Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi
Pemerintahan
Analisis Laporan Keuangan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Ekonomi dan Bisnis S1 Dr. Silviana,SE.,MSi.,AK.,CA
Akuntansi 01710003

Abstract Kompetensi
Modul ini memberikan deskripsi Mahasiswa memiliki kemampuan
Analisis Laporan Keuangan Tentang Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan

Untuk menilai kinerja Pemda dalam mengelola keuangan daerahnya, antara lain adalah
dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan Pemda.

Hasil analisis rasio keuangan selanjutnya dipergunakan sebagai tolak ukur dalam menilai
(Abdul Halim, 2007 : 230) :

1. Kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan

2. Efisiensi dan efektivitas dalam merealisasikan pendapatan daerah

3. Sejauh mana aktivitas Pemda dalam membelanjakan pendapatan daerahnya.

4. Kontribusi masing-masing sumber pendapaan dalam pembentukan pendapatan daerah.

5. Pertumbuhan/perkembangan perolehan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan


selama periode waktu tertentu.

Penggunaan analisis rasio keuangan pada organisasi sektor publik, khususnya Pemda belum
banyak dilakukan, tidak seperti untuk sektor privat yang sudah sering dilakukan. Hal
tersebut dikarenakan :

1. Keterbatasan penyajian laporan keuangan pada organisasi Pemda yang sifat dan
cakupannya berbeda dengan penyajian laporan keuangan oleh organisasi yang bersifat
privat.

2. Penilaian keberhasilan APBD sebagai penilaian pertanggungjawaban pengelolaan


keuangan daerah lebih ditekankan pada pencapaian target, sehingga kurang
memperhatikan perubahan yang terjadi pada komposisi ataupun struktur APBD.

Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1) Analisis Aset

Aset pemerintah daerah merupakan bagian dari neraca pemerintah daerah. Informasi aset
dalam laporan neraca menggambarkan kondisi kekayaan ekonomik yang dimiliki
pemerintah daerah. Analisis aset pemerintah daerah dilakukan untuk mengetahui secara
lebih dalam tentang kekayaan dan potensi ekonomi pemerintah daerah sehingga dari
informasi tersebut masyarakat dapat menilai berbagai hal, misalnya seberapa menarik
melakukan investasi di wilayah tersebut terkait dengan keamanan berinvestasi serta
potensi keuntungan yang didapat, seberapa nyaman tinggal di daerah tersebut terkait

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 2 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dengan kelengkapan sarana dan prasarana publik, seberapa besar potensi kerjasama
kemitraan dengan pemerintah daerah, dan sebagainya.

2) Analisis Kewajiban

Analisis kewajiban atau utang sangat penting bagi calon pemberi pinjaman (kreditor)
dalam membuat keputusan kreditnya. Bagi kreditor, mereka sangat memperhitungkan
resiko kredit yang akan diberikan terkait dengan kemampuan pemerintah daerah dalam
mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya tepat waktu. Selain itu, bagi
manajemen pemerintah daerah, analisis utang penting untuk mengetahui beban utang,
kesinambungan fiskal, dan kesehatan keuangan pemerintah daerah. Bagi masyarakat,
informasi utang dalam neraca bermanfaat untuk mengetahui rasio utang per kapita atau
beban utang per kapita.

Rasio kewajiban terhadap pendapatan/debt service ratio dihitung dengan membandingkan


antara jumlah pembayaran pokok pinjaman ditambah bunga pinjaman dengan total
pendapatan. Yang dimaksudkan dalam perhitungan tersebut adalah pembayaran
kewajiban dan bunga serta biaya pinjaman lainnya yang dibayar dalam tahun anggaran.

Rasio kewajiban terhadap total aset/debt ratio dihitung dengan membandingkan total
kewajiban, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang,dengan
total aset yang dikuasai pemerintah daerah dikalikan 100%.Analisis rasio ini bertujuan
untuk mengukur persentase jumlah dana yang berasal dari kreditur/ donator/ pihak ketiga
dalam membiayai pembangunan.Norma penilaian menyatakan semakin kecil debt ratio,
berarti semakin baik, artinyasemakin besar kemampuan pemerintah daerah dalam
membiayai pembangunan ataskemampuan sendiri.

Analisis rasio kewajiban terhadap total aset, seharusnya dihubungkan dengan Debt
Service Ratio (DSR), yakni rasio yang menghitung jumlah pembayaran pokok pinjaman
dan bunga terhadap seluruh pendapatan. Dengan menghubungkan kedua rasio ini, maka
akan didapat rasio kewajiban terhadap total aset yang terbaik bagi pemerintah daerah.

Rasio yang tepat untuk menetapkan standar DSR yang baik dapat dihasilkan dari
pengalaman yang dialami pemerintah daerah lainnya yang mempunyai tanggungan
kewajiban. Pengalaman di Indonesia yang kesulitan membayar pokok dan bunga
kewajiban/pinjaman dewasa ini dapat dijadikan standar bahwa DSR yang ada diIndonesia
sudah terlalu tinggi.Rasio DSR yang konservatif (minimal dapat dbaik, dan makin besar
angka rasio,berarti semakin jelek kondisi keuangan pemerintah daerah.

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 3 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
3) Analisis Ekuitas

Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan, ekuitas didefinisikan sebagai kekayaan


bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas
dapat juga dipahami sebagai hak residual pemerintah atas aktiva pemerintah setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas gabungan dari tiga jenis ekuitas, yaitu: Dana Lancar,
Dana Investasi dan Dana Cadangan.

3) Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan selalu terkait dengan LRA, dimana dalam LRA memberikan
informasi yang sangat bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan daerah. LRA
merupakan jenis laporan keuangan daerah yang paling dahulu dihasilkan sebelum Neraca
dan Laporan Arus Kas. Anggaran memiliki peran penting sebagai alat stabilisasi,
distribusi, alokasi sumber daya publik, perencanaan dan pengendalian organisasi serta
penilaian kinerja. Berdasarkan LRA tersebut, maka dibuat analisis pendapatan.

Melalui Laporan Realisasi Anggaran, dapat dilakukan analisis pendapatan daerah dengan
cara: Analisis varians (selisih) anggaran pendapatan, Menghitung pertumbuhan
pendapatan daerah, Menghitung rasio keuangan, dan Menilai potensi penerimaan daerah
yang masih dapat dioptimalkan.

4) Analisis Belanja

Belanja dalam LRA merupakan komponen penting yang mengundang perhatian publik.
Hal itu disebabkan masyarakat sebagai pemberi dana publik (public fund) melalui pajak
daerah yang mereka bayarkan berkepentingan untuk mengetahui apakah dana tersebut
telah digunakan dengan semestinya, efisien, efektif dan berorientasi pada kepentingan
publik. Belanja daerah tersebut juga mencerminkan kebijakan pemerintah daerah dan
arah pembangunan daerah.

Karena sifat belanja yang relatif mudah dilakukan dan rentan akan terjadinya inefisiensi
dan kebocoran, maka perencanaan, pengendalian dan pengawasan terhadap belanja
sangat penting dilakukan. Selain itu, setelah dibelanjakan dan dilaporkan dalam LRA,
analisis terhadap belanja mutlak dilakukan untuk dijadikan dasar evaluasi, koreksi dan
perbaikan ke depan.

5) Analisis Pembiayaan

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 4 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Informasi yang terkandung dalam LRA khususnya komponen pembiayaan mencerminkan
keputusan pembiayaan (financing decision) yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Bagi
pengguna laporan keuangan pemerintah daerah, informasi pembiayaan penting untuk
menilai apakah keputusan pembiayaan yang dilakukan pemerintah daerah sudah tepat.
Struktur pembiayaan tersebut juga menggambarkan rentan tidaknya keuangan daerah
yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat risiko daerah.

Berikut ini beberapa analisis akun yang dapat dilakukan berdasarkan jenis Laporan
Keuangan
Analisis Laporan Realisasi anggaran (LRA)
Laporan Realisasi anggaran (LRA) menggambarkan kinerja keuangan Pemerintahan Daerah.
Pada dasarnya pengukuran kinerja keuangan daerah menyangkut tiga bidang analisis yang
saling terkait satu dengan yang lainnya, ketiga bidang analisis tersebut meliputi:
a. Analisis penerimaan, yaitu analisis mengenai kemampuan pemerintah daerah dalam
menggali sumbersumber pendapatan yang potensial.
b. Analisis pengeluaran, yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya-biaya dari suatu
pelayanan publik dan faktor-faktor yang menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat.
c. Analisis anggaran, yaitu analisis mengenai hubungan antara pendapatan dan pengeluaran
serta kecenderungan yang diproyeksikan untuk masa depan. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah futureoriented yaitu
untuk orientasi dimasa yang akan datang, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan factor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor
dimasa yang akan datang yang munkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil
operasi yang bersangkutan (Munawir,2007;64).
Mengadakan perbandingan rasio, penganalisa jangan hanya berpegang teguh pada standar
rasio saja, akan tetapi harus memperhatikan trend atas prosentase historis dari rasio
keuangan perusahaan yang sedang dianalisa. Dengan membandingkan angka rasio periode
sekarang dengan angka rasio periode yang lalu akan diketahui perubahan angka rasio yang
dimiliki perusahaan dan akan diketahui pula kecenderungan kondisi keuangan perusahaan
yang bersangkutan (Munawir,2007;67).

Beberapa analisis yang dapat dikembangkan berdasarkan data LRA sebagai berikut:

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 5 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
(Mahmudi,2010;142)
1. Analisis varians (selisih) Anggaran pendapatan
Analisis varians Anggaran pendapatan dilakukan dengan cara menghitung selisih antara
realisasi pendapatan dengan yang dilakukan. Biasanya selisih anggaran sudah
diinformasikan dalam laporan Realisasi Anggaran yang disajikan oleh pemerintah daerah.
Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan dalam
memahami dan menganalisa kinerja pendapatan.
Dalam analisa selisih anggaran pendapatan, hal pertama yang dilakukan oleh pembaca
laporan adalah:
a. Menilai signifikan tidaknya selisih tersebut jika dilihat dari total pendapatan
b. Menganalisis penyebap terjadinya selisih anggaran pendapatan.
(Mahmudi,2010;137).

2. Derajat Desentralisasi
Derajat desentralisasi dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah pendapatan Asli
Daerah dengn total penerimaan daerah. Rasio ini menunjukan derajat kontribusi PAD
terhadap total penerima daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi
kemampuan pemerintahdaerah dalam penyelenggaraan desentralisasi.
(Mahmudi,2010;142).
Derajat Desentralisasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pendapatan Asli Daerah
Derajat Desentralisasi = ---------------------------------- x 100%
Total Pendapatan Daerah

3. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah ( PAD )


Rasio efektivitas PAD dihitung dengan cara membandingkan realisasi penerimaan PAD
dengan target penerimaan PAD yang dianggarkan. Rasio efektivitas PAD menunjukkan
Kemampuan Pemerintah Daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan
yang ditargetkan.
Secara umum, nilai efektivitas PAD dapat dikategorikan sebagai berikut:
(Mahmudi,2010:143)
- Sangat efektif : >100%
- Efektif : 100%

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 6 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
- Cukup efektif : 90% - 99%
- Kurang efektif : 75% - 89%
- Tidak efektif : <75%
merupakan batas maksimum pengeluaran yang boleh dilakukan pemerintah daerah.
Dalam hal ini pemerintah daerah akan dinilai baik kinerja belanjanya apabila realisasi
belanja tidak melebihi yang dianggarkan.
Analisis varians merupakan analisis terdapat perbedaan atau selisih antara realisasi
belanja dengan anggaran. Analisis varians cukup sederhana namun dapat memberikan
informasi yang sangat berarti.(Mahmudi,2010;157).

4. Rasio Efisiensi Belanja


Rasio Efisiensi Belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan
anggaran belanja.Rasio efisiensi belanja ini digunakan untuk mengukur tingkat
penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah. Angka yang dihasilkan dari rasio
efisiensi ini tidak bersifat absolute, tetapi relatif.Artinya tidak ada standar bakuyang
dianggap baik untuk rasio ini. Pemerintah Daerah dinilai telah melekukan efisiensi
anggaran jika rasio efisiensinya kurang dari100%, sebaiknya jika lebih maka
mengindikasikan telah terjadi pemborosan anggaran(Mahmudi,2010:166).
Rasio Efisiensi Belanja dapat dirumuskan sebagai berikut:
Realisasi Belanja
Rasio Efisiensi Belanja = ----------------------------×100%
Anggaran Belanja

Analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) merupakan salah satu indikator yang
menunjukan kemampuan pemerintah daerah dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). SILPA dapat diketahui jumlahnya pada akhir tahun anggaran
tepatnya pada tanggal 31 Desember. Untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah
dalam pengelolaan APBD, maka salah satu alat analisis SILPA dapat menggunakan dengan
rasio pertumbuhan (growt ratio).

Menurut Halim (2007:241) Rasio pertumbuhan (growt ratio) digunakan untuk mengukur
seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 7 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
keberhasilannya yang telah diperoleh dari periode ke periode berikutnya. Prestasi tersebut
perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena merupakan salah satu indikasi untuk menilai
kinerja pemerintah daerah.

