Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP - KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KELOMPOK 10 :

Sony Wiranto (1720001)


Fatkhul Khobir (1920014)
Fikar Niat Gea (1920029)
Albertus Satria (1920038)
Nur Elvira M.S (2011014)

STIE WIDYA MANGGALA


SEMARANG
2021

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 1


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Akuntansi manajemen (management accounting) adalah proses pengumpulan, pengukuran,
penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan semua kejadian ekonomi (economic events)
yang menghasilkan keluaran berupa laporan khusus harga pokok produk, anggaran, dan
laporan kinerja yang beguna dalam rangka pengambilan keputusan. Informasi akuntansi
manajemen dapat membantu para manajer dalam mengidentifikasi suatu masalah,
menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Oleh karena itu, akuntansi manajemen
dapat diartikan sebagai penggunaan informasi akuntansi untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(leading), dan pengendalian (controlling).
Informasi akuntansi yang umumnya digunakan para manajer dalam proses pengambilan
keputusan adalah hal-hal yang berhubungan dengan biaya. Hal ini dikarenakan biaya
merupakan hal penting dalam suatu perussahaan yangmana mempengaruhi laba perusahaan.
Akan tetapi, beberapa manajer tidak memahami secara jelas konsep dasar akuntansi
manajemen sehinggan informasi akuntansi yang disajikan akuntan menjadi sia-sia.
Konsep dasar akuntansi manajemen terdiri dari konsep pembebanan biaya yang mana
menujukkan bagaiamana suatu biaya dibebankan pada suatu produk, konsep definisi biaya
produk baik produk berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible), konsep pelaporan
eksternal yang menujukkan bagaimana biaya-biaya tersbut disajikan dalam laporan keuangan
dan konsep system akuntansi manajemen yang terbagi atas dua jenis, yaitu system akuntansi
manajemen berdasarkan fungsional dan aktivitas.

2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
2.1. Mendeskripsikan proses pembebanan biaya.
2.2. Mendefinisikan produk berwujud dan tidak berwujud serta menjelaskan perbedaan
definisi biaya produk.
2.3. Menyusun laporan laba rugi dan neraca untuk perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa.
2.4. Menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dan
berdasarkan aktivitas.

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 2


3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah:
3.1. Mengetahui dan mampu memahami proses pembebanan biaya.
3.2. Mampu menjelasakan definisi produk berwujud dan tidak berwujud serta menjelaskan
mengenan definisi biaya produk.
3.3. Mampu menyusun laporan laba rugi dan neraca perusahaan manufaktur, dagang, dan jasa
serta mampu menjelasakan perbedaan diantara ketiganya.
3.4. Mampu memahami dan menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen
berdasarkan fungsi dan aktivitas.

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 3


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran Penggerak


(Driver Tracing), dan Alokasi (Allocation)
Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan, dan objek lain yang merupakan
kepentingan manajemen, adalah salah satu tujuan dasar system informasi akuntansi
manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih
bermutu tinggi, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

1.1. Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini dan di masa datang bagi
organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan
barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat mengganggap biaya sebagai ukuran
dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu.
Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu memiliki arti
bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya tidak hanya harus ditekan,
tetapi juga harus dikelola secara strategis. Para manajer harus memiliki tujuan
menyediakan nilai bagi pelanggan yang sama besar dengan biaya yang lebih rendah dari
para pesaingnya. Dengan begitu posisi strategis perusahaan akan naik, dan terciptalah
keunggulan kompetitif.
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang diserahkan atau
dikorbankan ketika suatu alternative dipilih dari beberapa alternative lain. Biaya
dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang
berorientasi pada laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah
dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan
kadaluwarsa (expired) yang kemudian disebut beban. Di setiap periode, beban akan
dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi, untuk menentukan laba periode
tersebut. Agar perusahaan tetap eksis dalam bisnisnya, pendapatan harus melebihi beban,
selain itu laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk dapat memuaskan pemilik
perusahaan. Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga harus
melebihi biaya agar menghasilkan cukup banyak laba. Selanjutnya, penurunan harga
dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengurangi pengorbanan pelanggan,

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 4


dan kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya.
Oleh sebab itu, pembebanan biaya untuk menentukan biaya objek adalah penting dalam
penyediaan informasi ini kepada manajer.

1.2. Objek Biaya (Cost Object)


Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya
kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apapun
seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur
biayanya dan dibebankan. Misalnya jika sebuah rumah sakit ingin menetapkan biaya
departemen operasional, maka objek biaya adalah departemen operasional.
Aktivitas adalah orang – orang dan/atau peralatan yang melakukan kerja bagi orang
lain. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit dasar kerja yang dilakukan dalam sebuah
organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu
organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan. Aktivitas tidak hanya bertindak sebagai objek biaya, tetapi
juga memiliki peran utama dalam pembebanan biaya untuk objek biaya lainnya.

