dalam keperawatan


Vestal, K, W (1995) mengatakan bahwa untuk mengatakan secara pasti malpraktek,
apabila penggugat dapat menunjukkan hal – hal dibawah ini :
1. Duty
Pada saat terjadinya cidera, terkait dengan kewajiban mempergunakan segala ilmu
dan kepandaian untuk menyembuhkan atau setidaknya meringankan beban
penderitaan pasiennya berdasarkan standar profesi. Hubungan perawat – klien
menunjukkan bahwa melakukan kewajiban berdasarkan standar keperawatan.
2. Breach of the duty
Pelanggaran terjadinya sehubungan dengan kewajiban, artinya menyimpang dari
apa yang seharusnya dilakukan menurut standar profesinya. Contoh pelanggaran
yang terjadi terhadap pasien antara lain, kegegalan dalam memenuhi standar
keperawatan yang ditetapkan sebagai kebijakan rumah sakit.
4
3. Injury
Seseorang mengalami cidera atau kerusakan yang dapat dituntut secara hukum
misalnya pasien mengalami cidera sebagai akibat pelanggaran. Keluhannyeri
adanya penderitaan atau stress emosi dapat dipertimbangkan sebagai akibat cidera
jika berkaitan dengan cidera fisik.
4. Proximate caused
Pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan atau terkait dengan cidera yang
dialami pasien. Misalnya cidera yang terjadi secara langsung berhubungan dengan
pelanggaran terhadap kewajiban perawat terhadap pasien.

D. Dasar hukum perundang – undangan praktek keperawatan


Beberapa perundang – undangan yang melindungi bagi pelaku dan penerima
praktek keperawatan yang ada di Indonesia, adalah sebagai berikut
1. Undang – undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, bagian kesembilan pasal
32 (penyembuhan penyakit dan pemulihan )
2. Undang – undang No.8 tahun 1999 tentang pelindungan konsumen
3. PERMENKES No.660/MenKes/SK/IX/1987 yang dilengkapi surat edaran
Direktur Jendral Pelayanan Medik No.105/Yan.Med/RS.Undik/Raw/I/88 tentang
penerapan standar praktek keperawatan bagi perawat di Rumah Sakit
4. Kepmenkes No.647/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat

Perlindungan hukum baik bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan


memiliki akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakannya. Dalam menjalankan
tugas sehari – hari tidak menutup kemungkinan perawat berbuat kesalahan baik
disengaja ataupun tidak disengaja.
Oleh karena itu dalam menjalankan prakteknya secara hukum perawat harus
memperhatikan aspek moral atau kode etik keperawatan dan juga aspek hukum yang
berlaku di Indonesia. Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua
komponen utama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Hal ini berarti tindakan
yang dilakukan perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang –
undang dapat dibenarkan atau absah ( Priharjo,1995)

5
E. Beberapa Bentuk Malpraktek dalam Keperawatan
Pelayanan kesehatan saat ini menunjukkan kemajuan yang cepat, baik dari segi
pengetahuan maupun teknologi, termasuk bagaimana penatalaksanaan medis dan
tindakan keperawatan yang bervariasi. Sejalan dengan kemajuan tersebut kejadian
malpraktek dan juga adanya kelalaian juga terus meningkat sebagai akibat
kompleksitas dari bentuk peayanan kesehatan khususnya keperawatan yang diberikan
dengan standar keperawatan ( Craven & Hirnle,2000).
Beberapa situasi yang berpotensi menmbulkan tindakan malpraktek dalam
keperawatan diantanya :
1. Kesalahan pemberian obat. Bentuk malpraktek yang sering terjadi. Hal ini
dikarenakan begitu banyaknya jumlah obat yang beredar, metode pemberian
yang bervariasi. Kelalaian yang sering terjadi diantaranya kegagalan membaca
label obat, kesalahan menghitung dosis, obat diberikan kepada pasien yang
tidak tepat, kesalahan mempersiapkan konsentrasi, atau kesalahan rute
pemberian. Beberapa kesalahan tersebut bia berakibat fatal bahkan kematian.
2. Mengabaikan keluhan pasien, termasuk perawat melalaikan dalam melakukan
observasi dan memberi tindakan secara tepat. Padahal keluhan pasien dapat
menjadi data untuk dipergunakan daam menentukan masalah pasien dengan
tepat.(Kozier,1991).
3. Kesalahan mengidentifikasi masalah klien, kemungknan terjadi pada situas
Rumah Sakit yang cukup sibuk, sehingga kondisi pasien tidak dapat secara
rinci diperhatikan (Kozier,1991)
4. Malpraktek diruang operasi, sering ditemukan kasus adanya benda atau alat
kesehatan yang tertinggal ditubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga
kelalaian perawat, dimana peran perawat dikamar operasi harusnya mampu
mengobservasi jalannya operasi, kerjasama yang baik dan terkontrol dapat
menghindarkan kelalaian ini.