Apabila dari periode yang satu ke periode berikutnya ada pertumbuhan dan peningkatan
diberbagai sektor pembangunan maka dapat dikatakan bahwa kinerja yang dicapai oleh
pemerintah daerah baik. Sebaliknya apabila dari satu periode ke periode berikutnya tidak
ada pertumbuhan atau peningkatan bahkan ada kecendrungan menurun dapat dipastikan
bahwa kinerja pemerintahan tidak baik.

Dengan mengetahui pertumbuhan masing-masing komponen potensi mana saja yang perlu
mendapat perhatian. Semua komponen baik pendapatan atau penerimaan maupun komponen
pengeluaran atau belanja perlu diukur dan dibandingkan untuk mengetahui seberapa besar
pertumbuhannya, sehingga membantu analisis untuk mencari faktor-faktor penyebabnya.

Secara umum, untuk komponen pendapatan apabila rasionya semakin naik/besar berarti
kinerja pemerintah baik. Berbeda dengan komponen belanja/biaya, apabila rasionya semakin
naik/besar bermakna kinerja pemerintah daerah jelek/buruk, karena dalam pengelolaan
keuangan daerah tidak sanggup untuk menjaga efisiensi anggaran.

Rasio ini dihitung dengan mengurangkan kondisi tahun atau periode sekarang dengan
kondisi tahun/periode lalu dan hasilnya dibandingkan dengan kondisi tahun/periode yang
lalu atau dapat diformulasikan sebagai berikut:
𝑆𝐼𝐿𝑃𝐴 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢−𝑆𝐼𝐿𝑃𝐴 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎
𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 = ---------------------------------------------------------------------× 100%
𝑆𝐼𝐿𝑃𝐴 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑦𝑎

Munir, dkk (2004;22) secara matematis merumuskan sebagai berikut:

r = 𝑃𝑡−𝑃𝑜 𝑃𝑜 × 100%

Dimana: r = Pertumbuhan Pt = SILPA Tahun Tertentu Po = SILPA Tahun Sebelumya

Analisis Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas merupakan informasi keuangan yang sangat penting baik bagi manajemen
pengguna laporan eksternal, misalnya investor, kreditor, donor dan masyarakat. Berbeda
dengan laporan keuangan neraca dan Laporan Realisasi Anggaran yang masih
memungkinkan dilakukan manipulasi laporan misalnya dalam bentuk windows dressing,

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 8 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Laporan Arus Kas relatif sulit dimanipulasi. Laporan Arus Kas tersebut mencerminkan
kondisi obyektif kas, perubahan selama satu periode, arus masuk dan keluar kas yang sangat
jelas yang dapat diuji kebenarannya dengan melihat neraca dan Laporan Realisasi
Anggaran. Dalam membaca dan memahami Laporan Arus Kas, fokus perhatian hendaknya
tidak ditujukan pada jumlah kenaikan atau penurunan kas dan setara kas selama satu
periode, karena jumlah arus kas neto saja kurang memberikan informasi yang bermakna.
Yang paling penting justru adalah informasi dari masing-masing komponen arus kas secara
individual. Terdapat beberapa teknik atau cara untuk melakukan analisis Laporan Arus Kas,
yaitu:

1. Analisis pertumbuhan arus kas

2. Analisis arus kas untuk setiap komponen, meliputi:

a. Analisis arus kas dari aktivitas operasi

b. Analisis arus kas dari aktivitas investasi

c. Analisis arus kas dari aktivitas pembiayaan

d. Analisis arus kas dari aktivitas nonanggaran

3. Analisis arus kas bebas

Analisis pertumbuhan arus kas bermanfaat untuk mengetahui perkembangan atau


pertumbuhan kas dari masing-masing aktivitas selama beberapa tahun, dan dapat
digunakan untuk:

a. Menilai bagus tidaknya fundamental fiskal pemerintah daerah.

b. Menilai, mengevaluasi dan memproyeksikan arah kebijakan keuangan daerah.

c. Memperbaiki manajemen arus kas di masa depan.

Standar untuk pengukuran arus kas dapat dikategorikan dengan parameter sebagai
berikut:

a. Arus kas dari aktivitas operasi yang baik seharusnya bersaldo positif dan jumlahnya
meningkat dari tahun ke tahun.

b. Arus kas dari aktivitas investasi yang baik seharusnya bersaldo negatif.

c. Arus kas dari aktivitas pembiayaan mengindikasikan adanya surplus anggaran.

Daftar Pustaka

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 9 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
PER-51/PB/2008 tanggal 20 November 2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga

Akuntansi Pemerintahan
‘2020 10 DR. Silviana,SE.,Msi.,AK.,CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai