Anda di halaman 1dari 13

BAB 4 LANSKAP

Sebagai upaya peningkatan kualitas dari masing masing obyek fisik cagar budaya, penataan
lanskap pada masing-masing obyek fisik dan cagar budaya menjadi pertimbangan sebagai
upaya keberhasilan tujuan Perencanaan Zonasi Pulau Penyengat, dengan membangun
mekanisme pengelolaan terpadu. kawasan wisata yang perlu dikaitkan dengan
pengembangan kualitas terhadap karakteristik lanskap setempat, yaitu keindahan, kondisi
lingkungan yang sehat dan bersih, iklim yang sesuai, memberi kenyamanan dan
ketenangan, estetika, dan lingkungan sekitarnya mencirikan karakter yang kuat terhadap
kawasan.

Hal hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam penataan lanskapnya, meliputi , Antara lain;

1. Daya dukung terhadap tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem


secara berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya dan
lingkungan kawasan pulau Penyengat..
2. Daya dukung ekologis adalah tingkat maksimum (baik jumlah maupun volume)
pemanfaatan suatu sumberdaya atau ekosistem yang dapat diakomodasikan oleh
suatu kawasan atau zona zona yang ada, sebelum terjadi penurunan kualitas
lingkungan ekologis.
3. Daya dukung fisik juga perlu mempertimbangkan pemanfaatan suatu sumberdaya
atau ekosistem yang dapat diadopsi oleh suatu kawasan atau zona tanpa
menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas fisik.
4. Daya dukung sosial adalah tingkat kenyamanan apresiasi pengguna suatu sumberdaya
atau ekosistem terhadap suatu kawasan atau zona akibat adanya penggunaan lain
dalam waktu bersamaan.
5. Daya dukung ekonomi adalah tingkat skala usaha dalam pemanfaatan suatu
sumberdaya yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum secara
berkesinambungan.
6. Konsep Ruang Kawasan, ruang wisata Zona inti, ruang wisata Zona penunjang, dan
zona penyangga, dan ruang-ruang kawasan konservasi. Konsep Tata Hijau nya dibagi
menjadi empat zona, yaitu zona inti, zona pengembangan, zona penyangga, dan zona
konservasi.. Zona penyangga dan konservasi diarahkan pada penggunaan tanaman
dengan fungsi ekologis.
7. Ketersediaan air bersih,
8. Aksesibilitas dan kemudahan pencapaian
9. Prasarana dan sarana wisata,
10. Pengembangannya disesuaikan dengan kondisi sumberdaya yang ada, yaitu
mempertimbangkan kondisi fisik kawasan dan keragaman obyek dan atraksi wisata
pada masing masing zona,
11. Kegiatan wisata memperhitungkan tingkat pemanfaatan ruang dan kualitas daya
dukung lingkungan kawasan tujuan melalui pelaksanaan sistem zonasi dan pengaturan
batasan pengembagan atraksi dan fasilitas
12. Pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan lanskap adalah pendekatan
sumberdaya dan aktivitas pengunjung terhadap kebutuhan ruang dan touring plan yang
menghubungkan antar lokasi obyek wisata dengan tingkat penggunaan tertentu serta
kemudahan aksibilitas, sirkulasi dan pencapaian yang terpadu.
13. Fasilitas pendukung yang dibangun tidak merusak atau didirikan pada kondisi fisik
atraksi cagar budaya dan ekosistem yang sangat unik dan rentan
14. Rancangan fasilitas umum sedapat mungkin sesuai tradisi lokal, dan masyarakat lokal
terlibat dalam proses perencanaan dan pembangunan
15. Membangun sistem pengolahan sampah di sekitar fasilitas umum.
16. Mengembangkan paket-paket wisata yang mengedepankan budaya, seni dan ketahanan
untuk memenuhi gagasan tersebut diperlukan syarat-syarat untuk pembangunan
pariwisata berkelanjutan, yaitu ; Keberlanjutan Ekologis, Keberlanjutan Ekonomi,
Keberlanjutan Sosial dan Budaya, Keberlanjutan Politik, Keberlanjutan Pertahanan
dan Keamanan.
17. Dalam kaitannya dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan yang perlu
mendapatkan perhatian adalah bagaimana agar supaya obyek daerah tujuan wisata
dapat dikembangkan dengan tidak mengganggu ekosistem lingkungan yang ada, serta
masyarakat setempat tidak terpinggirkan kepentingannya untuk pemenuhan kebutuhan
hidup yang lebih baik.tradisi lokal serta kearifan lokal.