F. Dampak Malpraktek
Malpaktek yang dilakukan oleh perawat akan berdampak yang luas, tidak saja
kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit, Individu perawat
pelaku malpraktek dan terhadap profesi. Selain gugtan pidana, juga dapat beberapa
gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (sampurna, 2005).

6
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa malpraktek merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat pelanggaran
autonomy, justice, normalefence, dan lainnya.(Konzier,1991) dan penyelesaian
dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum pelanggaran ini dapat
ditujukan bagi pelaku baik secar individu dan profesi dan juga institusi penyelenggara
pelayanan praktek keperawatan.

G. Tinjauan Kasus
Kasus :
An. R berusia 12 tahunmenderita kelumpuhan sejak 2tahun yang lalu. Kejadian ini
bermula sat An. R menjadi korban dugaan malpraktek yang dilakukan oleh perawat.
An. R dibawa oleh orang tuanya berobat ke klinik dr. D yang baru 1 tahun buka
dengan mengontrak salah satu rumah warga di kampung krompol, desa Paya Bagas,
Kec. Tebing Tinggi, Kab. Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Padasaat itu An.
R berusia 10 tahunmengalami benjolan kelenjar sebesar telur puyuh dibagian
punggungnya. Benjolan itu sudah ada sejak masih bayi. Berdasarkan hasil
pemeriksaan, dr. D menyarankan agar benjolan itu sebaiknya di operasi, orang tua
pasien pun menyetujui dilakukannya tindakan operasi tersebut. Dan operasi dilakukan
pada tanggal 12 November 2021.
Dr. R mengatakan kepada keluarga bahwa yang melakukan tindakan operasi bukan
dirinya, karena dia hanya dokter umum, tetapi rekan sejawatnya dokter bedah di
RSUDKumpulan Pane Tebing Tinggi yang ternyata adalah seorang perawat. Perawat
berinisial Ag melakukan operasi bersama temannya bernama Ai. Pada saat operasi
berlangsung sekitar 30 menit, benjolan yang ada dipunggung An. R akhirnya diangkat
dan dibuang,tetapi lika bedah pada tempat benjolan yang telah dibuang iu mengalami
pendarahansehingga penyembuhan luka cukup lama sampai memakan waktu 6 bulan.
Beberapa bulan setelah operasi, tubuh An. R menjadi lemasdan kaku bahkan kedua
kakinya lumpuh tidak bisa digerakkan. An. R hanya dapat berbaring dan duduk
dirumahnya sambilmenjalani proses pengobatan. Setelah 6 bulan melakukan operasi
kepada An. R,klinik dr. D ditutup dan tidak beroperasi lagi. Perawat Ag sempat
membantu biaya pengobatan sebanyak 2 kali, tetapi setelah itu tidak pernah kelhatan
lagi. Sejak saat itu An. R tidak bisa lagi bermain dengan anak – anak seusianya.
Sampai sekarang kedua kaki An. R lumpuh, timbul tulang ditelapakkaki kiri, telapak
kaki kanan berlubang, kencing bernanah dan susah BAB pihak keluarga melaporkan
7
dr. G keMapolres Tebing Tinggi, karena dugaan telah melakukan malpraktek pada
anaknya. Proses hukum atas kasus ini masih diproses dan masih dalam tahap
pemanggilan saksi.
Analisis Kasus :
a. Berdasarkan konsep malpraktek
Kasus diatas merupakan salah satu bentuk malpraktek keperawatan karena telah
memenuhi keempat kriteria (duty,breach of the duty, injury, causation), yaitu:
• Perawat Ag berkewajiban melakukan tugasnya sebagai seorang perawat
sesuai dengan kewenangannya. Perawat tersebut melakukan hal diluar
kewenangan profesinya dan melakukan kewenangan profesi lain (dokter).
• Perawat Ag gagal melakukan tanggung jawabnya sesuai standar profesi
perawat, dimana kewajiban perawat melaksanakan asuhan keperawatan
yang holistic.
• Perawat Ag membuat pasien cidera fisik dan mengalami pendarahan.
• Tindakan operasi mandiri perawat Ag mendatangkan akibat yang buruk
bagi pasien yaitu pasien harus menjalani pengobatan dalam jangka waktu
yang lama serta mengalami kelumpuhan.
b. Berdasarkan kajian hukum
• UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, BAB III hak dan kewajiban
dalam pasal 4 bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Dalam hal ini
klien berhak mendapatkan pengobatan guna mendapatkan kesehatan dan
setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman,bermutu, serta terjangkau. Karena klien mengalami luka yang
mengakibatkan terjadinya kelumpuhan. Hal ini membuat pengobatan klien
semakin lama dan biaya yang dikeluarkan semakin besar.
• UU RI No. 28 tahun 2014 tentang keperawatan
1. Pasal 32 ayat 2 menjelaskan bahwa pelimpahan wewenang
tindakan medis kepada perawat dapat dilakukan secara delegatif
dan mandat. Selanjutnya pada penjelasan ayat 4 dapat diketahui
bahwa tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara delegatif
adalah menyuntik, memasang infus, dan memberikan imunisasi
sedangkan secara mandat yaitu pemeberian terapi parental dan
penjahitan luka. Berdasarkan kasus diatas, perawat Ag telah

8
melakukan tindakan pembedahan, tindakan tersebut diluar
kewenangan yang diperboehkan UU Keperawatan.
2. Pasal 36 menjelaskan bahwa perawat melaksanakana praktik
keperawatan berhak menolak keinginan klien atau pihak lain yang
bertentangan dengan kode etik, standar pelayanan, profesi, SPO,
atau ketentuan peraturan perundang – undangan. Sesuai dengan
kode etik keperawatan (PPNI,2005) perawat juga berhak menolak
tndakan operasi secara mandiri yang bertentangan dengan kode etik
keperawatan antara perawat dan teman sejawat. Perawatharus
bertindak melindungi pasien dari tenaga keehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan yang tidak kompeten, tidak etis
dan ilegal.
3. Pasal 37 poin (f) menjelaskan bahwa perawat dalam melaksanakan
praktik keperawatan berkewajiban melaksanakan tindakan
pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai
dengan kompetensi perawat. Pelayanan keperawatan berdasarkan
standar kompetensi perawat Indonesia merupakan rangkaian
tindakan yang dilandasi aspek etik legal dan peka budaya untuk
memenuhi kebutuhan klien.kegiatan tersebut meliputi kegiatan
prosedural, pengambilan keputusan klinik yang memerlukan
analisis kritis serta kegiatan advokasi dengan menunjukkan
perilaku caring. Berdasarkan kasus diatas perawat tidak melakukan
pelayanan keperawatan sesuai ranah kompetensi praktik
profesional, etis, legal, dan peka budaya (PPNI,2005).

H. Dampak Malpraktek

Malpraktek yang dilakukan perawat Ag akan memberikan dampak yang luas,


tidak saja kepada pasien dan keluarganya , juga kepada institus pemberi pelayanan
keperawatan, individu perawat pelaku malpraktek,dan terhadap profesi. Secara
hukum, perawat Ag dapat dikenakan gugatan hukum pidana dan perdata. Sedangkan
secara profesi, perawat ag dapat dikenakan sanksi disiplin profesi perawat yang akan
dilakukan oleh Konsil Keperawatan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang disengaja (intentional) seperti
misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence) ataupun sesuatu kekurang
mahiran / ketidak kompetenan yang tidak beralasan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, jelas bahwa masalah malpraktek bersifat
kompleks karena berbagai faktor yang terkait didalamnya. Perawat profesional
dituntuk untuk selalu meningkatkan kemampuannya untuk mengikuti perkembangan
yang terjadi, baik perkembangan IPTEK khususnya IPTEK keperawatan serta
tuntunan dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

B. Saran
1. Standar profesi keperawatan dan standarkompetensi merupakan hal penting untuk
menghindari terjadinya malpraktek, maka perlunya pemberlakuan standar praktek
keperawatan secara Nasional dan terlegalisasi dengan jelas.
2. Perawat sebagai profesi baik perorangan dan kelompok hendaknya memahami
dan mentaati aturan perundang – undangan yang telah diberlakukan di Indonesia,
agar perawat dapat terhindar dari bentuk pelanggaran baik etik dan hukum.
3. Pemahaman dan bekerja dengan kehati – hatian, kecermatan menghindarkan
bekerja dengan ceroboh, adalah caraterbaik dalam meakukan praktek keperawatan
sehingga dapat terhindar dari kelalaian / malpraktek.
4. Rumah sakit sebagai institusi pengelolaan layanan praktek keperawatan dan
asuhan keperawatan harus memperjelas kedudukannya dan hubungan dengan
pelaku / pemberi pelayanan keperawatan, sehingga dapat diperjelas untuk
tanggung jawab dari masing – masing pihak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ake, Julianus.2002.Malpraktek Dalam Keperawatan.Jakarta:EGC

Amir & Hanafiah, (1999).Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga:Jakarta:EGC.

Craven & Hirnle,(2000).Fundamentals of Nursing.Philadelphia.Lippincott.

Kepmenkes RI Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001,Tentang Registrasi Praktik Perawat

Priharjo,R(1995).Pengantar Etika Keperawatan,Yogyakarta:Kanisius

Redjeki,S(2005).Etika Keperawatan Ditinjau Dari Segi Hukum.Materi Seminar tidak


diterbitkan

Supriadi,(2001).Hukum Kedokteran:Bandung:CVMandar Maju

Sampurno,B(2005).Malpraktek Dalam Pelayanan Kedokteran.Materi seminar Tidak


Diterbitkan

Soenarto Soerodibroto,(2001).KUHP & KUHAP Dilengkapi Yurisprodensi Mahkama Agung


dan Hoge Road:Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.

Undang – Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999. Jakarta : Sinar Grafika

11

Anda mungkin juga menyukai