Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KESLING TEMPAT KERJA INDUSTRI

PAK DI INDUSTRI

“CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)”

DISUSUN OLEH:

Devita Liling

(21903034)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

POGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS. )”

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penuilis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
meridhai usaha kita. Amin.

Pinrang, 17 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Anatomi Wrist Joint......................................................................................3

B. Biomekanika Wrist Joint...............................................................................4

C. Definisi Carpal Tunnel Syndrome................................................................4

D. Etiologi..........................................................................................................4

E. Patofisiologi..................................................................................................5

F. Tanda dan Gejala..........................................................................................6

G. Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome.............................................................7

H. Diagnosis Banding........................................................................................7

I. Prognosis.......................................................................................................8

J. Teknologi Intervensi.....................................................................................8

BAB III....................................................................................................................9

PENUTUP................................................................................................................9
A. Simpulan.......................................................................................................9

B. Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau yang dikenal di Indonesia dengan


sebutan Sindroma Terowongan Karpal (STK) merupakan kumpulan gejala dan
tanda penyakit yang disebabkan oleh terjepitnya saraf medianus di dalam
terowongan karpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah fleksor
retinakulum. Carpal Tunnel Syndrome pertama kali dikenali sebagai suatu
sindroma klinik oleh Sir James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius
bagian distal. Istilah Carpal Tunnel Syndrome diperkenalkan oleh Moersch pada
tahun 1938.

Angka kejadian STK diperkirakan terjadi 3,8% pada populasi umum.


Insidensinya di Inggris dilaporkan 276:100,000 per tahun. Lebih tinggi 5%
dibandingkan di US. Predominan pada perempuan, dengan rasio laki-laki
berbanding perempuan sebesar 1:3-5. Rentang umur tertinggi antara 40-60 tahun,
puncak prevalensi pada umur 55 tahun, jarang terjadi sebelum umur 20 tahun dan
di atas umur 80 tahun. Sekitar 50% biasanya bilateral, bila unilateral maka yang
sering terkena adalah sisi yang dominan.

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian


daripembangunan nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan
bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri
bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi dengan mutu kehidupan
yang baik, dan mempunyai sikap kejiwaan yang menopang dan mendorong
kreativitas. Fisioterapi adalah ilmu yang mempelajari upaya - upaya manusia
dalam mencapai derajat kesehatan yang dibutuhkan melalui penanggulangan
masalah gerak fungsional individu dan masyarakat dengan penerapan sumber fisis
dan mekanis (Deklarasi IFI, 2000).

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau yang dikenal di Indonesia dengan sebutan
Sindroma Terowongan Karpal (STK) merupakan kumpulan gejala dan tanda
penyakit yang disebabkan oleh terjepitnya saraf medianus di dalam terowongan
karpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah fleksor retinakulum. Carpal
Tunnel Syndrome pertama kali dikenali sebagai suatu sindroma klinik oleh Sir
James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal. Istilah Carpal
Tunnel Syndrome diperkenalkan oleh Moersch pada tahun 1938. Angka kejadian
STK diperkirakan terjadi 3,8% pada populasi umum. Insidensinya di Inggris
dilaporkan 276:100,000 per tahun. Lebih tinggi 5% dibandingkan di US.
Predominan pada perempuan, dengan rasio laki-laki berbanding perempuan
sebesar 1:3-5. Rentang umur tertinggi antara 40-60 tahun, puncak prevalensi pada
umur 55 tahun, jarang terjadi sebelum umur 20 tahun dan di atas umur 80 tahun.
Sekitar 50% biasanya bilateral, bila unilateral maka yang sering terkena adalah
sisi yang dominan.

Tangan mempunyai fungsi yang kompleks karena merupakan anggota tubuh


yang sangat penting untuk bekerja. Sebagian besar manusia menggantungkan
produktivitasnya pada kemampuan fungsi tangan yang dapat diandalkan sehingga
jika tangan mengalami kelainan seperti Carpal
Tunnel Syndrome, akan dirasakan sangat mengganggu aktivitas maupun
produktivitas. Di Indonesia dari data hasil survey yang dilakukan peneliti terhadap
14 operator komputer dikaitkan dengan kegiatan mengetik didapatkan hasil
sebagai berikut : 42,8% merasakan sakit pada jari dan pergelangan tangan, 21,4%
merasakan nyeri tangan seperti tertusuk, 28,6% merasakan kesemutan, 14,2%
merasakan mati rasa pada jari, 14,2% merasakan jari tangan kaku, dan 14,2%
merasakan kekuatan tangan untuk menggenggam menjadi berkurang. Stevens dkk
melaporkan di Belanda, pada tahun 1976-1980 insidensnya 173 per 100.000
pasien wanita/tahun dan per 68 per 100.000 pasien pria/tahun (Tamba, 2009).