1.3. Keakuratan Pembebanan


Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Gagasan
mengenai keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang
“sebenarnya”. Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan
dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya
adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber daya yang dikonsumsi
oleh objek biaya. Intuisi dan anggapan umum diekspresikan sebagai berikut : “lebih baik
menjadi kurang lebih benar daripada menjadi sangat tidak akurat”. Beberapa metode
pembebanan biaya ternyata lebih akurat dibandingkan lainnya. Pembebanan biaya yang
terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang salah dan evaluasi yang buruk.
Melakukan hubungan sebab akibat antara biaya yang dibebankan dan objek biaya adalah
kunci untuk membuat pembebanan biaya yang secara wajar akurat.

1.3.1. Ketertulusuran (Traceability)


Hubungan antara biaya dan objek biaya dapat digali untuk membantu
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat secara langsung atau
tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 5


adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek
biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan akurat
ditelusuri sebagai objek biaya. “Ditelusuri dengan mudah” memiliki arti bahwa
biaya biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi, sementara
“dilacak dengan akurat” memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan
menggunakan hubungan sebab akibat. Jadi, ketertelusuran adalah kemampuan
untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara
ekonomi berdasarkan hubungan sebab akibat. Semakin besar biaya yang dapat
ditelusuri ke objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Ketertelusuran
adalah unsure utama dalam pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
Mungkin saja suatu jenis biaya tertentu digolongkan baik sebagai biaya langsung
maupun tidak langsung. System akuntansi manajemen umumnya berurusan
dengan banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang menjadi
acuan.

1.3.2. Metode Penelusuran


Penelusuran adalah pembebanan actual biaya ke objek biaya, dengan
menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh
objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui salah satu
dari dua cara berikut ini : (1) penelusuran langsung, atau (2) penelusuran
penggerak.

1.3.2.1. Penelusuran Langsung


Penelusuran langsung adalah suatu proses pengidentifikasian dan
pembebanan biaya yng berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu
objek. Penelusuran ini paling sering dikerjakan melalui pengamatan
secara fisik. Baik bahan baku dan penggunaan tenaga kerja dapat
diobservasi secara fisik, oleh sebab itu, biayanya dapat dibebankan
secara langsung ke objek biaya. Idealnya, semua biaya harus dibebankan
ke objek biaya dengan menggunakan penelusuran langsung. Sayangnya,
sering terjadi bahwa objek biaya bukan merupakan pengguna satu –
satunya sumber daya. Dalam kasus ini, penelusuran penggerak
dipertimbangkan penggunaannya untuk membebankan biaya.

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 6


1.3.2.2. Penelusuran Penggerak
Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk
membebani biaya ke objek biaya. Di dalam konteks pembebanan biaya,
penggerak adalah factor penyebab yang dapat diamati dan yang
mengukur konsumsi sumber daya objek biaya. Oleh sebab itu, penggerak
adalah factor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber
daya, dan memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya yang
berhubungan dengan objek biaya. Penting untuk dipahami bahwa contoh
sederhana pembagian sumber pizza ini, secara langsung dapat diperluas
ke dalam latar bisnis yang lebih kompleks. Inspeksi atas produk
mungkin dapat berupa “pizza” yang dibagi secara tepat oleh instrument
pemisahan yang diproduksi dalam pabrik.
Biaya inspeksi dapat dibebankan pada instrument individual (objek
biaya) dengan menggunakan jumlah jam inspeksi (“potongan pizza”)
yang dikonsumsi oleh masing – masing jenis instrument. Contoh kedua,
pertimbangkan biaya dari pemantau jantung yang digunakan oleh pasien
penyakit jantung (objek biaya). Pemantau jantung adalah “pizza”, dan
jam pemantauan yang digunakan dapat menjadi “potongan pizza” yang
dipilih untuk membebankan biaya ke penderita penyakit jantung. Jadi
prinsip penelusuran yang dijelaskan dengan contoh pizza, dapat
dihubungkan langsung dengan proses perhitungan biaya dalam
lingkungan bisnis yang sesungguhnya. Penelusuran penggerak biasanya
kurang akurat dibandingkan penelusuran langsung. Akan tetapi, jika
hubungan sebab akibatnya kuat, maka dapat diperkirakan adanya tingkat
keakuratan yang lebih tinggi. Perhatian yang lebih penting adalah situasi
dengan kondisi objek biaya bukan merupakan pemakai satu – satunya
dari sumber daya, dan tidak ada hubungan sebab akibat yang dapat
ditetapkan (atau adanya kendala biaya jika menggunakan hubungan
sebab-akibat).

1.3.3. Membebankan Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung adalah biaya – biaya yang tidak dapat dibebankan ke
objek – objek biaya, baik dengan menggunakan penelusuran langsung atau
penggerak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 7


dan objek biaya, atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis.
Pembebanan biaya tidak langsung ke objek disebut alokasi. Oleh karena tidak
terdapat hubungan sebab-akibat, pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan
pada kemudahan atau beberapa asumsi yang berhubungan. Cara yang mudah
untuk mengalokasikan biaya adalah hanya dengan membebankannya secara
proporsional ke jam tenaga kerja langsung yang digunakan setiap produk.
Pembebanan biaya tidak langsung secara arbitrer mengurangi keakuratan
pembebanan biaya secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin ke objek
biayanya membebankan biaya (yang ditelusuri), langsung ke objek biaya. Akan
tetapi, alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di
samping keakuratan. Misalnya, mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk
(suatu objek biaya) mungkin dibutuhkan untuk memenuhi peraturan pelaporan
eksternal. Walaupun demikian, kebanyakan manfaat manajerial dari pembebanan
biaya lebih baik dalam hal keakuratan; jadi, paling tidak, penelusuran dan alokasi
pembebanan biaya sebaiknya dilaporkan secara terpisah.
Tampilan 1 Model Pembebanan Biaya

