Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Bina Keluarga Balita (BKB)

Menurut Peraturan Kepala BKKBN No.12 tahun 2018, Bina Keluarga Balita


diartikan sebagai layanan penyuluhan bagi orang tua dan anggota keluarga
lainnya dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui
kegiatan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan
moral.Hal ini dilakukan untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas
demi meningkatkan kesertaan pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi
pasangan usia subur (PUS).
Penyelenggaraan program Bina Keluarga Balita
Pelaksanaan program BKB dilakukan oleh pengelola dan kader yang bekerja
secara sukarela dari kalangan masyarakat sekitar. Sementara itu, orang yang
menerima penyuluhan disebut sebagai kelompok BKB.Kelompok BKB
umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai anak
batita (bawah usia tiga tahun) atau anak balita (bawah usia lima
tahun).Menurut laman resmi BKKBN, untuk memberdayakan kedua kelompok
keluarga tersebut, seluruh jajaran pembangunan, termasuk kekuatan keluarga
yang tergabung dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA), diarahkan
agar setiap keluarga memiliki prioritas tinggi terhadap kesehatan dan
pertumbuhan anak balitanya.Jika berjalan dengan baik, maka penyuluhan BKB
ini diharapkan dapat menghasilkan orang tua yang paham cara untuk
memelihara kesehatan, tumbuh kembang anaknya, deteksi dini kelainan atau
kecacatan dan akhirnya menyiapkan anak balitanya siap sekolah bersama
anak-anak lain.Baca Juga: Ini Pentingnya Monitor Tumbuh Kembang Anak
Tujuan program Bina Keluarga Balita
Dibuatnya program BKB memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas hidup
anak balita dalam jangka panjang. Selain itu, penyuluhan yang dilakukan pada
program ini juga akan berguna sebagai bekal orang tua dalam mendidik
anaknya.Berikut ini manfaat dan tujuan diselenggarakannya BKB secara rinci.
1. Manfaat program BKB bagi orang tua

 Meningkatkan keterampilan dalam hal mengasuh dan mendidik anak


balita
 Mengetahui cara yang paling tepat untuk menggali potensi maksimal
anak dari segala sisi
 Memahami tips membagi waktu dengan baik saat mengasuh anak
 Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh anak yang
benar
 Lebih terarah dalam cara pembinaan anak
 Mampu mencurahkan perhatian dan kasih sayang terhadap Si Kecil
sehingga tercipta ikatan batin yang kuat antara orang tua dan anak
 Mampu membentuk anak yang berkualitas

2. Manfaat program BKB bagi anak

 Menjadikan anak sebagai pribadi yang bertakwa kepada Tuhan Yang


Maha Esa
 Menanamkan kepribadian luhur kepada anak sejak dini
 Memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal
 Menjadikan anak tumbuh sebagai orang yang cerdas, terampil, dan
sehat
 Membuat anak memiliki dasar kepribadian yang kuat untuk
perkembangan selanjutnya

Baca Juga: Alasan Pentingnya Anak Mengikuti Pendidikan Usia Dini (PAUD)


Apa saja yang diajarkan dalam Bina Keluarga Balita?
Penyuluhan BKB dilakukan oleh kader. Materi penyuluhan, perencanaan
kegiatan, dan pengorganisasiannya dilakukan oleh pengelola BKB.Selanjutnya,
selama rangkaian kegiatan dilakukan, pengelola akan melakukan pemantauan.
Lalu setelah selesai, akan ada penilaian untuk melihat keberhasilan
penyuluhan.Secara umum, materi penyuluhan berisi tentang penerapan pola
asuh tumbuh kembang anak balita. Penyuluhan ini dilakukan sebanyak
sembilan kali pertemuan dengan materi pokok sebagai berikut ini.
• Program KB (Keluarga Berencana)
Penyampaian tujuan-tujuan dasar program KB penting untuk meningkatkan
kualitas masyarakat dalam memenuhi hak-hak reproduksi dan kesehatan
reproduksi serta meningkatkan kualitas penduduk.
• Peran orang tua dalam pembinaan balita dan konsep diri orang tua
Usia balita adalah usia emas perkembangan dan pertumbuhan anak. Oleh
karena itu ketika anak berada di usia ini, orang tua perlu benar-benar
memperhatikan pola asuh dan perkembangannya agar buah hati bisa
berkembang optimal.Sebagai pengasuh dan pendidik, orang tua memegang
peranan besar. Sebab, pola asuh akan memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam jangka panjang.Dalam penyuluhan BKB, orang tua
akan mempelajari poin-poin penting dalam membina tumbuh kembang anak,
seperti:

 Tidak membandingkan anak yang satu dengan anak yang lainnya


 Tidak menuntut anak secara berlebihan, melebihi kemampuannya
 Memenuhi kebutuhan akan ASI, ASAH, dan ASUH
 Tidak merendahkan kekurangan anak, melainkan tetap memberikan
dorongan padanya
 Meningkatkan komunikasi dengan anak melalui pesan yang ikhlas
 Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan
perasaannya dan menjadi pendengar yang baik
 Menjadi teladan yang baik bagi anak

Sasarannya :

Prinsip bina keluarga balita yaitu menitik beratkan pada pembinaan orang tua dan anggota keluarga
lainnya yang mempunyai balita dan anak menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) sebagai alat pantau
perkembangan anak

TUGAS KADER BKB :

Tugas kader BKB yaitu memberikan penyuluhan kepada orang tua serta bertanggung jawab atas
jalannya penyuluhan dan memberikan pelayanan pengasuhan terhadap anak balita yang ikut orang
tuanya ke tempat penyuluhan.
MATERI 9 ASPEK MENJADI ORANG TUA HEBAT

Menjadi Orang Tua Hebat dalam Mengasuh Anak Usia 0-6 Tahun
Bersiap-siap menjadi orang tua

 Perencanaan membangun keluarga


 Menciptakan keluarga berkualitas
 Melaksanakan fungsi keluarga

Memahami peran orang tua

 Konsep pengasuhan
 Tujuan pengasuhan
 Tipe pola asuh
 Pola asuh efektif
 Faktor penting pengasuhan
 Pengaruh pengasuhan
 Membentuk tingkah laku positif

Memahami konsep diri orang tua

 Pengertian konsep diri


 Mengembangkan kepercayaan diri
 Pembentukan konsep diri anak

Melibatkan peran ayah

 Pentingnya keterlibatan ayah


 Mengembangkan kepercayaan diri
 Pembentukan konsep diri anak

Mendorong tumbuh kembang anak

 Mengukur tinggi badan dan lingkaran kepala


 Memperhatikan bentuk tubuh dan giginya

Membantu tumbuh kembang balita

 Peran orang tua


 Pertumbuhan dan perkembangan balita
 Stimulasi tumbuh kembang balita

Menjaga anak dari pengaruh media

 Tantangan pengaruhan era layar


 Dampak era layar pada perkembangan anak
 Upaya mencegah dampak negatif media
 Mengenali tanda tanda anak kecanduan
 Cara mengatasi kecanduan

Menjaga kesehatan reproduksi balita

 Biasakan anak izin masuk kamar orangtua\


 Pisahkan tempat tidur anak
 Melarang anak tidur tengkurap
 Membiasakan anak melihat hal-hal yang baik

Membentuk karakter anak sejak dini

 Mengenali karakter anak


 Mengembangkan karakter anak
 Mengamati perilaku anak
 Pembiasaan perilaku positif dalam kehidupan
 Penguatan karakter anak
 Catatan aktifitas sehari-hari
 etiap tahap perkembangan anak dimulai dari rumah dan lingkungannya. Ini berarti,
orang tua berperan penting dalam membentuk, memfasilitasi, serta mengawasi
setiap perkembangan yang terjadi pada anak.

7 ASPEK PERKEMBANGAN BALITA


Untuk itu, orang tua perlu mengetahui aspek perkembangan apa saja yang perlu
diperhatikan pada anak, dan apa yang harus dilakukan untuk memastikan
perkembangannya selalu tepat untuk usianya. Berikut adalah tujuh aspek perkembangan
anak yang harus orang tua ketahui.

 Perkembangan Kemampuan Gerak Kasar
 Perkembangan Kemampuan Gerak Halus
 Perkembangan Komunikasi Pasif
 Perkembangan Komunikasi Aktif
 Perkembangan Kecerdasan
 Perkembangan Anak dalam Kemampuan Individu
 Perkembangan Kemampuan Sosial
8 FUNGSI KELUARGA
Fungsi Agama
Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan, diajarkan, dan dipraktikkan. Disini,
orangtua berperan menanamkan nilai agama sekaligus memberi identitas agama kepada
anak. Keluarga yang berhasil menerapkan nilai-nilai agama melalui contoh dalam
kehidupan sehari-hari mampu memberikan fondasi yang kuat bagi setiap anggota
keluarganya.

Fungsi Kasih Sayang


Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih sayang. Perasaan disayangi sangat
penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang yang mampu
menyayangi pula. Hal ini akan menjadi modal bagi semua anggota keluarga untuk
menumbuhkan rasa kasih sayang dalam konteks yang lebih luas dan mampu mengurangi
munculnya bibit permusuhan dan anarkisme dalam masyarakat.

Fungsi Perlindungan
Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang membuat anggotanya merasa aman dan
tentram. Karena itu, seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam keluarga, hindari
terjadinya tindak kekerasan verbal maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak.

Fungsi Sosial Budaya


Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan anak kepada nilai-nilai sosial
budaya yang ada di masyarakat. Terlebih lagi di Indonesia, sopan santun sangat dijunjung
tinggi, dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi pekerti yang berlaku di
masyarakat. Dari anggota keluarga yang lebih tua lah anak bisa belajar bagaimana harus
bersikap terhadap orang yang lebih tua dan mempelajari hal-hal yang pantas dan tidak
pantas dalam budayanya.

Fungsi Reproduksi
Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk berkeluarga adalah untuk
mendapatkan keturunan. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang
mampu menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan sikap
menghargai lawan jenis perlu ditanamkan dalam keluarga.

Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan


Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi dengan orang lain,
yaitu orangtua dan saudara-saudaranya. Di dalam keluarga pula proses pendidikan untuk
pertama kalinya diterima oleh anak.
Semua ini disebabkan oleh interaksi intensif yang terjadi sehingga proses pendidikan terjadi
secara natural dan efektif.

Fungsi Ekonomi
Kondisi ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi keharmonisan keluarga. Karena
itu, mengajarkan anak untuk berhemat dan menumbuhkan jiwa wirausaha akan membuat
mereka kelak dapat cerdas secara finansial.

Fungsi Pembinaan Lingkungan


Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan sejak dini dalam keluarga.
Begitu juga dengan kebiasaan peduli dengan lingkungan sekitar seperti tetangga dan
masyarakat secara umum.
Tanamkan sifat cinta lingkungan, tidak memboroskan listrik, air bersih, makanan, juga
membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya sedari dini, karena hanya dari
alam lah kita dapat hidup.

Apa itu Bina Keluarga Remaja?


Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan wadah yang tepat untuk melaksanakan
bimbingan, pembinaan, dan memberikan pengetahuan kepada keluarga yang mempunyai
remaja berusia 10 – 24 tahun.
Selain itu BKR juga sebagai wadah komunikasi, interaksi, dan tukar pengalaman serta
pemikiran antara keluarga yang sedang atau akan menghadapi masalah remaja sehingga
bisa memberikan pandangan untuk memecahkan masalah secara bersama.
Dengan adanya pengembangkan kelompok BKR ini juga bisa membantu orangtua dalam
memahami remaja, permasalahan remaja, dan cara berkomunikasi dengan remaja.
Bentuk kegiatan yang dilakukan BKR adalah dengan mengumpulkan para orangtua yang
mempunyai anak remaja. Biasanya kegiatan ini dilakukan selama sebulan sekali untuk
diberikan pendidikan, pelatihan dan pengetahuan seputar permasalahan dan cara
mengatasai permasalahan remaja.
Membangun keluarga terencana dengan BKR
Saat ini banyak bermunculan nikah muda atau pernikahan dengan usia remaja yang belum
sepenuhnya siap dalam membangun rumah tangga. Oleh karena itu BKR hadir untuk
memberikan pengetahuan agar remaja Indonesia bisa mempersiapkan dalam membangun
keluarga yang terencana.
Agar terbentuknya keluarga terencana yang harmonis tentu dibutuhkan adanya komunikasi
yang baik berlandaskan asas musyawarah dan mufakat.
Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam memahami perkembangan
anaknya dalam mencapai tahapan tertentu yang akan menghantarkan mereka untuk siap
dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
Itulah mengapa penting mengikuti edukasi kelompok BKR, agar para orangtua bisa
mengetahui seluk beluk permasalahan remaja dan bagaimana cara mengasainya untuk
bisa menciptakan keluarga yang harmonis.
Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan wadah yang tepat untuk melaksanakan bimbingan, pembinaan,
dan memberikan pengetahuan kepada keluarga yang mempunyai remaja berusia 10 – 24 tahun. ... Bentuk kegiatan
yang dilakukan BKR adalah dengan mengumpulkan para orangtua yang mempunyai anak remaja

Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah suatu kelompok/ wadah kegiatan yang terdiri
dari keluarga mempunyai anak remaja usia 10-24 tahun yang dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua remaja dalam rangka pembinaan tumbuh kembang remaja,
dalam rangka memantapkan kesertaan, pembinaan

Tugas kader BKR adalah mendata keluarga yang memiliki anak dan remaja,memberikan penyuluhan
kepada keluarga anak dan remaja yang ada di desa untuk ikut aktif menjadi anggota bkr,menyusun
jadwal kegiatan,menyelenggarakan pertemuan berkala dengan orang tua

SINERGITAS BINA KELUARGA REMAJA ( BKR ) DAN PUSAT INFORMASI


KONSELING REMAJA (PIK R ) UNTUK PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN
TARUB KABUPATEN TEGAL

Bentuk kegiatan yang dilakukan BKR adalah dengan mengumpulkan para orangtua yang mempunyai


anak remaja. Biasanya kegiatan ini dilakukan selama sebulan sekali untuk diberikan pendidikan,
pelatihan dan pengetahuan seputar permasalahan dan cara mengatasai permasalahan remaja
Perencanaan keluarga yang baik adalah suatu kesepakatan bersama antara pasangan suami istri untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah keluarga. ... Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perencanaan keluarga dan besar keluarga dengan jumlah anak yang dimiliki.

Pendewasaan Usia Perkawinan diperlukan karena dilatarbelakangi beberapa hal sebagai berikut:
1. Semakin banyaknya kasus pernikahan usia dini.
2. Banyaknya kasus kehamilan tidak diinginkan
3. Banyaknya kasus pernikahan usia dini dan kehamilan tidak diinginkan menyebabkan pertambahan penduduk makin
cepat (setiap tahun bertambah sekitar 3,2 juta jiwa)
4. Karena pertumbuhan penduduk tinggi, kualitasnya rendah
5. Menikah dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis,sering cekcok, terjadi perselingkuhan,
terjadi KDRT, rentan terhadap perceraian.
Beberapa persiapan yang dilakukan dalam rangka berkeluarga antara lain:
1. Persiapan fisik, biologis
2. Persiapan mental
3. Persiapan sosial ekonomi
4. Persiapan Pendidikan dan ketrampilan
5. Persiapan keyakinan dan atau agama

Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem TRIAD
KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas, HIV/ AIDS

reproduksi (fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental
dan sosial. Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut sikap dan perilaku seksual
maupundan Napza. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Sedangkan
pengertian HIVorientasi seksual. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency
Syndrome. Sedangkanadalah virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia.
pengertian AIDS adalah kumpulan dari berbagai gejala penyakit akibat turunnya sistem Napza
adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Sedangkan
pengertian Napza adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan kedalam tubuhkekebalan tubuh
individu karena HIV. Program KRR adalah program untuk membantu remaja agar TEGAR dari
resiko TRIADmanusia baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) atau disuntik.
KRR, dan memiliki status sistem reproduksi yang sehat melalui peningkatan komitmen,
pemberian informasi, pelayanan konseling, rujukan medis, dan pendidikan kecakapan Remaja
adalah penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19 tahun dan belumhidup.
Pendidik Sebaya KRR adalah orang yang menjadi narasumber bagi kelompok remajamenikah
(WHO). Konselor Sebaya KRR adalah orang yang dapat memberikan konseling KRR
bagisebayanya yang telah mengikuti pelatihan Pendidik Sebaya KRR. Pemberian informasi
KRR adalah suatu proses penyampaian informasi KRR oleh seorangkelompok remaja
sebayanya yang telah mengikuti pelatihan konseling KRR. Pendidik Sebaya yang membantu
remaja sebayanya dalam memahami kesehatan Konseling KRR adalah suatu proses tatap muka
dimana seorang Konselor Sebaya yangreproduksi. membantu remaja sebayanya untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
BKL
ina Keluarga Lansia atau BKL merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berkelompok dengan
tujuan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan bagi keluarga yang mempunyai orang tua atau
lanjut usia. Pengetahuan ini meliputi pola perawatan, pengasuhan, dan pemberdayaan kaum lansia agar
kesejahteraannya bisa meningkat.
BKL mempunyai dua sasaran, yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsungnya
adalah keluarga yang mempunyai lansia atau keluarga yang semua anggotanya merupakan kaum
lansia. Sedangkan sasaran tidak langsungnya, yang pertama adalah perorangan seperti guru, ulama atau
pemuka agama, tokoh adat, pemuda, pemimpin organisasi dan para ahli yang memiliki ketrampilan di
bidang psikolog, perawatan, kebidanan, dan dokter. Kemudian, yang kedua adalah lembaga pemerintah
maupun swasta, seperti sekolah, organisasi perempuan, dan LSM atau Lembaga Swadaya Masyarakat.
Pembinaan Fisik dan Psikis
Yang dimaksud dengan pembinaan fisik untuk lansia adalah pembinaan bagi kaum lansia sesuai dengan
kondisi fisik dan usia mereka, misalnya melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, senam, atau
sekadar menikmati makan bersama.
Selain fisik, kaum lansia juga sering mengalami masalah psikis, misalnya cemas dan takut menghadapi
kemunduran fisik di tubuhnya, takut sakit, takut kehilangan pergaulan atau takut tersingkir secara sosial
dari lingkungannya. Melalui progam Bina Keluarga Lansia, diharapkan ketakutan tersebut bisa
dihilangkan.
Kaum lansia pada umumnya juga memiliki perasaan yang sangat peka dan mudah tersinggung. Bahkan,
jika muncul perbedaan sedikit saja langsung memunculkan rasa curiga pada orang lain. Selain itu, kaum
lansia juga biasanya mudah tegang, gelisah, dan memiliki banyak tuntutan yang kadangkala sulit untuk
dipenuhi.
Masalah lain yang juga sering menghinggapi kaum lansia adalah rasa sepi. Terutama yang sudah
ditinggal oleh suami atau istrinya apalagi ketika semua anaknya sudah menikah serta memiliki kehidupan
sendiri. Rasa sepi ini akan memunculkan suatu perasaan jika dirinya sudah tidak punya manfaat lagi bagi
orang lain atau masyarakat. Kondisi tersebut akan berdampak pada tekanan jiwa dan stres.
Agar masalah tersebut bisa dihindari, Bina Keluarga Lansia atau BKL punya program-program untuk
memberdayakan mereka. Sehingga, kaum lansia tetap bisa berkarya dan memberi manfaat baik untuk
dirinya sendiri atau orang lain. Pada akhirnya, mereka tidak akan merasa tersingkirkan lagi dari keluarga
atau pergaulannya di masyarakat.

Lansia Tangguh

Siapa yang disebut lansia tangguh?

Lansia tangguh adalah seseorang atau kelompok Lansia yang berumur diatas 60 tahun bercirikan
Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif.

Bagaimana cara mewujudkan Lansia Tangguh?

Dapat dilaksanakan melalui Promotif (promosi), Preventif (pencegahan), Kuratif (pengobatan) dan
Rehabilitatif (pemulihan).

Apa saja program Lansia Tangguh berdasarkan 7 dimensi?

Pembangunan keluarga lansia tangguh ditinjau dari dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional,
sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan.

Bagaimana keterkaitan 7 dimensi lansia tangguh dan 8 fungsi keluarga?

Fungsi Agama → Dimensi Spiritual


Fungsi Sosial Budaya → Dimensi Sosial Kemasyarakatan

Fungsi Cinta Kasih → Dimensi Emosional

Fungsi Perlindungan → Dimensi Sosial Kemasyarakatan

Fungsi Reproduksi → Dimensi Fisik

Fungsi Sosial & Pendidikan → Dimensi Intelektual

Fungsi Ekonomi → Dimensi Profesional Vokasional

Fungsi Lingkungan → Dimensi Lingkungan


Dusun 1 RT 01
Ringkasan
Jumlah Keluarga / Jiwa
51 / 188
Jumlah PUS
24
Jumlah Wanita Hamil
0
Jumlah Unmet Need
4

Peserta KB Aktif
Metode Pemerintah Swasta Lainnya Jumlah
IUD 0 0 0 0
MOW 0 0 0 0
MOP 0 0 0 0
IMPLANT 3 0 0 3
SUNTIKAN 11 0 0 11
PIL 0 0 0 0
KONDOM 0 0 0 0
MAL 0 0 0 0
TRADISIONA
0 0 0 0
L
Total 14 0 0 14
PUS Bukan Pst KB
10
Ingin Anak
6
Ingin Anak Ditunda
0
Tidak Ingin Anak Lagi
4
Sasaran Poktan
57
BKB
16
BKR
28
BKL
13
Kesertaan Poktan
0
BKB
0
BKR
0
BKL
0
UPPKA
0
Dusun 1 RT 02
Ringkasan
Jumlah Keluarga / Jiwa
51 / 188
Jumlah PUS
24
Jumlah Wanita Hamil
0
Jumlah Unmet Need
4
Peserta KB Aktif

Metode Pemerintah Swasta Lainnya Jumlah


IUD 0 0 0 0
MOW 0 0 0 0
MOP 0 0 0 0
IMPLANT 3 0 0 3
SUNTIKAN 11 0 0 11
PIL 0 0 0 0
KONDOM 0 0 0 0
MAL 0 0 0 0
TRADISIONA
0 0 0 0
L
Total 14 0 0 14
PUS Bukan Pst KB
10
Ingin Anak
6
Ingin Anak Ditunda
0
Tidak Ingin Anak Lagi
4
Sasaran Poktan
57
BKB
16
BKR
28
BKL
13
Kesertaan Poktan
0
BKB
0
BKR
0
BKL
0
UPPKA
0
DUSUN 2 RT 3
Ringkasan
Jumlah Keluarga / Jiwa
50 / 182
Jumlah PUS
26
Jumlah Wanita Hamil
2
Jumlah Unmet Need
10
Peserta KB Aktif

Metode Pemerintah Swasta Lainnya Jumlah


IUD 0 0 0 0
MOW 0 0 0 0
MOP 0 0 0 0
IMPLANT 0 0 0 0
SUNTIKAN 2 0 0 2
PIL 0 0 0 0
KONDOM 0 0 0 0
MAL 0 0 0 0
TRADISIONA
0 0 0 0
L
Total 2 0 0 2

PUS Bukan Pst KB


22
Ingin Anak
12
Ingin Anak Ditunda
0
Tidak Ingin Anak Lagi
10
Sasaran Poktan
61
BKB
19
BKR
26
BKL
16
Kesertaan Poktan
0
BKB
0
BKR
0
BKL
0
UPPKA
0
DUSUN 2 RT 4
Ringkasan
Jumlah Keluarga / Jiwa
67 / 263
Jumlah PUS
42
Jumlah Wanita Hamil
0
Jumlah Unmet Need
16
Peserta KB Aktif

Metode Pemerintah Swasta Lainnya Jumlah


IUD 0 0 0 0
MOW 0 0 0 0
MOP 0 0 0 0
IMPLANT 4 0 0 4
SUNTIKAN 14 0 0 14
PIL 0 0 0 0
KONDOM 0 0 0 0
MAL 0 0 0 0
TRADISIONA
0 0 0 0
L
Total 18 0 0 18
PUS Bukan Pst KB
24
Ingin Anak
8
Ingin Anak Ditunda
1
Tidak Ingin Anak Lagi
15
Sasaran Poktan
80
BKB
18
BKR
45
BKL
17
Kesertaan Poktan
0
BKB
0
BKR
0
BKL
0
UPPKA
0

Anda mungkin juga menyukai