Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PSIKOLOGI MASSA

Diajukan sebagai
Tugas mata kuliah Psikologi Kesehatan

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Azura Arisa, S. Kep., Ns.,
M.KM Disusun Oleh:
Amanda Zahira Shofa
(114011210161) Reza Aulia Akmal (
114011210175)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


POLITEKNIK UNGGULAN
KALIMANTAN

BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “PSIKOLOGI
MASSA” dengan tepat waktu. Serta kami ucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Kesehatan kami, yaitu ibu Azura Arisa, S.kep., Ns.,
M.KM dan kepada seluruh pihak yang telah mendukung dalam menyusun makalah
ini yang dimana tidak mampu kami sebutkan satu persatu di sini. Sehingga makalah
ini terselesaikan.
Dengan penuh kesadaran kami mengakui banyaknya kekurangan dan
kekeliruan dalam makalah ini. Oleh karna itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan agar dapat menambah wawasan dalam proses belajar
terutama di bidang ilmu Psikologi Kesehatan. Semoga, makalah ini dapat bermanfaat
terutama bagi seluruh mahasiswa Fisioterapi, dan kami sangat mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

Jum’at, 15 Oktober 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................1
1.3 TUJUAN.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PSIKOLOGI MASSA DAN KOMUNIKASI
MASSA........................................................................................3
2.2 BENTUK PSIKOLOGI MASSA DAN KOMUNIKASI
MASSA DALAM BIDANG KESEHATAN............................4
2.3 JENIS MASSA...........................................................................7
2.4 UPAYA MENDETEKSI PSIKOLOGI MASSA
DAN KOMUNIKASI MASSA DALAM BIDANG KESEHATAN
.............................................................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN........................................................................12
3.2 SARAN......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata Yunani yaitu psyche yang
berartijiwa dan logos yang berarti ilmu. Namun, arti “ilmu jiwa” masih kabur sekali.
Apa yang dimaksud dengan “jiwa”, tidak ada seorang pun yang tahu dengan
sesungguhnya. Dampak dari kekaburan arti itu, sering menimbulkan berbagai
pendapat mengenai definisi psikologi yang berbeda. Disini kita akan membahas
tentang Psikologi Massa. Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan
(collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan
antara mereka juga tidak harus ada hubungan interpersonal yang erat. Meskipun
demikian, mereka tetap dapat berhubungan satu sama lain melalui media komunikasi
massa sehingga hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama dapat
membangkitkan perhatian seluruh anggota massa dan di dalam massa itu dapat
tumbuh perasaan, pikiran, kecenderungan, dan perbuatan yang sama. Jadi disini yang
dimaksud dengan psikologi massa adalah hubungan perilaku yang dilakukan secara
bersama-sama oleh sekelompok massa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Untuk mempelajari tentang Psikologi Massa, maka ada beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:

A. Apa definisi Psikologi massa dan Komunikasi massa?


B. Apa saja bentuk Psikologi Massa dan Komunikasi Massa dalam Bidang
Kesehatan?
C. Apa saja jenis-jenis Massa?

1
D. Bagaimana upaya untuk mendeteksi Psikologi Massa dan Komunikasi
Massa dalam Bidang Kesehatan?

1.3 TUJUAN

Dari perumusan masalah di atas kita mendapatkan tujuan makalah yaitu untuk
megetahui apa saja jenis Psikologi Massa dan Komunikasi Massa serta bagaimana
bentuknya. Juga kita dapat mengetahui bagaimana upaya untuk mendeteksi Psikologi
Massa dan Komunikasi Massa tersebut dalam Bidang Kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PSIKOLOGI MASSA DAN KOMUNIKASI MASSA

Psikologi adalah ilmu tentang perilaku dan proses Mental. Massa dapat diartikan
sebagai bentuk kolektivisme (kebersamaan). Oleh karena itu psikologi massa akan
berhubungan perilaku yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok massa.
Fenomena kebersamaan ini diistilahkan pula sebagai Perilaku Kolektif (Collective
Behavior). Dalam perilaku kolektif, seseorang atau sekelompok orang
inginmelakukan perubahan sosial dalam kelompoknya, institusinya, masyarakatnya.
Tindakan kelompok ini ada yang diorganisir, dan ada juga tindakan yang tidak
diorganisir. Tindakan yang terorganisir inilah yang kemudian banyak dikenal orang
sebagai gerakan social (Social Movement). Perilaku kolektif yang berupa gerakan
sosial, seringkali muncul ketika dalam interaksi sosial itu terjadi situasi yang tidak
terstruktur, ambigious (ketaksaan/ membingungkan), dan tidak stabil. (Sutrisno,
Slamet. 2008. Psikologi Sosial. Bandung : Remadja Rosda Karya.). Serta definisi
komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (1980: 10) ,
yakni
: “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a
large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang) (Rakhmat, 2008 : 188). Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media
massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah media elektronik
(televisi dan radio), media cetak (majalah dan surat kabar), dan media film. Ahli
komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci karakteristik
komunikasi massa. Gerbner (1967) menulis, “Mass communication is the
technologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continuous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga
dari arus pesan yang
berulang/kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat Indonesia)
(Rakhmat, 2008 : 188).

2.2 BENTUK PSIKOLOGI MASSA DAN KOMUNIKASI MASSA DI


BIDANG KESEHATAN

1. Dalam Keseharian
Di dalam keseharian Psikologi Massa dan Komunikasi Massa bisa kita terapkan
dengan cara, yakni:
a. Membantu pasien mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
membantu pasien mengambil tindakan untuk mengubah situasiyang ada
bila diperlukan oleh pasien.
b. Membantu mengurangi keraguan pasien dan membantu pasien
mengambil tindakan yang efektif.
Adanya reaksi emosional pada pasien atas keadaan sakit yang dialami
menjadi salah satu alasan pentingnya komunikasi terapeutik pada pasien.
Penolakan (denial), kecemasan (anxiety) serta depresi merupakan beberapa
reaksi emosional yang mungkin terjadi pada pasien. Penolakan merupakan
reaksi pertama bila seseorang mengetahui dirinya didiagnosa dengan sebuah
penyakit tertentu.
Kecemasan (anxiety) merupakan reaksi emosional lainnya yang terjadi.
Kecemasan ini seringkali muncul bila penyakit yang diderita individu disertai
dengan perubahan fisik. Bahkan, setiap kali individu merasakan sakit/nyeri
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya,hal ini akan menimbulkan
kecemasan tersendiri.
Kemudian bila individu mengalami perubahan fisik yang ekstrim, merasa
penyakitnya tidak kunjung sembuh, akan muncul reaksiemosional berikutnya
yakni depresi.
Komunikasi antara pasien dengan praktisi medis merupakan bagian utama
dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi efektif merupakan sesuatu yang
sangat esensial agar para praktisi medis memahami permasalahan yang
dihadapi pasien dan juga memahami persepsi pasien atas permasalahan
tersebut. Memberi penjelasan pada pasien bagaimana efek jangka panjang
sebuah penyakit dan bagaimanamenangani penyakit yang diderita saat ini juga
memerlukan komunikasi yang efektif. Kegagalan dalam menyampaikan
informasi secara efektif mendatangkan efek seperti ketidakpahaman pasien
atas hasil pemeriksaan medis yang baru saja dijalani, kegagalan untuk
menentramkan kembali diri sendiri (failed reassurance), ketidakpatuhan pada
saran medis serta masa rawat inap yang lebih lama.

2. Dengan Pihak Keluarga


Komunikasi dengan pasien dan pihak keluarga merupakan bagian penting
dalam perawatan medis. Komunikasi yang efektif merupakan sesuatu yang
esensial karena pasien dapat memahami keadaan dirinya dan pihak keluarga
dapat memahami keadaan anggota keluarganya yang sakit. Kegagalan dalam
mengkomunikasikan informasi-informasi kesehatan pada pasien dan pihak
keluarga dapat berakibat pada ketidakpahaman pasien atas hasil tes yang
dijalani (McBride, 2002) serta ketidakpatuhan pasien dalam mengikuti saran
medis (Haynes, 1996). Bila pihak keluarga juga tidak dapat memahamiisu-isu
kesehatan yang berkaitan dengan anggota keluarganya yang sakit, besar
kemungkinan pihak keluarga tidak akan memberikan dukungan sepenuhnya
pada anggota keluarga yang sakit. Misanya, bila pihak keluarga tidak
diinformasikan gejala-gejala yang harus diwaspadai, reaksi psikologis dan
reaksi emosional (si penderita mudah marah-marah, sensitif dan mudah
tersinggung) yang mungkin muncul
sehubungan dengan keadaan si sakit, bisa jadi keharmonisan komunikasi
dalam keluarga terganggu.

3. Untuk Keseharian
Komunikasi untuk masyarakat lebih mengarah pada bentuk promosi
kesehatan. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran komunitas
masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang
kesehatan saja. Promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perbaikan berupa perubahan perilaku, baik di
dalam masyarakat maupun lingkungan organisasi. (Mubarak dan Chayatin
(2008)), strategi ini diperlukan dalam mewujudkan promosi kesehatan, dan
tercermin dalam tiga langkah :
a. Advokasi. Merupakan kegiatan memberikan bantuan informasikesehatan
kepada masyarakat melalui pihak pembuat keputusan dan penentu
kebijakan dalam bidang kesehatan.

b. Dukungan sosial. Promosi kesehatan akan mudah dilakukan bilamendapat


dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan
masyarakat antara lain dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat)
dan unsur formal (petugas kesehatan, pejabat pemerintah).

c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment community). Pemberdayaan


masyarakat dibutuhkan supaya masyarakat memperoleh kemampuan
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Upaya ini antara lain
dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan.

Perkembangan yang terjadi di tengah-tengah komunitasmasyarakat dalam


mengkomunikasikan isu-isu kesehatan telah
mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan ini ditandai dengan
terjadinya peningkatan akses untuk memperoleh informasi kesehatan,
meningkatnya perhatian anggota masyarakat terhadap isu-isu kesehatan dan
meningkatnya tuntutan untuk memperoleh informasi kesehatan yang
berkualitas.

2.3 JENIS MASSA

1. Dilihat dari bentuknya


a. Massa yang tidak terorganisir secara formal (massa yangabstrak, massa yang
tidak tersusun) yaitu massa yang belum terikat oleh satu kesatuan norma dan
tujuan, namun berkumpul karena adanya dorongan, perhatian, hingga
kepentingan yang sama serta sewaktu-waktu dapat bubar dengan sendirinya.
b. Massa yang terorganisir secara formal (massa yang kongkrit, massa yang
tersusun) yaitu massa yang sudah terikat pada satu kesatuan norma, tujuan,
mempunyai struktur yang jelas dan terbentuk dalam suatu organisasidengan
pembagian kerja yang pasti serta mempunyai potensi yang dinamis atau
mempunyai fungsi gerakan.
2. Dilihat dari aktivitasnya
a. Massa yang pasif (audience) yaitu kerumunan orang (massa) pada suatu
tempat untuk tujuan tertentu, disertai dengan suasana emosional yang relatif
tidak menonjol serta tidak ada kesiapan untuk melakukan suatu tindakan
agresif.
b. Massa yang aktif (mob) yaitu kerumunan orang (massa) yang pada suatu
tempat untuk tujuan tertentu disertai dengan suasana yang emosional yang
tinggi dan siap untuk melakukan tindakan agresif (merusak, menyerang).
Misalnya penonton sepakbola yang kecewa dan mengamuk, massa unjuk
rasa yang kecewa.Massa yang aktif ini dibagi lagi menjadi :
(1) Massa agresif (aggresive mob) yaitu kerumunan massa (mob) yang
didominasi oleh emosi kemarahan dan agresifitas
(2) Massa yang melarikan diri (escape mob) yaitu kerumunan massa yang
diwarnai dengan emosi ketakutan yang kuat dan panikserta mendorong
mereka untuk menyelamatkan diri secara bersama-sama; contohnya
kebakaran, bencana alam, seperti banjir, gempa bumi dan lain-lain. (3)
Massa yang ekspresif (expresive mob) yaitu kerumunan massa yang
mempunyai motivasimenyampaikan perasaan secara ekspresif misalnya
unjuk rasa, pawai, karnaval danbelum tentu diwarnai oleh emosi agresif.
3. Dilihat dari jumlah orang dalam massa
a. Massa besar yaitu massa baik terorganisir maupun tidakterorganisir, bersifat
pasif ataupun agresif, dimana jumlah anggotanya sangat banyak dan terdiri
dari individu-individu atau kelompok-kelompok individu yang berkumpul
karena adanya dorongan, perhatian, dankepentingan yang sama.
b. Massa kecil yaitu massa baik terorganisir maupun tidakterorganisir, bersifat
pasif ataupun agresif, dimana jumlah anggotanya relatif kecil dan terdiri dari
individu- individu atau beberapa kelompok individu yang berkumpul karena
adanya dorongan, perhatian dan kepentingan yang sama.

4. Diliat dari waktu dibentuknya


a. Massa yang telah lama terbentuknya yaitu massa yang telah berkumpul
dalam waktu relatif lama sehingga rasamemiliki dan solidaritas sebagai suatu
kelompok telah terbentuk dan sulit untuk dihilangkan.
b. Massa yang baru terbentuknya yaitu massa yang relatif baru berkumpul
sehingga belum memiliki raas solidaritas sebagai suatu kelompok.

5. Dilihat dari tingkatan keyakinan anggota terhadapkelompoknya


a. Keyakinan anggota yang tinggi yaitu massa yang yakinakan arah dan tujuan
gerakan kelompoknya dimana kondisi ini sangat dipengaruhi oleh lama
terbentuknya dan terlibatnya anggota tersebut dalam kelompok.
b. Keyakinan anggota yang rendah yaitu massa yang relatif belum yakin akan
arah dan tujuan gerakan kelompoknya dimana kondisi ini sangat dipengaruhi
oleh baru terbentuknya dan kurang terlibatnya anggota tersebut dalam
kelompok.
6. Dilihat dari penyebaran massanya
a. Massa yang terpusat yaitu massa yang berkumpul di suatu tempat dibawah
komando seorang pemimpin.
b. Massa yang tersebar yaitu massa yang berkumpul tidakhanya disatu tempat
saja dan mempunyai pimpinan masing-masing.

2.3 UPAYA MENDETEKSI PSIKOLOGI MASSA DAN


KOMUNIKASI MASSA DALAM BIDANG KESEHATAN

Komunikasi kesehatan antara dokter dan pasien adalah salah satu cara agar
kita bisa mendeteksi hal-hal menganggu kesehatan pasien, dan ini merupakan
proses komunikasi yang melibatkan pesan serta unsur-unsur kesehatan untuk
peserta komunikasi. Komunikasi yang dibangun dengan baik antara dokter dan
pasien merupakan salah satu kunci keberhasilan dokter dalam memberikan upaya
pelayanan medis. Tetapi ini merupakan komunikasi yang bersifat individual
antara satu pekerja kesehatan dan satu pasien, karena jika komunikasi massa ini
bersifat kelompok bisa jadi komunikasi akan terhambat dan menjadi tidak
efektif. Disini agar kita bisa mendeteksi masalah kesehatan yang bersifat
kelompok bisa menggunakan cara yang terlampir di bawah ini :

1. Kesadaran massa

Para psikolog menyimpulkan bahwa identitas kolektif kerap muncul ketika


situasi darurat terjadi. Identitas inilah yang akan menentukan akan sekooperatif
atau setenangapakah kelompok massa itu jika diberikan suatu kondisi.

Contohnya kesadaran orang orang betapa pentingnya menjaga kesehatan.


2. Perencanaan matang

Sebaiknya dalam diri massa itu sendiri mempunyai perencanaan yang matang
dalam menjaga kesehatan mentalnya. Contohnya dengan mengikuti meditasi atau
yoga.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari materi yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa peran
psikologi komunikasi dalam mengatasi permasalahan yang ada terbilang efektif.
Peran psikologi komunikasi dapat mengubah opini mahasiswa/siswi yang mengalami
permasalahan terhadap sesuatu hal, mengubah sikap mahasiswa/siswi yang
mengalami permasalahan terhadap obyek atau subyek tertentu, serta mengubah
perilaku yang mengalami permasalahan terkait dengan pengetahuan, persepsi, dan
sikapnya.

3.2 SARAN

Kami sebagai seorang mahasiswa politeknik unggulan kalimantan harus


memiliki pengetahuan dalam dan mengatasi masalah sendiri seperti dengan lebih
banyak terbuka kepada keluarga, dan berfikir positif. Agar masalah yang di hadapi
cepat terselesaikan.Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin, Rakhmat. 1996. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Jalaluddin Rakhmat. 2001. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Agus Wahyono, S. (2016). Psikologi Massa. Jawa Tengah: Kemdikbud. Diakses

pada 20 September 2021 dari

http://pauddikmasjateng.kemdikbud.go.id/perpus/index.php?p=fstream

pdf&fid=20&bid=1849

Dr. Abdul Halik, S. (2013). KOMUNIKASI MASSA. Makassar: Alauddin University

Press. Diakses pada 24 September 2021 dari

http://repositori.uinalauddin.ac.id/338/1/KOMUNIKASI%20MASSA%20full.pdf

Anda mungkin juga menyukai