Biaya Sumber Daya

Penelusuran Penelusuran Alokasi


Langsung Penggerak

Pengamatan Hubungan Asumsi


Fisik Sebab-Akibat Hubungan

Objek Biaya

2. Biaya Produk dan Jasa


Keluaran (output) organisasi menggambarkan salah satu dari objek biaya terpenting. Ada
dua jenis keluaran : produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan
dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal,
seperti pabrik, lahan, dan mesin. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan
untuk seorang pelanggan, atau aktivitas yang dijalankan oleh seorang pelanggan dengan

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 8


menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan
bahan, tenaga kerja, dan masukan modal. Perlindungan asuransi, perawatan kesehatan,
perawatan gigi, dan akuntansi adalah contoh dari berbagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk
pelanggan. Penyewaan kendaraan, video dan alat ski adalah contoh dari jasa yang
memungkinkan pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting. Ketidakberwujudan
(intangibility), tidak tahan lama (perishability), tidak dapat dipisahkan (inseparabaility), dan
heterogenitas (heterogenity). Ketidakberwujudan berarti bahwa pembeli jasa tidak dapat
melihat, merasakan, mendengar, atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli. Jadi,
jasa adalah produk tidak berwujud. Tidak tahan lama memiliki arti bahwa jasa tidak dapat
disimpan untuk kegunaan masa depan oleh pelanggan (ada beberapa kasus yang tidak umum ,
yaitu saat barang-barang berwujud tidak dapat disimpan), tetapi harus dikonsumsi pada saat
diselenggarakan. Meskipun jasa tidak bisa disimpan, akan tetapi beberaa jasa, seperti operasi
plastik, member pengaruh jangka panjang dan tidak perlu diulangi pelanggan tersebut. Jasa
lainnya memberi pengaruh jangka pendek dan menciptakan pelanggan setia. Contoh jasa yang
berulang adalah jasa pemeriksaan, jasa penjagaan rumah, dan binatu (dry cleaning). Tidak
dapat dipisahkan memiliki arti bahwa produsen dan pembeli jasa biasanya harus melakukan
kontrak langsung pada saat pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan dari
produsen mereka. Sebagai contoh, pemeriksaan mata mengharuskan kehadiran baik pasien
maupun dokter spesialis mata.
Akan tetapi, produsen produk berwujud tidak memerlukan kontak langsung dengan
pembeli produk mereka. Pembeli mobil tidak perlu melakukan kontak langsung dengan dengan
insinyur dan pekerja perakitan yang memproduksi mobil mereka. Heterogenitas berarti bahwa
terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa daripada produksi produk.
Penyelenggara jasa dapat saja dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan, bauran individu
lainnya yang bekerja dengan mereka, pendidikan dan pengalaman mereka, serta faktor-faktor
pribadi seperti kehidupan rumah tangga. Faktor-faktor ini membuat penyelenggaraan tingkat
jasa yang konsisten menjadi sulit. Prngukuran produktivitas dan mutu pada perusahaan jasa
harus dilakukan secara terus menerus dan sensitive terhadap faktor-faktor tersebut. Perbedaan
ini mempengaruhi informasi yang diperlukan untuk perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Berikut ilustrasi berbagai aspek yang berkaitan dengan jasa, beberapa
sifat turunannya, serta interaksinya dengan sistem akuntansi manajemen.

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 9


Tampilan 2 Interaksi Jasa dengan Akuntansi Manajemen
ASPEK SIFAT TUJUAN DAMPAK PADA
AKUNTANSI MANAJEMEN
Ketidakberwujudan Jasa tidak bisa disimpan. Tidak ada persediaan.

Tidak ada perlindungan Kode etik yang ketet.*


hak paten.

Tidak dapat menampilkan Tuntutan terhadap pembebanan biaya


atau mengkomunikasikan yang lebih akurat.*
jasa.
Harga sulit ditetapkan.
Tidak tahan lama Manfaat jasa cepat Tidak ada persediaan.
kadaluarsa.

Jasa sering kali berulang Memerlukan standard dan konsistensi


untuk satu pelanggan. mutu yang tinggi.*
Tidak dapat dipisah Pelanggan terlibat Biaya diperhitungkan sesuai dengan
langsung dalam produksi jenis pelanggan.*
jasa. Menuntut pengukuran dan pengendalian
Produksi missal jasa yang mutu untuk mempertahankan
tersentralisasi sulit konsistensi.*
dilakukan.
Heterogenitas Variasi yang luas pada Pengukuran produktivitas dan mutu
produk dimungkinkan. serta pengendalian harus terus
menerus.*

Manajemen mutu total adalah hal yang


penting.*
*Banyak dari dampak ini yang juga berlaku untuk produk berwujud
Perhatikanlah, bahwa keakuratan pembebanan biaya, mutu dan produktivitas merupakan
masalah yang sama-sama dihadapi produsen jasa dan produsen produk berwujud. Organisasi
yang membuat produk berwujud disebut organisasi manufaktur. Organisasi yang memproduksi
produk tidak berwujud disebut organisasi jasa. Manajer dari kedua jenis organisasi ini perlu
mengetahui berapa besar biaya setiap roduk. Biaya produk yang akurat adalah penting untuk
analisis tingkat laba dan untuk keputusan strategis yang berkenaan dengan perancangan

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 10


produk, penetapan harga, serta bauran produk. Biaya setiap produk berlaku untuk produk
berwujud maupun tidak berwujud. Jadi, ketika kita membahas masalah biaya produk, kita
mengacu pada produk berwujud dan/atau tidak berwujud.

2.1. Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda


Biaya produk adalah pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang
spesifik. Jadi, arti dari “biaya produk” tergantung pada tujuan manajerial yang sedang
berusaha dicapai. Definisi biaya produk mengilustrasikan prinsip manajemen biaya yang
bersifat fundamental, yaitu: “biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda”. Sebagai contoh
pertama, misalkan pihak manajemen tertarik dengan analisis tingkat laba strategis. Demi
mendukung tujuan ini, manajemen memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan
biaya yang berhubungan dengan suatu produk. Pada kasus ini, rantai nilai biaya produk
telah sesuai, karena memperhitungkan semua biaya yang diperlukan untuk menilai
tingkat laba strategis. Suatu rantai nilai perusahaan (tampilan 3) adalah seperangkat
aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memroduksi,
memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk. Rantai nilai biaya produk
diperoleh pertama-tama dengan membebankan biaya ke serangkaian aktivitas yang
mendefinisikan rantai nilai, dan kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu
ke produk. Berikut ilustrasi rantai nilai internal.
Contoh kedua, tujuan manajerial adalah jangka pendek atau analisis tingkat laba
taktis. Pada kasus ini, biaya perancangan dan pengembangan mungkin tidak relevan –
khususnya untuk produk yang telah ada. Sebagai contoh keputusan untuk menerima atau
menolak pesanan produk yang ada, akan tergantung pada harga yang ditawarkan oleh
pelanggan potensial dan biaya produksi, pemasaran, distribusi, dan pelayanan pesanan
khusus. Jadi, hanya aktivitas yang beroperasi dalam rantai nilailah yang penting, dan
pembebanan biaya aktivitas ke produk mendefinisikan biaya produk operasi. Contoh
ketiga, misalnya tujuan manajerial adalah penyusunan laporan keuangan eksternal.
Dalam kasus ini, biaya produk tradisional diperlukan. Peraturan dan ketentuan yang
mengatur laporan keuangan eksternal menyatakan bahwa hanya harga pokok produksi
yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya produk. Tampilan 4 akan
menggambarkan ikhtisar ketiga biaya produk diatas.

Tampilan 3 Aktivitas Rantai Nilai Internal

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 11


id
P

P en
e
P la
trb
sy
g
u
k
o
m
i strib u
d
n
s ain
e
D
l ayn an D se ain P
e

sia n
P e
n ge
e

a sar n
m
b an
m g an

ro d
P k si
u

Tampilan 4 Contoh Definisi Biaya Produk


Rantai Nilai Harga Pokok
Definisi Harga Pokok Produk Biaya Produk Bagian Operasional Biaya Produk Tradisional
Produk

Penelitian dan
Pengembangan

Produksi Produksi Produksi

Pemasaran Pemasaran

Layanan Layanan
Pelanggan Pelanggan

Keputusan Penetapan Harga Keputusan Perancangan


Tujuan Manajerial yang
Keputusan Bauran Produk Strategi Analisis Tingkat Laba Pelaporan Keuangan Eksternal
Diembankan
Analisis Tingkat Laba Strategis Taktis

2.2. Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal


Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan biaya produk
untuk pelaporan keuangan eksternal. Demi tujuan perhitungan biaya produk, konvensi
yang berlaku secara eksternal menyatakan bahwa biaya dapat diklasifikasikan menurut
tujuan khusus atau fungsi-fungsi, yang hendak mereka capai. Biaya dikelomokkan ke
dalam dua kategori fungsional utama: produksi (manufaktur) dan nonproduksi
(nonmanufaktur). Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 12


dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
perancangan, pengembangan, pemaaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi
umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan kadang kala ditempatkan
dalam satu kategori umum yang disebut biaya penjualan. Sementara, biaya perancangan,
pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya administrasi.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut dapat
dibebankan ke produk, dalam pelaporan keuangan eksternal.

2.2.1. Bahan Langsung (Direct Materials)


Bahan langsung adalah bahan baku atau bahan mentah (raw materials) yang
dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Bahan langsung
(direct materials) adalah bahan yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut.
Sebagai contoh bahan langsung, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah,
dan kawat untuk perbaikan gigi. Berdasarkan sebuah studi yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa rata-rata biaya bahan langsung meliputi sekitar 55% dari
penjualan.

2.2.2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)


Tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri
dengan mudah melalui pengamatan fisik yang digunakan dalam mengukur
kuantitas karyawan yang digunakan pada barang atau jasa yang sedang
diproduksi. karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau
menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenagai kerja
langsung. Misalnya, kepala koki restoran, dan pilot Garuda Airlines. Sebuah studi
atas 37 industri manufaktur menyebutkan bahwa biaya tenaga kerja langsung
hanya mencakup sekitar 10% dari penjualan.

2.2.3. Overhead
Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung
dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik. Banyak input selain dari bahan
langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk.
Contohnya yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 13


dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, asurani,
depresiasi, pengawasan dan keamanan pabrik, dan sebagainya. Beberapa studi
menunjukkan bahwa overhead pabrik mencapai hingga 16% dari penjualan.
Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi
umumnya dimasukkan kedalam overhead pabrik sebagai bahan tidak langsung.
Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Sebab, biaya penelusuran
lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan keakuratan.

2.2.4. Biaya Penjualan dan Administrasi


Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi
disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode. Biaya
yang tidak dapat diinventarisasi dibebankan dalam periode waktu terjadinya. Pada
organisasi manufaktur, biaya ini dapat mencapai lebih dari 25% pendapatan
penjualan dan usaha mengendalikannya dapat menghasilkan penghematan biaya
yang lebih besar dari usaha serupa dalam mengendalikan biaya produksi. Biaya
yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau
jasa merupakan biaya penjualan (pemasaran). Biaya ini sering disebut sebagai
biaya yang mendapatkan pesanan (order – getting cost) dan memenuhi pesanan
(order – filling cost). Biaya-biaya terebut meliputi pengiklanan, pengiriman,
perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji untuk bagian
penjualan, dan biaya penyimpanan produk jadi. Biaya administrasi adalah seluruh
biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum
pada organisasi yang tidak dapat dibebeankan ke pemasaran dan produksi.
Administrasi umum bertanggung jawab memastikan bahwa berbagai aktivitas
organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan terealisasi dengan
tepat. Misalnya, presiden direktur perusahaan menaruh perhatian terhadap
efisiensi penjualan produksi serta aktivitas penelitian dan pengembangan. Contoh
biaya administrasiadalah gaji eksekutif puncak, akuntansi umum, kesekretariatan,
humas, honor pengacara, pencetakan laporan tahunan, dan lain sebagainya.

2.2.5. Biaya Utama dan Konversi


Gabungan dari biaya produksi yang berbeda melahirkan konsep biaya
konversi dan utama. Biaya utama (prime cost) adalah jumlah bahan langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Sementara biaya konversi adalah jumlah biaya

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 14


tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Pada perusahaan manufaktur, biaya
konversi dapat diinterpretasikan sebagai biaya mengubah bahan baku menjadi
produk akhir.

Tampilan 5 Ringkasan Terminologi Biaya

Biaya Produksi

Bahan Langsung Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik

Biaya Utama Biaya Konversi

Biaya Nonproduksi

Biaya Pemasaran dan Penjualan Biaya Administrasi

3. Laporan Keuangan Eksternal


Demi memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya harus diklasifikasikan
berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan laba rugi, biaya produksi dan
biaya penjualan serta administrasi dipisahkan. Biaya produksi digolongkan sebagai biaya
produk, sementara biaya penjualan dan administrasi digolongkan sebagai biaya periode.
Dalam akuntansi keuangan, biaya produk (product cost) mencakup semua biaya yang
terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Dalam hal perusahaan manufaktur,
biaya produk terdiri atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik. Jika biaya-biaya tersebut melekat pada produk yang belum terjual, maka dilaporkan
sebagai persediaan dalam laporan posisi keuangan. Sementara itu, jika biaya-biaya tersebut
melekat pada produk yang sudah terjual maka biaya-biaya tersebut dialihkan dari persediaan
menjadi beban (biasanya sebagai harga pokok penjualan) dan diletakkan dalam laporan laba
rugi. Biaya periodik (periodic cost) adalah semua biaya yang tidak termasuk dalam biaya

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 15


produk. Biaya-biaya ini dicatat sebagai beban di laporan laba rugi pada periode terjadinya jika
menggunakan basis akrual.

3.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur


Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur
ditunjukkan pada tampilan di bawah ini. Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi
fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full-costing)
karena semuan biaya manufaktur dibebankan ke produk. Menurut pendekatan
perhitungan biaya absorpsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangi
dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Pada tampilan di bawah
terdapat dua kategori fungsional utama pada beban yaitu harga pokok penjualan dan
beban operasi. Kategori ini berkaitan dengan beban manufaktur dan nonmanufaktur.
Dalam menghitung harga pokok penjualan, pada awalnya ditentukan harga pokok
produksi yang diambil dari biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.

Tampilan 6 Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur


Perusahaan Manufaktur
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012
               
Biaya
produksi Penjualan           $ 2,400,000.00
yang Dikurangi harga pokok penjualan:        
berkaitan Persediaan awal barang
dengan
  jadi   $ 500,000.00    
barang-
Ditambah: Harga pokok
barang yang
diselesaikan   produksi $ 950,000.00    
selama Barang yang tersedia untuk
periode
tertentu   dijual $ 1,000,000.00    
Dikurangi: Persediaan akhir
  barang jadi $ 300,000.00   $ 1,300,000.00
Laba kotor           $ 1,100,000.00
Dikurangi beban operasi:          
  Beban penjualan     $ 300,000.00    
  Beban administrasi     $ 200,000.00   $ 500,000.00
Laba sebelum pajak         $ 600,000.00

3.1.1. Harga Pokok Produksi

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 16


Harga pokok produksi mencerminkan total biaya produk yang diselesaikan
selama periode berjalan. Biaya tersebut terdiri dari biaya manufaktur bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Rincian dari pembebanan
biaya-biaya tersebut diuraikan dalam laporan harga pokok produksi. Pada
tampilan 7 total biaya manufaktur yang bertambah selama periode tersebut
ditambahkan ke biaya manufaktur yang terkandung pada barang dalam proses
awal, yang menghasilkan total biaya manufaktur. Biaya yang atas barang dalam
proses akhir kemudian dikurangi dari total biaya manufaktur untuk mendapatkan
harga pokok produksi. Apabila harga pokok produksi adalah untuk produk
tunggal, maka biaya rata-rata per unit dapat dihitung dengan membagi harga
pokok produksi dengan unit yang diproduksi.

Tampilan 7 Skedul Harga Pokok Produksi


Perusahaan Manufaktur
Skedul Harga Pokok Produksi
               
Bahan langsung:          
  Persediaan awal bahan langsung*   $ 100,000.00  
  Tambah: Pembelian     $ 400,000.00   Bahan Langsung
  Bahan baku yang siap digunakan   $ 500,000.00  
Kurang: Persediaan akhir bahan
  baku   $ 50,000.00  
  Bahan baku yang digunakan dalam produksi $ 450,000.00
                Tenaga Kerja
  Tenaga kerja langsung       $ 100,000.00 Langsung
               
Biaya Overhead Pabrik:*        
  Asuransi Pabrik       $ 6,000.00  
  Tenaga kerja tidak langsung     $ 100,000.00  
  Sewa mesin       $ 50,000.00   Biaya Overhead
  Pabrik
  Utilitas Pabrik       $ 75,000.00
  Peralatan       $ 21,000.00  
  Depresiasi       $ 90,000.00  
  Pajak         $ 8,000.00  
Total biaya overhead         $ 350,000.00
               
Total Biaya Produksi         $ 900,000.00
Tambah: Barang dalam proses awal     $ 100,000.00 Harga Pokok
              $ 1,000,000.00 Produksi
Kurang: Persediaan barang dalam proses
akhir   $ 50,000.00
Harga pokok produksi         $ 950,000.00

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 17


               

3.1.1.1. Barang Dalam Proses


Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan
sebagian dalam produksi, pada titik waktu tertentu. Barang dalam proses
awal terdiri dari unit yang telah diselesaikan sebagian yang telah ada
pada awal periode. Barang dalam proses akhir adalah biaya unit yang ada
pada akhir periode. Oleh karena itu, biaya barang dalam proses awal
mencerminkan biaya manufaktur yang tercatat pada periode sebelumnya,
sedangkan biaya barang dalam proses akhir mencerminkan biaya
manufaktur yang akan dicata pada periode selanjutnya.

3.2. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang


Pada dasarnya, laporan laba rugi perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang
adalah sama. Akan tetapi, ada perbedaan pada sejumlah jurnal dalam perhitungan harga
pokok penjualan. Untuk menentukan harga pokok penjualan dalam perusahaan dagang,
hanya diperlukan informasi saldo awal dan saldo akhir persediaan serta pembelian. Total
pembelian didapat dari penjumlahan seluruh pembelian dari pemasok.

Tampilan 8 Perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan Dagang

Persediaan Awal + Pembelian = Persediaan Akhir + Harga Pokok Penjualan

atau

Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir

Selain itu, perusahaan dagang hanya memiliki satu jenis persediaan yaitu persediaan
barang yang dibeli dari pemasok yang dimiliki sampai barang tersebut terjual.

Tampilan 9 Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang


Perusahaan Dagang
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012
Harga                
pokok
Penjualan           $ 1,000,000.00
pembelian
barang
Dikurangi harga pokok penjualan:        
dagangan   Persediaan awal     $ 100,000.00    
dari
pemasok
selama
Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 18
periode
tertentu
  Ditambah: Pembelian   $ 650,000.00    
Barang yang tersedia untuk
  dijual $ 750,000.00    
  Dikurangi: Persediaan akhir   $ 150,000.00   $ 600,000.00
Laba kotor           $ 400,000.00
Dikurangi beban operasi:          
  Beban penjualan     $ 100,000.00    
  Beban administrasi     $ 200,000.00   $ 300,000.00
Laba sebelum pajak         $ 100,000.00
               

3.3. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa


Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya
penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal
atau akhir barang jasa karena tidak mungkin menyimpan jasa. Sehingga, biaya penjualan
jasa selama suatu periode sama dengan harga pokok produksi dalam periode yang sama.
Selain itu, dalam perusahaan jasa memungkinkan memiliki barang dalam proses.
Misalnya, seorang arsitek yang memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter gigi
yang memiliki beberapa pasien dengan berbagai tahap perawatan.

4. Jenis-Jenis Sistem Akuntansi Manajemen


Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai sistem berdasarkan fungsi
(Functional Based Management - FBM) dan berdasarkan aktivitas (Activity Based
Management - ABM). Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi dikenal dari tahun
1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor manufaktur dan jasa. Sementara
sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas merupakan sistem yang baru dikembangkan
dalam dua setengah dekade terakhir. Sistem ABM digunakan secara luas dan bermanfaat untuk
peningkatan khususnya diantara organisasi yang memiliki beragam produk dan pelanggan,
berhadapan dengan peningkatan kompleksitas produk, siklus produk yang lebih pendek,
permintaan peningkatan mutu, dan tekanan persaingan ketat. Sistem ABM biasanya ditemukan
dalam industri keuangan (seperti bank dan bursa saham), industri transportasi (seperti
penerbangan dan kereta api), serta dalam semua jenis manufaktur (seperti perusahaan
elektronik dan mobil).

4.1. Sistem Akuntansi FBM dan ABM


Model umum untuk sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsional dan aktivitas
ditunjukkan dalam tampilan 9 dan 10.

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 19


Tampilan 9 Model Manajemen Berdasarkan Fungsional

Tinjauan Biaya

Sumber Daya

Tinjauan Operasional

Analisis Efisiensi Fungsi Analisis Kinerja

Produk

Tampilan 10 Model Manajemen Berdasarkan Aktivitas

Tinjauan Biaya

Sumber Daya

Tinjauan Proses

Analisis Penggerak Aktivitas Analisis Kinerja


Mengapa? Apa? Seberapa Baik?

Produk dan
Pelanggan

Dimensi vertikal dari model menggambarkan bagaimana biaya dibebankan ke objek


biaya, seperti produk dan pelanggan. Sementara dimensi horizontal memperhatikan
bagaimana sistem mencoba untuk memperbaiki efisiensi operasional dan pengendalian
biaya. Elemen pusat dari model FBM adalah fungsi, sementara elemen model ABM
adalah aktivitas. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit organisasional
seperti departemen dan pabrik (sebagai contoh, teknik, kontrol kualitas, dan perakitan,
adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen). Aktivitas-aktivitas dengan tujuan
umum dikelompokkan bersama dalam satu bentuk proses. Misalanya, pembelian barang,

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 20


pengiriman barang, dan pembayaran barang yang diterima, adalah aktivitas mayoritas
yang menggambarkan proses pembelian persediaan (procurement process).

4.1.1. Tinjauan Biaya FBM


Pada sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-
unit fungsional dan kemudian ke produk. Pada pembebanan biaya, digunakan
penelusuran langsung dan penelusuran penggerak yang hanya menggunakan
penggerak produksi tingkat unit, pengukuran konsumen yang sangat berkolerasi
dengan unit yang diproduksi. Misalnya, jam kerja tenaga kerja langsung, material
langsung, dan jam kerja mesin, adalah hanya penggerak yang diasumsikan
penting. Karena sistem FBM hanya menggunakan penggerak yang berhubungan
dengan fungsi produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya
ini dianggap sebagai pembiayaan berdasar produksi atau fungsional (Functional
Based Costing - FBC). Selain dari penggerak yang menjelaskan hubungan sebab
akibat terdapat pula penggerak tingkat nonunit. Misalnya, penggerak produksi
seperti unit yang diproduksi atau jam kerja tenaga kerja langsung dapat tidak
memiliki hubungan apapun dengan biaya pembelian bahan mentah. Pada
kenyataannya, jumlah pesanan pembelian bisa menjadi ukuran yang tepat dari
konsumsi tiap produk. Tujuan pembiayaan produk dari pembiayaan berdasar
fungsional dapat dipenuhi dengan pembebanan biaya-biaya produksi untuk
persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan
eksternal.

4.1.2. Tinjauan Biaya ABM


Dalam pembiayaan berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing – ABC),
biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudian ke produk. Penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak digunakan dalam sistem ABM. Peranan penelusuran
penggerak secara signifikan diperluas dengan mengidentifikasikan dan
menggunakan penggerak yang tidak berhubungan dengan volume produk yang
diperoduksi (penggerak nonunit). Jadi, pembebanan biaya berdasarkan aktivitas
menekan penelusuran melebih dari alokasi. Pada kenyataannya, itu bisa
dinamakan penelusuran yang intensif. Penggunaan kedua penggerak unit dan
nonunit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, mutu keseluruhan dan
informasi biaya yang relevan. Pembiayaan produk berdasarkan aktivitas

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 21


cenderung fleksibel. Informasi biaya dibuat untuk mendukung macam-macam
tujuan manajerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan. Definisi pembiayaan
produk yang lebih komprehensif ditekankan untuk perencanaan, pengendalian,
dan pembuatan keputusan yang lebih baik, dengan kelengkapan informasi akan
biaya, aktivitas, penggerak, dapat bertindak sebagai sistem pengingat awal dari
problem etis.

4.1.3. Tinjauan Efisiensi Operasional FBM


Penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan
lainnya dari akuntansi manajemen. Pendekatan akuntansi manajemen berdasar
fungsional untuk mengendalikan pembebanan biaya untuk unit organisasional dan
kemudian menuntut tanggung jawab unit manajer organisasional untuk
pengendalian biaya yang dibebani. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil
aktual dengan standar atau hasil yang direncanakan. Penekanan adalah pada
ukuran keuangan pada kinerja (ukuran nonkeuangan biasanya diabaikan). Jadi,
pendekatan bedasarkan fungsi menelusuri biaya ke individual yang berttanggung
jawab pada biaya yang terlibat.

4.1.4. Tinjauan Efisiensi Operasional ABM


Manajemen berdasarkan aktivitas lebih memperhatikan aktivitas
manajemen dalam rangka memperbaiki nilai yang diterima oleh pelanggan dan
profit yang diterima dengan menyediakan nilai ini. Hal ini meliputi analisis
penggerak, analisis aktivitas, dan evaluasi kinerja dan penggambaran atas
pembiayaan berdasarkan aktivitas sebagai sumber mayoritas dari informasi.
Tinjauan proses diperhatikan dengan mengidentifikasi factor-faktor yang
menyebabkan biaya suatu aktivitas (menjelaskan mengapa biaya muncul),
pengukuran pekerjaan apa yang telah dilakukan (mengidentifikasi aktivitas), dan
mengevaluasi kinerja pekerjaan dan hasil yang dicapai (seberapa baik aktivitas
dikerjakan). Pendekatan ini juga berfokus pada akuntabilitas dari aktivitas
dibandingkan pada biaya dan menekankan maksimalisasi kinerja system secara
luas daripada kinerja individu. Dalam sistem informasi akuntansi manajemen
berdasarkan aktivitas, baik ukuran keuangan dan nonkeuangan dari kinerja adalah
penting.

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 22


4.2. Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berdasar aktivitas memberikan keuntungan yang lebih, yaitu
memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan keputusan,
meningkatkan perencanaan strategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola
aktivitas. Selain itu, system berdasar aktivitas secara khusus sesuai untuk mendukung
sasaran perbaikan berkelanjutan bagi perusahaan yang ingin bersaing secara global. Akan
tetapi, system tersebut lebih kompleks dan memerlukan perbaikan signifikan atas
aktivitas pengukuran yang mahal. Dengan kemajuan teknologi informasi, biaya
pengukuran dapat diminimalisir dan diikiuti dengan biaya pengambilan keputusan yang
buruk meningkat. Hal ini dikarenakan semakin ketatnya persaingan sebagai akibat
timbulnya ekonomi dunia, deregulasi jasa, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendekatan
berdasar aktivitas dapat meningkatkan mutu pengambilan keputusan.

Tampilan 11
Perbandingan antara Sistem Manajemen Biaya Berdasarkan Fungsional dan Aktivitas
Berdasar Fungsional Berdasar Aktivitas
1. Penggerak berdasar unit 1. Penggerak berdasar unit dan non unit
2. Intensif alokasi 2. Intensif dalam penelusuran
3. Pembiayaan produk sempit dan kaku 3. Pembiayaan produk luas dan fleksibel
4. Fokus pada pengelolaan biaya 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas
5. Informasi aktivitas sedikit 5. Informasi aktivitas terinci
6. Maksimalisasi dari kinerja unit individual 6. Maksimalisasi kinerja system meluas
7. Penggunaan ukuran kinerja financial 7. Penggunaan ukuran kinerja financial
dan non finansial

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 23


KESIMPULAN
Biaya sebagai salah satu komponen penting penentu laba. Oleh karena itu, Informasi yang
bermutu tinggi dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dihasilkan melalui
keakuratan pembebanan biaya. Pembebanan biaya dilakukan dengan membebankan biaya sebesar
yang dikonsumsi objek biaya. Hubungan antara biaya dan objek biaya ini dapat ditelusuri melalui
tiga cara yaitu melalui penelusuran langsung dan penelusuran penggerak untuk pembebanan biaya
atau alokasi untuk membebankan biaya tidak langsung. Penelusuran langsung dilakukan melalui
pengamatan fisik. Sementara, penelusuran penggerak bergantung pada factor-faktor sebab akibat,
yaitu penggerak, untuk membebankan biaya pada objek biaya.
Berdasarkan penelusuran tersebut, biaya terbagi atas 2 jenis utama, yaitu biaya produksi yang
berkaitan dengan pembuatan produk/jasa dan biaya nonproduksi. Biaya poduksi terdiri atas biaya
bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Sementara, biaya nonproduksi
umumnya terdiri atas biaya penjualan dan administrasi. Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk
menghasilkan berbagai macam produk baik produk berwujud dan tidak berwujud (jasa). Demi
akuntabilitas, seluruh biaya tersebut harus dilaporkan dan disajikan dalam laporan keuangan
eksternal. Seluruh biaya tersebut disajikan pada laporan laba rugi baik pada perusahaan manufaktur,
dagang, atau bahkan perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur harus menghitung harga pokok
produksi. Adapun perusahaan dagang dan jasa tidak perlu.

Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Page 24

Anda mungkin juga menyukai