Anda di halaman 1dari 15

Makalah Sistem Kesehatan Daerah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sistem kesehatan terdiri dari semua pencegahan medis pribadi layanan perawatan, diagnosis,
perawatan, dan rehabilitasi (layanan untuk mengembalikan fungsi dan kemandirian)-ditambah
lembaga dan personel yang menyediakan layanan ini dan pemerintah, masyarakat, dan organisasi
swasta dan instansi yang pelayanan keuangan.
Sistem perawatan kesehatan dapat dilihat sebagai kompleks terdiri dari tiga komponen yang
saling terkait: orang-orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan, konsumen kesehatan yang
disebut perawatan; orang-orang yang memberikan layanan kesehatan-para profesional dan
praktisi disebut penyedia kesehatan; dan pengaturan sistematis untuk memberikan perawatan
kesehatan-lembaga publik dan swasta yang mengorganisasikan, merencanakan, mengatur,
keuangan, dan mengkoordinasikan layanan yang disebut lembaga atau organisasi dari sistem
perawatan kesehatan. Komponen kelembagaan termasuk rumah sakit, klinik, dan lembaga
rumah-kesehatan; perusahaan asuransi dan program yang membayar untuk layanan seperti Blue
Cross / Blue Shield, dikelola rencana perawatan seperti organisasi pemeliharaan kesehatan
(HMO), dan pilihan penyedia organisasi (PPO) dan hak program seperti Medicare dan Medicaid
(pemerintah federal dan negara bagian program bantuan publik).
Lembaga-lembaga lainnya adalah sekolah-sekolah profesional yang melatih siswa untuk
karir di bidang kesehatan medis, masyarakat, gigi, dan sekutu profesi kesehatan, seperti
perawatan. Juga termasuk adalah lembaga-lembaga dan asosiasi yang penelitian dan memantau
kualitas layanan perawatan kesehatan; penyedia lisensi dan akreditasi dan lembaga; lokal, negara
bagian, dan nasional masyarakat profesional, dan perusahaan yang menghasilkan teknologi
medis, peralatan, dan obat-obatan.
Sebagian besar interaksi antara tiga komponen dari sistem perawatan kesehatan terjadi secara
langsung antara konsumen perawatan kesehatan individu dan penyedia. interaksi lainnya adalah
tidak langsung dan impersonal seperti program imunisasi atau skrining untuk mendeteksi
penyakit, dilakukan oleh badan kesehatan publik untuk seluruh populasi. Semua pemberian
perawatan kesehatan, bagaimanapun, tergantung pada interaksi antara ketiga komponen.
Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dari perawatan kesehatan tergantung pada
kemampuan individu atau kelompok untuk mendapatkan masuk ke sistem perawatan kesehatan.
Proses mendapatkan masuk ke sistem perawatan kesehatan ini disebut sebagai akses, dan banyak
faktor yang dapat mempengaruhi akses ke perawatan kesehatan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa Pengertian Sistem Kesehatan Daerah?
2.      Bagaimana Ruang Lingkup Sistem Kesehatan Daerah?

C.    Tujuan
1.      Untuk dapat  memahami Sistem Kesehatan Daerah.
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup Sistem Kesehatan Daerah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sistem Kesehatan Daerah


