Anda di halaman 1dari 15

PERSEKUTUAN KOMANDITER

Dosen Pembimbing :

Retno Sari Dewi, SH, MH

Kelompok :
1. Bella Ressina Dachniar 18.60302.100119

2. Berty Phechilia R 18.60302.100010

3. Dyah Irawati 18.60302.100051

4. Mahmuud Azhari 18.60302.100109

18.60302.10008

UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN 2/B
2018/2019
BAB I

PEMBAHASAN

A. PERSEKUTUAN KOMANDITER

Persekutuan komanditer atau commanditaire vennootschap dalam bahasa belanda adalah


persekutuan firma yang memiliki satu atau beberapa orang sekutu komanditer. Perseroan
komanditer adalah perseroan menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang
atau beberapa orang pesero yang secara lansung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada
satu pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelepasan uang pada pihak lain.

CV adalah persekutuan dengan setoran uang, barang, tenaga atau sebagai pemasukan para
sekutu, dibentuk oleh satu orang atau lebih anggota aktif yang bertanggung jawab secara
tanggung renteng, di satu pihak dengan satu atau lebih orang sebagai pelepas uang.

Menurut pasal 19 KUHD menyebutkan, bahwa CV adalah suatu perseroan untuk


menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk satu orang atau beberapa orang persero yang
secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya (tanggung jawab slider)
pada satu pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi modal (geldscheiter) pada pihak
yang lain. Dalam ketentuan Pasal 19 KUHD menyebutkan :

1. Perseroan secara melepas uang yang juga dinamakan perseroan komanditer, didirikan
antara satu orang atau beberapa peserta yang secara tanggung menanggung bertanggung
jawab untuk seluruhnyapada pihak satu, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada
pihak lain.

2. Dengan demikian bisa terjadi suatu perseroan itu pada suatu ketika yang sama
merupakan perseroan, firma terhadap para peserta firma didalamnya dan merupakan
perseroan komanditer terhadap si pelepas uang.

Pengaturan CV dalam KUHD hanya terdapat dalam tiga pasal yaitu pasal 19, 20, dan 21
KUHD. Letak aturan persekutuan komanditer ditengah-tengah pasal-pasal yang mengatur
persekutuan firma itu sudah sepatutnya, karena persekutuan komanditer itu juga persekutuan
firma dengan bentuk kusus. Kekususannya itu terletak pada adanya sekutu komanditer, yang
pada persekutuan firma tidak ada.
Status seorang sekutu komanditer itu dapat disamakan dengan seseorang yang menitipkan
modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari uang, benda atau
tenaga pemasukannya itu saja, sedangkan ia sama sekali lepas tangan dari pengurusan
perusahaan. Dalam UU sekutu Komanditer itu disebut juga geldscheite ( meminjamkan uang)
yang dapat diartikan sebagai mempercayakan uangnya kedalam usaha perusahaan, dimana
sekutu komanditer ini akan memperoleh laba jika perusahaan tersebut memperoleh
keuntungan dalam menjalankan usahanya, bukan menerima bunga sebagaimana yang terjadi
pada utang piutang.

Pada arti meminjamkan uang yang sebenarnya maka uang atau benda yang telah diserahkan
oleh orang lain (debitur) masih dituntut kembali bila si debitur jatuh pailit, tetapi pada uang
atau benda yang telah diserahkan oleh sekutu komanditer kepada persekutuan, bila
persekutuan itu pailit, tidak dapat dituntut kembalinya namun ikut dipertanggung jawbakan.

Dalam persekutuan komanditer memiliki dua macam sekutu yaitu :

1. Sekutu kerja (aktif) perusahaan yang disebut dengan sekutu komplementer.

2. Sekutu tidak kerja (pasif) perusahaan yang disebut dengan sekutu komanditer.

Sekutu komplementer adalah sekutu yang menjadi pengurus persekutuan, oleh karena itu
sekutu inilah yang dikenal oleh pihak ketiga. Dilain pihak, pihak ketiga untuk berhubungan
dengan perusahaan hanya dapat berhubungan dengan sekutu aktif ini saja, sebab yang
bertanggungjawab sampai dengan harta pribadinya hanyalah sekutu aktif.

Sedangkan sekutu komanditer tidak mengurus persekutuan, dia hanya dibelakang layar
artinya sekutu pasif ini tidak dikenal oleh pihak ketiga. Sekutu pasif atau sekutu komanditer
ini hanya menyediakan modal untuk pembiayaan perusahaan tersebut. Tanggung jawab
sekutu komanditer terhadap utang-utang yang dimiliki perusahaan kepada pihak ketiga
hanya sebatas pada modal yang dimasukkannya dalam perusahaan. Sekutu komanditer ini
tidak bertanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya seperti halnya sekutu komplementer.

Baik sekutu aktif maupun sekutu pasif masing masing memberikan pemasukannya, yang
berwujud uang, barang, atau tenaga (fisik atau pikiran) atas dasar pembiayaan bersama.
Artinya untung rugi dipikul bersma antara sekutu kerja dengan sekutu komanditer, meskipun
tanggung jawab sekutu komanditer terbatas pada modal yang disangupkanuntuk dimasukkan
Menurut pasal 20 ayat 2 KUHD, sekutu komanditer ini tidak boleh melakukan pengurusan
dalam CV meskipun dia diberi kuasa untuk itu. Jika sekutu komanditer tersebut bisa
dipertanggungjawabkan sebagai sekutu komplementer yaitu tanggung jawab secara pribadi
untuk seluruhnya.

Prof. Sukardono mempergunakan istilah “mempercayakan uang” karena yang di maksud oleh
masing-masing ialah menyerahkan hak milik atas modal yang bersangkutan kepada persero-
persero komplementer, jadi selama berjalanya perseroan komanditer tak dapat di tagih
kembali, melainkan baru di kemudian hari pada akhirnya penyelesaian perseroan setelah
pemecahannya, apabila terdapat sisa yang menguntungkan. Perseroab komanditer selama
berjalannya perseroan tersebut hanya berhak atas penerimaan bagianya dalam keuntungan
yang di peroleh tetapi ia juga di bebani dengan membayarkan bagianya dalam kerugian yang
di derita. Hal ini tersimpul dalam asas pembiayaan bersama untuk menjalankan perusahaan
yang di lakukan oleh anggota-anggota komplementer perseroan.

Apabila perusahaan komanditer mengalami banyak kendala yang berkenaan dengan hutang
atau jatuh pailit kisalnya, apabila harta benda perseroan tidak mencukupi untuk melunasi
hutang-hutang maka harta benda prive dari perseroan pengurus itu dapat pula dipertanggung
jawabkan untuk melunaskan utang persero. Sebalikya para komanditer paling tinggi hanya
akan kehilangan jumlah uang yang telah di setorkan, sedangkan harta benda prive nya tidak
dapat di ganggu gugat. Adapun tanggung jawab yang di tangguhkan penuh yang di bebankan
pada persero pengurus adalah berdasarkan pendapatan, bahwa baik buruk dan maju
mundurnya perusahaan itu adalah bergantung dari usaha dan pimpinan mereka sendiri.

Keadaan demikian akan berubah, apabila seorang komanditer turut campur tangan dalam
penyelesaian dan penyusunan perseroan, ataupun apabila ia mengizinkan namanya di pakai
sebagai nama firma oleh persero-persero pengurus. Dalam melakukan tindakan demikian ia
akan menimbulkan kesan kepada pihak ketiga seakan-akan ia juga menjadi anggota pengurus
yang bertanggung jawab untuk menghindarkan pihak ketiga akan menderita kerugian oleh
tindakan-tindakanya, maka dalam pasal 21 KUHD di tentukan, bahwa tiap-tiap persero
komanditer yang ikut melakukan perbuatan-perbuatan pengurus atau

Dengan demikian seorang komanditaris yang bertingkah lakku sebagai anggota


pengurus,mempunyai tanggung jawab seperti anggota pengurus terhadap pihak ketiga, dan
pertanggung jawabanya itu diperluas terhadap persetuan-setujuan yang diadakan
komanditaris dalam penyelanggarakan tersebut, dan terhadap persetujuan –persetujuan yang
masih akan diadakan. Walaupun demikian tanpa melepaskan kedudukanya dapat menuntut
untuk mengawasi tindakan-tindakan para anngota pengurus ataupun mereka tidak boleh
bertindak tanpa izinya.

