Anda di halaman 1dari 5

MODUL MANAJEMEN FASILITAS KESEHATAN

MODUL 3
MANAJEMEN RISIKO TERKAIT MANAJEMEN FASILITAS KESEHATAN

DISUSUN OLEH
DR. Dr. ANDRY MM. MHKes

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0/6
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan latarbelakang peran Manajemen Risko di Rumah Sakit
2. Menjelaskan pengertian dan definisi risiko.
3. Memahami kondisi ketidakpastian sebagai sumber risiko.
4. Menjelaskan beberapa contoh kerugian yang dialami rumah sakit akibat kegagalan
mengelola risiko.
5. Menjelaskan proses atau tahapan dalam pengelolaan risiko.
6. Menjelaskan akibat yang akan terjadi jika Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
tidak diselenggarakan dengan baik
7. Mengidentifikasi fokus area Manajemen Fasilitas dan Keselamatan

B. Gambaran Umum
Risiko berhubungan dengan ketidak pastian. Ketidakpastian ini terjadi karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang, sedangkan
ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko .
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Risiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami didalam
suatu situasi. Risiko adalah ancaman terhadap kehidupan, properti atau keuntungan
finansial akibat bahaya yang terjadi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya
peristiwa diluar yang diharapkannyang akan berdampak pada tujuan.
Risiko dapat dikategorikan menjadi risiko spekulatif yaitu suatu keadaan dalam
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis. Seseorang
yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan.
Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif adalah suatu
keadaan yang dihadapi yang dapat memberikank euntungan dan juga dapat menimbulkan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1/6
kerugian. Kategori kedua adalah risiko murni, yaitu risiko sesuatu yang hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah
satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan
tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran.
Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan
keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar denganmaksud-maksud tertentu.
Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Perbedaan utama antara risiko spekulatif
dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif
masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat
kemungkinan untung. Kategori ketiga adalah risiko fundamental, risiko fundamental
adalah suatu peristiwa yang baik sebab maupun akibat yang ditimbulkannya bukan
berasal dari individu dan dampaknya pada umumnya menimpa orang banyak dan
biasanya bersifat katastropal (dalam skala besar)seperti perang, inflasi, dll. Kategori
keempat adalah risiko partikular, yang merupakan risiko dengan penyebabnya dilakukan
oleh individu-individu dan dampaknya terbatas, di mana kita dapat mengetahui
individu/seseorang yang menyebabkannya, seperti kebakaran, pencurian,kecelakaan dll.
Di rumah sakit manajemen risiko harus dilakukan dengan proaktif dan menjadi
perhatian semua pemangku kepentingan dalam rumah sakit baik klinisi dan non klinisi.
Pendekatan proaktif harus dilakukan oleh manjemen rumah sakit untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya. Risiko selalu melekat dengan proses pelayanan kepada
pasien itu sendiri dan akan berdampak terhadap keselamatan pasien, oleh karena itu
manjemen risiko harus terselenggara dengan baik dan selalu menjadi pemikiran utama
dalam benak setiap orang. Keselamatan pasien bukan hanya pada waktu memberikan
layanan kesehatan tetapi juga pada saat mengembangkan proses dan prosedur, pada saat
membeli peralatan dan produk baru, pada saat meredisain klinik, tempat perawatan dan
pada saat mengembangkan unit-unit baru. Di rumah sakit kita diharuskan dapat
mengintegrasikan pengelolaan risiko dengan manajemen risiko terintegrasi. Manajemen
risiko terintegrasi merupakan suatu proses identifikasi, analisis, penilaian dan
pengelolaan semua risiko yang potensial dan diterapkan terhadap semua jenis pelayanan
di rumah sakit pada setiap level. Berarti rumah sakit seharusnya membuat suatu asesmen
risiko yang sama terhadap semua profesi yang ada di rumah sakit tersebut. Manfaat
penting yang akan dirasakan apabila manajemen risiko dikelola dengan baik dan benar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2/6
diantaranya dapat mengurangi berulangnya dan keparahan dari insiden yang terjadi
dengan pelaporan dan pembelajaran serta dapat mengurangi kebutuhan sumber daya
untuk penanganan dampak dari risiko tersebut.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.. Manajemen risiko
sangat rumit, memerlukan pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman dalam
penyelenggaraannya. Manajemen risiko tradisional hanya terfokus pada risiko-risiko
yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran,
kematian, serta tuntutan hokum, sedangkan pada kenyataannya risiko tersebut sangat
luas dan dapat diklasifikasikan menjadi risiko operasional, risiko hazard, risiko
financial, dll, sehingga dalam pelaksanaannya harus terintegrasi.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang

Tujuan Manajemen Risiko


 Melindungi rumah sakit dari risiko signifikan yang dapat menghambat tujuan dari
pelayanan kesehatan yang diberikan .
 Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada
proses pelaksanan pelayanan kesehatan.
 Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian dan
memastikan keselamatan pasien serta menjadikan pengelolaan risiko sebagai
keunggulan bersaing dan meningkatkan kinerja perusahaan.
 Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko di rumah sakit
yang melekat pada setiap pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien
dan mendorong untuk melakukan pengelolaan risiko.
 Meningkatkan kinerja staf rumah sakit melalui penyediaan informasi dari manajemen
risiko yang berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses
manajemen risikos secara terus menerus dan berkesinambungan.

Pengelolaan Risiko
1. Risk Prevention, melakukan usaha untuk mencegah terjadinya risko.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3/6
2. Risk Reduction, Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan
metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi
dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk Acceptance, Walaupun risiko tertentu dapat dicegah dn dikurangi, namun beberapa
risiko harus tetap diterima
4. Risk Contingency adalah langkah untuk menyiapkan rencana, berupa aktifitas beyang
terstruktur untuk mengatasi risiko yang terjadi
5. Risk Transfer dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya pada
perusahaan asuransi.

C. Tugas kuliah

1. Sebutkan risiko yang berhubungan dengan fasilitas di RS?


2. Jelaskan mitigasi yang anda telah dilakukan terhadap risiko tersebut?

D. Daftar Referensi
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 , Tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien.
5. Instrumen Akreditasi KARS SNARS Ed. 1.1. Tahun 2019
6. Joint Commission International accreditation Standards for Hospitals, Published by Joint
Commission Resources Oak Brook, Illinois, 2020
7. Paul Hopkin. (2018). Fundamental of Risk Management, Kogan Page Limited.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4/6

Anda mungkin juga menyukai