Pemberdayaan masyarakat secara khusus dan eksistensi masyarakat secara umum perlu
diinternalisasikan dalam pengembangan, perencanaan, serta pelaksanaan pengelolaan
sumberdaya pesisir secara terpadu. Beberapa aspek yang berkenan dengan masyarakat adalah
kekuatan penentu (driving forces) status dan eksistensi suatu kawasan pesisir. Kekuatan
tersebut perlu dilibatkan atau diperhitungkan dalam menyusun konsep pengelolaan
sumberdaya secara terpadu.
Kekuatan kekuatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jumlah penduduk pesisir yang cenderung bertambah dengan tingkat pertumbuhan


yang tinggi.
2. Kemiskinan yang diperburuk oleh sumberdaya alam yang menurun, degradasi habitat,
serta kelangkaan mata pencaharian alternatif.
3. Adanya usaha skala besar, menghasilkan keuntungan dengan segera, dan usaha
komersial yang menurunkan kualitas sumberdaya dan sering menyebabkan konflik
kepentingan dengan penduduk lokal.
4. Kurang sadar dan pengertian di pihak masyarakat serta pemerintahan lokal tentang
pentingnya keberlanjutan sumberdaya bagi kepentingan manusia.
5. Kurang pengertian di pihak masyarakat tentang kontribusi dan pentingnya
sumberdaya pesisir bagi masyarakat.
6. Kurang pengertian pemerintahan lokal tentang tindak lanjut dan keberlanjutan
kegiatan pemberdayaan masyarakat
7. Faktor budaya yang berkaitan langsung pengelolaan dan pemanfaatan kawasan pesisir
secara terpadu.

Prinsip-prinsip pengelolaan dan pengembangan Program Pemberdayan Ekonomi Masyarakat


Pesisir adalah sebagai berikut :

1. Pilihan kegiatan berdasarkan musyawarah sehingga memperoleh dukungan


masyarakat (acceptability)
2. Pengelolaan kegiatan dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat
(transparancy).
3. Pengelolaan kegiatan harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat
(accountability).
4. Pengelolaan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara
berkelanjutan, (sustainability).
5. Kegiatan dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian atas beban penduduk miskin
(responsiveness).
6. Penyampaian bantuan kepada masyarakat sasaran secara cepat (Quick Disbursement).
7. Proses pemilihan peserta dan kegiatan PEMP dilakukan secara musyawarah
(Democracy).
8. Pemberian kesempatan kepada kelompok lain yang belum memperoleh kesempatan,
agar semua masyarakat merasakan manfaat langsung (Equality).
9. Setiap ketentuan dalam pemanfaatan Dana Ekonomi Produktif masyarakat diharapkan
dapat mendorong terciptanya kompetisi yang sehat dan jujur dalam mengajukan
usulan kegiatan yang layak (Competitiveness)
Bab 5 Panduan

Panduan Usulan Jenis Tanaman

5.4.1 Spesifikasi Umum Elemen Lunak (Softscape)

A. Spesifikasi umum vegetasi


Kategori Kelompok Simbol Peta Jenis Kode Contoh Keterangan

Lamuran merah/embun
(Dichanthium coricosum)
Rumput Gr
Tuton
(Dactyloctenium
aegyptium)
A. Memiliki percabangan banyak (menjalar/menganak).
B. Termasuk tanaman herba.
Pegagan
C. Tajuk menutupi tanah dengan rapat.
(Cantella asiatica)
Penutup tanah D. Tinggi 0-0,5 meter.
(groundcover) Lainnya (daun) Gd E. Berfungsi melunakkan tanah dan sebagai pengisi (filler).
F. Banyak ditemukan di area minim pohon (padang
Kucing-kucingan
rumput/sabana).
(Acalypha indica)
G. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal
terlebih dahulu.
Putri malu
Vegetasi
(Mimosa pudica)

