Anda di halaman 1dari 38

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi disusun dengan tujuan untuk menyajikan

informasi keuangan yang nantinya akan digunakan oleh pihak menejemen

dalam mengambil keputusan. Berikut ini adalah uraian mengenai pengertian,

tujuan dan unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang dikutip dari beberapa

ahli.

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Anastasia Diana

dan Lilis Setiawati dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi menyatakan bahwa “Sistem informasi akuntansi adalah

Sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data

serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi

keuangan”. (2011:4)

Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi menyatakan bahwa “Sistem informasi akuntansi adalah

sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan


informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan

mengoperasikan bisnis”.(2010:4)

Sedangkan menurut James A. Hall dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa “Sistem Informasi

Akuntansi adalah suatu sub sistem yang memproses transaksi

keuangan dan non-keuangan yang berpengaruh secara langsung

terhadap pemrosesan tansaksi keuangan”.(2011:7)

Berdasarkan pendapat ketiga ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi akuntansi adalah kegiatan dalam mengumpulkan data dari

transaksi yang telah terjadi dan memproses data tersebut menjadi sebuah

informasi keuangan yang berguna bagi pihak – pihak yang berkepentingan di

dalam perusahaan.

2.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Krismiaji, dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi, tujuan pokok dari sistem informasi akuntansi adalah sebagai

berikut:

1. Mengumpulkan dan memproses data tentang kegiatan organisasi

bisnis ssecara efesien dan efektif

2. Menghasilkan informasi yang berguna untuk membuat keputusan.

3. Melakukan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa data

transaksi bisnis telah dicatat dan diproses secara akurat, serta untuk
melindungi data tersebut dan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

(2010:23)

Sedangkan menurut Hall dalam bukunya yang berjudul Sistem

Informasi Akuntansi menyatakan bahwa tujuan sistem informasi akuntansi

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (Stewardship) manajemen

suatu organisasi/ kerusahaan, karena menejemen bertanggungjawab

untuk menginformasikan pengatuuran dan penggunaan sumber daya

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajeman, karena sistem

informasi memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak

manajemen untuk melakukan tanggung jawab pengambilan

keputusan.

3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem

informasi membantu personil operasional untuk bekerja lebih efektif

dan efisien. (2001:18)

Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwa tujuan

dari sistem informasi akuntansi adalah untuk menyajikan informasi akuntansi

kepada berbagai pihak yang membutuhkan informasi, Dengan proses

pengolahan data yang efektif dan efisien sehingga dapat mengahasilkan

informasi yang dibutuhkan oleh pembuat keputusan.


2.1.3 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart di dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi, menjelaskan bahwa ada tiga fungsi suatu

sistem informasi akuntansi, yaitu :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas

yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi

oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat

dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak menejemen, para

pegawai dan pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang

(review) hal-hal yang telah terjadi.

2. Merubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak

menejemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-

asset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan

bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.

(2004:3)
Sedangkan menurut Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem

Informasi Akuntansi menyatakan bahwa ada 3 fungsi dari sistem informasi

akuntansi, ketiga fungsi tersebut adalah:

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari, suatu perusahaan

agar dapat tetap eksis. Perusahaan tersebut harus terus beroprasi

dengan terus malakukan sejumlah aktivitas bisnis yang

peristiwanya disebut dengan transaksi seperti melakukan

pembelian, penyimpangan, proses produksi dan penjualan.

2. Mendukung proses pengambilan keputusan informasi yang tidak

dapat diperoleh dari sistem informasi akuntansi tapi diperlukan

dalam proses pengambilan keputusan, biasanya berupa informasi

kuantitatif yang tidak bersifat uang data kualitatif.

3. Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung

jawabnya kepada pihak eksternal. Setiap perusahaan harus

memenuhi tanggung jawab hokum. Salah satu tanggung jawab

penting adalah keharusan memberikan informasi kepada pemakai

yang berada di luar perusahaan atau stakcholder yang meliputi

pemasok, pelanggan, pemegang saham, kreditor, investor besar,

serikat kerja, analis keuangan atau bahkan public secara umum.

(2008:8-10)

2.1.4 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi, Mengungkapkan unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi

sebagai berikut :

1. Fungsi yang dihasilkan oleh sebuah Sistem Informasi Akuntansi.

2. Dokumen, untuk merekam data transaksi.

3. Catatan akuntansi, Untuk mencatat transaksi kedalam jurnal dan

memposting data dari jurnal kedalam buku besar.

