Anda di halaman 1dari 6

1.

Logo beserta maknanya

Bidang dasar persegi lima melambangkan jiwa dan semangat Pancasila rakyat
Jambi.
Enam lubang di masjid dan satu keris serta fondasi masjid dua susun batu diatas
lima dan dibawah tujuh melambangkan berdirinya daerah Jambi sebagai daerah
otonom yang berhak mengatur rumahtangganya sendiri pada tanggal 6 Januari
1957.
Sebuah masjid melambangkan keyakinan dan ketaatan rakyat Jambi dalam
beragama.
Keris Siginjai merupakan keris pusaka yang melambangkan kepahlawanan rakyat
Jambi menentang penjajahan menggambarkan bulan berdirinya Provinsi Jambi pada
bulan Januari.
Cerana yang pakai kain penutup persegi sembilan melambangkan keikhlasan yang
bersumber pada keagungan Tuhan menjiwai hati nurani.
Gong melambangkan jiwa demokrasi yang tersimpul dalam pepatah adat "Bulat air
dek pembuluh, bulat kato dek mufakat".
Empat garis melambangkan sejarah rakyat Jambi dari kerajaan Melayu Jambi hingga
menjadi Provinsi Jambi.
Tulisan yang bertuliskan "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" didalam satu pita yang
bergulung tiga dan kedua belah ujungnya bersegi dua melambangkan kebesaran
kesatuan wilayah geografis 9 DAS dan lingkup wilayah adat dari Jambi.

2. Rumah adat
Rumah adat Jambi kerap dikenal dengan nama Kajang Leko. 

Salah satu provinsi yang berada di pulau Sumatera ini mempunyai


keunikan tersendiri dalam arsitektur bangunannya.

Pemilihan bentuk bangunan ini biasanya dihubungkan dengan banyak faktor


termasuk budaya di masyarakat Jambi sendiri.  

Rumah Kajang Leko ini berasal dari 60 tumbi atau keluarga yang pindah ke Koto
Rayo. 

Melansir laman resmi Kemendikbud, ide rumah adat Jambi bermula dari
penyelanggaraan sayembara. 

Gubernur Jambi mengadakan sayembara bernama Sepucuk Jambi Sembilan


Rumah pada tahun 70-an. 

Hal ini bertujuan utnuk mencari rumah adat sebagai jati diri Jambi. 
Sayembara tersebutlah yang akhirnya menghasilkan rumh adat Jambi bernama
Rumah Panggung Kajang Leko

3. Pakaian adat

Baju kurung tanggung merupakan pakaian adat Jambi


yang dipakai oleh laki-laki dan perempuan Jambi
untuk acara pernikahan. Ciri khas dari pakaian ini
mengedepankan motif yang terdiri dari pucuk rebung,
bunga melati, dan bunga tagapo. Motif tersebut
berhiaskan sulaman emas yang menyimbolkan
kekayaan tanah Melayu.
Teknik pembuatan pakaian adat ini yaitu dengan tenun dan
bordir. Para laki-laki Melayu Jambi mengenakan lacak atau
penutup kepala yang terbuat dari kain beludru merah yang
di bagian dalamnya diberi kertas karton.
Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud), tujuan dari pemberian kertas
karton pada baju kurung tanggung pada pria dimaksudkan
agar kain dapat ditegakan menjulang tinggi ke atas.
Sebagai hiasan, lacak umumnya akan dilengkapi dengan
flora, yaitu tali runci di sisi kiri dan bungo runci di sisi
kanan. Bungo runci dapat berupa bunga asli maupun bunga
tiruan.
Sedangkan untuk pakaian adat perempuan adalah kain
sarung songket dan selendang berwarna merah. Motif
hiasannya adalah melati, pucuk rebung dan kembang
tagapo. Penutup kepala untuk perempuan bernama
pesangkon yang bagian dalam diberi kertas karton agar
keras.

pakaian adat Jambi ini dinamakan baju kurung


tanggung karena baju tersebut memiliki lengan yang
tanggung, panjangnya lebih dari siku tapi tidak
sampai pergelangan tangan.
Model pakaian adat Jambi kurung tanggung untuk
pria dan wanita memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut juga terletak pada aksesorinya.
4. Pusaka/senjata adat

 Keris tumbuk lada merupakan senjata tradisional khas Provinsi Jambi. Senjata
ini mirip seperti badik tumbuk lada yang menjadi salah satu senjata tradisional
Provinsi Riau. Sebagai hasil dari nilai kebudayaan masyarakat Jambi, keris
tumbuk lada memiliki sejumlah keunikan yang menjadikannya sebagai ciri khas
senjata tradisional ini. Dirangkum dari buku Mengenal Rumah Adat, Pakaian
Adat, Tarian Adat dan Senjata Tradisional (2009), keris tumbuk lada bentuknya
lurus dan ukurannya tergolong pendek. Bagian wilahan keris ini ada yang lurus,
tetapi ada pula yang berlekuk. Bagian kepala keris tumbuk lada terbuat dari
bahan tanduk atau kayu. Untuk pangkal sarung kerisnya berbentuk bulan sabit.
Sebagai senjata tradisional, keris tumbuk lada sering digunakan dalam
pertarungan jarak dekat. Baca juga: Daftar Senjata Tradisional di Indonesia
Dalam buku Mengenal Senjata Tradisional (2010) karya Rahmat M, disebutkan
jika keris tumbuk lada berukuran panjang sekitar 27 hingga 29 sentimeter
dengan lebar berkisar 3,5 hingga 4 sentimeter. Keris ini dimasukkan dalam
sarung yang memiliki ukiran berpola rumit. Dapatkan informasi, inspirasi dan
insight di email kamu. Daftarkan email   Walau menjadi salah satu senjata
tradisional khas Jambi, keris tumbuk lada juga sangat terkenal di Semenanjung
Melayu serta Kepulauan Riau. Sekilas, senjata ini agak mirip dengan rencong
dari Aceh, hanya saja ada perbedaan bentuk, ukuran dan lainnya. Keunikan
utama dari senjata tradisional keris tumbuk lada ialah pola ukiran yang ada pada
sarung atau pembungkus keris ini. Umumnya sarung kering ini dilapisi kepingan
perak yang kemudian diukir dengan pola khas daerah Jambi. Pola ukiran ini
tidak hanya ada pada bagian sarungnya saja. Namun, juga ada di bagian
pangkal senjata tradisional ini yang umumnya berpola tumbuh-tumbuhan. Selain
ukirannya, keris ini juga memiliki keunikan yang ada pada cara memegangnya
yang bergantung pada tujuan atau sasaran serangan. Caranya dibagi menjadi
dua, yakni dengan mengarahkan mata atau ujungnya ke atas. Sedangkan cara
lainnya dengan mengarahkan bagian ujungnya ke bawah.

5. Masakan adat

6. Tarian adat
7. Alat musik kedaerahan beserta notasi
8. Bahasa kedaerahan
9. Cerita kedaerahan
10. Simpulan menurut peserta didik tentang Ragam budaya provinsi

Anda mungkin juga menyukai