Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

DERIVATIVE
Dosen Pengampu:

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7
ABDUL WERIS (11907107)
DHONNY PRATAMA (11907085)
DAYANG TANIA (11907154)

PRODI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada kami semua. Kami juga bersyukur atas karunia yang telah diberikan-Nya kepada
kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas ini. Pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II serta meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam mengembangkan materi kuliah menjadi sebuah makalah. Selain itu, kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini secara garis besar membahas tentang Instrumen
Keuangan Derivatif, yang diantaranya mengulas tentang : forward, Futures, Opsi, Swap,
Waran dan Obligasi Konvertibel. Makalah yang kami susun ini belum sempurna, oleh karena
itu kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................................¡
DAFTAR Isi.............................................................................................................................¡¡
BAB l PENDAHULUAN.................................................................................................¡¡
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................¡¡
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................¡¡
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................................¡¡
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................¡
2.1 Forward
2.2 Futures 2.3 Opsi 2.4 Swap 2.5 Waran dan Obligasi Konvertibel. 2.5.1 Waran 2.5.2
Obligasi Konvertibel
BAB III PENUTUP..................................................................................................................¡¡
Kesimpulan...........................................................................................................................¡¡
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................¡¡
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar keuangan dunia tumbuh dengan pesat antara lain dengan ditandai adanya penemuan
produk keuangan generasi baru guna mendapatkan hasil yang tinggi dengan tingkat risiko
yang terkendali. Beberapa produk dimaksud dinamakan dengan transaksi ”Derivative”.
Sejak tahun 1980-an, transaksi derivatif berkembang sangat pesat dan banyak perusahaan
besar tingkat dunia mempergunakan instrumen ini guna mendapatkan sumber pendanaan
yang murah. Bagi yang meguasai dan dapat mengelola produk derivatif akan
mendapatkan minimalisasi risiko dengan maksimalisasi hasil. Sebaliknya, terhadap para
pihak yang kurang mengenal secara mendalam dan tidak dapat mengelola secara benar,
maka bukannya hasil maksimal yang diperoleh, tetapi kerugian yang sangat besar.
Ibaratnya, instrumen derivatif bagaikan pedang bermata dua yang dapat berfungsi sebagai
sarana konstruktif, sekaligus bisa destruktif. Transaksi derivatif itu sendiri sebenarnya
merupakan bentuk instrumen keuangan yang dipakai untuk mengurangi risiko yang
muncul akibat pergerakan harga. Pengertian Derivatif (derivatives) secara umum adalah
sebuah instrument keuangan (financial instrument) yang nilainya diturunkan atau
didasarkan pada nilai dari aktiva, instrument, atau komoditas yang lain. Definisi ini bisa
didapat di berbagai situs di internet maupun buku-buku teks. Secara ringkas, bisa
dikatakan bahwa derivative hanya ada kalau aktiva, instrumen, atau komoditas lain
sebagai instrument utamanya ada. Contoh dariderivatif adalah opsi right. Selain
pengertian derivative, ada satu istilah yang berkaitan eratdengan derivative yaitu
“manajemen risiko”.Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai proses keseluruhan
untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan meminimalkan pengaruh dari ke tidak
pastian suatu kejadian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Keuangan Derivatif?
2. Apa saja Jenis Instrumen Keuangan Derivatif?
1.3 Tujuan masalah
1. Mengetahui Pengertian Keuangan Derivatif
2. Mengetahui Jenis Instrumen Derivatif
3. Meningkatkan kemampuan, serta menambah wawasan tentang Keuangan Derivatif!!
BAB II
PEMBAHASAN

Instrumen keuangan derivatif bisa diartikan sebagai instrumen keuangan yang nilainya
tergantung dari (diturunkan, derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya(underlying asset).
Instrumen derivatif relatif belum banyak diperdagangkan di Indonesia. Tetapi, instrumen
tersebut mempunyai potensi yang besar untuk membantu manajemen risiko. Dengan
demikian pemahaman mengenai mekanisme instrumen ini akan sangat bermanfaat, meskipun
belum bisa langsung diaplikasikan. Adapun jenis instrumen keuangan meliputi: (1) Forward
(2) Futures (3) Opsi (4) Swap (5) Waran dan Konvertibel. 2.1 FORWARD Instrumen
forward barangkali merupakan instrumen keuangan derivatif yang paling tua. Kontrak
forward bisa dibedakan dengan kontrak spot. Contoh kontrak dan dan kurs spot yang sering
kita jumpai adalah pada valuta asing. Misalkan, surat kabar menyajikan informasi kurs Rp.5
adalah Rp.9.000,00/$. Biasanya kurs tersebut adalah kurs spot. Kurs spot mempunyai arti
sebagai berikut ini. Jika kita ingin membeli (menjual doalr) , berarti kita harus menyediakan
(memperoleh) rupiah sebesar Rp.9.000,00 . Dolar akan kita terima saat ini juga ( pada saat
transaksi dilakukan). Transaksi spot dengan demikian mempunyai arti kurs berlau saat ini dan
penyerahan barang dilakukan juga pada saat ini. Kurs forward berbeda dengan kurs spot
dalam hal penyebaran barangnya. Misalnya kurs forward 3 bulan untuk Rp.5 adalah
Rp.9.400,00/$ . Kurs semacam ini berati bahwa kita bisa membeli (menjual) dolar dengan
kurs Rp.9.400,00 (ditetapkan saat ini), tetapi perolehan (penyerahan) dolar dilakukan tiga
bulan mendatang. Tiga bulan mendatang, kita harus menyediakan ( memperoleh ) rupiah
sebesar Rp.9.400,00 jika kita membeli (menjual) dolar forward . Tidak seperti kurs spot , kurs
forward tidak banyak dipublikasikan , karena perdagangan forward untuk Rp.5 barangkali
belum banyak dilakukan . Untuk mata uang besar , perdagangan forward sudah biasa
dilakukan . Sebagai contoh perdagangan antara $ dengan Yen Jepang sudah biasa dilakukan
dipasar forward. Bagan berikut ini menunjukkan contoh kurs spot dan forward untuk mata
uang didunia. Seperti yang disajikan oleh Wall Street Journal. Terlihat untuk mata uang yang
mempunyai nilai transasaksi yang besar dengan dolar AS, kurs forward dicantumkan . Jangka
waktu forward bisa mencapai 3 bulan. Untuk jangka waktu yang lebih lama. Perundingan
secara langsung bisa dilakukan dengan penjual forward . Untuk mata uang yang lebih kecil,
seperti rupiah, perundingan dengan penjula forward bisa dilakukan Bagan 1 Kurs Spot dan
Forward Mata Uang Dunia Forward bisa dipakai untuk manajemen resiko. Lebih spesifik lagi
forward bisa dipakai untuk hedging (lindung nilai), Misalkan seorang importir Indonesia
membeli barang dari Amerika Serikat senilai S1 Juta (satu juta dolar) . Barag sudah
dikirimkan sekarang dan ( dan dijual sekarang )tetapi pembayaran jatuh tempo buan
mendatang . Saat ii kurs Rp/$ adalah Rp/9.400,00/$ . Misalkan barang dijual dengan harga
Rp.10.000,00 , kemudian harga perolehan dipatok Rp.9.000,00 ( sesuai dengan kurs Rp/$ saat
ini). Untung rugi bisa dihitung sebagai berikut :
Tabel 1 Laba/Rugi Untuk Kurs yang berbeda (tanpa Hedging)
.1
Kurs Tidak Rp Melemah

Rp Menguat

Berubah Penjualan Harga Perolehan Laba/Rugi

Rp.10.000,00 Rp. 9.000,00 Rp. 1.000,00

Rp.10.000,00 Rp. 12.000,00 Rp(2.000,00)

Rp.10.000,00 Rp. 7.000,00 Rp. 3.000,00

Perusahaan sudah bisa menghitung untung ruginya, dalam hal ini memperoleh
keuntungansebesar Rp.1.000.000 per produknya jika membayar sekarang. Tetapi pembayaran
jatuh tempo dalam tiga bulan. Dan dalam tiga beriku tersebut , rupiah bisa menguat ataupun
melemah . Kolom 3 dan 4 menyajikan laba rugi jika kurs Rp/$ berubah dari Rp.9.000,oo/$
Pada kolom 3 misalkan rupiah melemah menjadi Rp.12.000,00/$ . Pada situasi ini perusahaan
mengalami kerugian sebesar Rp.2.000,00 Pada kolom 4 jika rupiah menguat , perusahaan
memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.000,00 per produknya , karena perusahaan
menyediakan rupiah yang lebih sedikit. Perusahaan dalam hal ini mengalami ketidakpastian
perubahan kurs, perusahaan bisa membiarkan kondisis tersebut seperti apa adanya. Tatapi
tugas perusahaan adalah membuat produk yang bisa memuaskan kebutuhan pelanggan, bukan
berspekulasi terhadap arah pergerakan kurs. Untuk menghindari ketidakpastian tersebut,
perusahaan tersebut bisa memasuki kontrak forward yaitu dengan cara membeli dolar
forwatd. Misalkan kurs forward tiga bulan untuk Rp/$ adalah Rp.9.000,00/$ akan sama
seperti kurs saat ini. Dengan kontrak tersebut perusahaan bisa membeli $1 dengan harga
Rp.9000,00. Penyairan dolar tersebut dilakukan tiga bulan mendatang (kurs ditetapkan saat
ini). Dengan memasuki kontrak tersebut perusahaan bisa menetapkan cost (harga produk
produksi) dengan pasti yaitu Rp.000. Bagan berikut ini menyajikan perhitungan laba rugi
setelah perusahaan memasuki kontrak forward dolar AS. Tabel 2 Laba/Rugi untuk Kurs yang
berbeda (dengan Hedging)

(1)

Kurs

tidak Rp Melemah

Rp Menguat
berubah Penjualan Harga Perolehan Laba/Rugi

Rp 10.000,00 Rp 9.000,00 Rp 1.000,00

Rp.10.000,00 Rp 9.000,00 Rp 1.000,00

Rp.10.000,00 Rp 9.000,00 Rp 1.000,00

Setelah memasuki kontrak forward, perusahaan memperoleh keuntungan yang pasti yaitu
Rp.1.000,00 . Jumlah tersebut tidak tergantung dari perubahan kurs. Baik rupiah melemah ,
menguat atau tetap, keuntungan sebesar Rp.1.000,00 akan diperoleh oleh perusahaan tersebut
. Perusahaan tersebut dengan demikian bisa menghapus resiko perubahan kurs.
Posisi kontrak seperti ini yang dijalankan dimuka, juga bisa digambarkan melalui grafik.
Importir indonesia membutuhkan dolar AS tiga bulan mendatang. Posisi butuh tersebut bisa
dikatakan dengan bahasa yang lebih teknis sebagai posisi short dolar AS . Posisi jual dolar A
juga merupakan istilah lain. Posisi importir yang dihadapi tersebut sering disebut sebagai
posisi spot, atau posisi kasnya. Dengan kata lain, kita bisa mengatakan perusahaan tersebut
mempunyai spt berupa short dolar . Gambar berikut ini menyajikan struktur Pay-off posisi
tersebut.

Bagan 2 Posisi Spot Importir Indonesia.

Posisi short dolar digambarkan sebagai garis miring 45’ dengan slope -1 . Kenapa
digambarkan demikian? Jika tiga bulan mendatang kurs rupiah menguat menjadi
Rp.8.000,00/$ untuk membeli$1, dia harus menyediakan Rp 8.000,00/$ . Importir indonesia
tersebut bisa menghemat sebesar Rp 1000,00 (9000-8000) dibandingkan dengan kurs saat ini.
Sebaliknya jika kurs rupiah melemah menjadi Rp.10.000,00/$ importir tersebut harus
menyediakan Rp 10.000,00 untuk membeli satu dolar, yang berarti harus menyediakan Rp
1.000,00 lebih banyak dibandingkan dengan kurs saat ini. Importir tersebut mengalami
kerugian sebesar Rp 1000,00 Jika titik-titik yang menghubungkan kerugian/keuntungan
dengan kurs, maka akan diperoleh garis miring 45’ dengan slope -1 seperti dalam gambar
diatas. Importir tersebut menghadapi resiko kurs. Untung rugiya tergantung pada peubahan
kurs Untuk meng-hedge atau menghilangkan ketidakpastian semaca itu, dia bisa memsuki
kontrak forwad . Secara spesifik kontrak forward yang dimasuki adalah kontrak yang
sedemikian rupa bisa mengkompensasi kerugian dari posisi spot. Karena posisi spot adalah
garis miring 45’ dengan slope-1 , maka importier tersebut perlu memiliki posisi forward
dengan garis miring 45’ dengan slope -1 maka importie tersebut perlu memiliki posisi
forward dengan garis mirinf 45’, tetapi mempunyi slope +1 . Posisi tersebut dinamakan
sebagai posisi beli (buy) dolar forward atau long dolar forward. Bagan tersebut menjelaskan
posisi tersebut .