4. Rosedur, merupakan tahapan yang dilakukan secara berurutan.

5. Laporan yang dihasilkan, untuk memberikan informasi yang

bermanfaat untuk pembuatan keputusan oleh manajemen

(2010:23)

Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem

Informasi Akuntansi menyatakan bahwa unsur-unsur Sistem Informasi

Akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Formulir

2. Jurnal

3. Buku Besar

4. Buku Pembantu

5. Laporan (2008:3-5)

Berdasarkan pemaparan unsur-unsur tersebut dapat disimpulkan

bahwa unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi yaitu fungsi yang

dilaksanakan oleh sebuah sistem informasi akuntansi, dokumen yang


digunakan untuk merekam terjadinya transaksi pertama kali, catatan

akuntansi yaitu jurnal untuk mencatat, mengklasikan dan meringkas data

keuangan dan data lainnya sesuai dengan yang akan disajikan di dalam

laporan keuangan.

2.2 Konsep Materi Bahasan

Pembelian merupakan salah satu dari alur kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun perusahaan

manufaktur. Ada berbagai macam cara yang dapat digunakan oleh

perusahaan dalam melakukan kegiatan pembelian. Berikut ini uraian

mengenai pengertian, klasifikasi dan tujuan pembelian yang dilakukan oleh

perusahaan.

2.2.1 Pengertian Pembelian

Menurut Bodnar dan Hopwood didalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akutansi menyatakan bahwa pembelian merupakan

sinonim dari pengadaan, yang di artikan sebagai berikut “Pengadaan

adalah proses bisnin memilih sumber, pemesanan dan memperoleh

barang dan jasa”. (2004:417)

Menurut Kamus Besar Akuntansi pengertian pembelian adalah

sebagai berikut: “Pembelian adalah perkiraan yang digunakan daam


sistem persediaan berkala untuk mencatat biaya semua barang yang

dibeli untuk dijual kembali”. (2009:750)

Sedangkan menurut Wing Wahyu Winarno dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa “Pembelian

adalah serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan

aktiva, barang, perlengkapan (Atau Supplies) dan jasa oleh

perusahaan”. (2006:133)

Berdasaarkan pendapat ketiga ahli tersebut dapat kita simpulkan

bahwa pembelian merupakan serangkaian aktivitas yang berhubungan

dengan pengadaan barang, dimulai dari memilih supplier, pemesanan dan

memperoleh barang dan jasa

2.2.2 Klasifikasi Transaksi Pembelian

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi klasifikasi dari transaksi pembelian

yang mendukung sistem informasi pembelian adalah sebagai berikut :

1. Pembelian secara kontan, yaitu pembelian yang dilaksanakan


secara cash and carry. Kebiasaan yang umum dimasa sekarang
yaitu jangka waktu satu bulan pun di anggap kontan.
2. Pembelian secara kredit, yaitu pembelian yang mendapat fasilitas
pembayaran lebih dari satu bulan.
3. Pembelian secara tender, yaitu pembelian yang dilaksanakan
apabila menyangkut nilai yang cukup besar.
4. Pembelian dengan cara impor, yaitu pembelian yang menggunakan
prosedur impor dengan memanfaatkan letter of credit (L/C)
5. Pembelian secara komisi, yaitu pembelian yang bersifat titipan, atas
barang yang terjual yang kemudian dibayar.
6. Pembelian dipasar berjangka/ future trading, yaitu pembelian atas
barang-barang yang memiliki standar kualitas yang ditawarkan di
pasar berjangka, selain kualitas telah terjamin juga dapat menutup
kemungkinan kerugian karena adanya kenaikan harga.
7. Pembelian secara cicilan pada sewa guna usaha (Leasing), yaitu
suatu cara pembelian dimana harga atas barang dibayar secara
menyicil setelah diperhitungkan bunga bank. Bentuk lain adalah beli
sewa yaiyu pembayaran berupa sewa atas barang tersebut
dianggap angsuran barang.
8. Pembelian secara kontrak yaitu suatu pembelian dengan
menggunakan prosedur kontrak yang memuat hak- hak dan
kewajiban masing - masing pihak. Biasanya pembelian secara
kontrak dilaksanakan apabila terjadi penjualan secara kontrak pula.
9. Pembelian melalui perantara (komisioner, makelar) yaitu suatu jenis
pembelian yang menggunakan jasa komisioner atau makelar
sebagai perantara dalam pembelian dan untuk jasa yang mereka
berikan,mereka menerima komisi atau provisi.
10. Pembelian secara Remburs lebih bersifat cara pembayaran, yaitu
pembayaran dilakukan kepada pembawa atau yang mengangkut
barang. (2001:126-127)