Sistem kesehatan daerah menguraikan secara spesifik unsur-unsur upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia kesehatan, sumberdaya obat dan perbekalan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan
kondisi daerah. Sistem Kesehatan Daerah merupakan acuan bagi berbagai pihak dalam
penyelenggaran pembangunan kesehatan di daerah.
Dalam era desentralisasi yang sudah dijalankan oleh berbagai daerah termasuk Aceh, untuk
segi  pelayanan kesehatan juga sudah di pusatkan ke daerah  masing-masing. Daerah Khusus
Kota Banda Aceh sebagai Ibu kota Prpvinsi Aceh sudah mulai menerapkan sistem kesehatan
daerah yang diatur dalam peraturan daerah no.4 tahun 2009, mengenai Sistem Kesehatan Daerah.
Kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah
kabupaten dan daerah kota. Ini berarti bahwa dalam rangka otonomi daerah, Pemerintah
kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerahnya.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit memiliki standar pelayanan .
Standar pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen
rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan  baik rawat inap
maupun rawat jalan yang minimal harus di selenggarakan oleh rumah sakit. (Permenkes 
no.228/Menkes/SK/III/2002 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal rumah
Sakit yang wajib dilaksanakan daerah).
Sistem Kesehatan daerah sebagai upaya penyelenggaraan pembangunan kesehatan daerah
dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a.       Secara merata, berkeadilan, berkelanjutan dan saling mendukung dengan upaya pembangunan
daerah lainnya.
b.      Menjunjung tinggi dan menghormati hak asasi manusia, martabat manusia,  kemajemukan nilai
sosial budaya dan kemajemukan nilai keagamaan.

B.     Ruang Lingkup Sistem Kesehatan Daerah


1.      Upaya Kesehatan
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
a.       Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Masyarakat bertujuan untuk memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat.
UKM dalam pelaksanaannya dikelompokkan menjadi :
-          UKM Strata Pertama
Merupakan UKM tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat.
-          UKM Strata Kedua
Merupakan UKM tingkat lanjutan yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan  subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.
-          UKM Strata Ketiga
Merupakan UKM tingkat unggulan yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.
b.      Upaya Kesehatan Perorangan
Merupakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh swasta, masyarakat pemerintah, dan
Pemerintah Provinsi Aceh, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Upaya Kesehatan Perorangan dikelompokkan menjadi:
-          UKP Strata Pertama
Merupakan UKP tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
dasar yang ditujukan kepada perorangan dan diselenggarakan masyarakat,swasta dan pemerintah
dan Pemerintah Provinsi Aceh.
-          UKP Strata Kedua
Merupakan UKP yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik
kepada perorangan terutama diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta.
-          UKP Strata Ketiga
Merupakan UKP unggulan yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
subspesialistik kepada perorangan terutama diselenggarakan oleh masyarakat dan swasta.
2.      Pembiayaan Kesehatan
Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur besarnya
dan alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan 
berbagai upaya kesehatan  yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Saat ini pembiayaan kesehatan masih dipegang oleh pusat. Hal ini menunjukkan tidak
adanya gejala kepemilikan pemerintah daerah terhadap program kesehatan. Perlu ada suatu
reposisi peran pemerintah pusat dalam hal pembiayaan kesehatan. Alokasi pemerintah pusat
perlu memerhatikan keadaan fiskal suatu daerah Dan Puskesmas.
         Mekanisme pembiayaan kesehatan:
a.       Ditinjau dari peran serta masyarakat
1.      Cuma-Cuma : Semua biaya kesehatan ditanggung oleh pemerintah
2.      Peran serta masyarakat :
-          Menanggung sebagian (Mekanisme Subsidi)
-          Menanggung seluruhnya (Mekanisme pasar)
b.      Ditinjau dari cara pembayaran oleh masyarakat:
1.      Cuma-Cuma
2.      Pembayaran tunai (fee for service)
3.      Pembayaran dimuka (prefaid)----Asuransi Kesehatan
         Biaya kesehatan dapat ditinjau dari 2 sudut,yaitu :
a.       Penyediaan pelayanan kesehatan,merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan.
b.      Pemakai jasa pelayanan adalah besarnya dana yang dimanfaatkan untuk dapat memanfaatkan
jasa pelayanan.
         Sumber dana biaya kesehatan berasal dari :
a.       Bersumber dari anggaran pemerintah
b.      Bersumber dari anggaran masyarakat
c.       Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
d.      Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat.
Masalah pokok yang sering ditemui dalam pembiayaan kesehatan :
a.       Kurangnya dana yang tersedia,kurangnya dana masih terkait dengan masih kurangnya
kesadaran dalam pengambilan keputusan akan pentingnya arti kesehatan.
b.      Penyebaran dana yang tidak sesuai
c.       Pemanfaatan dana yang tidak tepat
d.      Pengelolaan dana yang belum sempurna
e.       Biaya kesehatan yang makin meningkat.
         Masalah Pembiayaan kesehatan :
a.        Jumlah dana yang selalu terbatas. Indonesia 2% GNP,Malaysia 3%,Thailand 5%,Inggris
6,1%,Jepang 6,5%,Jerman 8%,Amerika Serikat 12,7% (World Bank,1993)
b.       Alokasi dana tidak efektif, Persentase biaya pelayanan kuratif lebih besar dari pelayanan
promotif dan preventif.
c.        Utilisasi dana tidak efisien,banyak pemborosan dan penyalahgunaan.
Biaya kesehatan cenderung selalu meningkat.
3.      Jaminan Pembiayaan Kesehatan
Solusi masalah pembiayaan kesehatan mengarah pada peningkatan pendanaan kesehatan
agar melebihi 5% PDB sesuai rekomendasi WHO, dengan pendanaan pemerintah yang terarah
untuk kegiatan public health seperti pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan, promosi kesehatan serta pemeliharaan kesehatan penduduk miskin. Sedangkan
pendanaan masyarakat harus diefisiensikan dengan pendanaan gotong-royong untuk berbagi
risiko gangguan kesehatan, dalam bentuk jaminan kesehatan.
a.          Pengembangan jaminan kesehatan dilakukan dengan beberapa skema sebagai berikut:
1.      Pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin (JPK-Gakin).
2.      Pengembangan Jaminan Kesehatan (JK) sebagai bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN)
3.      Pengembangan jaminan kesehatan berbasis sukarela
b.         Pengembangan jaminan kesehatan sektor informal:
1.      Jaminan kesehatan mikro (dana sehat)
2.      Dana sosial masyarakat
4.      Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional pada
hakekatnya adalah penyelenggaraan, upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat dengan
menanamkan kebiasaan hidup sehat.
Untuk mewujudkan hal tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang didukung
antara lain oleh sumber daya tenaga kesehatan yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan
dalam pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pola pengembangan sumber daya tenaga
ksehatan perlu disusun secara cermat yang meliputi perencanaan,pengadaan dan penempatan
tenaga kesehatan yang berskala nasional.
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja kesehatan secara nasional disesuaikan dengan masalah
kesehatan, kemampuan daya serap dan kebutuhan pengembangan program pembangunan
kesehatan. Pengadaan tenaga kesehatan sesuai dengan perencanaan kebutuhn tersebut
diselenggarakan melalui pendidikan dan pelatihan baik oleh pemerintah dan/atau oleh
masyarakat termasuk swasta sedangkan pendayagunaannya diselenggarakan secara efektif dan
merata. Penempatan terhadap segala jenis tenaga kesehatan tertentu ditetapkan kebijaksanaan
melalui pelaksanaan masa bakti terutama bagi tenaga kesehatan yang sangat potensial di dalam
kebutuhan penyelenggaraan upaya.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009, terdapat persyaratan
mengenai sumber daya manusia yang harus dipenuhi, yaitu rumah sakit harus memiliki tenaga
tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian,
tenaga manajemen rumah sakit, dan tenaga non kesehatan. Dimana jumlah dan jenis sumber
daya manusia tersebut harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi rumah sakit. Rumah sakit harus
memiliki data mengenai ketenagaan yang dimilikinya. Rumah sakit dapat memperkerjakan
tenaga tidak tetap dan konsultan serta tenaga asing sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan
kemampuannya. Tenaga medis dan tenaga kesehatan wajib memiliki ijin sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika
profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.
Dalam peraturan pemerintah tentang tenaga kesehatan nomor 32 tahun 1996 ditetapkan
sebagai berikut:
a.       Dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1.      Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
2.      Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
3.      Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
4.      Menteri adalah menteri yang bertanggungjawab di bidang kesehatan.
b.      Jenis tenaga kesehatan:
Tenaga kesehatan terdiri dari:
1.      Tenaga medis, meliputi dokter dan dokter gigi
2.      Tenaga keperawatan, meliputi perawat dan bidan
3.      Tenaga kefarmasian, meliputi apoteker,analis farmasi dan asisten apoteker
4.      Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan dan
sanitarian.
5.      Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien
6.      Tenaga ketrapian fisik meliputi fisioterapis, okupaterapis, dan terapi wicara.
7.      Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer,radioterapis, teknisi gigi,teknisi elektromedis,
analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prosteik, teknisi transfusi dan perekam medis.
c.       Persyaratan:
1.      Tenaga kesehatan wajib memilki pengetahuan dan ketrampilan di bidang kesehatan yang
dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan.
2.      Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenga kesehatan memilki
izin dari menteri.
3.      Dikecualikan dari pemilikan izin sebagaimana dimaksud, bagi tenaga kesehatan masyarakat.
Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan, diatur oleh menteri.
4.      Selain izin sebagaimana dimaksud, tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari lembaga
pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah yang bersangkutan
melakukan adaptasi. Ketentuan lebih lanjut mengenai adaptasi, diatur oleh mentri.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah
kabupaten dan daerah kota. Ini berarti bahwa dalam rangka otonomi daerah, Pemerintah
kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerahnya.
Sistem kesehatan daerah menguraikan secara spesifik unsur-unsur upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia kesehatan, sumberdaya obat dan perbekalan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan
kondisi daerah. Sistem Kesehatan Daerah merupakan acuan bagi berbagai pihak dalam
penyelenggaran pembangunan kesehatan di daerah.

B.     Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat memahami tentang Sistem Kesehatan
Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompasiana.com/mustara/menata-sistem-kesehatan-1_54f94275a33311b77f8b4a47

http://mhdyoublogaddress.blogspot.co.id/2014/12/sistem-kesehatan-nasional-daerah-skd.html

http://kebijakankesehatanindonesia.net/20-sistem-kesehatan/85-sistem-kesehatan-606

http://www.slideshare.net/srijadi/perlukah-pemda

Diposting oleh muhammad arsyad di 23.23.00 


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN RUMAHSAKIT

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan. Intinya sistem
kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan,
mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada
mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada
“tingkat manfaat” yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak
lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam
koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara akan melaksanakan
fungsinya menyediakan kebutuhan hidup yang berkaitan dengan hidup berdampingan dengan
orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan
sebagai “kebutuhan publik”. Salahsatu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah
kesehatan. Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya
dengankesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara
dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan
setiap saat.
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang
bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat
dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak
dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran
sangat penting lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah
sakit.Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat menutup mata bahwa
dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena
pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan
nasional dibidang kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu
dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah.
Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila
didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Untuk mempertahankan
pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen secara cermat
dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan
harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang
mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medis dan
keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan
harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan demikian perlu adanya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Selain itu, tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak masyarakat dalam konstituisi,
menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan merupakan hak masyarakat. Fenomena
demikian merupakan keberhasilan pemerintah selama ini dalam kebijakan politik di bidang
kesehatan (heath politics), yang menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan
upaya kesehatan secara tersusun, menyeluruh dan merata.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sistem Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas dan Rumahsakit ”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pelayanan kesehatan?
2.      Apakah tujuan dari pelayanan kesehatan ?
3.      Bagaimana sistem pelayanan kesehatan di puskesmas?
4.      Bagaimana sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan.
2.      Untuk mengetahui tujuan dari pelayanan kesehatan.
3.      Untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan di puskesmas.
4.      Untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pelayanan Kesehatan


Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan  yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.

B.     Tujuan Pelayanan Kesehatan


Tujuan Pelayanan Kesehatan meliputi :
1)   Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan)
Hal ini diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
2)   Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit)
Terdiri dari :
a.    Preventif primer
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik, dan kesegaran
fisik
b.   Preventive sekunder
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara
mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
c.    Preventif tersier
Pembuatan diagnose ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan diagnose
dan pengobatan
d.   Kuratif (penyembuhan penyakit)
e.    Rehabilitasi (pemulihan)
Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah
mengalami sakit fisik atau  mental, cedera atau penyalahgunaan.

