Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FIKIH IBADAH

Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, Haji dan Umrah


Dosen Pengampu : Drs. Helmi Rustandi, M.Ag

Disusun Oleh :

1) Imam Samudra (11210541000124)


2) Indana Zulfa Mahar (11210541000125)
3) Muhammad Ifan (11210541000126)
4) Hilma Kaisa (11210541000127)
5) Firmansyah Romadonna (11210541000128)

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

1
2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pengertian Fikih”. Makalah ini telah kami susun
dengan semaksimal mungkin untuk dipresentasikan kepada temanteman sekalian dan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fikih yang diajarkan oleh Drs. Helmi Rustandi,
M.Ag.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan sangat terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang
“Pengertian Fikih” ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Tanggerang Selatan, 01 November 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
BAB 1.................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Rumusan masa;ah.........................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................3
A. Thaharah .....................................................................................2
1. najis........................................................................................2
2. hadas .....................................................................................3
B. shalat ...........................................................................................3
1. shalat......................................................................................3
2. shalat jenazah ........................................................................3
C. Puasa............................................................................................4
1. Pengertian Zakat....................................................................4
2. Macam-macam Zakat............................................................4
D. Puasa.............................................................................................5
1. Pengertian Puasa.....................................................................5
2. Rukun puasa ...........................................................................6
3. Sunnah puasa...........................................................................6
E. Hajji dan Umroh ..........................................................................6
1. Haji.........................................................................................7
2. Umroh ....................................................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................... 8
A. Kesimpulan...................................................................................9
Daftar Pustaka ..............................................................................10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fikih merupakan salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara
khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan
manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Allah, Tuhannya. Fikih membahas tentang cara beribadah dan muamalah, sesuai yang
tersurat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Seseorang yang sudah menguasai ilmu fikih
disebut Fakih
Tujuan pembelajaran fikih adalah untuk membekali peserta didik agar dapat
mengetahui dan memahami pokok-pokok islam secara jelas dan menyeluruh, baik
berupa dalil naqli maupun dalil aqli melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam
dengan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bersuci dari Najis
2. Bagaimana bersuci dari hadas
3. Bagaimana cara melaksanakan shalat wajib
4. Bagaimana cara melaksanakan sholat Mayyit
5. Sebutkan macam-macam zakat harta
6. Apa arti zakat fitrah
7. Apa pengertian rukun dan sunnah puasa
8. Apa hukum puasa
9. Bagaimana melaksanakan Ibadah Hajji
10. Bagaimana melaksanakan Ibadah Umrah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bersuci dari najis
2. Untuk mengetahui bersuci dari hadas
3. Untuk mengetahui cara melaksanakan sholat wajib
4. Untuk mengetahui cara melaksanakan sholat mayyit
5. Untuk mengetahui macam-macam zakat
6. Untuk mengetahui arti dari zakat fitrah
7. Untuk mengetahui pengertian rukun dan sunnah puasa
8. Untuk mengetahui Hukum puasa
9. Untuk mengetahui cara melaksanakan Ibadah hajji
10. Untuk mengetahui cara melaksanakan Ibadah Umrah

v
BAB II
PEMBAHASAN

1. Thaharah Bersuci dari Najis


Najis artinya kotor, yakni benda yang ditetapkan oleh hukum agama sebagai sesuatu
yang kotor, yang tidak suci, meskipun di dalam anggapan sehari-hari dianggap kotor
tetapi di dalam hukum agama tidak ditetapkan sebagai sesuatu yang najis,
umpamanya lumpur.adapun beberapa bagian dari najis dan cara bersucinya.
1) Najis Mukhaffafah dapat dibersihkan dengan tiga cara, antara lain sebagai berikut:

a) Dengan memercikkan air sekali percikan ke area yang terkena najis lalu
mengambil wudhu
b) Mandi lalu mengambil wudhu
c) Mencuci badan yang terkena kencing dengan sabun sehingga tidak bau lalu
mengambil wudhu.

2) Najis Mutawwasithah

a) harus membasuh diri dengan menggunakan air yang mengalir sampai najis
benar-benar hilang. Anda harus membersihkannya sampai tuntas tanpa ada bekas
yang melekat.
b) Caranya gunakan air mengalir, gosok-gosok bagian tubuh yang terkena najis,
bisa dibantu dengan menggunakan tanah atau debu.
c) Setelah itu, basuh tubuh dengan air mengalir. Cuci tubuh dengan sabun sampai
bersih.

3) Najis Mughallazah juga najis yang termasuk najis yang berat. Najis ini antara lain
menyentuh atau disentuh babi, terkena air liur anjing baik secara sengaja ataupun
tidak disengaja. Untuk membersihkan diri dari najis ini, diperlukan bilasan air
sebanyak tujuh kali dari air mengalir. Hilangkan juga dengan mencuci tubuh pakai
sabun.
2. Hadats adalah sesuatu yang baru datang, hadats berarti keadaan tidak suci (bukan benda)
yang timbul karena datangnya sesuatu yang ditetapkan oleh hukum agama sebagai yang
membatalkan keadaan suci maka bersuci dari hadats dapat dilakukan dengan cara lain,
yaitu:
a) Berwudhu, untuk bersuci dari hadats kecil. Hal-hal yang fardlu dilakukan dalam
wudhu ialah: - Membasuh muka, hendaknya diawali dengan membasahi dahi
dan meratakan kepermukaannya sampai keujung dagu, Membasuh kedua belah
tangan, mulai dari jari-jari sampai siku-siku, Mengusap kepala menyempurnakan

vi
usapan dari depan kebelakang, lalu mengembalikan dari belakang ke depan,
Membasuh kaki kanan dan kiri dari ujung jari sampai mata kaki.
b) Mandi, untuk bersuci dari hadats besar. Mandi artinya meratakan air keseluruh
tubuh. Sebab-sebab diwajibkan mandi itu ada lima, di antaranya karena keluar
mani, bersetubu haid dan nifas, mati serta orang kafir bila masuk Islam.
c) Tayammum, secara bahasa artinya adalah menyengaja, sedangkan menurut
syara’ ialah menyengaja tanah untuk menghapus muka dan kedua tangan dengan
maksud dapat melakukan shalat dan lain-lain.
3. Cara melaksanakan shalat Wajib
Shalat menurut bahasa Arab adalah do’a kemudian menurut istilah syara’’ adalah ibadah
yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, menurut syara’ dan rukun tertentu.
Menurut golongan Syafi’iyah Tata cara pelaksanaan shalat ada tiga belas yaitu:
a. Niat
b. Takbiratul Ihram
c. Berdiri pada shalat fardhu bagi yang sanggup,
d. Membaca Surahul Fatihah bagi setiap orang yang shalat
e. Ruku’
f. Sujud dua kali setiap rakaat
g. Duduk antara dua sujud
h. Membaca tasyahud akhir
i. Duduk pada tasyahud akhir
j. Sholawat kepada Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬setelah tasyahud akhir
k. Duduk di waktu membaca shalawat
l. Mengucapkan salam.

4. Cara melaksanakan Shalat Mayyit


Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim
jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini
adalah fardhu kifayah.
Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan iqmat.
Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka:
a. Berdiri menghadap kiblat. Jika jumlah yang melakukan shalat itu banyak,
jadikan 3 saf dan dapat lebih.
b. Berniat Lafal niatnya: Untuk jenazah laki-laki : " Ushalli 'alaa haadzal mayyiti
arba 'a takbiiraatin fardhu kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta'aalaa, Allahu
akbar " Untuk jenazah perempuan : " Ushalli 'alaa haadzihil mayyitati arba 'a
takbiiraatiin fardhu kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta 'aalaa, Allaahu
akbar.
c. Takbiratul Ihram (takbir yang pertama) kemudian membaca surat Al Fatihah.
d. Takbir kedua kemudian membaca shalawat atas Rasulullah SAW
minimal :"Allahumma Shalli 'alaa Muhammadin"artinya : "Yaa Allah berilah
salawat atas nabi Muhammad".

vii
5. Macam-macam Zakat
Secara etimologis, kata zakat berasal dari kata zakaa, yang berarti suci, baik, berkah,
terpuji, bersih, tumbuh, berkembang, penuh keberkahan. Secara terminologis, zakat
adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang
yang berhak. Zakat ialah kewajiban seorang muslim untuk mengeluarkan nilai bersih
dari kekayaannya yang tidak melebihi satu nisab, diberikan kepada mustahik dengan
beberapa syarat yang telah ditentukan.

a. Zakat Mal
Zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara
hukum (syara).
a. Haji tamattu', yaitu mendahulukan mengerjakan umrah daripada haji pada
waktu musim haji. Caranya, mula-mula ihram untuk umrah dari miqat yang telah
ditentukan dan disesuaikan semua ibadah yang berkenaan dengan umrah.
Kemudian melaksanakan ihram lagi untuk haji dari Mekah. Lafal niat umrah,
yaitu ‫ َوييََلو َِتَ`َِالل ةع َويّتَ ُع‬Artinya: "aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk
berumroh." Lafal niat haji yaitu: ‫ع‬ َُ ‫ َوييََلو َِتَ`َِالل وجوة‬Artinya: "aku sambut panggilan-
Mu ya Allah untuk berhaji." b. Haji ifrad, yaitu mengerjakan haji terlebih
dahulu, kemudian mengerjakan umrah. Caranya, pertama mengerjakan ihram
untuk haji dari miqot nya. Setelah semua ibadah yang berkenaan dengan haji
barulah mengerjakan ihram untuk umrah dari Mekkah semua pekerjaan selesai.
Cara ini dianggap yang lebih baik dari yang lain. Cara ini tidak dikenakan dam.
c. Haji qiran, yaitu mengerjakan umrah dan haji persamaan. Cara
mengerjakannya bersama-sama dengan ibadah haji karena dengan sendirinya
ibadah umrah telah masuk dalam ibadah
b. Zakat Fitrah atau Jiwa
Yaitu setiap jiwa atau orang yang beragama Islam harus memberikan harta yang
berupa makanan pokok kepada orang yang berhak menerimanya, dan
dikeluarkan pada bulan Ramadhan sampai dengan sebelum shalat Idul Fitri pada
bulan Syawal.

viii
6. Puasa
Puasa artinya menahan dan mencegah diri dari hal-hal yang mubah, yaitu berupa makan
dan berhubungan dengan suami isteri, dalam rangka mendekatkan diri pada Allah.
Dalam hukum Islam puasa berarti menahan, berpantang, atau mengendalikan diri dari
makan, minum, seks, dan hal-hal lain yang membatalkan diri dari terbit fajar (waktu
subuh) hingga terbenam matahari (waktu maghrib) Jadi, pengertian puasa menuju sehat
secara syar’i adalah menahan dan mencegah kemauan dari makan, minum.
a. Rukun Puasa
Adapun rukun puasa ada 2 (dua) yaitu
a. Niat yaitu menyengaja puasa Ramadhan, setelah terbenam matahari hingga sebelum
fajar shadiq. Artinya pada malam harinya, dalam hati telah tergerak (berniat), bahwa
besok harinya akan mengerjakan puasa wajib Ramadhan. Adapun puasa sunnat, boleh
niatnya dilakukan pada pagi harinya.
b. Meninggalkan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari.
b. Sunah Puasa
a) Sahur
Sahur merupakan sunah untuk berpuasa. Seperti disabdakan oleh Rasulullah
SAW bahwa makan sahurlah, karena sahur itu berkah. Makan sahur tetap
disunahkan meski hanya dengan segelas air putih.
b) Mengakhirkan Sahur
Disunahkan untuk mengakhirkan makan sahur hingga mendekati waktu subuh.
Makan sahur kurang baik apabila dilakukan masih terlalu malam, meski tak
dilarang. Praktik makan sahur yang dilakukan oleh Rasulullah SAW justru
menjelang waktu fajar.20
c) Menyegerakan Buka Puasa
Disunahkan untuk menyegerakan berbuka puasa sebelum salat Maghrib.
Meski hanya seteguk air atau sebutir kurma. Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi SAW
bersabda, ”Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan berbuka.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
d) Memberi Makan untuk Orang Berbuka
Memberi makan untuk orang yang berbuka puasa sangat dianjutkan, meski
hanya seteguk air atau sebutir kurma. “Siapa yang memberi makan (saat berbuka)
untuk orang yangpuasa, maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang diberi
makannya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya”. (HRAt-Tirmizy,
An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibbandan Ibnu Khuzaemah).
e) Membaca Alquran
Disunahkan bagi orang yang sedang berpuasa, khususnya puasa Ramadhan,
untuk memperbanyak membaca Al-Quran. Jibril alaihissalam mendatangi Rasulullah
SAW pada tiap malam bulan Ramadhan dan mengajarkannya Al-Quran. (HR.
Bukhari dan Muslim) .
f) Memperbanyak Sedekah
Memperbanyak shadaqah sangat disunahkan saat kita sedang berpuasa.
"Rasulullah SAW itu orang yang sangat murah dengan sumbangan. Namun saat
beliau paling bermurah adalah di bulan Ramadhan saat beliau bertemuJibril.
(HR. Bukhari dan Muslim)

ix
g) Meninggalkan Nafsu dan Syahwat
Ada nafsu dan syahwat tertentu yang tidak sampai membatalkan puasa, seperti
menikmati wewangian, melihat sesuatu yang menyenangkan dan halal,
mendengarkan dan meraba. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa
selama dalam koridor syar‘i, namun disunahkan untuk meninggalkannya.

c. Hukum Puasa
Puasa Ramadan hukumnya merupakan fardu (wajib) untuk Muslim dewasa. Namun, puasa
Ramadan dapat tidak dilakukan jika seseorang mengalami halangan untuk melakukannya
seperti sakit, dalam perjalanan, sudah tua, hamil,
menyusui atau menstruasi.

7. Haji
Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud di sini menurut
syara’, yaitu sengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukan beberapa amal ibadah
dengan syarat-syarat tertentu. Dalam arti lain haji menurut arti bahasa (etimologi)
berarti ‫ُص ْالق‬
َ ‫ )د‬sengaja) atau ‫ )المعظم الى القصد‬pergi menuju sesuatu yang diagungkan)
adalah menuju kesuatu tempat secara berulang kali atau menuju kepada sesuatu yang di
agungkan.
a. Rukun Haji
Rukun haji adalah ketentuan-ketentuan yang harus ada dalam pelaksanaan haji, yang
apabila ditinggalkan menyebabkan tidak sah hajinya dan tidak dapat diganti dengan
membayar dam atau denda.Mengenai rukun haji terdapat perbedaan pendapat di
kalangan imam mazhab, yaitu:
a. Menurut golongan mazhab Hanafiyyah, rukun haji hanya ada dua, yaitu:
1) Wukuf di Arafah
2) Thawaf ziarah (thawaf ifadah)
b. Menurut jumhur ulama Malikiyyah dan Hanabillah bahwa rukun haji itu ada empat,
yaitu:
1) Ihram (niat ihram)
2) Wukuf di Arafah
3) Thawaf Ziarah (thawaf ifaddah)
4) Sa’i antara Shafa dan Marwa.

8. Umrah
Umroh artinya sengaja mengunjungi baitullah (ka'bah) di Mekah Al Mukaromah dengan
niat beribadah kepada Allah SWT. Dengan syarat syarat dan tata cara tertentu. Umur
dinamakan juga haji kecil karena hampir sama dengan ibadah haji, hanya ada perbedaan
waktu dan rukunnya.
a. Berpakaian ihram Berpakaian
ihram umrah sama seperti berpakaian ihram haji. Sebelum menggunakan ihram terlebih
dahulu bersuci dan berwudhu, setelah itu shalat ihram dua rakaat.
b. Niat umroh dan miqatnya
Bagi orang Indonesia yang hendak melaksanakan ihram untuk umrah miqatnya di
yalamlam (jeddah). Dari sinilah mulai berniat untuk melakukan umrah. Adapun lafal
niatnya adalah sebagai berikut. ‫ َوييََلو َِتَ`َِالل ةع َويّتَ ُع‬Artinya: "Ya Allah aku menyambut

x
panggilan Engkau untuk umrah". Selama dalam ihram disunahkan membaca doa,
shalawat, dan talbiyah sampai hendak memulai thawaf.
c. Meninggalkan larangan ihram Sejak melakukan ihram sudah dikenakan larangan-
larangan ihram, seperti memakai pakaian berjahit, memakai wangi-wangian,
memotong kuku, dan sebagainya.
d. Masuk ke Mekah.
e. Masuk ke masjid Haram.
f. Melihat Ka'bah dan berdoa.
g. Sa'i
Adapun tata cara melakukan sa'i pada umroh adalah sebagai berikut:
a) Dimulai dari bukit Safa dan diakhiri di bukit Marwah
b) Sampai di bukit Shafa menghadap Ka'bah mengangkat kedua tangan, berniat sa'i
kemudian membaca takbir.
c) Memulai perjalanan sa'i dengan membaca doa dan dilakukan sebanyak tujuh Kali.
d) Setiap melintas antara dua pilar hijau bagi laki-laki yang memakai berlari kecil
sambil berdoa.
h. Melakukan Tahallul Tahallul dapat dilakukan di tempat cukur rambut dekat bukit
Marwah atau di sekitar Masjidil Haram. Adapun bagi perempuan cukup
menggunting ujung rambutnya (kurang lebih 1 cm).
i. TertibDengan selesai tahallul berarti selesai sudah pelaksanaan umrah. Jika
memungkinkan disunahkan untuk mengunjungi (ziarah) ke makam nabi Muhammad
SAW. Yang berada di kota Madinah

xi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Thaharah adalah membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari najis dan hadas.
Bersuci dari hadas dapat dilakukan dengan berwudu, (untuk hadas kecil), atau mandi
(untuk hadas besar) dan tayamum bila dalam keadaan terpaksa. Shalat ialah berhadap
hati kepada Allah SWT sebagai ibadah, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam
(shalat wajib) baik laki-laki maupun perempuan berupa perbuatan/perkataan dan
berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun tertentusholat jenazah adalah sholat fardhu
kifayah yang dilaksanakan saat ada umat muslim meninggal dunia. Puasa bagi adalah
menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan
puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Berpuasa merupakan salah satu
dari lima Rukun Islam. rukun puasa ada 2 yaitu niat dan meninggalkan segala yang
membatalkan puasa. Puasa Ramadan hukumnya merupakan fardu (wajib). zakat
bermakna mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang
yang berhak menerimanya (mustahik) sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh
syariat Islam.Zakat maal adalah segala sesuatu yang diinginkan oleh manusia untuk
dimiliki, dimanfaatkan dan juga disimpan. Sesuatu inilah yang perlu dikeluarkan
zakatnya jika sudah memenuhi syarat dan rukunnya. Zakat fitrah merupakan zakat yang
diwajibkannya terkait dengan bulan suci Ramadhan

xii
DAFTAR PUSTAKA

Moneir Manaf, Pilar Ibadah Dan Do’a (Bandung: Angkasa, 1993), hal.11.
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir, Kamus ArabIndonesia, edisi kedua, cet.25,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), h1m.792.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Cet. I, Ichtiar Baru Van
Hoeve, Jakarta, 1993, hlm. 12.
Mansyur, S.Ag. ,BINA FIQIH, erlangga, KMA2019, 66-72
Mansyur, S.Ag. ,BINA FIQIH, erlangga, KMA2019, 86-88

xiii

Anda mungkin juga menyukai