Anda di halaman 1dari 2

BUNDA

Bunda, hari ini pilu ingin kembali mengurai


Segumpal isi hati yang menyesak
Untuk bercerita kepada relung hati
Tentang arti sebuah penantian
Yang tiada mungkin untuk menjadi nyata

Bunda, di usiamu yang sudah udzur


Engkau meghadap sang Khalik
Namun perihnya hati tak dapat terobati
Walau kepergianmu sudah dipuncak usia

Bunda, semakin berusaha untuk melupakanmu


Semakin dekat engkau dipelupuk mata
Hingga memori menyajikan kenangan
Mulai di usia balita, hingga waktu memutus kisah

Bunda, terbayang kedua tanganmu yang penuh makna


Mulai dari membersihkan tubuh Ananda,
Hingga menyuap dengan kasih
Diiringi tangan yang menengadah
Memohon doa, dengan isak tangis
Untuk kebaikan yang terbaik buat Ananda

Bunda, Ananda bersyukur di usia udzurmu,


Ketika engkau tak punya daya, untuk bangkit dari pembarnganmu
Ananda dapat mengulurkan tangan
Walau hanya sekedar menopang tulang
Yang terbalut dengan kulit tubuhmu
Ananda bersyukur diberi waktu oleh Sang Khalik
Untuk menyuapkan sesuap nasi dalam kerongkongan keringmu
Karena ketidakberdayaanmu untuk mengangkat kedua belah tanganmu

Bunda Ananda bersyukur, masih diberi waktu untuk membersihkan tubuhmu


Membasuh tubuhmu dengan kedua telapak tangan ini
Yang dulu kau rawat hingga sekarang kokoh dan kekar
Menopang tubuh yang lemah tiada daya

Bunda, Ananda bersyukur karena kesempatan indah itu menjadi milik Ananda
Karena kesempatan indah seperti ini, tidak semua orang bisa memilikinya
Kini engkau terbaring tenang di pusara indahmu
Dengan naungan flamboyant indah
Ingin Ananda mengulang cerita
Dan meletakkan kepala ini dipangkuanmu
Dan memohon seutai doa
Walau hasrat ini tidak akan pernah tergapai
Bunda, izinkan aku meneteskan air mat aini
Bukan menyesali kepergianmu
Hanya untuk pelipur rindu yang tak punya batas
Hadirlah engkau dalam tidurku
Walau hanya mimpi sesaat

Bunda selamat beristirahat di alam sana

“Ananda”

Anda mungkin juga menyukai