Bagi perseroan komanditer juga adanya sleeping partners ini adalah memberikan
kemungkinan untuk mengumpulkan lebih banyak modal dari pada sistem perseroan firma.
Hal ini disebabkan oleh karena ada orang yang mempunyai modal, namun berhubungan
dengan suatu hal, misalnya kekurangan waktu ataupun tak ada bakat untuk berusaha, tidak
dapat turut aktif dalam sesuatu perusahaan, maka bentuk perseroan komenditerlah yang
memberi kemungkinan pada orang-orang ini untuk berusaha walaupun hanya pasif saja.

Pembagian untung rugi diatur dalam peraturan komanditer. Mengingat risiko serta tanggung
jawab yang dipikul para peserta aktif, maka tidaklah mengherankan apabila pembagian
untung atau rugi itu diatur sesuai atau sebanding dengan tanggung jawab tersebut.
Persekutuan komenditer mempunyai kekayaan tersendiri yang pada pembagian untung atau
rugi dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan.

Untuk mendirikan sebuah perseroan komanditer, tidaklah memerlukan suatu formalitas dan
karenanya dapat dilakukan dengan lisan ataupun tulisan. Kalau dibuat dengan surat maka hal
itu dapat di buat suatu akta autentik ataupun akata di bawah tangan yang mana di atur
organisasi perseroan komanditer itu begitupun hak-hak dan kewajiban para anggotanya.
Dalam praktek perniaagaan di indonesia sekarang, seperti misalnya pada kepaniteraan
pengadilan negeri di jakarta, perjanjian-perjanjian pendirian perseroan komanditer diadakan
di akta notaris. Selain dari tak ada keharusan pembuatan akta notaris dan pendaftaran, KUHD
pun tidak pula memerintahkan untuk mengadakan pengumuman[5]. Diperancis dalam
undang-undang tahun 1867 diperintahkan mengadakan pengumuman pendirian sebuah
perusahaan komenditer. Pengumuman ini di perancis dianggap sebagai syarat inti, yang
mengakibatkan batalnya perjanjian perseroan, apabila hal ini diabaikan.selain syarat
pengumuman, juga diharuskan mengadakan perjanjian pendirian perseroan komanditer secara
tertulis( akta dibawah tangan atau notaris) dan penempatan anggaran dasarnya dipengadilan
dagang (tribunal de commerce) yang merupakan syarat mutlak.

Menurut sukardono, melihat perkembangan pendirian perseroan komanditer di indonesia


sekarang ini dalam praktek perniagaan ternyata diadakan juga akta notaris pendirian,
pendaftaran dan pengumuman maka rupanya kita sedang menuju kearah yang berlaku
diperancis.
Apabila modal yang hendak diperoleh dari para komanditaris besar jumlahnya, maka ada
kemungkinan jumlah itu dibagi-bagi atas saham (andil-andil) yang sama besarnya. Masing-
masing komanditaris mengambil satu atau beberapa buah saham. Dan dalam hal ini kita
berhadapan dengan perseroan komanditer atas yang saham-sahamnya segera dibayar penuh
atau tidak.

Kekhususan bentuk perusahaan ini ialah bahwa pada ketika mendirikan perseroan,
kedudukan para komanditer pemegang saham ditetapkan dapat diperalihkan dan dapat
diwariskan. Dengan demikian, bentuk perusahaan ini dapat diibaratkan sebagai bentuk
peralihan kearah perseroan terbatas. Saham-saham tersebut dapat dikeluarkan saham atas
nama atau saham atas tunjuk (kepada si pembawa =aan toonder). Saham-saham aan toonder
adalah saham-saham yang dapat segera dapat dibayar penuh dan dapt diserahkan kepada
orang lain dengan cara menjualnya. Oleh karena itu komanditaris pemegang saham-saham
aan toonder dapat diganti sehingga dengan demikian telah menyimpang dari apa yang berlaku
bagi maatschap atau V.O.F. yang keanggotaanya bersifat persoonlijk.

Bagi saham atas nama, peralihan –peralihanya terjadi dengan cessie menurut pasal 613 ayat
(1) dan (2) KUHD. Cessi atau pemindahan hak piutang adalah penggantian orang berpiutang
lama (kreditor lama ) yang disebut cedent dengan kreditor baru yang disebut cessionaris.
Menurut pasal 613 KUHperd, pemindahan itu harus dilakukan dengan suatu akta autentik
atau dibawah tangan, jadi tidak boleh dengan lisan atau dengan penyerahan surat piutangnya
saja. Selanjutnya agar pemindahan itu berlaku terhadap si berhutang (debitor), akta cessie
tersebut harus diberitahukan kepadanya secara resmi. hak piutang dianggap telah berpindah
pada waktu akta cessie it di buat dan bukan pada waktu akta itu diberitahukan kepada debitor.
Dalam hubungan ini, peralihan saham atau nama dilakukan dengan suatu akta tertulis dengan
perantara pimpinan perseroan komanditer.

B. PENDIRIAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

Bentuk CV ini tidak diatur secara tersendiri dalam KUHD melainkan digabungkan bersma
dengan peraturan-peraturan mengenai Persekutuan Firma. Dengan demikian, biasanya tata
cara pendirian persekutuan komanditer ini tidak jauh berbeda dengan persekutuan firma. Pada
umunya pendirian persekutuan komanditer selalu dengan akta notaries. Untuk mendirikan
CV sama dengan Persekutuan Firma yaitu dibutuhkan minimaldua orang sebagai pendiri
perusahaan yang juga sekaligus bertindak sebagai Pemilik perusahaan yang terdiri dari sekutu
aktif dan sekutu pasif.
Seperti halnya dengan persekutuan firma maka pada umumnya setiap pendirian CV harus
dibuat dengan akta Autentik sebagai akta pendirian dan dilakukan oleh notaries yang
berwenang diwilayah Republik Indonesia. Yang harus dilakukan pertama kali untuk
mendirikan Perseroan Komanditer (CV) adalah menetepkan kerangka anggaran dasar
perseroan sebagai acuan untuk dibuatkan akta Autentik sebagai Akte Pendirian oleh notaries
yang berwenang.

Adapun syarat syarat CV sebagai berikut:


 Adanya perjanjian (pasal 15 KUHD) yakni kesepakatan dari para pihak yang mau
mendirikan usaha

 Pendirian oleh minimal 2 (dua) orang dalam di mana dari antara pendiri tersebut ada
yang bertindak sebagai penyuplai modal dan ada yang menyumbang semua potensi
(tenaga dan pikiran) untuk mengurus dan mengelola perusahaan.

 Adanya akta notaris yang berbahasa Indonesia.

Didalam akta pendirian yang memuat anggaran antara lain dimuat dalam hal-hal sebagai
berikut :

1. Nama persekutuan dan kedudukan hukumnya

2. Maksud dan tujuan didirikan persekutuan

3. Modal persekutuan

4. Penunjukan siapa sekutu biasa dan sekutu komanditer

5. Hak, kewajiban, tanggung jawab masing-masing sekutu ; dan

6. Mulai dan berakhirnya persekutuan

7. Pembagian keuntungan ddan kerugian persekutuan

Akta pendirian tersebut kemudian didaftarkan di kepaniteraan pengadilan Negeri dimana


persekutuan komanditer tersebut berkedudukan. Setelah itu, ikhtisar akta pendirian
persekutuan tersebut diumumkan dalam berita Negara republic Indonesia.

C. ORAGANISASI DALAM CV

Sekutu Pasif bertugas :


· Wajib menyerahkan uang, benda ataupun tenaga kepada persekutuan sebagaimana
yang telah disanggupkan

· Berhak menerima keuntungan

· Tanggung jawab terbatas pada jumlah pemasukan yang telah disanggupkan

· Tidak boleh campur tangan dalam tugas sekutu aktif (Pasal 20 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang), bila dilanggar maka tanggung jawabnya menjadi tanggung jawab secara
pribadi untuk keseluruhan (tanggung jawab sekutu aktif) berdasarkan pasal 21 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang.

Sekutu Aktif bertugas :

· Mengurus CV

· Berhubungan hukum dengan pihak ketiga

· Bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan

D. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN CV

Kelebihan CV antara lain :

· Prosedur pendiriannya relatif mudah

· Modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak, karena didirikan banyak pihak (modal
gabungan)

· Kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar

· Manajemen lebih luas

· Manajemen dapat didiversifikasikan

· Struktur organisasi yang tidak terlau rumit

· Kemampuan untuk berkembang lebih besar


Kelemahan CV antara lain :

· Sebagian anggota memiliki tanggung jawab tidak terbatas

· Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin

· Sulit untuk menarik kembali investasinya

· Apabila perusahaan berutang/merugi, maka semua sekutu bertanggung jawab secara


bersama-sama.