Salah satu penyakit yang paling sering mengenai Nervus medianus adalah
neuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan
nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan
menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari,
telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui
terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan yang
menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah Sindroma
Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS).

Carpal Tunnel Syndrome adalah gangguan umum dengan gejala yang


melibatkan saraf medianus. Nervus medianus rentan terhadap kompresi dan
cedera di telapak tangan dan pergelangan tangan, dimana dibatasi oleh tulang
pergelangan tangan (carpal) dan ligamentum carpal
transversal. Carpal Tunnel Syndrome merupakan kombinasi dari kelainan
jari, tangan dan lengan dengann gejala yang mencerminkan kompresi sensoris
atau motoris (Salawati & Syahrul, 2014).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ?
2. Apa Penyebab Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ?
3. Apa saja tanda dan gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ?
4. Bagaimana diagnosis Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ?
5. Bagaimana diagnosis banding Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ?
6. Apa saja Teknologi Intervensi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
2. Untuk mengetahui penyebab Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
3. Mengetahui tanda dan gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
4. Mengetahui diagnosis dan gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
5. Mengetahui diagnosis banding Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
6. Mengetahui apa saja teknologi intervensi Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
D. Manfaat
Untuk mengetahui apa itu penyakit akibat kerja Carpal Tunnel Syndrome
(CTS)

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Wrist Joint


Pergelangan tangan dibentuk oleh beberapa jaringan antara lain :
tulang, tendon, otot, ligament, kapsul sendi dan beberapa saraf yang
menginervasi daerah tangan.

Carpal Tunnel di bentuk oleh fleksor retinakulum yaitu


transvers carpal ligament dan palmar carpal ligament yang kuat sebagai
atapnya sedangkan bagian bawah dibentuk oleh tulang carpal yang terdiri dari
8 tulang : Scapoideum, Lunatum, Triquetrum, Pisiforme untuk bagian
proksimal, sedangkan untuk bagian distal adalah tulang Trapezium,
Trapezoideum, Capitatum, Hamatum. Carpal Tunnel dilalui nervus medianus
yang kearah distal, Fleksor Digitorum Superficialis (FDS), Fleksor
Digitorum Profunda (FDP), Fleksor Poliscis Longus (FPL).

Nervus medianus dipercabangkan dari pleksus brachialis dengan dua


buah kaput. Kedua kaput tersebut berasal dari fasikulus lateral dan fasikulus
medial. Kedua kaput tersebut bersatu pada bawah otot pektoralis minor, jadi
serabutserabut dari dalam trunkus berasal dari tiga segmen servical yang
bawah dan dari segmen thorakal pertama medulla spinalis didalam lengan
atas bagian bawah n. brakialis ini bercabang menjadi 3. Nervus medianus ini
berjalan sepanjang arteri brachialis dan lewat sisi palmar lengan bawah
dimana serabut ini menuju telapak tangan dengan melewati terowongan
carpal berbentuk silinder yang ditutupi oleh ligamen carpi trasversum dan
membentang dari tulang skapoideum sampai tulang hamatum disebelah
medial kirakira 3 cm kedalam palmar. Otototot lengan bawah yang disarafi
oleh nervus medianus antara lain: m. pronator teres, m. Flexor carpi radialis,
m. Palmaris longus, m. flexor digitorum provundus, m.flexor pollicis longus
dan pronator quadratus. Nervus medianus mensarafi otot-otot fleksor lengan
bawah dan otot-otot fleksor pergelangan tangan sehingga apabila ada lesi
yang mengenai nervus medianus akan menyebabkan terjadinya penurunan
sensoris pada bagian volar lengan bawah, daerah palmar tangan jari 1, 2, 3
dan setengah jari ke-4.
B. Biomekanika Wrist Joint
Ditinjau dari morfologinya termasuk artikulasio ellipsoidea, tetapi
fungsinya sebagai artikulatio gluboidea. Gerakan yang terjadi pada persendian
itu yaitu fleksi dengan lingkup gerak sendi 60º, ekstensi 50º, ulnar deviasi 30º,
dan untuk radial deviasi 20º. Derajat fleksi dan dan ulnar deviasi lebih besar
dibandingkan dengan gerakan ekstensi dan radial deviasi, hal ini disebabkan
karena bentuk permukaan sendi radius dari ligamen bagian dorsal lebih kendor
dari pada bagian palmar. Pada gerakan radial deviasi terjadi gerakan rolling
tulang karpal dan sliding kearah ulnar. Sedangkan pada gerakan palmar fleksi
tulang karpal rolling ke ventral dan sliding ke dorsal.

C. Definisi Carpal Tunnel Syndrome


Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum yang
berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan gerakan berulang-ulang dan
posisi yang menetap pada jangka waktu yang lama yang dapat mempengaruhi
saraf, suplay darah ke tangan dan pergelangan tangan. Carpal
Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus medianus di dalam
Carpal Tunnel pada pergelangan tepatnya di bawah fleksor retinakulum.
Sindrom ini terjadi akibat kenaikan tekanan dalam terowongan yang sempit
yang dibatasi oleh tulangtulang carpal serta ligament carpi tranversum yang
kaku sehingga menjebak nervus medianus (Rambe, 2004).

Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons Clinical


Guideline, Carpal Tunnel Syndrome adalah gejala neuropati kompresi dari N.
medianus di tingkat pergelangan tangan, ditandai dengan bukti peningkatan
tekanan dalam terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat itu.
Carpal Tunnel Syndrome dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, kondisi
dan peristiwa. Hal ini ditandai dengan keluhan mati rasa, kesemutan, nyeri
tangan dan lengan dan disfungsi otot. Kelainan ini tidak dibatasi oleh usia,
jenis kelamin, etnis, atau pekerjaan dan disebabkan karena penyakit sistemik,
faktor mekanis dan penyakit local.

9
D. Etiologi
Ada beberapa penyebab mengenai patologi dari Carpal Tunnel
Syndrome (CTS). Pada umumnya karena faktor mekanik, faktor non mekanik
dan faktor vaskuler, ketiga faktor ini memegang faktor penting dalam
terjadinya CTS. Pada umumnya CTS terjadi secara kronis dimana terjadi
penebalan fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus
medianus.

1. Gerakan berulang dengan kontraksi yang kuat menimbulkan


pembengkakan sarung tendon kemudian menimbulkan tekanan pada
sarung tendon.
2. Tekanan yang berulang-ulang, kuat dan lama akan menyebabkan
peninggian tekanan intravaskuler. Akibatnya aliran darah intravaskuler
melambat, kongesti yang terjadi ini akan menggangu nutrisi intravaskuler
lalu diikuti hipoksia kemudian anoksia yang akan merusak endotel dan
menimbulkan nyeri lokal. Kerusakan endotel akan menyebabkan
kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Pada keadaan akut
CTS terjadi karena penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler
sehingga terjadi mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf. Keadaan
iskemik ini kemudian diperberat oleh peninggian tekanan intravaskuler
yang menyebabkan berlanjutnya gangguan aliran darah. Selanjutnya
terjadi vasodilatasi yang menyebabkan odema sehingga kerja saraf dan
darah terganggu, akibatnya terjadi kerusakan saraf tersebut.
3. Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah,
pergelangan tangan dan tangan .Sprain pergelangan tangan. Trauma
langsung terhadap pergelangan tangan.
4. Herediter: neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure
palsy, misalnya HMSN (hereditary motor and sensory neuropathies) tipe
III.

E. Patofisiologi
Menurut teori kompresi mekanik, gejala CTS adalah karena kompresi
nervus medianus di terowongan karpal. Kelemahan utama dari teori ini adalah
bahwa ia menjelaskan konsekuensi dari kompresi saraf tetapi tidak
menjelaskan etiologi yang mendasari kompresi mekanik. Kompresi diyakini
dimediasi oleh beberapa faktor seperti ketegangan, tenaga berlebihan,
hyperfunction, ekstensi pergelangan tangan berkepanjangan atau berulang.
Teori insufisiensi mikro - vaskular mennyatakan bahwa kurangnya pasokan
darah menyebabkan penipisan nutrisi dan oksigen ke saraf yang
menyebabkan ia perlahan-lahan kehilangan kemampuan untuk mengirimkan
impuls saraf. Scar dan jaringan fibrotik akhirnya berkembang dalam saraf.
Tergantung pada keparahan cedera, perubahan saraf dan otot mungkin
permanen. Karakteristik gejala CTS, terutama kesemutan, mati rasa dan nyeri
akut, bersama dengan kehilangan konduksi saraf akut dan reversibel dianggap
gejala untuk iskemia. Seiler et al menunjukkan (dengan Doppler laser
flowmetry ) bahwa normalnya aliran darah berdenyut di dalam saraf median
dipulihkan dalam 1 menit dari saat ligamentum karpal transversal dilepaskan.
Sejumlah penelitian eksperimental mendukung teori iskemia akibat kompresi
diterapkan secara eksternal dan karena peningkatan tekanan di karpal tunnel.
Gejala akan bervariasi sesuai dengan integritas suplai darah dari saraf dan
tekanan darah sistolik . Kiernan dkk menemukan bahwa konduksi melambat
pada median saraf dapat dijelaskan oleh kompresi iskemik saja dan mungkin
tidak selalu disebabkan myelinisasi yang terganggu. Menurut teori getaran
gejala CTS bisa disebabkan oleh efek dari penggunaan jangka panjang alat
yang bergetar pada saraf median di karpal tunnel. Lundborg et al mencatat
edema epineural pada saraf median dalam beberapa hari berikut paparan alat
getar genggam. Selanjutnya, terjadi perubahan serupa mengikuti mekanik,
iskemik, dan trauma kimia.

