Anda di halaman 1dari 6

1

ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫ فَ َّات ُقوا اللَّهَ َم ا‬, ‫يَ ا عبَ َاد اهلل أ ُْوص ْي ُك ْم َو َن ْفس ْي بَِت ْق َوى اهلل َف َق ْد فَ َاز الْ ُمَّت ُق ْو َن‬
‫اس تَطَ ْعتُ ْم‬
.‫ك ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُحو َن‬
َ ِ‫وق ُش َّح َن ْف ِس ِه فَأُوٰلَئ‬
ِ ‫َطيعوا وأ‬
َ ُ‫َنف ُقوا َخْيًرا أِّل َْن ُف ِس ُك ْم ۗ َو َم ْن ي‬ ِ
َ ُ ‫َوامْسَعُوا َوأ‬

‫س َواَل لِْل َق َم ِر‬


ِ ‫لش ْم‬ َّ ِ‫س َوالْ َق َم ُر ۚ اَل تَ ْس ُج ُد ْوا ل‬ُ ‫َّم‬
ْ ‫الش‬ ‫و‬ ‫ار‬
َُ َُ ‫َّه‬
َ ‫الن‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫ي‬
َّْ
‫ل‬ ‫ال‬ ِِ‫ و ِمن آيات‬: ‫ال اهلل َتعاىَل‬
‫ه‬ َ ْ َ َ ُ َ َ‫ق‬
: ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ َ ُّ ‫ال النَّيِب‬
َ َ‫و ق‬. ‫ن‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫اه‬ ‫ي‬ ِ‫اس ج ُدوا لِلَّ ِه الَّ ِذي َخلَ َق ُه َّن إِ ْن ُكْنتُم إ‬
َ َ ُ ُ ْ َ ُ َّ ْ ْ ُ ْ ‫َو‬
ِ ‫ت أ ٍ حِل‬ ِ ‫ان لِمو‬ ِ ‫ان ِمن آي‬
‫ك‬َ ‫َحد َواَل َيَاتِِه فَِإ َذا َرأ َْيتُ ْم َذل‬ َ َْ
ِ ‫ات اللَّ ِه اَل خَي ْ ِس َف‬ ِ
َ ْ َ‫س َوالْ َق َمَر َآيت‬ ْ ‫إ َّن الش‬
َ ‫َّم‬
ِ

َ َ‫صلُّوا َوت‬
‫ص َّدقُوا‬ َ ‫فَ ْادعُوا اللَّهَ َو َكِّب ُروا َو‬

Jamaah Salat Gerhana Bulan yang Berbahagia

Hari ini, kita melihat fenomena alam berupa Gerhana Bulan. Gerhana adalah
bukti kebesaran Allah. Gerhana bukan sebagaimana diyakini sebagain
masyarakat dulu, bahwa itu peristiwa ditelannya bulan, atau penanda bencana
bagi petani, peternak, dan lainnya. Keyakinan seperti itu tidak benar. Gerhana
adalah salah satu bukti akan Kemahakuasaan Allah Swt.

Jamaah Salat Gerhana Bulan yang Berbahagia

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yâsîn ayat 40:

ٍ َ‫اَل الشَّمس يْنبغِي هَل ا أَ ْن تُ ْد ِر َك الْ َقمر واَل اللَّيل سابِق النَّها ِر ۚ و ُكلٌّ يِف َفل‬
‫ك يَ ْسبَ ُحو َن‬ َ َ ُ َ ُ ْ َ ََ َ ََ ُ ْ
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (orbit).
2

Ayat ini menjelaskan bahwa terjadinya gerhana adalah ketika matahari, bulan,
dan bumi berada di satu garis lurus. Jika bulan menghalangi cahaya matahari
ke bumi, maka itu adalah gerhana matahari. Jika bumi menghalangi cahaya
matahari sampai ke bulan maka disebut dengan gerhana bulan. Itulah
fenomena alam yang kadang terjadi.

Allah menciptakan bulan sebagai cahaya, matahari sebagai sumber cahaya,


dan Allah menciptakan orbit atau garis edar segala benda langit untuk
kehidupan manusia di bumi, dan sebagai tanda kekuasaan Allah bagi orang-
orang yang berfikir. Oleh karena itu, marilah kita tinggalkan mitos-mitos ketika
terjadi gerhana bulan atau gerhana matahari, tetapi kita banyak beristighfar
banyak mohon ampun dan selalu bertaqarrub kepada Allah SWT.
Jamaah Salat Gerhana Bulan yang Berbahagia
Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kita bila terjadi gerhana untuk
berdoa kepada Allah, mendirikan salat sunnah gerhana, bertakbir dan
bersedekah, sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam al-
Bukhari, yang berbunyi:
ِ ‫ت أ ٍ حِل‬ ِ ‫ان لِمو‬ ِ ِ
َ ‫َحد َواَل َيَاتِِه فَِإ َذا َرأ َْيتُ ْم َذل‬
‫ك‬ ِ ِ ِِ
َ ْ َ ‫س َوالْ َق َمَر َآيتَان م ْن آيَات اللَّه اَل خَي ْس َف‬ َ ‫َّم‬ ْ ‫إ َّن الش‬
ِ

َ َ‫صلُّوا َوت‬
‫ص َّدقُوا‬ َ ‫فَ ْادعُوا اللَّهَ َو َكِّب ُروا َو‬
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda
kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati
atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa
kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah."
Selain itu, Nabi Muhammad juga mengajarkan bahwa ketika gerhana terjadi,
hendaknya kita menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT. Sebab, peristiwa
tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau
karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
3

Juga mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam Salat
Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam Salat Kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan
oleh Allah, surga dan neraka. Bahkan, beliau ingin mengambil setangkai dahan
dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan
berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam
salah satu khutbahnya selesai salat gerhana, beliau bersabda,

‫ض ِح ْكتُ ْم‬ َّ ‫َّار َفلَ ْم أ ََر َك الَْي ْوِم يِف اخْلَرْيِ َو‬
َ َ‫الش ِّر َولَ ْو َت ْعلَ ُم ْو َن َم ا أ َْعلَ ُم ل‬ ُ ‫ت َعلَ َّي اجْلَنَّةُ َوالن‬
ْ ‫ض‬ َ ‫عُ ِر‬
ِ
َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ْو ٌم أ‬
‫َش ُّد‬ ِ ِ ِ ْ ‫ال فَما أَتَى َعلَى أ‬
َ ‫َص َحاب َر ُس ْول اللَّه‬
ِ
َ َ َ‫قَلْيالً َولَبَ َكْيتُ ْم َكث ًريا ق‬
ِ َ َ‫ِمْنهُ ق‬
ٌ‫ال َغطَّْوا ُرءُْو َس ُه ْم َوهَلُ ْم َخننْي‬
Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang
kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa
yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak
menangis. Anas bin Mâlik –perawi hadits ini mengatakan, “Tidaklah ada
satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka
menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan. [HR. Muslim, no.
2359]

Maka dari itu, marilah kita bersegera bertaubat kepada ALLAH

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّم‬ ِ ٍِ


ِ َ َ‫ ق‬، ‫ك ر ِضي اهلل عْنه‬ ِ َ‫َع ْن أَن‬
َ ‫ت َر ُس ْو َل اهلل‬
ُ ‫ مَس ْع‬: ‫ال‬ ُ َ ُ َ َ ‫س ب ِن َمال‬
‫ك‬ ُ ‫ك َما َد َع ْوتَيِن ْ َو َر َج ْوتَيِن ْ َغ َف ْر‬
َ َ‫ت ل‬ َ َّ‫ إن‬، ‫آد َم‬
َ ‫ يَا ابْ َن‬: ‫ال اهللُ َتبَ َار َك َو َت َعالَـى‬
َ َ‫ ق‬: ‫َي ُق ْو ُل‬
، ْ ‫ك َواَل أُبَايِل‬ ِ
َ ‫َعلَى َما َكا َن فْي‬
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak
Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku,
niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak
.peduli
4