Lainnya (bunga) Gb
Pletekkan
(Ruellia tuberosa)

A. Tidak memiliki batang utama.


Pecut kuda
B. Percabangan banyak/berumpun dengan banyak anakan.
(Stachytarpheta indica)
C. Tinggi 0,5-3 meter.
Semak - Sm D. Berfungsi sebagai pembatas (border), pagar (barrier), dan
tepian (edgings).
Setawaa
E. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal
(Costus speciousus)
terlebih dahulu.
A. Memiliki batang utama.
Hanjuang B. Tinggi 3-5 m.
Perdu - Pd
(Cordyline sp.) C. Berfungsi sebagai dinding (biowall), pembatas (border),
tabir (screen), dan tepian (edgings).
Kategori Kelompok Simbol Peta Jenis Kode Contoh Keterangan

Puring D. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal


(Codiaeum sp.) terlebih dahulu.

A. Batang utama jelas.


Bunga lawang B. Tinggi > 5 meter.
(Illicium verum) C. Bentuk tajuk formal.
D. Memberi kesan ruang sempit dan dekat.
Tajuk Bulat Pb
E. Berfungsi sebagai pengarah (direction), tabir (screen).
Kundang/gandaria F. Banyak ditemukan di hutan lindung.
(Bouea macrophylla) G. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal
terlebih dahulu.
A. Batang utama jelas.
Akasia B. Tinggi > 5 meter.
(Acacia sp.) C. Bentuk tajuk menyebar seperti payung.
D. Berfungsi sebagai dinding (biowall), peneduh (shade),
Tajuk Kubah Ph
pusat perhatian (focal point).
Daun kari E. Banyak ditemukan di hutan lindung dan sabana.
(Murraya koenigii) F. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal
terlebih dahulu.
A. Batang utama jelas.
B. Tinggi > 5 meter.
Kulim
C. Bentuk tajuk langsing dan kaku.
Pohon (Scorodocarpus sp.)
D. Memberikan kesan ruang luas dan jauh.
Tajuk Kolumnar Pk H. Berfungsi sebagai dinding (biowall), pengarah (direction),
tabir (screen).
Meranti I. Banyak ditemukan di hutan lindung.
(Shorea sp.) J. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal
terlebih dahulu.
A. Batang utama jelas.
B. Tinggi > 5 meter.
Benda
C. Bentuk tajuk lebar di bawah dan meruncing ke atas.
(Artocarpus elasticus)
D. Memberikan kesan ruang luas dan jauh.
Tajuk Kerucut Pc F. Berfungsi sebagai dinding (biowall), pengarah (direction),
tabir (screen), pusat perhatian (focal point).
Jambu air G. Banyak ditemukan di hutan lindung.
(Syzygium aqueum) H. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal
terlebih dahulu.
Pesisir Pp Bintaro A. Batang utama jelas.
(Cerbera manghas) B. Tinggi > 5 meter.
C. Bentuk tajuk bermacam-macam, tergantung spesiesnya.
D. Umumnya bersifat tahan salinitas, sedikit penyiraman,
Kategori Kelompok Simbol Peta Jenis Kode Contoh Keterangan
dan intensitas pencahayaan tinggi.
E. Berfungsi sebagai dinding (biowall), tabir (screen),
Kelapa pengarah (direction), peneduh (shade).
(Cocos nucifera) F. Banyak ditemukan di hutan lindung.
G. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal
terlebih dahulu.