2.2.3 Pengertian Barang Dagangan

Menurut Soemarsono SR dalam bukunya yang berjudul Akuntansi

Suatu Pengantar Menyatakan bahwa: “Persediaan barang dagangan

(Merchandise Inventory) adalah akun yang digunakan untuk mencatat

harga pokok barang dagangan pada awal dan akhir periode akun”.

(2009:208)

Sedangkan menurut Bambang Riyanto didalam bukunya yang

berjudul Dasar Pembelanjaan Perusahaan menyatakan bahwa pengertian

dari persediaan barang dagang adalah sebagai berikut: “Barang untuk


perusahaan yang diadakan untuk dijual secara langsung sebagai usaha

utama perusahaan atau pengembangan usaha bagi perusahaan dalam

proses produksi kemudian di jual sebagai barang dagangan dalam

seluruh operasi norma perusahaan” (2004:89)

Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa barang

dagang merupakan barang yang dibeli oleh perusahaan dalam keadaan jadi,

untuk kemudian dijual kepada pihak lain dengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan / laba.

2.3 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Kredit

Sistem informasi akuntansi pembelian digunakan oleh perusahaan

untuk mempermudah perusahaan dalam setiap kegiatan baik input dan

outputnya yang salah satunya adalah dalam kegiatan pembelian. Tujuan dari

sistem informasi akuntansi pembelian adalah untuk mengidentifikasi

pembelian yang diperlukan. Dengan sistem informasi pembelian yang baik

juga dapat diperoleh data yang benar, tepat dan dapat dipercaya

keandalannya.

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Kredit

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyatakan bahwa “Sistem

Akuntansi Pembelian adalah segala sistem dan prosedur yang


dijalankan untuk membuat pesanan pembelian barang dan penerimaan

barang”. (2001:47)

Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul “Sistem

Informasi Akuntansi” menyatakan bahwa:

“Sistem akuntansi pembelian digunakan untuk melaksanakan pengadaan


barang kebutuhan perusahaan, Jaringan prosedur yang membentuk sistem
akuntansi pembelian adalah: Prosedur permintaan pembelian, prosedur
permintaan, penawaran harga dan pemilihan pemasok, prosedur order
pembelian, prosedur penerimaan barang, perosedur pencatatan utang
danprosedur distribusi pembelian”. (2008:326)

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut dapat kita simpulkan

bahwa sistem informasi akuntansi pembelian merupakan suatu sistem yang

digunakan untuk melakukan pengadaan barang bagi perusahaan, yang

mencakup prosedur-prosedur yang dimulai dari prosedur permintaan

pembelian sampai dengan prosedur distribusi pembelian, dimana prosedur-

prosedur ini dilakukan untuk mencapai tujuan sistem informasi pembelian,

yaitu memastikan perusahaan membeli barang-barang yang di perluakan

oleh perusahaan.

2.3.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Kredit

Menurut Anastasia Dian dan Lilis Setiawati dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa terdapat 4 tujuan

dari Sistem Informasi Akuntansi Pembelian, yaitu :


1. Memastikan bahwa perusahaan membeli barang yang dibutuhkan

dengan tepat waktu.

2. Memastikan bahwa perusahaan tidak terlambat membayaar utang

yang telah jatuh tempo.

3. Memastikan bahwa perusahaan membayar utang untuk barang

yang benar-benar di terima

4. Memastikan bahwa tidak ada peluang kecurangan dalam siklus

pembelian yang dapat dimanfaatkan oleh karyawan. (2008:132)

Sedangkan menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem

Informasi Akuntansi menyatakan bahwa tujuan dari sistem informasi

akuntansi pembelian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menidentifikasikan pembelian yang diperlukan baik untuk

bahan baku, perlengkapan dan aktiva lain.

2. Untuk memilih pemasok yang cocok.

3. Untuk menjamin bahwa barang-barang yang dibeli memang

dibutuhkan dan dapat diperoleh. (2010:363)

Berdasarkan tujuan pembelian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

tujuan sistem informasi akuntansi pembelian adalah untuk melaksanakan

pembelian yang andal, membeli barang dengan kualitas yang baik sesuai

dengan yang diinginkan, memperoleh barang dengan harga yang relatif

sesuai , hanya membeli barang yang disetujui (authorized) dan sesuai

dengan tujuan perusahaan yaitu, mengelola barang secara sehat sehingga


selalu tersedia manakala dibutuhkan perusahaan, hanya menerima barang

yang sudah dipesan dan harus menerima ssemua barang yang dipesan,

menerapkan ppengendalian barang yang disimpan dan diterima secara sehat

untuk benbagai kemungkinan yang merugikan dan meminimalkan biaya total

untuk menjaga kestabilan persediaan barang dagang.

2.3.3 Prosedur Pembelian Kredit

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi menyatakan bahwa jaringan prosedur yang membentuk sistem

akuntansi pembelian adalah :

1. Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian

dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan

penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh informasi

mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lai, untuk

memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai

pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.

3.  Prosedur order pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order

pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada


unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian

yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan

mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok,

dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk

menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.

5. Prosedur pencatatan utang

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan

penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan menyelenggarakan

pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai

catatan utang.

6. Prosedur distribusi pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi

pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

(2008:301)

2.3.4 Fungsi-fungsi yang terkait dalam Sistem Informasi Akuntansi

Pembelian Kredit

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi


Akuntansi menyatakan bahwa dalam setiap siklus pembelian, terdapat
fungsi-fungsi yang terlibat dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Kredit, yaitu :

1. Fungsi Gudang

Fungsi Gudang bertugas untuk mengajukan permintaan pembelian

berdasarkan jumlah stok barang di Gudang dan untuk menyimpan

barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi

mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam

pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada

pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Fungsi penerimaan bertanggung jawab untuk melakukan

pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang

diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang

tersebut diterima oleh perusahaan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah

fungsi pencatat utang. (2008:300)

Sedangkan menurut Anastasia Diana dan Lilies Setiawati dalam

bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa


fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi pembelian kredit

adalah sebagai berikut:

1. Bagian yang membutuhkan, mengajukan permintaan pembelian ke

Bagian Pembelian.

2. Fungsi Pembelian memesan barang ke pemasok dengan

menggunakan surat order pembelian.

3. Pada saat barang yang dipesan datang, bagian yang

membutuhkan dan Fungsi Pembelian mengecek barang yang

diterima dari pemasok. Jika barang yang diterima tidak sesuai

dengan barang yang dipesan, Bagian akuntansi akan membuat

Nota Retur dan dan barang yang tidak sesuai tersebut segera

dikembalikan ke pemasok.

4. Fungsi Akuntansi (Khususnya bagian utang) menerima tagihan

(Faktur) dari pemasok. Menjelang saat jatuh tempo, fungsi

akuntansi akan menyiapkan Bukti Kas Keluar untuk pelunasan

utang pemasok.

5. Kepala Bagian Keuangan mengotorisasi Bukti Kas Keluar dan Cek

atau Slip Transfer. Cek dan Slip Transfer beserta Bukti Kas Keluar

di serahkan ke bagian kasir.


6. Bagian Kasir memproses pembayaran utang. Bukti Kas Keluar

beserta slip transfer atau coppy dari cek diserahkan ke fungsi

akuntansi untuk di bukukan. (2010:140)

Dari pernyataan kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat tiga fungsi utama yang memiliki peran penting dalam proses

pembelian, yaitu bagian gudang yang mengajukan permintaan pembelian

barang, bagian pembelian yang bertugas untuk mencari informasi harga

barang, menentukan supplier hingga melakukan transaksi dengan supplier

tersebut dan bagian akuntansi yang melakukan pembayaran atas tagihan

dari supplier.

2.3.5 Dokumen Yang Digunakan Dalam SIA Pembelian Kredit

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian

adalah :

1. Surat Permintaan Pembelian

Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang

atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian

melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu

seperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan

pembelian ini biasanya dibuat 2 lembar untuk setiap permintaan,


satu lembar untuk fungsi pembelian, dan tembusannya untuk

arsip fungsi yang meminta barang.