C.     Sistem Pelayanan di Puskesmas


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah
suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok (Departemen Kesehatan RI:1991)
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan  lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3.  Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
a.    Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pribadi dengan
tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.
b.    Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public dengan
tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
a.       Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam  rangka
menolong dirinya sendiri.
b.      Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c.       Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
d.      Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e.       Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program
puskesmas

D.     Sistem Pelayanan di Rumah Sakit


Menurut UU No. 44 tentang rumah sakit tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit oleh WHO ( 1957 ) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh,
( Integrasi ) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap
kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau
pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga
kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Dalam pelayanan kesehatan kita juga mengenal akan tempat pelayanan kesehatan seperti
halnya Rumah Sakit dan juga Puskesmas. Yang dimaksud dengan rumah sakit adalah sebagai
suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran
yang permanen menyelenggarakan pelayan kedokteran, asuhan keperawatan yg
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Demikian pengertian rumah sakitmenurut American Hospital association.
Fungsi Rumah Sakit adalah pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik
dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan (kuratif) dan Pemulihan (rehabilitatisi pasien) ( Depkes R.I. 1989 ). Maka sesuai
dengan fungsi utamanya tersebut perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit
mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan berdaya guna dan berhasil guna ( Ilyas
: 2001.)
Menurut surat keputusan Menteri Kesehatan RI no. 983/ Menkes / 17/ 1992 tentang pedoman
organisasi rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang
bersifat dasar, spsialistik,dan sub spesialistik, sedangkan klasifikasi didasarkan pada perbedaan
tingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan yaitu rumah sakit kelas
A, Kelas B, ( Pendidikan dan Non Pendidikan ) kelas C dan Kelas D.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.164/B/MenKes/PER/II/1998, fungsi rumah sakit adalah :
a.       Fungsi Profesional
1.   Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan
keperawatan, pelayanan rehabilitasi kesehatan, pencegahan serta peningkatan kesehatan.
2.   Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan paramedis.
3.   Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.
b.      Fungsi Sosial
Rumah sakit pemerintah dan non pemerintah (swasta) harus memberikan fasilitas perawatan
pada penderita yang tidak mampu. Rumah sakit umum pemerintah harus menyediakan 75 % dari
tempat tidur yang ada untuk pasien yang tidak mampu, sedangkan rumah sakit non pemerintah
(swasta) wajib menyediakan 25 % dari kapasitas tempat tidur untuk pasien yang tidak mampu.
c.       Fungsi Rujukan
Fungsi rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik vertikal maupun
horisontal. Ada dua sistem rujukan yang digunakan, yaitu :
1.   Rujukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan bantuan sarana,
teknologi, keterampilan, kegiatan langsung melakukan survei epidemiologi.
2.   Rujukan media untuk penyembuhan dan pemulihan penyakit, misalnya dengan menyuruh
penderita dari puskesmas ke rumah sakit, mengirim tenaga ahli, sampel darah, atau informasi.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Rumah sakit oleh WHO ( 1957 ) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh,
( Integrasi ) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap
kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau
pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga
kesehatan serta untuk penelitian biososial.

B.     Saran
1.      Bagi penulis
Agar penulis dapat mengerti dan memahami tentang pelayanan kesehatan di puskesmas dan di
rumah sakit
2.      Bagi pembaca
Agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang pelayanan kesehatan di puskesmas dan di
rumah sakit

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul.1996.Pengantar administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara: Jakarta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta.
Kongstvedt, Peter R. 1989.Pokok-pokok Pengelolaan Usaha Pelayanan Kesehatan. Aspen :
Perry,A.G & Potter, P.A. 2001.Fundamental Of Nursing.St.Louis : Mosby.
Risky, Aziz.2007, Pelayanan Kesehatan Masyarakat, www.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai