• Aklimatisasi merupakan proses pemindahan planlet dari
lingkungan yang terkontrol (aseptik dan heterotrof) ke kondisi lingkungan tak terkendali, baik suhu, cahaya, dan kelembaban, serta tanaman harus dapat hidup dalam kondisi autotrof, sehingga jika planlet tidak diaklimatisasi terlebih dahulu planlet tersebut tidak akan dapat bertahan dikondisi lapang. • Aklimatisasi merupakan kegiatan akhir teknik kultur jaringan. Aklimatisasi dilakukan untuk mengadaptasikan tanaman hasil kultur jaringan terhadap lingkungan baru sebelum ditanam dan dijadikan tanaman induk untuk produksi dan untuk mengetahui kemampuan adaptasi tanaman dalam lingkungan tumbuh yang kurang aseptik. • Pada tahap aklimatisasi, planlet di keluarkan dari botol kultur dan biasanya ditanam pada kompot dan ditutup dengan sungkup.
• Kompot adalah penanaman tanaman hasil aklimatisasi
dengan jumlah yang banyak pada satu pot. Tahapan selanjutnya jika tanaman sudah berkembang dengan baik maka dapat dipindahkan ke single pot, dengan tujuan tanaman akan tumbuh tanpa tersaingi oleh tanaman lain. • Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
• Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya, maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
• Perawatan lainnya yang dilakukan adalah penyiraman,
pemupukan dan pengendalian hama serta penyakit. Tahapan Aklimatisasi Planlet 1. Siapkan planlet hasil kultur yang telah memiliki batang, daun, dan akar sempurna, serta tingginya sudah mencapai tutup botol. 2. Buka tutup botol kultur, kemudian keluarkan planlet dengan menggunakan pinset secara hati-hati, agar planlet tidak rusak atau patah. 3. Cuci dan bersihkan akar planlet dari media agar yang masih menempel, kemudian planlet disterilisasi dengan merendam planlet ke dalam larutan fungisida selama 15-30 menit. 4. Siapkan media arang sekam yang sebelumnya sudah disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan fungisida selama 30 menit, media ini disiapkan pada wadah atau pot aklimatisasi yang telah diberi lubang pada bagian dasarnya.
5. Tiriskan planlet yang sebelumnya direndam
dengan larutan fungisida, kemudian apabila terdapat akar planlet yang terlalu panjang, kita dapat memotong dan merapikannya. 6. Tanam planlet ke dalam wadah aklimatisasi yang telah disiapkan sebelumnya.
7. Tutup rapat wadah aklimatisasi dengan menggunakan
plastik hal ini bertujuan agar planlet tidak terkena cahaya matahari langsung, dan menjaga kelembaban udara agar tetap tinggi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk keberhasilan aklimatisasi 1. Untuk menghindari infeksi dari cendawan atau bakteri maka sisa-sisa medium (agar-agar) hendaknya dicuci sampai bersih dan gunakan tanah steril sebagai substrat aklimatisasi.
2. Musnahkan semua hama atau pathogen, seperti serangga,
siput, dan bakteri karena kondisi planlet masih lamah sehingga sangat rentan terhadap serangan hama dan pathogen. Lakukan pemyemprotan pestisida secara teratur. 3. Untuk menghindari kerusakan akar, sebaiknya lakukan penanaman planlet pada tanah yang diayak (strukturnya seragam).
4. Gunakan medium dengan kadar garam yang rendah
pada tahap perakaran., misalnya medium MS.
5. Terkadang diperlukan perlakuan suhu rendah (5°C)
selama 4-8 minggu pertama untuk mematahkan dormansi, terutama terhadap umbi-umbi in vitro. TAHAP AKLIMATISASI PLANLET PISANG