2.  Surat permintaan penawaran harga

Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi

barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi

yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.

3. Surat Order Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok

yang telah dipilih.

4. Laporan Penerimaan Barang.

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan

bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,

spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam

surat order pembelian.

5.  Surat perubahan order pembelian

Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order

pembelian  yang sebelumnya telah diterbitkan.

6. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan

transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai

perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada

pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat


pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran

berfungsi sebagai remittance advice. (2008:303)

2.3.6 Catatan Yang Digunakan Dalam SIA Pembelian Kredit

Menurut Mulyadi, dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

akuntansi menyatakan bahwa, catatan akuntansi yang digunakan untuk

mencatat transaksi pembelian adalah :

a. Register bukti kas keluar

Register bukti kas keluar adalah suatu jurnal untuk mencatat utang

yang timbul dari pembelian.

b. Jurnal pembelian

Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account

payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi

pembelian adalah jurnal pembelian.

c. Kartu utang

Jika dalam catatan utang perusahaan menggunakan account payable

procedure buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang

kepada pemasok adalah kartu utang.

d. Kartu persediaan

Dalam sistem akuntansi pembelian. Kartu persediaan ini digunakan

untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli. (2001:38)


2.3.7 Informasi yang diperlukan dalam Sistem Informasi Kredit .

Menurut Mulyadi dalm bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi mengemukakan bahwa Informasi yang dibutuhkan oleh

manajemen dari sistem akuntansi pembelian kredit adalah :

1. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali

(reorder poin).

2. Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok.

3. Order pembelian yang telah dipenuhi pemasok.

4. Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu.

5. Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu.

6. Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian.

(2008:206)

2.4 Sistem Pengendalian Internal

Sistem yang baik harus memiliki pengendalian internal agar terhindar

dari kesalahan atau kecurangan yang mungkin terjadi dan dilakukan oleh

karyawan yang menjalankan sistem. Beikut ini adalah bahasan mengenai

Sistem Pengendalian Internal meliputi pengertian sistem pengendalian

internal dan komponen pengendalian internal.

2.4.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal


Sistem pengendalian internal menurut Mulyadi dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa sistem

pengendalian internal “Meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan yang bertujuan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong pemenuhan manajemen”. (2008 :

163)

Sedangkan menurut Baridwan dalam bukunya yang berjudul Intermediate

Accounting menyatakan bahwa pengertian pengendalian internal adalah

sebagai berikut:

“Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-


cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan didalam
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memajukan efisiensi didalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya
kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu”. (2001:13)
Dari ketiga definisi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

ditakik kesimpulan bahwa pengendalian intern terdiri dari beberapa kebijakan

dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang layak

bahwa tujuan yang penting bagi organisasi akan terpenuhi. Istilah

pengendalian Internal telah mengisyaratkan tindakan-tindakan yang diambil

didalam organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas-aktivitas

operasi.

2.4.2 Komponen Pengendalian Internal


Sistem pengendalian internal yang diterapkan dalam organisasi terdiri

dari beberapa komponen atau unsur yang terdapat didalamnya. Komponen

tersebut menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi adalah :

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas.Pemisahan tanggung jawab fungsional dalam suatu

orgnisasi harus ditetapkan secara tegas.

b. Fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan harus dipisahkan dengan

fungsi akuntansi. Fungsi operasi berwenang dalam suatu kegiatan,

fungsi penyimpanan berwenang dalam menyimpan aktiva

perusahaan, dan fungsi akuntansi berwenang untuk mencatat

peristiwa keuangan perusahaan.

c. Suatu fungsi tidak boleh bertanggung jawab penuh atas semua

tahap dalam suatu transaksi.

d. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang melindungi

kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.Setiap transaksi hanya

dapat terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang berwenang.

Oleh setiap itu setiap organisasi harus memiliki pembagian

wewenang otorisasi untuk setiap transaksi.

e. Praktik yang sehat dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap

unit. Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang


dan prosedur pencatatan dapat berjalan dengan baik jika ada

cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalm

pelaksanaannya, diantaranya :

1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak

2. Pemeriksaan mendadak untuk mendorong karyawan selalu

melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan

3. Setiap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang atau

fungsi organisasi dalam setiap tahapannya.