Api-api
A. Terdiri atas berbagai spesies dari jenis semak, perdu,
(Rhizopora sp.)
dan pohon.
Mangrove - Pm B. Bersifat tahan salinitas tinggi dan tumbuh di lahan basah.
C. Berfungsi sebagai pagar (barrier) penahan ombak,
Bakau
pemecah ombak, dan tempat budidaya hewan laut.
(Avicennia sp.)

A. Tanaman yang tumbuh menempel dan memanjat


dengan bantuan akar lekat dan/atau sulur serta
Bunga telang
membelitkan batangnya.
(Clitoria ternatea)
B. Berfungsi untuk melembutkan elemen keras (hardscape)
Merambat dan tabir (screen).
- C
(climber) C. Memerlukan pemeliharaan berkala, terutama
pemangkasan.
Markisa hutan
D. Ditemukan di hutan lindung dan sabana.
(Passiflora foetida)
E. Pada penataan lanskap, upayakan memilih spesies lokal
terlebih dahulu.

Cabai A. Tanaman yang bersifat dekoratif/untuk pangan yang


(Capsicum sp.) ditanam dalam wadah (pot).
B. Sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan
Talampot - Tp
keluarga dan penghijauan ruang minim RTH.
Kembang sepatu C. Memerlukan pemeliharaan berkala untuk memunculkan
(Hibiscus rosa-sinensis) produknya (buah/bunga).

Hidroponik
A. Umumnya merupakan tanaman pangan yang ditanam
Vertical dalam media tanpa tanah.
- Vg
Garden B. Sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan
keluarga.
Aquaponik

Referensi:

Lestari G, Kencana IP, Nasrullah N. 2015. Tanaman Hias Lanskap Edisi Revisi. Penerbit Swadaya (ID): Jakarta.

https://todayshomeowner.com/guide-to-different-tree-shapes-for-your-yard/
B. Daftar vegetasi yang dapat ditemukan*** Nama Nama Ilmiah Jenis Keterangan
Nama Nama Ilmiah Jenis Keterangan Karet kebo Ficus elastica Pb Vegetasi hutan lindung
Sirih Piper betle C TOGA Kemenyan Styrax sp. Pb Vegetasi hutan lindung
Bunga telang Clitoria ternatea C Vegetasi hutan lindung Mempunyan Rhodomnia cinera Pb Vegetasi hutan lindung
Markisa hutan Passiflora foetida C Vegetasi sabana/hutan lindung Asam Tamarindus indica Pb Vegetasi hutan lindung
Kundang (gandaria) Bouea macrophylla Pb Vegetasi hutan lindung
Pletekan Ruellia tuberosa Gb Vegetasi dekoratif
Nona Annona reticulata Pb Vegetasi hutan lindung
Putri malu Mimosa pudica Gb Vegetasi sabana
Redam Nephelium mutabile Pb Vegetasi hutan lindung
Bawang putih Allium sativum Gd Tanaman pangan
Picung Pangium edule Pb Vegetasi hutan lindung
Ciplukan Physalis sp. Gd Tanaman pangan
Jambu bol Syzygium malaccense Pb/Pc Tanaman pangan
Jahe Zingiber officinale Gd TOGA
Sempur Dillenia sp. Pb/Pc Vegetasi hutan lindung
Kelabat Trigonella sp. Gd TOGA
Tampui Baccaurea macrocarpa Pb/Pc Vegetasi hutan lindung
Kunyit Curcuma sp. Gd TOGA
Kelentet nyamuk Guoia pleuropteris Pb/Pc Vegetasi hutan lindung
Lengkuas Alpinia galanga Gd TOGA
Jambu monyet Anacardium occidentale Pb/Ph Vegetasi hutan lindung
Pandan Pandanus amaryllifolius Gd TOGA
Rukem Flacourtia rukam Pb/P Vegetasi hutan lindung
Pegagan Centella asiatica Gd TOGA
o
Selasih Ocimum basilicum Gd TOGA
Duat (jamblang) Syzygium cumini Pb/P Vegetasi hutan lindung
Bayapan Brachiaria reptans Gr Rumput injak (turf grass) o
Rumput bermuda Cynodon dactylon Gr Rumput injak (turf grass) Coklat Theobroma cacao Pb/P Vegetasi hutan lindung
Rumput bulu Eragrotis sp. Gr Rumput injak (turf grass) o
Rumput gajah Axonopus sp. Gr Rumput injak (turf grass) Daun kelor Moringa oleifera Pb/P Vegetasi hutan lindung
Rumput teki Cyperus rotundus Gr Rumput injak (turf grass) o
Jambu air Syzygium aquaeum Pc Tanaman pangan
Bambu Bambusa sp. Gr Vegetasi hutan lindung
Lobi-lobi Flacourtia inermis Pc Tanaman pangan
Rumput bebek Echinochloa colonum Gr Vegetasi sabana
Pucuk merah Syzygium oleanum Pc Vegetasi dekoratif
Rumput jukut Cyperus kyllnigia Gr Vegetasi sabana
Buah mentega Diospyros sp. Pc Vegetasi hutan lindung
Rumput lamuran Dichanthium coricosum Gr Vegetasi sabana
merah Kapindis putih Sloetia elongata Pc Vegetasi hutan lindung
Rumput lamuran putih Polytrias amaura Gr Vegetasi sabana Nasi-nasi Syzygium zelanicum Pc Vegetasi hutan lindung
Rumput merakan Themeda arguens Gr Vegetasi sabana Benda Artocarpus elasticus Pc Vegetasi hutan lindung/talun
Rumput pangola Digitaria ciliaris Gr Vegetasi sabana Sukun Artocarpus altilis Pc/Ph Tanaman pangan
Rumput tuton Dactyloctenum aegyptium Gr Vegetasi sabana Hanjuang Cordyline sp. Pd Vegetasi dekoratif
Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi Pb Tanaman pangan Puring Codiaeum variegate Pd Vegetasi dekoratif
Jambu biji Psidium guajava Pb Tanaman pangan Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis Pd Vegetasi dekoratif
Limau purut Citrus hystrix Pb Tanaman pangan Namnam Cynometra cauliflora Pd Vegetasi hutan lindung
Nangka Artocarpus heterophyllus Pb Tanaman pangan Daun cemperai Champereia manillana Pd Vegetasi hutan lindung
Pepaya Carica sp. Pb Tanaman pangan Rambai Baccaurea motleyana Pd Vegetasi hutan lindung
Sawo Manilkara sp. Pb Tanaman pangan Senduduk Melastoma sp. Pd Vegetasi hutan lindung
Belimbing Averrhoa carambola Pb Tanaman pangan Daun turi Sesbania grandiflora Pd Vegetasi hutan lindung
Jeruk nipis Citrus aurantiifolia Pb Tanaman pangan Pisang Musa sp. Ph Tanaman pangan
Srikaya Annona squamosa Pb Tanaman pangan Daun kari Murraya koenigii Ph TOGA
Sirsak Annona muricata Pb Tanaman pangan Beringin Ficus benjamina Ph Vegetasi hutan lindung
Bunga lawang Illicium verum Pb TOGA Bulu Ficus annulata Ph Vegetasi hutan lindung
Nama Nama Ilmiah Jenis Keterangan
Akasia Acacia sp. Ph Vegetasi sabana *** Daftar ini dapat diperbarui dengan penelitian lebih lanjut oleh ahli botani
Kersen Mutingia calabura Ph/Pb Vegetasi pesisir
Bidara Ziziphus mauritiana Ph/Pb Vegetasi sabana
Keterangan:
Kulim Scorodocarpus sp. Pk Vegetasi hutan lindung
Meranti Shorea sp. Pk Vegetasi hutan lindung C: Climber
Matoa Pometia pinnata Pk/Pc Vegetasi hutan lindung Gb: Groundcover bunga
Api-api Rhizopora sp. Pm Vegetasi mangrove
Gd: Groundcover daun
Bakau Avicennia sp. Pm Vegetasi mangrove
Baru-baru Osbornia octodonta Pm Vegetasi mangrove Gr: Groundcover rumput
Buta-buta Excoecaria sp. Pm Vegetasi mangrove Sm: Semak
Jeruju Acanthus sp. Pm Vegetasi mangrove
Pd: Perdu
Kurma rawa Phoenix paludosa Pm Vegetasi mangrove
Nyirih Xylocarpus sp. Pm Vegetasi mangrove Pb: Pohon tajuk bulat
Paku mangrove Acrostichum sp. Pm Vegetasi mangrove Pc: Pohon tajuk kerucut
Pedada Sonneratia sp. Pm Vegetasi mangrove
Ph: Pohon tajuk kubah
Tangar Ceriops sp. Pm Vegetasi mangrove
Tanjang Bruguiera sp. Pm Vegetasi mangrove Pk: Pohon tajuk kolumnar
Teruntum Aegiceras sp. Pm Vegetasi mangrove Pm: Pohon mangrove
Tiup-tiup Adinandra dumosa Pm Vegetasi mangrove
Pp: Pohon pesisir
Pinang Areca catechu Pp Tanaman pangan
Ketapang Terminalia catappa Pp Vegetasi pesisir TOGA: Tanaman Obat Keluarga
Bintaro Cerbera manghas Pp Vegetasi pesisir
Kelapa Cocos nucifera Pp Vegetasi pesisir
Waru laut Thespesia populnea Pp Vegetasi pesisir
Cabai Capsicum sp. Sm Tanaman pangan
Terung pipit Solanum torvum Sm Tanaman pangan
Terong asam Solanum ferox Sm Tanaman pangan
Cermai Phyllanthus acidus Sm Tanaman pangan
Delima Punica granatum Sm Tanaman pangan
Setawa Costus speciosus Sm TOGA
Mata pelanduk Ardisia crispa Sm TOGA
Kucing-kucingan Acalypha indica Sm Vegetasi dekoratif
Melati Jasminum sambac Sm Vegetasi dekoratif
Kemunting Rhodomyrtus tumentosa Sm Vegetasi dekoratif
Kapasan kuning Thespesia lampas Sm Vegetasi hutan lindung
Tendani Goniothalamus Sm Vegetasi hutan lindung
macrophyllus
Pecut kuda Stachytarpheta indica Sm Vegetasi pesisir
Beluntas Pluchea indica Sm Vegetasi sabana
Jarong Achyranthes aspera Sm Vegetasi sabana
C. Spesifikasi sistem pemanenan air hujan

Salah satu permasalahan di Pulau Penyengat adalah pasokan air bersih yang berkurang saat musim kemarau. Untuk meningkatkan ketersediaan air bersih, perlu dirancang sistem penyerapan air guna
memastikan ketahanan air bersih di pulau. Rainwater harvesting (pemanenan air hujan) adalah sebuah upaya mengumpulkan air dengan membuat suatu sistem penangkapan air (rainwater catchment). Sistem
penangkapan air hujan berfungsi menangkap limpasan air hujan dan menyerapkannya ke dalam tanah. Sistem penyerapan ini dapat berbentuk rain garden dan bioswale. Rain garden berbentuk cekungan (seperti
kolam), sedangkan bioswale berbentuk saluran. Keduanya ditanamkan berbagai vegetasi yang berfungsi untuk memelankan laju air dan menyerapkan ke dalam tanah. Rain garden biasanya dibuat untuk kawasan
pekarangan di pemukiman darat, sedangkan bioswale umumnya dibuat di sepanjang jalan atau parkiran untuk menampung air dari tepi jalan. Keberadaan kedua sistem ini juga membantu dalam menyaring polusi
dan kotoran yang terbawa limpasan air serta mengisi keberadaan air tanah untuk pasokan air bersih. Pertimbangan untuk pembuatan sistem penangkapan air hujan ini dapat dilihat pada table berikut.

FAKTOR PERTIMBANGAN RAIN GARDEN BIOSWALE


A. Pemilihan lokasi
Luasan 4-10 m2 (50-100 ft2) Disesuaikan dengan keberadaan saluran drainase dan ukuran lahan disekitarnya
Penempatan Kluster pemukiman darat Di sebelah atau pada saluran drainase eksisting
Kriteria tapak 1. Jangan memilih area rendah tempat air menggenang; 1. Drainase tanah harus baik dengan kecepatan penyerapan air minimal 0,03 m/jam (1,5
2. Pastikan drainase tanah baik (perlu mengecek kemampuan tanah dalam inch/jam)
menyerap air); 2. Bentukan parabola atau trapesium disarankan dengan kemiringan lereng tidak lebih tajam
3. Jangan memilih area dekat sistem septik atau sumur air bersih; dari 3:1
4. Area dengan tanah mengandung batu tidak disarankan untuk dipilih; 3. Pembuatan bioswale harus mempertimbangkan kemampuan penyerapan limpasan air,
5. Pilih lokasi yang relatif datar; minimal selama 10 tahun (merujuk pada data curah hujan lokal).
6. Pastikan kesuburan tanah cukup untuk mendukung pertumbuhan vegetasi
yang akan ditanam.
B. Vegetasi
Intensitas pengairan Tinggi Tinggi
Intensitas penyiraman Rendah-sedang Rendah-sedang
Intensitas penyinaran Sedang-tinggi Sedang-tinggi
Intensitas pemeliharaan Rendah Rendah
Kriteria pemilihan 1. Utamakan jenis rumput dan semak; 1. Utamakan jenis rumput dan semak;
2. Perdu dan pohon adalah opsional; 2. Perdu dan pohon adalah opsional;
3. Utamakan spesies lokal; 3. Utamakan spesies lokal;
4. Disarankan memilih vegetasi yang dapat turut menampung air di akarnya. 4. Disarankan memilih vegetasi yang dapat turut menampung air di akarnya;
5. Pilih tanaman dengan perakaran dalam

Tabel panduan pemeliharaan lanskap untuk rain garden dan bioswale.

WAKTU
PEMELIHARAAN
MINGGUAN BULANAN TAHUNAN
1. Penyiangan rumput liar;
1. Pemberian pupuk secukupnya; 1. Pemberian mulsa kembali
Rerumputan dan herba 2. Penyiraman ketika tanaman masih dalam tahap
2. Pengotrolan rumput liar. 2. Pengotrolan rumput liar.
pertumbuhan.
1. Penyiangan rumput liar; 1. Cek kondisi tanah di sekitar area akar untuk 1. Pemangkasan berkala;
Semak dan pohon 2. Penyiraman berkala bagi vegetasi yang memiliki intensitas memastikan kebutuhan air tanaman telah 2. Pemupukan sesuai gejala.
penyiraman sedang. tercukupi. 3. Penyulaman tanaman jika diperlukan
1. Pemupukan berkala saat rumput masih dalam
1. Lakukan pemangkasan untuk jenis-jenis rumput yang tahap pertumbuhan dengan waktu yang
Turf grass -
tumbuh cepat.. disesuaikan dengan jenis rumput;
2. Pengontrolan rumput liar.
Hama dan penyakit 1. Cek kondisi tanaman dan pastikan bebas dari kemungkinan - -
adanya hama dan penyakit;
WAKTU
PEMELIHARAAN
MINGGUAN BULANAN TAHUNAN
2. Lakukan penanggulangan sesuai gejala

Referensi:

1. Rain garden dan bioswale: https://extension.usu.edu/waterquality/urbanstormwater/green-infrastructure/rain-gardens-and-bioswales


2. Rain garden: https://nemo.uconn.edu/raingardens/index.htm
3. Bioswale: https://www.nrcs.usda.gov/Internet/FSE_DOCUMENTS/nrcs144p2_029251.pdf
4. Beddes T, Kratsch HA. 2008. Water-wise landscaping: plant maintenance. Utah State University (US): https://digitalcommons.usu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1001&context=extension_curgarden
5. Low Impact Development (LID): www.lid-stormwater.net

Anda mungkin juga menyukai