Hipotesis lain dari CTS berpendapat bahwa faktor mekanik dan


vaskular memegang peranan penting dalam terjadinya CTS. Umumnya CTS
terjadi secara kronis dimana terjadi penebalan fleksor retinakulum yang
menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-
ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler.
Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi
ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan
merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran
protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini menerangkan
bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam atau
pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerakgerakkan atau
diurut, mungkin akibat terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah.
Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang
merusak serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikan
oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu
secara menyeluruh. (Munir, 2015)

F. Tanda dan Gejala


1. Tanda dan gejala klinis CTS meliputi mati rasa, kesemutan dan nyeri
pada tangan, rasa seperti tersengat listrik pada ibu jari, telunjuk dan jari
tengah (Mujianto, 2013).
2. Keluhan paresthesia biasanya lebih menonjol dimalam hari. Gejala
lainnya adalah nyeri ditangan yang juga dirasakan lebih berat pada
malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa
nyeri ini umumnya agak berkurang bila penderita memijat atau
menggerakgerakkan tangannya atau dengan meletakkan tangannya pada
posisi yang tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak
mengistirahatkan tangannya. Apabila tidak segera ditangani dengan baik
maka jari-jari menjadi kurang terampil misalnya saat memungut
bendabenda kecil. kelemahan pada tangan juga sering dinyatakan dengan
keluhan adanya kesulitan penderita pada waktu menggenggam. Pada
tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar ( oppones pollicis dan
abduktor pollicis brevis) dan otot-otot lainnya yang diinervasi oleh
nervus medianus. (Bahrudin, 2011)

G. Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome


Diagnosa CTS ditegakkan selain berdasarkan gejala-klinis seperti di atas dan
perkuat dengan pemeriksaan yaitu melalui pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian
khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan. Beberapa
pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa
CTS adalah:
1. Phalen's test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara
maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini
menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat
sensitif untuk menegakkan diagnosa CTS.
2. Torniquet test : Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet
dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di
atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tes
ini menyokong diagnosa.
3. Tinel's sign : Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau
nyeri pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada
terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.

H. Diagnosis Banding
Diagnosa banding pada kasus CTS antara lain:

1. Cervical radiculopathy
Biasanya keluhannya berkurang bila leher diistirahatkan dan bertambah
hila leher bergerak. Distribusi gangguan sensorik sesuai dermatomnya.
2. Pronator teres syndrome
Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan daripada
CTS karena cabang nervus medianus ke kulit telapak tangan tidak
melalui terowongan karpal.
3. Thoracic outlet syndrome
Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot thenar.
Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan dan lengan
bawah.
4. De quervain’s syndrome
Tenosinovitis dari tendon muskulus abductor pollicis longus dan
ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan yang repetitif.
Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di
dekat ibu jari. KHS normal. Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu
jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah.
(Laillya N, 2010).

I. Prognosis
Prognosis sindroma ini baik dan hilang dalam beberapa bulan apabila
diberikan terapi yang tepat dan edukasi yang baik serta manifestasi hanya pada
gangguan sensoris tanpa disertai gangguan motorik (Rambe, 2004).

J. Teknologi Intervensi
1. Ultra Sound
Penggunaan ultra sound pada kasus carpal tunnel syndrome adalah untuk
meningkatkan sirkulasi darah akibat efek micro massage yang
ditimbulkan dan menyebabkan efek thermal sehingga menyebabkan otot
relaksasi.
2. Infra Merah Penggunaan infra merah pada kasus carpal tunnel syndrome
adalah untuk menaikan temperatur pada jaringan sehingga menimbulkan
vasodilatasi pembuluh darah selain itu pemanasan yang ringan pada 7
otot akan menimbulkan pengaruh sedatif terhadap ujung-ujung syaraf
sensoris.
3. Terapi latihan Menurut Arovah (2010), ada beberapa jenis terapi latihan
yang digunakan pada kasus carpal tunnel syndrome, antara lain:
a) Active exercise
Adalah gerakan yang dilakukan karena adanya kekuatan otot dan
anggota tubuh sendiri tanpa bantuan, gerakan yang dihasilkan oleh
kontraksi dengan melawan gravitasi.
b) Passive exercise
Adalah latihan gerakan yang dilakukan oleh bantuan dari luar dan
bukan merupakan kontraksi otot yang disadari. Menurut Kisner and
Colby (2007) gerak passive exercise menyebabkan efek penurunan
nyeri akibat aliran darah lancar serta membuat daerah sekitar sendi
menjadi rileks sehingga bisa menambah LGS dan menjaga elastisitas
otot.
c) Resisted active  exercise
Resisted active exercise dapat meningkatkan kekuatan otot oleh
karena jika suatu tahanan diberikan pada otot yang berkontraksi,
maka otot tersebut akan beradaptasi dengan meningkatkan kekuatan
otot akibat hasil adaptasi syaraf dan peningkatan serat otot (Kisner
and Colby, 2007).
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum yang
berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan gerakan berulang-ulang dan
posisi yang menetap pada jangka waktu yang lama yang dapat mempengaruhi
saraf, suplay darah ke tangan dan pergelangan tangan. Carpal Tunnel
Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus medianus di dalam Carpal
Tunnel pada pergelangan tepatnya di bawah fleksor retinakulum. Sindrom ini
terjadi akibat kenaikan tekanan dalam terowongan yang sempit yang dibatasi
oleh tulangtulang carpal serta ligament carpi tranversum yang kaku sehingga
menjebak nervus medianus (Rambe, 2004).

Carpal Tunnel Syndrome dapat disebabkan oleh berbagai penyakit,


kondisi dan peristiwa seperti: gerakan berulang dengan kontraksi yang kuat
menimbulkan pembengkakan sarung tendon kemudian menimbulkan tekanan
pada sarung tendon, tekanan yang berulang-ulang, trauma (dislokasi, fraktur
atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan, sprain
pergelangan tangan, trauma langsung terhadap pergelangan tangan),
herediter. Diagnosa CTS ditegakkan selain berdasarkan gejala-klinis dan
pemeriksaan baik fisik maupun penunjang. Pemeriksaan fisik yang
patognomonis yaitu Phalen test, Torniquet test dan Tinnel
test.Penatalaksanaan carpal tunnel syndrome tergantung pada etiologi, durasi
gejala, dan intensitas kompresi saraf.
B. Saran
Pada penderita Carpal tunnel syndrome sering dihadapkan pada pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, sehingga penderita membutuhkan pertolongan dalam
masalah ini. Pemberian terapi dengan menggunakan Ultra Sound,
Infra Red, Terapi Latihan dapat membantu dalam mengurangi nyeri sehingga
terjadi peningkatan LGS, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan
aktivitas fungsional sehari-hari. Unruk menghindari dampak yang lebih lanjut
hendaknya pasien diberi saran-saran sebagai berikut: (1) menyarankan pasien
untuk mengistirahatkan tangannya saat timbul kebas pada pergelangan
tangannya, (2) menyarankan pasien untuk mengompres hangat selama ±10
menit.
DAFTAR PUSTAKA

Huldani. 2013. Carpal Tunnel Syndrome. (Karya Tulis Ilmiah). Barjarmasin: Universits lambung
mangkurat. Akses 19 September 2017.

Salawati, L dan Syahrul. 2014. Carpal Tunnel Syndrome.Jurnal Kedokteran Syiah


Kuala. Volume 14. Nomor 1: 1 April 2014: Halaman 29-32. Akses 19 September 2017.

Siam, E. N. 2016. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus  Carpal Tunnel Syndrome Dextra di


RSUD Sukoharjo. (Karya Tulis Ilmiah ). Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Akses 19 September 2017.

Subekti, Hapsari. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus


Carpal Tunnel Syndrome Sinistra di Rsud Salatiga. (Karya Tulis Ilmiah ). Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Akses 19 September 2017.

Utama , V. I. Susanti, N. 2012. Penatalaksanaan Fisioterapi Ultra Sound dan Terapi Latihan
pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome Sinistra di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Akses 19 Septem

Anda mungkin juga menyukai