Bagan 3 Posisi Forward Long Dolar AS

Kenapa buy dolar digambarkan demikian (slope+1 ) posiis buy dolar forward berarti memeli
dolar dengan kurs yang ditetapkan sekarang, dengan penyerahan tiga bulan mendatang. Kurs
tersebut (forward) adalah Rp 9.000,00 /$ . Jika tiga bulan mendatang kurs menjadi Rp
8000,00 , perusahaan tersebut mengalami kerugian pada posisi forwardnya. Perusahaan
tersebut sudah terlanjur mengadakan perjanjian membeli $1 dengan harga Rp 9000,00,
sedangkan harga pasar sebenarnya lebih rendah (Rp 8000,00 ). Sebaliknya jika kurs menjadi
Rp.10.000,00/$ , perusahaan memperoleh keuntungan ,karena membayar $1 dngan rupiah
yang lebih sedikit (Rp.9000,00). Jika posisi spot dan forward digabungkan, maka kita akan
meperoleh posisi gabungan sebagai berikut ini. Posisi gabungan menunjukkan bahwa
kerugian dari posisi spot akan dikompensasi oleh keuntungan dari posisi forward. Sebaliknya,
jika posisi spot memperoleh keuntungan , posisi forward mengalami kerugian. Gabungan
spot dan forward menghasilkan garis mendatar . Garis tersebut menunjukkan bahwa
perubahan kurs tidak berpengaruh terhadap keuntungan/kerugianperusahaan tersebut. Bagan
berikut ini menunjukkan posisi gabungan antara posisi spot dengan forward yan dipunyai
oleh importir indonesia tersebut. Pada bagian berikutnya, disajikan tabel yang menjelaskan
situasi tersebut dengan angka-angka.
Bagan 3 Posisi Gabungan Spot dan Forward

Tabel 3 Gabungan Posisi Spot dengan Forward


Tabel tersebut menunjukan posisi gabungan selalu menghasilkan angka 0, yang berarti posisi
gabungan tersebut tidak terpengaruh oleh perubahan kurs.

2.1 FUTUR
Perbandingan Futures dengan Forward Ada beberapa features forward yang bisa diperbaiki
agar diperoleh instrumen keuangan derivatif yang lebih baik. Pertama, dalam forward,
potensi kerugian, (dan juga keuntungan) akan diakumulasi sampa jatuh tempo. Dalam contoh
diatas, jika rupiah menguat menjadi, misal, Rp2.000/$, maka kerugian penjual $ dalam pasar
forward akan cukup besar (Rp.7000,00 per dolar yang dijual). Dalam situasi tersebut, ada
insentif bagi penjual dolar untuk mengingkari perjanjian jual-beli dollar forward . dengan
demikian risiko default (tidak memenuhi perjanjian) dalam pasar forward cukup tinggi.
Kedua, instrumen forward mempunyai fleksibilitas(variasi) yang cukup tinggi. Variasi
tersebut mencakup, sebagai contoh, besarnya nilai kontrak, waktu Jatuh tempo. Fleksibilitas
semacam itu menguntungkan di satu sisi (karena bisa mengakomodasi, kebutuhan yang
berbeda-beda), di lain pihak, fleksibilitas semacam itu tidak menguntungkan . Fleksibilitas
semacam itu cenderung menghambat likuiditas. Produk yang tida standart tersebut menjadi
lebih sulit diperdagangkan. Jika likuiditas kecil, maka biaya transkasi menjadi lebih besar.
Biaya hedging dengan demikian akan semain tinggi jika likuiditas rendah. Istrumen keuangan
futuresI di desaign untuk meminimalkan dua kelemahan tersebut. Secara spesifik, instrumen
keuanga futures diperdagangkan oleh bursa keuangan, dengan menggunakan features yang
standart, dan menggunakan mekanisme marking to market untuk meminimalkan akumulasi
kerugian. Perbedaan forward dengan futures Terletak pada mekanisme Perdagangan,
sedangkan struktur pay-off antara keduanya pada dasarnya sama. Barangkali ada perbedaan
kecil karena aliran kas yang diterima oleh forward diterima pada saat jatuh tempo, sedagkan
pada futures, alran kas bisa terjadi sebelum jatuh tempo.
Secara spesifik, berikut ini contoh informasi perdagangan futures (Lihat bagan berikut) atas
emas di Bursa Berjangka Jakarta. Terlihat bahwa futures menggunakan features yang standart
sebagai contoh, future atas emas mempunyai nilai kontrak sebesar 1 kilogram (1.000 gram),
jatuh tempo setiap dua bulan. Dengan standarisasin semacam itu, instrumen futures menjadi
lebih mudah di perjualbelikan. Likuiditas futures meningkat, dan biaya transaksi futures lebih
renda dibandingkan dengan biaya transaksi forward . kemudian, denga menggunakan
mekaisme marking to market, akumulasi kerugian pada saat jatuh tempo bisa dikurangi.
Karena di pasar futures pihak-pihak yang terkait menjual atau membeli futures dari bursa
keuangan (bukannya langsung dari pihak pembeli/Penjual), risiko default (tidak bisa
membayar) juga akan berkurang. Bursa Keuangan dalam hal ini mempertemukan pembeli
dan penjual, dan bursa keuangan yang akan menjamin kontrak futures tersebut.
Futures bisa digunakan untuk perlindungan nilai, sama seperti forward. Sebagai contoh,
importir Indonesia di atas bisa membeli futures. $ (dolar Amerika Serikat) dengan poisi long
(yang berarti beli $ pada saat futures). Jika digabungkan dengan posisi spot yang
membutuhkan dolar (short dollar) maka akan dihasilkan posisi gabungan yang bebas dari
perubahan kurs. Karena struktur pay-off anatara futures dengan forward sama, maka
manajemen risiko dengan futures tidak akan dibicarakan lagi dalam bagian ini. 2.2.2
Mekanisme Perdagangan Futures Mekanisme marking to market yang dipakai untuk
perdagangan futures bisa dijelaskan sebagai berikut ini. Misalkan seorang pedagang di
Amerika Serikat membeli kontrak futures Mark Jerman (DM) dengan posisi long (beli DM)
di Bursa Keuangan Chicago (dengan dolar). Dengan kurs yang disepakati adalah $0,65 per
DM.1, dengan besar kontrak adalah DM125.000. Besarnya kontrak dalam dollar adalah
$0,65xDMI125.000 = $81.250. Untuk memasuki kontrak, pedagang tersebuit harus
membayar initial margin (yang berfungsi sebagai deposit) missal sebesar $3000. Batas bawah
depositnya ditentukan misalnya, $2000 (sering disebut sebagai Maitenonce Margin). Hal itu
berarti bahwa uang yang ditanam di bursa keuangan tidak boleh kurang dari $2000, selama
kontrak futures masih berlaku. Pada hari pertama, misalkan kurs dolar terhadap DM
melemahkan menjadi $0,67 per DMI. Dengan demikian nilai kontrak futures mengalami
kenaikan (ingat posisi futures tersebut adalah long) sebesar ($2.500) 125.000x0,02. Pada hari
pertama tersebut, kontrak futures dengan harga lama ($0,65) dibatalkan, dan sebagai gantinya
pedagang tersebut menerima kontrak futures yang baru dengan harga sebesar $0,67.
Pedagang tersebut memperoleh keuntungan sebesar $2.500. Pedagang tersebut bisa
mengambil keuntungan atau menahan keuntungannya pada rekeningnya di bursa keuangan.
Jika ia menahan keuntunganya, maka simpananya menjadi $5.500 ($3.000 + $2.500). 12
Pada hari kedua kurs $/DM turun menjadi $0,55. Pedagang tersebut mengalami kerugian
sebesar $15.000 (($0,67 - $0,55) x DM125.000), dan kerugian tersebut diambil dari
rekeningnya yang berada di bursa keuangan. Karena kerugian tersebut cukup besar
($15.000) , simpanan di bursa keuangan terkuras habis .Simpanan tersebut menjadi negative
$9.500, padahal saldo minimal yang harus dicapai adalah $2.000. Dalam situasi ini, pedagang
tersebut akan memperoleh margin call dari bursa keuangan, yang isinya meminta
perdagangan tersebut menyerahkan uang agar saldo minimal terpenuhi . Dalam hal ini
pedagang tersebut harus menyerahkan minimal $11.500 ($9.500 + $ 2.000). Jika pedagang
tersebut tidak mampu bayar , maka kontrak futures akan dihapus, pedagang tersebut tidak
berhak lagi atas kontrak futures tersebut. Missal pedagang tersebut membayar kas tambahan
sehingga kontrak futures masih berlaku uang simpanan pedagang tersebut menjadi $2.000.
Misalkan pada hari ketiga futures jatuh tempo dan kurs yang terjadi adalah $0,45, kerugian
yang dialami adalah $12.500 [($0,55/DM - $0,45/DM)x DM125.000]. Pedagang tersebut
kemudian menambah kas tambahan sebesar $12.500 untuk menjaga saldo minimal.
Kemudian pedagang tersebut membeli (memperoleh) DM 125.000 dengan menyerahkan
dolar sebesar $0,45 x DM 125.000 = $56.250 Kerugian total yang dialami oleh pembeli
futures trsebut adalah +$2.500 $15.000 - $22.000. Kerugian tersebut sama dengan kerugian
pada kontak forward, dengan kurs yang sama. Jika kontrak forward yang dibeli, dengan kurs
$0,65 / DM, maka dengan posisi long, kerugian yang diperoleh adalah -$22.000 atau
$0,45/DM - $0,65/DM x (DM125.000). Perbedaanya adalah “ timing” aliran kas yang
diterima. Dalam kontak forward, kas akan diterima sekaligus pada akhir kontrak, sedangkan
pada waktu kontrak tidak lama, maka present value dari aliran kas kontrak forward dengan
present value dari aliran kas kontrak futures tidak banyak berbeda. RingkasanPerdagangan
Futures Kurs Nilai Perdagangan $0,65/DM Futures dilakukan dengan kurs $0,65/DMI, posisi
long. Nilai kontrak sebesar $0,65 x DMI 125.000 = 481.250
$0,67/DM Keuntungan perdagangan tersebut sebesar ($0,67 $0,65)xDM125.000 = $2.500.
Kontrak future es yang lama (dengan kurs $0,65/DM) dibatalkan, pedagang memperoleh
kontrak baru dengan kurs $0,67/DM. Nilai kontrak sebesar $0,67 x DMI125.000 = $83.750
$0,55/DM Kerugian pedagang tersebut sebesar ($0,55 - $0,67) x DMI125.000 = -$15.000.
kontrak futures yang lama (dengan kurs $0,67/DM) dibatalkan, pedagang memperoleh
keuntungan baru dengan kurs $0,55/DM. Nilai kontrak sebesar $0,55 x DMI125.000 =
$68.750

$0,45/DM Kerugia pedagang tersebut sebesar ($0,45 - $0,55) x DMI125.000 = - $12.500.


kontrak futures yang lama (dengan kurs $0,55/DM) dibatalkan, pedagang memperoleh
kontrak baru dengan kurs $0,45/DM. Kontrak jatuh tempo. Pedagang memperoleh
DMI125.000 dengan menyediakan $0,45 x DMI125.00 = $56.250

Dengan cara penyesuaian setiap hari seperti yang dijelaskan di nuka, resiko default futures
bisa dikurangi. Berbeda dengan forward, futures bisa menghindari akumulasi kerugian pada
akhir periode. Pedagang yang tidak mempunyai modal yang cukup kuat dan mempunyai
posisi yang merugikan., bisa keluar dari kontrak futures sebelum jatuh tempo. Pada forward,
karena tidak ada mekanisme marking to market, akumulasi kerugian pada akhir periode bisa
terjadi dan bisa membuat perusahaan yang membeli futures mengalami kebangkrutan.
Kontrak futures bisa ditutup dengan mengambil posisi yang berlawanan. Sebagai contoh,
dalam kontrak di atas, misalkan futures yang dipegang pedagang dimuka ternyata
menguntungkan, dia bisa mengambil posisi yang berlwanan (short) yang berarti menjual
kontrak futures sebelum jatuh tempo. Dua posisi tersebut saling menghilangkan dan
kemudian pedagang tersebut menerima keuntungan dalam bentuk kas. Pedagang tersebut
tidak perlu benar-benar membeli mark pada jatuh tempo (tidak perlu melakukan actual
delivery). Sebelum jatuh tempo, pedagang tersebut bisa menyelesaikan kontraknya.
2.2 OPSI
Karakteristik Opsi Berdasarkan transaksinya opsi dibagi dua yaitu opsi call dan opsi put.
Opsi call adalah hak (bukan kewajiban) untuk membeli suatu aset tertentu dengan harga
tertentu pada jangka waktu tertentu. Jika harga pasar aset tersebut lebih besar dibandingkan
dengan harga tertentu tersebut disebut sebagai harga eksekusi (exercise price atau strike
price). Apabila harga pasar aset ternyata lebih kecil dibandingkan dengan harga eksekusi,
pembeli opsi tidak mempunyai kewajiban untuk membeli aset tersebut. Sebagai contoh misal
kita membeli opsi call dolar dengan harga eksekusi Rp 9.000/$. Jika harga kurs Rp/$ menjadi
Rp 10.000/$, kita akan mengeksekusi opsi kita. Hal tersebut berarti kita bisa membeli satu
dollar AS dengan harga yang lebih murah dari harga pasar. Dengan kata lain kita
memperoleh keuntungan sebesar Rp1.000. Jika kurs Rp/$ turun menjadi Rp 8.000/$, kita
akan mengalami kerugian jika mengeksekusi hak kita, karena membeli dolar dengan rupiah
lebih banyak dibandingkan dengan jika beli dari pasar. Karena itu, kita tidak perlu
mengeksekusi hak kita dalam situasi tersebut. Dengan demikian kita tidak memperoleh
keuntungan atau kerugian dalam situasi tersebut. Tentunya hal semacam itu terlalu
menguntungkan bagi pembeli opsi (karena tidak pernah rugi). Semua orang ingin membeli
opsi call, tidak ada yang ingin menjual. Tentunya situasi semacam itu tidak akan terjadi. Pada
kenyataannya, pembeli opsi akan membayar fee (disebut juga sebagai premi atau harga opsi)
tertentu kepada penjual opsi. Misal opsi call diatas mempunyai harga atau premi sebesar
Rp200, jika kurs Rp/$ menjadi Rp 10.000 pembeli opsi memperoleh untung bersih sebesar
Rp 1.800 (10.000-9.000-200). Sebaliknya, penjual opsi memperoleh kerugian sebesar Rp
1.800. Jika kurs turun menjadi Rp 8.000 , pembeli opsi tidak mengeksekusi haknya, dan
membiarkan kontrak opsi berakhir. Dia mengalami kerugian sebesar premi yang dibayarkan
dan penjual opsi memperoleh keuntungan (Rp200). Perhatikan bahwa, keuntungan (kerugian)
penjual opsi menjadi kerugian (keuntungan) pembeli opsi. Maka opsi sering dikatakan
sebagai zero-sum game, yaitu permainan yang bila dijumlah akan menghasilkan nol. Berikut
bagan yang menggambarkan sturktur payy-off pembeli dan penjual opsi. Bagan 5 Struktur
Untung-Rugi Opsi Call Dalam bagan tersebut, transaksi opsi bisa dilihat sebagai zero-sum
game. Keuntungan pembeli opsi menjadi kerugian penjual opsi dan sebaliknya. Sedangkan
untuk opsi put menunjukkan hak untuk menjual suatu saham dengan harga tertentu pada
waktu tertentu (atau sebelumnya). Untuk opsi put, berikut ini bagan yang menyajikan
kerugian dan keuntungan pembeli dan penjual opsi put, dengan memasukkan premi (misal
sebesar Rp150) untuk opsi put.Bagan 6 Struktur Pay Off Opsi Put
Opsi put diatas mempunya harga eksekusi sebesar Rp 9.000/$ dengan premi sebesar Rp 150.
Misalkan kita membeli opsi put tersebut. Pada waktu kurs / $ menjadi Rp 8.000/$, kita bisa
mengeksekusi hak kita, yang berarti menjual satu dolar pada harga Rp 9.000/$. Karena harga
pasar adalah Rp 8.000, kita akan memperoleh keuntungan, karena bisa menjual saham
dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar. Keuntungan bersih yang
kita peroleh adalah Rp 9.000 – Rp 8.000 – Rp 150 = Rp 850. Keuntungan tersebut merupakan
kerugian penjual opsi. Sebaliknya, jika kurs menjadi Rp 10.000/$, kita tidak akan
mengeksekusi hak kita, yaitu hak untuk menjual saham dengan harga Rp 9.000. Akan lebih
menguntungkan jika kita menjual dolar pada harga pasar, yaitu Rp 10.000. Kerugian yang
akan kita peroleh adalah premi yang hilang, sebesar Rp 150. Kerugian tersebut menjadi
keuntungan penjual opsi put. Sama seperti opsi call, opsi put menghasilkan zero-sum game.
2.3.2 Manajemen Resiko dengan Opsi Sama halnya dengan forward futures, opsi juga bisa
digunakan untuk hedge (manajemen risiko). Kembali ke contoh importir di muka, yang
membutuhkan dolar tiga bulan mendatang. Posisi spot importir tersebut adalah short dolar,
yaitu garis miring 45 derajat dengan slope-1. Bagaimana melakukan hedge dengan instrumen
opsi? Yang perlu dilindungi adalah posisi negatif, yaitu posisi diatas Rp 9.000/$ (lihat bagan
2 di muka). Opsi call bisa mengkompensasi kerugian yang terjadi jika kurs rupiah melemah
(di atas Rp 9.000/$). Bagan berikut ini menunjukkan hedge semacam itu (diasumsikan premi
opsi adalah 0). Bagan 7 Posisi Gabungan Spot dan Beli Opsi Call Importir bisa membeli opsi
call dengan harga eksekusi Rp 9.000/$. Dengan kata lain, importir Indonesia tersebut
mempunyai hak untuk membeli dolar dengan harga Rp 9.000/$. Posisi gabungan antara spot
dengan call menunjukkan bahwa importir Indonesia memperoleh keuntungan jika kurs di
bawah Rp 9.000/$ dan flat (impas) jika kurs di atas Rp 9.000/$. Investor bisa memperoleh
keuntungan jika kurs Rp/$ menguat, dan potensi kerugian bisa dibatasi jika kurs Rp/$
melemah. 2.4 SWAP Swap merupakan pertukaran aliran kas antara dua pihak. Misalkan ada
dua perusahaan yang mempunyai neraca sebagai berikut ini. PT A
______________________

PT A ______________________ Aset 12%

Aset 12% LIBOR +4%

Pinjaman LIBOR +2%

Pinjaman 10%

Bagan di atas memperlihatkan neraca dua perusahaan: PT A dan PT B. PT A mempunyai aset


yang memberikan tingkat keuntungan yang tetap yaitu 12% tetapi PT A menggunakan
sumber dana yang bersifat variabel, yaitu LIBOR +2%. LIBOR adalah London Interbank
Offering Rate, yaitu tingkat bunga antar bank di 18 pasar keuangan London (pasar Eurodollar
di London). Tingkat bunga tersebut bias berubah-ubah. PT B mempunyai komposisi aset
kewajiban yang berbeda. PT B mempunyai aset yang memberikan tingkat bunga variabel,
yaitu LIBOR +4%, sementara menggunakan sumber dana yang mempunyai bunga tetap,
yaitu 10%. Misalkan LIBOR meningkat menjadi 12%, berikut ini spread yang diperoleh PT
A dan B: PT A= 12% - (12%+2%) = -2% PT B= (12% + 4%) – 10% = +6% Jika LIBOR
turun menjadi 3%, berikut ini spread yang diperoleh PT A dan B: PT A= 12% - (3%+2%) =
+7% PT B= (3% + 4%) – 10% = -6% Kedua perusahaan menghadapi risiko ketidakpastian
tingkat bunga. Jika tingkat bunga tinggi, PT B memperoleh keuntungan, sedangkan PT A
memperoleh kerugian dan sebaliknya. Untuk melindungi diri dari risiko perubahaan tingkat
bunga, kedua perusahaan tersebut bisa melakukan swap (pertukaran aliran kas). Misalkan
yang ditukar adalah kewajiban (sisi utang). Setelah pertukaran, neraca kedua perusahaan
tersebut akan Nampak seperti berikut ini.
PT A ______________________ Aset 12%

PT A ______________________Pinjaman 10%

Aset 12% LIBOR +4%

Pinjaman 10% LIBOR +2%


Dengan komposisi semacam itu terlihat bahwa perubahaan tingkat bunga tidak akan
berpengaruh terhadap penghasilan kedua perusahaan tersebut. PT A memperoleh spread
sebesar 2%, sedangkan PT B juga memperoleh spread sebesar 2%. Spread tersebut adalah
pasti, tidak tergantung dari perubahan tingkat bunga. Dengan kata lain, swap bisa dipakai
untuk restrukturisasi aset sedemikian rupa sehingga manajemen risiko bisa dilakukan (risiko
bisa berkurang).Swap bisa dikembangkan lebih lanjut sehingga bisa diperoleh banyak variasi
dalam swap. Sebagai contoh, swap bisa dikembangkan untuk pertukaran aliran kas yang
melibatkan mata uang yang berbeda. Swap utang saham juga bisa dilakukan. Term (detail)
pertukaran akan tergantung dari kekuatan tawar menawar. Jika kekuatan tawar menawar
sama, maka term pertukaran swap yang dianggap adil bagi pihak terkait yang akan dipakai.
Pada dasarnya Tersebut Menyamakan present value aliran kas yang dipertukarkan. Tentu saja
jika menyangkut biaya bunga variabel, forecast bunga di masa mendatang menjadi sulit
dilakukan.Di pasar Eurodollar, transaksi swap yang ditujukan untuk menghemat pembayaran
bunga cukup banyak dilakukan. Biasanya transaksi tersebut memanfaatkan asimetri premi
risiko di pasar mengambang dan pasar fixed. Sebagai contoh, missal ada dua perusahaan
dengan rating risiko yang berbeda, mereka memasuki pasar obligasi mengambang dan tetap.
Tingkat bunga yang harus dibayarkan adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Tingkat Bunga di Pasar Bebas dan Mengambang.


Rating Pasar Mengambang
Pasar TetapbAAA
LIBOR + 0,5%
10%BBB LIBOR + 1% 12%
Perhatikan bahwa triple B (BBB) mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan
triple A (AAA). Karena itu BBB membayar tingkat bunga lebih tinggi dibandingkan AAA
baik di pasar mengambang maupun di pasar tetap. Tetapi perbedaan antara AAA dengan
BBB (premi risiko) berbeda di pasar mengambang (0,5%) dan tetap (2%). Misalka AAA
ingin meminjam di pasar mengambang sementara BBB ingin meminjam di pasar tetap.
Asimetri premi Risiko tersebut bisa dimanfaatkan untuk menghemat bunga melalui swap,
sedmikian rupa sehingga AAA akan membayar bunga lebih rendah dari 12%. Pembicaraan
lebih lanjut bisa dijumpai di buku teks manajemen keuangan internasional. 2.5 WARAN dan
OBLIGASI KONVERTIBEL 2.5.1 Waran Waran adalah sekuritas yang memberi pemegang
sekuritas hak,bukan kewajiban ,untuk membeli saham langsung dari perusahaan dengan
harga tertentu selama periode tertentu. Waran akan menyebutkan jumlah saham yang bisa
dibeli,harga eksekusi,dan tanggal jatuh tempo.Waran biasanya diterbitkan bersama obligasi.
Waran bisa langsung dipisahkan dari obligasi itu sendiri dan diperjualbelikan terpisah dari
obligasi tersebut(menjadi sekuritas sendiri). Sebagai contoh, perusahaan obligasi dengan
waran yang memberi hak untuk membeli 0,25 saham baru dengan harga waran Rp.100,00 per
waran. Jatuh tempo adalah Desember 31,2002. Jika seorang investor ingin mengeksekusi
haknya ,maka ia akan mengeksekusi 4 waran(1/0,25) dengan jumlah uang yang dibayarkan
adalah Rp.400,00 (4 x Rp.100,00) untuk membeli satu saham. Harga eksekusi untuk
perusahaan tersebut berarti Rp.400,00. Dengan karakteristik seperti itu,waran bisa
dibandingkan dengan opsi call. Perbedaanya,pertama opsi dikeluarkan bukan oleh
perusahaan. Jika waran tereksekusi ,maka ada saham baru yang dikeluarkan,dan jumlah
saham yang beredar akan bertambah. Sebaliknya, jika opsi dieksekusi tidak ada perubahan
dalam jumlah lembar saham yang beredar. Jika pembeli opsi call mengeksekusi haknya,maka
penjual opsi akan menyediakan saham untuk pembeli opsi call tersebut. Dengan
demikian,saham akan berpindah tangan,tidak ada saham baru diterbitkan. Kaitan antara harga
waran dan harga saham sama dengan kaitan harga opsi dengan harga saham. Harga waran
tidak akan pernah lebih besar dibandingkan dengan harga sahamnya. Dari contoh diatas,
harga saham tidak akan lebih dari Rp.400. Investor akan lebih baik membeli saham langsung
dari pasar. Sebaliknya Harga waran tidak akan lebih rendah fari harga pasar dikurangi harga
eksekusi. Contoh,misal harga eksekusi Rp.100,00(500-400). Jika harga waran lebih rendah
dibandingkan 100 akan terjadi proses arbitrase, contoh jika harga waran Rp.50,00 ,maka
investor akan membeli waran. Dia berhak mengeksekusi haknya dengan membeli saham pada
harga eksekusi yaitu Rp.400,00. Ia bisa menjual sahamnya di pasar dengan harga 500.
Keuntungan bersih yang ia peroleh adalah 50,00 (500-400-50). Dengan demikian harga
waran dibatasi oleh harga pasar saham(batas atas) dan harga pasar –harga eksekusi (batas
bawah).
Bagan8. Harga waran harga waran
Harga waran batas atas batas bawah
2.3 Obligasi Konvertibel
Obligasi konvertibel adalah obligasi yang memberi hak kepada pemiliknya untuk menukar
obligasinya menjadi saham,dengan rasio pertukaran tertentu,setiap saat sampai jatuh
temponya obligasi tersebut. Jika harga saham lebih tinggi dibandingkan dengan nilai nominal
obligasi,maka akan lebih menguntungkan jika obligasi konvertibel tersebut ditukar menjadi
saham. Obligasi konvertibel mirip dengan obligasi yang disertai waran. Perbedaanya ,waran
bisa langsung dipisahkan dari obligasi sedangkan hak pembelian obligasi konvertibel tidak
bisa dipisahkan dari obligasinya. Misalnya, perusahaan menerbitkan obligasi konvertibel
dengan tingkat bunga 10%,nilai nominal Rp.100.000,00,jatuh tempo 5 tahun mendatang.
Setiap obligasi yang dikonversikan ke 10 saham biasa setiap saat sebelum jatuh tempo.
Jumlah saham yang diterima untuk setiap obligasi dinamakan rasio pertkaran. Rasio
pertukaran dalam hal ini adalah 10. Nilai harga konversi adalah Rp.100.000,00/10. Yang
berarti pemegang obligasi bisa menukarkan obligasinya menjadi saham sebanyak 10
lembat,sama dengan membayar sebesar Rp.10.000,00 untuk setiap sahamnya. Nilai obligasi
konvertibel bisa dipecah kedalam 3 komponen : (1)nilai obligasi biasa (2)nilai pertukaran
,dan (3)nilai opsi. Nilai obligasi biasa merupakan nilai minimum dari obligasi konvertibel.
Harga obligasi konvertibel tidak akan pernah lebih rendah dari nilai obligasi tersebut.
Misalkan dalam contoh diatas tingkat bunga yang berlaku dipasar saat ini adalah 12%.
Dengan demikian harga obligasi tersebut adalah :
P=+......+P = 92.790,45 Nilai konvertibel akan lebih besar dibandingkan dengan nilai obligasi
biasa,karena konvertibel bisa ditukar menjadi saham jika harga saham lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai obligasi.Nilai pertukaran adalah nilai obligasi jika obligasi
tersebut langsung ditukar menjadi saham. Harga konvertibel biasanya lebih besar
dibandingkan dengan nilai obligasi biasa atau nilai konversi karena adanya opsi. Pemegang
obligasi konvertibel punya hak yang tidak harus dieksekusi saat ini. Eksekusi bisa dilakukan
di masa mendatang jika kondisi menguntungkan (harga saham lebih besar dibandingkan
dengan nilai obligasi). Karena itu hak opsi mempunyai nilai . Harga obligasi konvertibel bisa
ditulis sebagai berikut :Harga konvertibel = nilai yang lebih tinggi (obligasi biasa,nilai
konversi)+ Nilai opsi
Kenapa menerbitkan waran dan konvertibel. Kenapa perusahaan menerbitkan waran atau
konvertibel. Alasan populer yang sering dikemukakan adalah waran atau konvertibel
memberi semacam pemanis,sehingga tingkat bunga yang ditawarkan perusahaan lebih rendah
dibandingkan dengan tingkat bunga tanpa pemanis. Sebagai contoh , jika tingkat bunga
obligasi biasa adalah 10% maka tingkat bunga obligasi waran biasa ,misal 95. Dengan
demikian perusahaan bisa menghemat biaya bunga. Argumen semacam itu mengasumsikan
bahwa investor bisa dibodohi. Dalam pasar yang efisien ,argumen pembodohan tersebut sulit
diterima. Perusahaan barangkali bisa menghemat biaya bunga tetapi dia akan menanggung
biaya lainnya sebagai gantinya. Untuk melihat persoalan lebih jelas,waran dan konvertibel
bisa dibandingkan dengan obligasi dan saham.
Perbandingan dengan Obligasi Misalnya perusahaan menerbitkan waran/konvertibel
dibandingkan obligasi biasa. Ada dua kemungkinan yang terjadi terhadap harga saham di
masa mendatang : (1) naik,atau (2)turun. Jika harga saham naik,perusahaan akan senang
dengan kenaikan harga saham tersebut. Tetapi ,dilain pihak,pemegang obligasi akan menukar
waran/konvertibel menjadi saham, karena harga saham lebih tinggi dibandingkan dengan
harga obligasi. Dalam situasi tersebut, perusahaan mengalami kerugian,karena jumlah lembar
saham bertambah dengan kas masuk yang lebih rendah(yaitu hanya sejumlah harga
eksekusi,yang lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar saham). Penghematan dengan
biaya bunga barangkali lebih rendah dibandingkan kerugian tersebut. Akan lebih
menguntungkan jika perusahaan menerbitkan obligasi biasa. Jika harga saham
turun,pemegang waran/konvertibel tidak akan menukarkan menjadi saham. Perusahaan
membayar bunga yang lebih rendah,dan dengan demikian memperoleh keuntungan. Dalam
situasi ini,obligasi waran/konvertibel akan lebih menguntungkan . dengan demikian jika
harga saham turun ,waran/konvertibel akan lebih menguntungkan,sedangkan jika harga
saham naik,obligasi biasa lebih menguntungkan.
Perbandingan dengan saham Misalnya perusahaan memilih menerbitkan waran/konvertibel
dibandingkan saham. Ada dua kemungkinan harga saham di masa mendatang ,naik atau turun
.Jika harga saham naik,perusahaan akan memperoleh keuntungan dengan penerbitan
waran/konvertibel tersebut. Contoh, misal harga saham pada periode awal adalah
Rp.6000,00 kemudian meningkat menjadi saham Rp.15.000,00. Jika menerbitkan
saham,perusahaan akan memperoleh kas masuk sebesar Rp.6000,00,sementara jika
menerbitkan obligasi konvertibel perusahaan secara efektif akan memperoleh Rp.10.000,00
(nilai konversi). Dengan kata lain,kas masuk dari obligasi konvertibel lebih tinggi
dibandingkan dengan kas masuk dari saham. Jika harga saham turun,penerbitan saham akan
lebih menguntungkan. Misal harga pasar saham turun menjadi Rp.3000,00. Perusahaan
memperoleh keuntungan karena memperoleh kas masuk yang lebih tinggi(Rp.6000,00)
dibandingkan dengan harga saham kemudian. Jika perusahaan menerbitkan obligasi
konvertibel,maka perusahaan harus membayar bunga. Sementara untuk saham,perusahaan
tidak punya kewajiban untuk membayar beban tetap seperti bunga (dividen tidak mengikat).
Ringkasan Penerbitan obligasi kovertibel menguntungkan dibandingkan dengan saham atau
obligasi biasa,akan sangat tergantung dari harga saham di masa mendatang. Sayangnya ,kita
tidak bisa memperkirakan secara pasti harga saham di masa mendatang. Juga
keuntungan/kerugian akan sangat tergantung ,tidak hanya naik atau turun tetapi seberapa
besar harga saham turun atau meningkat. Perkiraan pasti semacam itu juga semakin sulit
dilakukan.
Alasan penerbitan waran/konvertibel Alasannya adalah biaya bunga yang lebih rendah karena
adanya pemanis. Secara keseluruhan diharapkan waran/konvertibel bisa menurunkan total
biaya keseluruhan. Tetapi, alasan tersebut tidak masuk akaldi pasar yang efisien. Berikut 25
ini beberapa alasan yang lebih masuk akal kenapa perusahaan menerbitkan waran/konvertibel
Mempertemukan aliran kas .Aliran kas akan disesuaikan dengan usia perusahaan. Perusahaan
kecil yang masih tumbuh akan menerbitkan waran/konvertibel karena akan membayar bunga
yang lebih kecil. Kemudian,ketika besar,harga saham akan meningkat ,pemegang
saham/waran akan menukarkannya menjadi saham.Meskipun terjadi dilusi nilai saham,tetapi
perusahaan sudah berkembang besar sehingga bisa menanggung penurunan nilai tersebut.
Biaya keagenan. Jika hanya obligasi biasa yang diterbitkan,potensi konflik antara pemegang
saham dengan pemegang utang cukup tinggi. Contohnya, pemegang saham bisa menaikkan
resiko aset,sehingga nilai utang menurun,sedangkan nilai saham meningkat. Untuk
menghindari konflik tersebut,waran/konvertibel diterbitkan. Waran/konvertibel adalah
obligasi dengan karakteristik saham.potensi konflik antara pemegang saham dengan
pemegang utang bisa dikurangi dengan karakteristik tersebut. Contohnya, jika resiko aset
meningkat sehingga potensi keuntungan juga meningkat,maka pemegang utang bisa ikut
berpartisipasi karena obligasi bisa diukur menjadi saham. Saham tidak langsung(backdoor
equity). Perusahaan kecil barangkali sulit menerbitkan obligasi . Resiko kebangkrutan yang
tinggi mengakibatkan biaya bunga yang terlalu tinggi. Di lain pihak,pemilik perusahaan tidak
ingin menerbitkan saham karena harganya masih terlalu rendah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, yang dimaksudkan transaksi derivatif adalah sebuah
kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal
dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut"produk turunan" daripada
memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu
perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai di suatu masa yang akan
datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok. Derivative
digunakan oleh manajemen investasi/manajemen portofolio,perusahaan dan lembaga
keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap
resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing
"tanpa" mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya. Kedepan, diharapkan ada
masukan-masukan yang hangat untuk industri keuangan syariah terutama pengembangan
produk, karna pada dasarnya Indonesia adalah Negara Investasi yang baik bagi dunia
umumnya dan timur tengah khususnya, tinggal mereka menunggu produk-produk dan
instrumen unggulan yang dikeluarkan oleh Indonesia beserta undang-undang yang
mendukung. Jika kita tidak merespon keinginan pasar yang besar ini, dikhawatirkan kita tidak
bisa mengambil potensi pasar yang besar ini. 3.2 Saran Untuk kesempurnaan makalah ini
diharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini lebih baik
kedepannya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

M. Hanafi, Mamduh. 2015. “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta : BPFE

Anda mungkin juga menyukai