mungkin berbeda antara yang satu group. But may treated as a position
dengan yang lain, sesuai adanya of high potencial in the field,” yang
perbedaan sudut pandang yang artinya pemimpin adalah tidak dapat
dipergunakan seorang pakar sebagai dipisahkan dari kelompok, tetapi
dasar untuk mengemukakan pendapat, dapat dipandang sebagai posisi
Ralph M Stogdill dalam bukunya yang memiliki potensi dibidangnya.
“Handbook of Leadership” Jadi pemimpin merupakan pangkal
mengemukakan beberapa pendapatnya penyebab kegiatan, proses
tentang kepemimpinan dari beberapa perubahan serta merupakan inti dari
pendapat para ahli yang dirangkumnya, kelompok sosial.
sebagai berikut :
2. Leadership as personality and its
1. Leadership as a focus of group effects
process Maksudnya kepemimpinan sebagai
Artinya kepemimpinan sebagai titik kepribadian yang mempunyai
pusat proses kelompok, pengaruh, seperti pendapat yang
sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh W V Bingham
dikemukakan oleh E. Munford yang yang mendefinisikan “leader as a
mengemukakan “leadership is the person who possesee the greatest
preminance of one or a few member of desirable traits of
individuals in a group in the process personality and character,” yang
of control of societal phenomena” artinya pemimpin adalah seseorang
artinya kepemimpinan adalah sifat yang memiliki sejumlah perangai
dari seseorang atau beberapa orang dan watak yang memadai dari suatu
dalam suatu kelompok dalam proses kepribadian, sekalipun agak berbeda
pengontrolan gejala-gejala social. Ordway Tead menyampaikan
Sementara itu F. Redl menyebutkan pendapatnya dengan menyebut
secara singkat bahwa ”the leader is bahwa kepemimpinan sebagai
a control or focus who intergrates kombinasi perangai-perangai yang
the group” maksudnya pemimpin memungkinkan seseorang mampu
adalah seorang yang menjadi titik mendorong orang lain untuk
pusat yang menintegrasikan menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
kelompok. Pada bagian lain F. Selanjutnya E S Bogardus
Brown berpendapat bahwa “the mendefinisikan kepemimpinan
leader may not be separated from sebagai “kepribadian yang bereaksi
124 Chozin H Dahlan, One Two Leadership
2. Hening 4. Hawas
Ini berarti bening, bersih, suci, juga Dalam bahasa Jawanya, awas atau
bisa berarti cipta. Seorang pemimpin dalam bahasa Indonesianya
dalam bertindak harus dengan waspada. Untuk mencapai tujuan
bersih hati, ikhlas tanpa pamrih. Dia dalam hidup ini pasti ada rintangan
akan selalu aktif berbuat baik dan kesulitan yang akan muncul,
Chozin H Dahlan, One Two Leadership 135
oleh karena itu dia harus bisa pejabat pimpinan itu bagi
memperidiksi apa saja yang bakal terselenggaranya kegiatan organisasi
terjadi untuk mencapai cita-citanya. manajemen.
Misalnya ia menyusun planning, Dalam realita kehidupan bahwa
tentu dalam pelaksanaannya akan seorang kepala, ketua atau direktur
muncul kendala, bahkan masih suatu kelembagaan lazimnya diangkat
dalam rencana saja sudah banyak oleh instansi yang lebih atas sehingga
yang menentang dari kalangan akan bertanggung jawab kepada
anggotanya, bahkan mungkin ada atasannya tersebut. Orang yang
yang menghalanginya. Oleh karena menjadi kepala atau direktur
itu pemimpin harus awas dan mempunyai dasar yuridis formil untuk
waspada terhadap penyusunan memerintah dan memberikan instruksi
program dan pelaksanaannya. terhadap bawahannya berdasarkan
Pimpinan lembaga apabila peraturan yang ada, dan fungsi kepala
sebutannya dihubungkan dengan tersebut merupakan fungsi formil. Surat
kegiatan utama seseorang atau jenis pengangkatan atau SK adalah dasar
organisasinya, maka dikenal dengan formil, dasar yuridis yang
banyak identitas dan istilah yang dipergunakan sebagai pijakan untuk
tumpang tindih, seperti administrator, bertindak dan melaksanakan
presiden, gubenur, bupati, kepala desa, wewenangnya, tetapi tindakan tersebut
ketua, kepala sekolah, manajer atau dibatasi oleh ketentuan yang berlaku di
banyak sebutan lain, tergantung pada dalam kelembagaannya.
identitas utama organisasinya, seperti Apabila seseorang telah
pada umumnya presiden untuk sebutan mendapatkan Surat Keputusan
kepala negara, rector untuk sebutan (pengangkatan) atau beselit, mau tidak
ketua universitas, ketua dan kepala mau menjadi pimpinan yang harus
untuk organisasi-organisasi menjalankan tugasnya, dan
masyarakat, sesungguhnya tidak kewibawaannya itu adalah berasal dari
harus-mesti seperti itu, tetapi hanya surat pengangkatannya tersebut. Jadi
merupakan kesepakatan social dalam kewibawaannya tidaklah memancar
keberagaman. Apapun sebutan dari pribadinya. Dan, umumnya orang
tersebut bagi organisasi yang menghormati kepala bukanlah karena
dipimpinnya, yang jelas selalu kepandaiannya atau kejujuran dan lain
mengandung kualitas atau mutu sebagainya, tetapi karena kekuatan
kepemimpinan yang diharapkan dari yuridis formil yang mengharuskan untuk
136 Chozin H Dahlan, One Two Leadership