، ْ ‫ك َواَل أُبَايِل‬ ‫استَغ َف ْرتَيِن‬ ِ ‫السم‬


َ َ‫ت ل‬
ُ ‫ َغ َف ْر‬، ْ ْ َّ‫مُث‬ ، ‫اء‬ َ َّ ‫ك َعنَا َن‬
َ ُ‫ت ذُنُوب‬
ْ َ‫آد َم لَ ْو َبلَغ‬
َ ‫يَا ابْ َن‬
Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau
.minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli
ِ ِ ‫ك لَو أََتْيتَيِن بُِقر‬ ِ َ ‫يا ابْن‬
َ ُ‫ أَل ََتْيت‬، ‫ مُثَّ لَقيتَ ْين اَل تُ ْش ِر ُك يِب ْ َشْيئًا‬، ‫ض َخطَايَا‬
‫ك‬ ِ ‫اب اأْل َْر‬ َ ْ ْ َ َّ‫آد َم إن‬ َ َ
‫بُِقَراهبَا َم ْغ ِفَر ًة‬
Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa
yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam
keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang
kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi,
dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih]
Hadirin yang Berbahagia
ٍ ‫ضي‬ِِ ِ ِ ٰ ِ ِ ِ
‫ٓاء ۖ أَفَاَل‬َ ‫قُ ْل أ ََرءَ ْيتُ ْم إِن َج َع َل ٱللَّهُ َعلَْي ُك ُم ٱلَّْي َل َس ْر َم ًدا إِىَل ٰ َي ْوم ٱلْقيَ َٰم ة َم ْن إِلَ هٌ َغْي ُر ٱللَّه يَأْتي ُكم ب‬
‫تَ ْس َمعُو َن‬
Artinya: Katakan (wahai Muhammad!) Tahukah kalian sekiranya Allah
menjadikan buat kalian malam yang gelap terus menerus sampai hari kiamat.
Siapakah tuhan selain Allah yang mampu mendatangkan cahaya buat kalian?
Maka apa kalian tidak mau mendengarkan?"

Allah Yang Maha Kuasa bisa saja melenyapkan cahaya di siang hari dan
menjadikan seluruh waktu kehidupan dunia ini dalam gelap gulita. Betapa
lemahnya sesungguhnya manusia di hadapan Allah Swt. Manusia pada
dasarnya hanya mampu berharap rida Allah agar kehidupan ini berjalan
normal, supaya manusia dapat beraktifitas menyesuaikan situasi dan suasana.
Hanya saja, seringkali manusia yang sesungguhnya lemah, tapi menjalani hidup
dengan pongah. Manusia banyak menghabiskan waktu untuk senda gurau
seolah menganggap remeh kenikmatan Allah yang diberikan kepada manusia.
5

Pandemi Covid-19 juga menunjukkan betapa kecilnya kita. Virus yang


sedemikian kecil, yang sama sekali tak bisa dilihat secara kasat mata oleh
kedua mata kita, ternyata mampu menimbulkan dampak besar yang kita lihat
pada saat ini. Keagungan Allah SWT seharusnya mengarahkan kita pada
kesadaran akan ketakberdayaan diri kita. Sehingga memunculkan sikap merasa
bersalah, memperbanyak istighfar dan selalu mohon ampunan kepada Allah
SWT.

Peristiwa gerhana bulan dan pandemi Covid-19 semestinya menyadarkan kita


akan kebesaran Allah. Momen gerhana bulan menjadi media untuk
memperbanyak permohonan ampun, taubat, untuk kembali kepada Allah.

Semoga fenomena gerhana kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah
Swt, membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita
untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita.

Jamaah Salat Gerhana Bulan yang Berbahagia

Pada saat gerhana bulan ini, marilah kita tingkatkan motivasi kita untuk belajar
memahami alam semesta ini.
Semoga Allah memudahkan segala urusan kita untuk meningkatkan ibadah
kepada-Nya dan memikirkan segala keindahan ciptaan-Nya. Sebagaimana surat
Ali Imran ayat 190 sd 191 Allah berfirman:

(َ ‫ِين َي( ْ(ذ ُكر‬


‫ُون هَّللا َ قِ َيا ًم((ا‬ َ ‫ب ۞الَّذ‬ ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْل َبا‬ (ِ ‫ف اللَّي ِْل َوال َّن َه‬
ٍ ‫ار آَل َيا‬ ْ ‫ض َو‬
(ِ ‫اخ ِتاَل‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫إِنَّ فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬
‫ك َفقِ َن((ا‬َ ‫ت ٰ َ(ه َذا َب((اطِ اًل ُس(ب َْحا َن‬
َ ‫ض َر َّب َن((ا َم((ا َخلَ ْق‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫الس( َم َاوا‬
َّ ‫(ق‬ ِ (‫ُون فِي َخ ْل‬ ِ (‫َوقُعُو ًدا َو َعلَ ٰى ُج ُن‬
َ ‫(وب ِه ْ(م َو َي َت َف َّكر‬
ِ ‫اب ال َّن‬
‫ار‬ َ ‫۞ َع َذ‬

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
6

berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Anda mungkin juga menyukai