4. Perputaran jabatan untuk menjaga independensi pejabat

dan menghindari persekongkolan.

f. Karyawan yang kompeten sesuai dengan tanggung jawabnya.

Karyawan yang melaksanakan fungsi-fungsi pada organisasi harus

kompeten sesuai tanggung jawabnya masing-masing sehingga dapat

mendukung sistem pengendalian internal. (2008 : 164)

2.4.3 Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan dari pengendalian internal menurut Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) dalam bukunya yang berjudul Standar Profesional

Akuntan Publik adalah sebagai berikut :

1. Keandalan Laporan Keuangan

2. Efektivitas dan Efisiensi Operasi


3. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang Berlaku (2011:319)

Sedangkan menurut James.A.Hall dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa pengendalian internal

diterapkan untuk mencapai empat tujuan utama yaitu :

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan.

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan

informasi akuntansi.

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.

4. Untuk mengatur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan manajemen. (2007:181)

Adapun menurut Rama dan Jones dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa tujuan pengendalian

internal mencakup berikut ini:

1. Efektivitas dan efisiensi operasi

2. Keandalan pelaporan keuangan

3. Ketaatan terhadap terhadap hokum dan peraturan yang berlaku

4. Pengamanan asset (2008:134-135)

2.4.4 Pengendalian Internal Pada Pembelian

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi


Akuntansi menyatakan bahwa sistem pengendalian internal pada siklus
pembelian mencakup tiga aspek :
a. Organisasi

Aspek organisasi pada sistem pengendalian internal siklus pembelian

dapat dilakukan dengan memisahkan fungsi penerimaan, fungsi

pembelian dengan fungsi akuntansi, fungsi penerimaan dengan fungsi

penyimpanan barang, dan transaksi tidak boleh dilakukan oleh hanya

satu orang.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

Semua transaksi yang terjadi dalam siklus pembelian harus

berdasarkan otorisasi pejabat berwenang dan dicatat dalam catatan

akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu.

c. Praktik yang sehat

Sistem pengendalian siklus pembelian dapat berjalan dengan baik jika

dipraktekan oleh karyawan dengan baik dalam kegiatan operasional

sehari-hari. Sistem pengendalian siklus pembelian dapat dilakukan

dengan berbagai cara, diantaranya :

1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak.

2. Pemeriksaan dan penerimaan barang oleh fungsi penerimaan

hanya dilakukan setelah menerima tembusan surat order

pembelian dari fungsi pembelian.

3. Pemeriksaan barang yang diterima fungsi penerimaan dilakukan

dengan menghitung dan menginspeksi barang dan


membandingkan dengan tembusan surat order pembelian.

(2008:313)

2.5 Alat Bantu Sistem

Alat bantu sistem merupakan sebuah diagram symbol yang

menampilkan aliran data dan rangkaian operasi pada suatu sistem. Jadi

bagan alir merupakan deskripsi berupa aliran data dan rangkaian dari sistem

akuntansi. Berukut ini merupakan uraian dari bagan alir dari sistem.

2.5.1 Flowchart

Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi, menjelaskan bahwa:

“Bagan alir merupakan teknik analitis yang digunakan untuk


menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat dan
logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk
menguraikan prosedur pengolahan transaksi yang digunakan oleh
sebuah perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam
sebuah sistem.” (2010:71)

Pengertian flowchart menurut Hall dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa “Bagan alir (Flowchart)

adalah representasi grafis dari sistem yang mendeskripsikan relasi fisik

diantara entitas-entitas intinya.” (2011:83)

Sedangkan menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood

dalam bukunya yang berjudul Accounting Information System yang


diterjemahkan oleh Julianto Agung Saputra dan Lilis Setiawati dalam

bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa

“Flowchat adalah diagram symbol yang menunjukan arus data dan

tahapan operasi dalam sebuah sistem”. (2004:41)

Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menarik simpulan

bahwa bagan alir (flowchart) adalah suatu gambaran umum tentang sistem

yang berjalan dan berfungsi sebagai alat bantu komunikasi serta untuk

mendokumentasikan dan menyajikan kegiatan mulai dari manual, semi

manual maupun komputerisasi.

2.5.2 Konteks Diagram

Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini dalam bukunya

Sistem Informasi Akuntansi, menyatakan bahwa

“Context Diagram merupakan DFD top level yang berfungsi memetakan


batasan sistem dengan lingkungan dan direpresentasikan melalui
lingkaran tunggal yang mewakili sistem secara keseluruhan dengan
menggambarkan hubungan antara sistem dengan entitas luarnya
melalui aliran data yang dikirimkan atau diterimanya.” (2011:120)

Menurut Marshal B. Romney dan Paul John Steinbert dalam

bukunya yang aberjudul “Accounting Information System” terjemahan

Dewi Fitriasari, menyatakan bahwa “Diagram konteks adalah data flow

diagram dengan tingkat tinggi”. (2009:32)

Menurut Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul Analisa Sistem

Informasi menyatakan bahwa “Diagram konteks dibuat untuk


menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan di proses atau

dengan kata lain diagram tersebut diinginkan untuk mnggambarkan

sistem secara umum atau global dari keseluruh system yang ada”.

(2004:50)

Dari ketiga definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

diagram konteks merupakan data yang menggambarkan seluruh sistem

secara terperinci dan sistem tersebut akan lebih dirincikan lagi pada level 0

dan seterusnya, Maka oleh ssebab itu sebelum membuat DFD Level 0

terlebih dahulu membuat diagram konteks.

2.5.3 Data Flow Diagram

Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini dalam bukunya

“Sistem Informasi Akuntansi”, meyatakan bahwa :

“Diagram arus data (data flow diagram – DFD) sering digunakan


untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi
yang berhubungan satu sama lain melalui aliran dan penyimpanan
datanya serta menggambarkan komponen-komponen sebuah
sistem, aliran-aliran data diantara komponen tersebut, beserta
asal, tujuan, dan penyimpanan datanya.” (2011:121)

Sedangkan menurut James A Hall dalam bununya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa “DFD Digunakan untuk

menyajikan sistem dalam beberapa tingkat perincian dari yang sangat

umum ke yang sangat terperinci”. (2011:79)


Menurut Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisis dan

Desain Sistem Informasi, menyatakan bahwa “DFD level 0 merupakan

level yang menggambarkan system secara umum dan tidak terperinci”.

(2005:76)

Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi menyatakan bahwa “DFD digunakan untuk

mendokumentasikan sistem yang digunakan sekarang dan untuk

merencanakan serta mendesign sistem yang baru”. (2010:68)

Dari definisi diatas maka penulis mengambil simpulan bahwa DFD

level 0 merupakan level yang menggambarkan seluruh system secara tidak

terinci dan sistem secara tidak terinci dan sistem tersebut akan lebih

dirincikan lagi pada DFD level 1 dan seterusnya

2.5.4 Skema Relasi Antar Tabel

Menurut Adi Nugroho dalam bukunya yang berjudul Konsep

Pengembangan Sistem Basis Data menyatakan bahwa “Model ERD

adalah rincian yang merupakan representasi logika dari data pada suatu

organisasi atau area bisnis tertentu. Model E-R pada umumnya

digambarkan seperti ERD”.(2004-92)

Adapun menurut Marshall B Romney dan Paul John Steinbart

dalam bukunya yang berjudul Accounting Information System terjemahan


Dewi Fitriasari menyatakan bahwa “ERD adalah suatu grafis yang

menggambarkan suatu skema database”.(2009:92)

Sedangkan menurut Connolly di dalam bukunya yang berjudul

Database Systems: A Practical Approach to Design, Implementation,

and Management Menyatakan bahwa “ERD adalah penggambaran dari

sebuah kebutuhan penyimpanan data dengan cara kerja dari suatu

perusahaan atau organisasi yang bebas dari ambiguitas, ERD digunakan

untuk mengidentifikasi data yang akan disimpan diolah dan di ubah untuk

mendukung aktifitas bisnissuatu organisasi”. (2005:354)

Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa ERD merupakan

suatu grafis yang menggambarkan suatu skema database.

2.5.5 Pengertian Database

Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi menyatakan bahwa “Database adalah kumpulan file-file yang

membentuk satuan data yang besar, Dengan dikumpulkannya data

perusahaan ke dalam database, maka koordinasi data menjadi lebih

mudah sehingga proses pembaruan (updating) dan akses data menjadi

lebih lancar”. (2010:94)

Menurut Samiaji Sarosa dalam bukunya Sistem Informasi

Akuntansi Menyatakan bahwa “Database Mangement Systems (DBMS)

adalah suatu pengelolaan berkas elektronik yang dapat menyimpan dan


mengelola berbagai macam tipe data dalam suatu sistem yang

terintegrasi”. (2009:1)

Dari pendapat para ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwa

database merupakan kumpulan data yang disimpan secara sistematis di

dalam komputer dan dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat

lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi. 

2.5.7 Pengertian Aplikasi

Menurut Dasaratha V. Rama dan Frederick L. Jones dalam

bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa

“Aplikasi (Application) adalah program komputer yang digunakan untuk

memenuhi keperluan-keperluan tertentu”.(2008:10)

2.5.8 Pengertian Komputer

Menurut Zainal Abidin dalam bukunya yang berjudul Kupas Tuntas

Notebook menyatakan bahwa “Komputer adalah sebuah alat elektronika

yang memiliko kemampuan untuk melakukan pengolahan data

inforamasi yang berupa teks, gambar maupun suara untuk

menghasilkan output/keluaran yang kita kehendaki”. (2010:06)


Menurut Atang Gunawan dalam bukunya yang berjudul Belajar

Merakit Komputer menyatakan bahwa “Komputer adalah sebuah alat

elektronika yang terdiri dari tiga bagian sistem yaitu : perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software) dan manusia (brainware)”.

(2010:03).

Sebuah bahasa basis data biasanya dapat dipilah ke dalam 3

bentuk yaitu:

a. Data Definition Language (DDL)

Mendefinisikan basis data, biasanya menggunakan suatu

data definition language (DDL) yang berguna untuk memberikan

fasilitas kepada user untuk mendeklarasikan tipe data, struktur da nisi

data yang disimpulkan ke dalam basis data tersebut.

Menurut Connolly dalam bukunya yang berjudul Database

System: A Practical approach to design menyatakan bahwa “DML

adalah suatu bahasa yang memperbolehkan database administration

(DBA) atau user untuk mendefinisikan entity, atribut dan relationship

yang dibutuhkan oleh suatu aplikasi derta menambahkan fungsi-

fungsi khusus tertentu”. (2002:40)

b. Data Manipulation Language (DML)

Memperbolehkan user untuk menambah data, megubah data

menghapus data dan menemukan data. Biasanya dengan

menggunakan suatu Data Manipulation Language (DML), ada suatu


fasilitas unuk melayani pengaksesan data yang disebut sebagai Query

Language, Bahasa query yang paling di akui adalah Struchtured Query

Language (SQL) yang secata de facto merupakan standar bagi DBMS.

Definisi Data Manipulation Language menurut Conolly dalam

bukunya yang berjudul Database System: A Practical approach to

design menyatakan bahwa “DML adalah suatu bahasa yang melakukan

operasi-perasi standar pada data yang ada di dalam basis data,

Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi:

1. Penambahan data baru ke dalam basis data.

2. Mengubah data yang disimpan ke dalam basis data.

3. Pemanggilan data yang terdapat di dalam basis data.

4. Penghapusan data dari basis data.” (2002,p41)

2.5.9 Kamus Data

Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini dalam bukunya

Sistem Informasi Akuntansi menyatakan bahwa “Kamus data (data

dictionary) adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berada

di dalam database.” (2011:127)

Kamus data bentuk lengkap (long form) terdiri dari elemen-elemen

sebagai berikut:

1. Nama arus data


Menjelaskan suatu arus data dalam DFD
2. Alias
Ditulis apabila ada data yang sama tetapi mempunyai nama berbeda.
3. Bentuk Data
Untuk mengelompokan kamus data sesuai dengan kegunaanya.
Bentuk data dapat berupa dokumen dasar/formulir, dokumen hasil
cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan layar, variabel,
parameter, field.
4. Arus Data
Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data
akan ditujukan.
5. Penjelasan
Berfungsi untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang
dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan
keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.
6. Periode
Periode ini menunjukan kapan terjadinya arus data tersebut, untuk
mengidentifikasikan kapan input data harus dimasukan, diproses dan
dihasilkan.
7. Volume
Pencatatan tentang volume rata-rata data volume puncak (maksimal)
dari arus data. Digunakan untuk mengidentifikasi besarnya simpanan
luar yang akan digunakan, kapasitas dan jumlah data.
8. Struktur Data
Menunjukan arus data yang dicatat di kamus data secara detail yang
terdiri dari item-item data/field data.

Anda mungkin juga menyukai