J. Tanggung Jawab Pengurus CV

Pengurus CV mempunyai tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan sekutu yang
berada dalam CV tersebut.Pasal 19 KUHD mengatur bahwa pihak yang bertanggung jawab
dan berurusan dengan urusan di luar adalah sekutu kerja atau sekutu komplementer.Namun
pihak sekutu komanditer bertanggung jawab juga ke luar, bila sekutu komanditer tersebut
melanggar pasal 20 KUHD.Wewenang sekutu komanditer hanya tertuju pada urusan intern
persekutuan CV (pasal 20 KUHD).Sekutu komanditer juga bertanggung jawab kepada sekutu
kerja terkait penyuplaian modal (pasal 19 KUHD).

K. Risiko bagi Pengurus CV

Risiko bagi pengurus CV adalah menyangkut kinerja perusahaan.Apabila perusahaan yang


dikelolanya mengalami kerugian, maka penguruslah yang paling banyak menanggung beban
untuk melunasi utang perusahaan.Risiko paling besar adalah harta kekayaannya bisa menjadi
jaminan untuk menutupi utang perusahaan.

L. Perbedaan Antara CV dengan PT

Kekhasan CV adalah memiliki Pesero Aktif (pesero pengurus) dan Pesero Komanditer
(pesero diam). Pesero aktif menjalankan pengurusan dan pengelolaan perusahaan sementara
kehadiran pesero pasif/komanditer berlaku sebagai penyuplai modal. Konsekuensinya adalah
pesero aktif akan bertanggung jawab secara penuh terhadap seluruh harta pribadinya untuk
mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga sekiranya terjadi kerugian dalam
perusahaan. Sedangkan Persero Komanditer, hanya bertanggung jawab sebesar modal yang
disetorkannya ke dalam perseroan.
Perbedaan lain antara CV dengan PT adalah :

a. Status perusahaan

PT merupakan bentuk usaha yang berbadan hukum sedangkan CV merupakan badan

usaha yang tidak berbadan hukum.

b. Pemisahan kekayaan pribadi

Karena statusnya berbadan hukum, maka PT mempunyai kekayaan yang terpisah dengan
kekayaan para pendirinya.Jadi, PT dapat memiliki harta kekayaan sendiri.Sementara itu, CV
yang berstatus tidak berbadan hukum, kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari
kekayaan CV.

c. Modal perusahaan

Modal untuk pendirian sebuah CV tergantung seberapa besar modal yang disetor oleh
pesero pasif, sementara modal untuk sebuah PT dikumpulkan dari para pendiri dengan
persentasenya masing-masing.

M. Modal Untuk Pendirian CV

Karena CV adalah suatu bentuk usaha yang merupakan salah satu alternatif yang dapat
dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan usaha dengan modal yang terbatas, maka
untuk CV tidak ditentukan jumlah modal minimalnya.Didalam anggaran dasar perseroan
komanditer (AKTA PENDIRIAN) juga tidak disebutkan besarnya jumlah Modal dasar,
modal ditempatkan atau modal disetor.Penyebutan besarnya modal perseroan dapat
dicantumkan dalam SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) atau Izin Operasional lainnya.Jadi
misalnya, seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah tangga, percetakan, biro jasa,
perdagangan, dll dengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat memilih CV sebagai
alternatif Badan Usaha yang memadai.
BIAYA PAKET PROSES PENDIRIAN CV

GOLONGAN BIAYA PER PAKET MASA PROSES

SIUP BESAR Rp. 6.750.000,- 30 HARI KERJA

SIUP MENENGAH Rp. 5.750.000,- 30 HARI KERJA

SIUP KECIL Rp. 4.750.000,- 30 HARI KERJA

Syarat pembayaran :

 50% uang muka pada saat dokumen lengkap dan siap diproses

 50% sisa pembayaran setelah proses Tahap 4 selesai

N. JENIS-JENIS CV

1. CV diam-diam

yang dimaksud dengan jenis ini CV belum menyatakan diri secara terbuka sebagai CV bagi
orang luar jenis usaha ini masih dianggap sebagai usaha dagang biasa akan tetapi, secara
inreren diantara pemilik modal dalam usaha dagang tersebut telah ada pembagian tugas dan
wewenang yang berkaitan dengan tanggung jawab hukum.

2. CV terang-terangan

Untuk jenis ini CV telah menyatakan diri secara terbuka kepada pihak ketiga. Hal ini terlihat
dengan dibuatnya akta pendirian CV oleh notaries akta pendirian di daftarkan perusahaan.
3. CV dengan saham

Munculnya jenis CV atas Saham, karena dalam perkembangannya CV membutuhkan modal.


Untuk mengatasi masalah kekurangan modal dapat dibagi atas beberapa saham dan masing-
masing komanditaris dapat memiliki 1 (satu) atau beberapa saham.[9]

O. TUJUAN PENDIRIAN CV

Setiap CV mempunyai tujuan dalam setiap pendiriannya, salah satunya agar dapat melakukan
kegiatan usaha yang sama dengan perseroan lain atau berbeda, bersifat khusus atau umum
sesuai dengan keinginan para pendiri persero. Namun ada beberapa bidang usaha yang hanya
bisa dilaksanakan dengan ketentuan harus berbadan hukum PT. Selain itu tujuan dari
pendirian CV adalah sebagai Badan usaha agar suatu usaha memiliki wadah resmi dan legal
untuk memudahkan pergerakan badan usaha itu sendiri, misalnya “pengadaan barang”, perlu
suatu sarana melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan apabila akan
menjalin kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihal lain adanya pembentukan
suatu badan usaha. Contohnya : untuk pengadaan barang di kantor atau instansi pemerintah
dengan nilai s/d Rp 200 juta, harus menggunakan CV atau PT dengan klasifikasi kecil.

P. BERAKHIRNYA CV

Karena Persatuan Komanditer pada hakikatnya adalah firma maka cara berahirnya Firma juga
berlaku pada Perseroan Komanditer, yaitu :

1. Berahirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar.

2. Sebelum berakhir jangka waktu yang ditetapkan akibat pengunduran diri atau
pemberhentian sekutu.

3. Dengan demikian ketentuan Pasal 1646-1652 KUH Perdata dan Pasal KUHD dapat

berlaku juga. (Hukum Dagang, 2009 : 146-147)


Q. CV DALAM PROSPEK KEDEPAN

Dalam prospek kedepan CV memiliki banyak keuntungan asalkan dikelola dengan


baik serta managemen yang baik, CV jika dikelola dengan baik akan mengahasilkan
kemajuan yang baik baik bagi personal ataupun umum. Tanggung jawab kunci utama dalam
menggeluti atau mengelola badan usaha ini.
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

Merupakan suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang-orang
yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan, dan memiliki tanggung jawab penuh dengan
kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman, dan tidak bersedia
memimpin perusahaan, serta memiliki bertanggung tanggung jawab terbatas pada kekayaan
yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. Dengan perkataan lain Commanditaire
Vennootschap (CV) adalah sebuah perusahaan yang dibentuk oleh dua orang atau lebih,
sehingga dalam CV, ada dua macam anggota, yaitu: anggota aktif dan anggota pasif. Anggota
aktif merupakan anggota yang mengelola usahanya serta bertanggung jawab penuh terhadap
utang perusahaan, sedangkan anggota pasif merupakan anggota yang hanya menyetorkan
modalnya saja dan tidak ikut mengelola perusahaan, bertanggung jawab sebatas pada modal
yang disetorkan saja.

Peraturan Perundangan: Ketentuan-ketentuan tentang Perserikatan Komanditer (CV) diatur


dalam Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang bunyinya :

“Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan komanditer didirikan antara
satu orang atau beberapa sekutu yang secara tanggung-menanggung bertanggung jawab untuk
seluruhnya pada pihak satu dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain”.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul rasyid saliman, hukum bisnis untuk perusahaan: teori dan contoh kasus
(jakarta:prenada media group,2008)

Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H, Pokok-pokok pengetahuan hukum dagang (jakarta:sinar
grafika,2013)

Prof. Dr. H. Oyo Sunaryo Mukhlas, M.Si. Hukum Dagang di Indonesia (Bandung : CV
Pustaka Setia, 2012)

DR. H. Zainal Asikin, S.H., SU., Hukum Dagang (jakarta:Rajawali pres,2014)

Dra. Farida Hasyim M.Hum. Hukum Dagang, (Bandar Lampung : SINAR GRAFIKA,2009)

Sentosa sembiru, Hukum Dagang (jakarta:PT.Citra aditya bakti,2004)

Rudhin Prasetya, Maatschap, Firma dan Persekutuan Komanditer (Bandung:Citra Aditya


Bakti,2002)

http://kukuhirawan.blogspot.com/2016/04/makalah-persekutuan-komanditer-cv.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai