DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
Dwi Afriyani
F1C119027
UNIVERSITAS JAMBI
PRODI KIMIA
2020/2021
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan umum, sungai, dan rawa
demikian luas yang tersebar di beberapa pulau terutama di Sumatera, Kalimantan,
dan Irian Jaya. Sungai Musi sebagai sungai yang terpanjang dan terluas di
Sumatera, ditinjau dari segi perikanan mempunyai peranan yang penting sebagai
sumber protein hewani bagi masyarakat, mata pencaharian nelayan, dan lain-
lain. Pollnac & Malvestuto (1991) memperkirakan bahwa pencemaran Sungai
Musi lebih bobot dibandingkan dengan Sungai Kapuas, demikian pula sumber daya
perikanan sudah banyak mendapat tekanan ekologis dari luar terutama
pembangunan sektor pertanian dan industri yang berakibat langsung terhadap
kehidupan ikan.
1
pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan sungai yang utama adalah
untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Berdasarkan pada ciri-ciri fisik, ketinggian
letak, dan jarak, maka Sungai Musi dalam profil memanjang (longitudinal profile)
dapat dibagi menjadi 3 yaitu wilayah hulu dimulai dari Teberena sampai dengan
Muara Kelingi berjarak ±187 km dengan ketinggian 600 sampai dengan 40 m di atas
permukaan laut (dpl). Wilayah tengah dimulai dari Muara Kelingi sampai dengan
ke Desa Tebing Abang berjarak ±177 km dengan ketinggian 40 sampai dengan 15
m dpl. Wilayah bagian hilir dimulai dari Desa Tebing Abang sampai dengan Muara
(Selat Bangka) berjarak ±146 km dengan ketinggian antara 15 sampai dengan 0 m
dpl.
Perairan daerah hilir merupakan asuhan benih- benin ikan, terutama jenis-
jenis ikan yang bermigrasi seperti ikan patin (Pangasius spp.) dan udang galah
(Macrobrachium rosenbergii). Perairan ini mempunyai sifat yang agak berbeda
dengan bagian hulu dan tengah. Aliran air tidak selalu berjalan ke 1 arah tetapi di
bagian ini terjadi fluktuasi pasang surut yang dipengaruhi oleh dinamika
pergerakkan air laut di daerah estuaria. Penumpukan bahan pencemaran yang
diakibatkan oleh limbah industri sekitar, besar kemungkinan akan terjadi,
sehingga kerusakkan habitat hidup ikan mungkin terjadi di wilayah perairan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang kualitas perairan Sungai Musi
bagian tengah dan hilir serta kelimpahan jenis ikan sebagai informasi dasar untuk
menunjang pengelolaan sumber daya ikan di Sungai Musi.
Kota Palembang mempunyai 108 anak sungai dan terdapat 4 sungai besar
yang melintasi Kota Palembang. Sungai Musi adalah sungai terbesar dengan lebar
rata-rata 504 meter (lebar terpanjang 1.350 meter berada disekitar Pulau Kemaro,
dan lebar terpendek 250 meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi dua). Ketiga
sungai besar lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-rata 236 meter;
Sungai Ogan dengan lebar rata-rata 211 meter, dan Sungai Keramasan dengan
lebar rata-rata 10 3 meter. Disamping sungai-sungai besar tersebut terdapat
sungai-sungai kecil lainnya terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai
drainase perkotaan (terdapat ± 68 anak sungai aktif).
2
Sungai Musi ini terkenal sebagai sarana utama transportasi kerajaan dan
masyarakat. Ini tetap berlanjut pada masa pemerintahan kesultanan Palembang
Darussalam. Hingga kini pun sungai Musi masih menjadi alternatif jalur
transportasi ke daerah tertentu dan untuk kepentingan tertentu. Beberapa industri
yang ada di sepanjang aliran sungai Musi juga memanfaatkan keberadaan sungai
Musi ini. Maka dari itu sungai Musi merupakan sebagai urat nadi bagi masyarakat
kota Palembang terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran sungai.
3
2. Membandingkan hasil penelitian terhadap baku mutu yang ditetapkan
pemerintah daerah, baik sebagai air baku air sungai maupun sebagai kategori
air bersih layak untuk dikonsumsi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari segi kondisi hidrologi, Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi
menjadi dua bagian besar disebut Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Kota
Palembang mempunyai 108 anak sungai. Terdapat 4 sungai besar yang melintasi
Kota Palembang. Sungai Musi adalah sungai terbesar dengan lebar rata- rata 504
meter (lebar terpanjang 1.350 meter berada disekitar Pulau Kemaro, dan lebar
terpendek 250 meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi II). Ketiga sungai besar
lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-rata 236 meter; Sungai Ogan
dengan lebar rata-rata 211 meter, dan Sungai Keramasan dengan lebar rata-rata
103 meter. Disamping sungai-sungai besar tersebut terdapat sungai- sungai kecil
lainnya terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai drainase perkotaan
(terdapat ± 68 anak sungai aktif). Sungai-sungai kecil tersebut memiliki lebar
berkisar antara 3 – 20 meter. Pada aliran sungai-sungai tersebut ada yang
dibangun kolam retensi, sehingga menjadi bagian dari sempadan sungai.
Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada
musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air Sungai
5
Musi mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota Palembang
dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik, artinya merupakan ranting pohon,
di mana dibentuk oleh aliran sungai utama (Sungai Musi) sebagai batang pohon,
sedangkan anak-anak sungai memiliki topografi mendatar. Dengan kekerasan
batuan relatif sama (uniform) sehingga air permukaan (run off) dapat berkembang
secara luas, yang akhirnya akan membentuk pola aliran sungai (river channels)
yang menyebar ke daerah tangkapan aliran sungai (catchment area).
6
2.1 Pengertian Sungai
Proses terbentuknya sungai berasal dari mata air yang mengalir di atas
permukaan bumi. Proses selanjutnya aliran air akan bertambah seiring dengan
terjadinya hujan, karena limpasan air hujan yang tidak dapat diserap bumi akan
ikut mengalir ke dalam sungai. Perjalanan dari hulu menuju hilir, aliran sungai
secara berangsur-angsur menyatu dengan banyak sungai lainnya, Penggabungan
ini membuat tubuh sungai menjadi semakin besar. Peraturan Pemerintah RI No. 38
tahun 2011, suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan disebut dengan daerah aliran
sungai (DAS).
7
utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air (catchment area)
yang merupakan suatu ekosistem yang unsur utamanya terdiri atas sumber daya
alam (tanah, air dan vegetasi) dan sumber daya manusia sebagai pemanfaat sumber
daya alam.
Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu.
Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan
penggunaan, sebagai contoh, air yang digunakan untuk irigasi memiliki standar
mutu yang berbeda dengan air untuk dikonsumsi. Kualitas air dapat diketahui
nilainya dengan mengukur kondisi fisika, kimia dan biologi (Rahayu, 2009).
Menurut Agustiningsih, dkk. (2012), kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas
pasokan air yang berasal dari daerah tangkapan sedangkan kualitas pasokan air dari
daerah tangkapan berkaitan dengan aktivitas manusia. Kualitas air sungai dapat
diamati dengan melihat status mutu air. Status mutu air menunjukkan tingkat
kondisi mutu air sumber air dalam kondisi tercemar atau kondisi baik dengan
membandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan.
Status mutu air sungai menunjukan tingkat pencemaran suatu sumber air dalam
waktu tertentu, dibandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan. Sungai dapat
dikatakan tercemar apabila tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukaannya
secara normal/keluar dari ambang batas yang telah ditentukan. Mutu air adalah
kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter- parameter
tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan utu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
8
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunaan untuk mengairi
pertanaman atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
Kriteria kualitas air untuk tiap-tiap kelas didasarkan pada kondisi fisik- kimia,
biologi dan radioaktif. Secara sederhana, kualitas air dapat diduga dengan melihat
kejernihan dan mencium bau pada air. Namun terdapat bahan-bahan pencemar
yang tidak dapat diketahui hanya dari bau dan warna, melainkan harus dilakukan
serangkaian pengujian. Hingga saat ini, dikenal ada dua jenis pendugaan kualitas
air yaitu fisik-kimia dan biologi.
9
Sungsang. Sungai Musi disebut juga Batanghari Sembilan yang berarti sembilan
sungai besar, pengertian sembilan sungai besar adalah Sungai Musi beserta
delapan sungai besar yang bermuara di sungai Musi. Adapun delapan sungai
tersebut adalah :
1. Sungai Komering
2. Sungai Rawas
3. Sungai Leko
4. Sungai Lakitan
5. Sungai Kelingi
6. Sungai Lematang
7. Sungai Semangus
8. Sungai Ogan
Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup. Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
10
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan
zat lingkungan tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat
terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
11
golongan, yaitu pencemaran air, udara, dan tanah.
a. Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai
berikut:
12
atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air,
hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap
makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai
penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian Pencemaran udara dinyatakan
dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
b. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
1. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah
domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri
seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.
2. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan O2 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air
3. Fosfat hasil pembusukan bersama HO3 dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga).
Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar
matahari terhalang.
Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat
kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik
yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar
diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila
terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara
ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.
Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh
organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme
pemangsa yang lebih besar.
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
1. Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet
sintesis, Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
13
2. Zat kimia dari buangan pertanian,misalnya insektisida.
d. Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras
sehingga mengganggu pendengaran.
2. Menurut bahan pencemar
Macam bahan pencemar sebagai berikut :
a. Kimiawi
Berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
b. Biologi
Berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia
coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
c. Fisik
Berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
3. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat
pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran
dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi
(gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah
menimbulkan kerusakan padaekosistem lain. Misalnya gas
buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh
dan menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg
(air raksa) di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan
lahirnya bayi cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian
besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau
kematian dalam lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
14
2.5 Jenis-jenis parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah/kawasan
penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu
sudah terkena pencemaran atau belum. Parameter yang merupakan indikator
terjadinya pencemaran adalah :
a) Parameter kimia
2.6 Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
15
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi dapat
juga dalam bentuk jasa.
c. Industri kecil
d. Aneka industri
16
kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
6. Berdasarkan pemilihan lokasi
a. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar
(market oriented industry), adalah industri yang ddirikan
sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri ini akan
mendekati antong-kantong dimana konsumen potensial berada.
Semain dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
b. Industri yang berorientasi atau menitik beratkan pada tenaga
kerja/labor (man power oriented industry), adalah industri
yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena
biasanya jenis industi tersebut membutuhkan banyak
pekerja/pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
c. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan
baku (supply oriented industry), yaitu industri yang mendekati
lokasi dimana bahan baku berada untu memangkas atau
memotong biaya transportasi yang besar.
7. Berdasarkan produkstifitas perorangan
a. Industri primer, yaitu industri yang barang-barang produksinya
bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang bahan mentah diolah
sehingga menghasilkan barang- barang untuk diolah kembali.
c. Industri tersier, yaitu industri yang produk atau barangnya berupa
layanan jasa
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggabungkan
metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, dimana pada tahap
awal penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan dilanjutkan dengan
metode kualitatif.
Penelitian ini dilakukan pada bagian tengah Sungai Musi. Hal Lokasi
tersebut diambil berdasarkan lokasi pemantauan terdahulu yang telah dilakukan
oleh Badan Lingkungan Hidup, dimana hasil pemantauan tersebut menunjukkan
beberapa parameter telah melampaui baku mutu air kelas II. Adapun waktu
penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Mei 2021.
18
3.4 Variabel Penelitian
- Data kualitas air sungai yang akan didapat melalui pengukuran sampel di
lapangan dan uji laboratorium
- Data hasil wawancara kepada beberapa stakeholder DAS Musi
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
19
- Pengukuran langsung, yaitu pengambilan sampel dan analisa laboratorium
air sungai. Pengambilan sampel air menggunakan Standar Nasional
Indonesia (SNI) 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah.
- Data sekunder diperoleh dari data tertulis atau dokumen dinas/instansi terkait
serta studi pustaka pada penelitian terdahulu.
- Pengamatan (observasi), yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan
langsung kepada obyek penelitian untuk melihat gambaran yang terjadi pada
Sungai Musi.
Dimana :
20
Indeks pencemaran yang diperoleh dari hasil perhitungan kemudian dimasukkan
ke dalam status mutu perairan. Status mutu perairan akan menjelaskan apakah
perairan tersebut baik, tercemar ringan, tercemar sedang atau tercemar berat (lihat
1).
21
hasil kondisi eksisting kemudian disimulasikan dengan program QUAL2Kw
untuk pengurangan kadar pencemar.
22
Tampung Beban
Pencemaran Air
Belum ada penetapan daya tampung beban
-2
pencemaran
Penetapan baku Ada penetapan baku mutu air limbah +2
mutu air limbah
6 Tidak ada penetapan baku mutu air limbah -2
Ada IPAL, berfungsi dengan baik +2
7 Pembuatan IPAL Ada IPAL, tidak berfungsi -1
Tidak ada IPAL -2
Ada kegiatan invertarisasi dan identifikasi
+2
Inventarisasi dan sumber pencemaran air
identifikasi Inventarisasi dan identifikasi hanya pada
8 -1
sumber pencemar sumber pencemaran tertentu
air Tidak ada kegiatan invertarisasi dan
-2
identifikasi sumber pencemaran air
Tidak ada pembuangan limbah industri +2
Terjadi pembuangan limbah industri yang
9 Pembuangan +1
tidak membahayakan lingkungan
limbah industri
Pembuangan limbah industri dengan tidak
-2
memperhatikan lingkungan
11 Pembuangan
Pembuangan limbah peternakan dengan proses -1
limbah peternakan
pengolahan limbah
Pembuangan limbah peternakan tanpa proses -2
pengolahan limbah
23
Masyarakat melaksanakan peraturan dan
himbauan pemerintah dalam +1
Kesadaran pembuangan dan pengolahan limbah cair
12 menaati
peraturan yang Masyarakat belum melaksanakan peraturan
berlaku dan himbauan pemerintah dalam pembuangan -1
dan pengolahan
limbah cair
Masyarakat memiliki pengetahuan +1
Pengetahuan tentang pengelolaan limbah
13 dalam Masyarakat tidak memiliki pengetahuan -1
pengelolaan tentang pengelolaan limbah
limbah
Pemberian ijin pembuangan air limbah
berdasarkan pada penetapan daya tampung +2
beban pencemaran air
Perijinan
14 pembuangan air
limbah ke
sumber air
Pemberian ijin pembuangan air limbah belum
berdasarkan pada penetapan daya tampung -1
beban pencemaran air
Tanpa ijin resmi dari Pemerintah -2
Setempat
Sumber: Hasil Analisa berdasarkan Permen LH No. 01/2010
24
DAFTAR PUSTAKA
Jauhari, Z. 2018. “Analisis dan tingkat pencemaran mutu air sungai di kota
Palembang”. Jurnal Tekno Global. Vol 7(1) : 14-20.
25