Disusun Oleh :
Azizan Akbar
Nim : 231419051
LATAR BELAKANG
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui perkembangan perekonomian wilayah di
kabupaten Muna pada tahun 2011-2015
Untuk mengetahui
Manfaat penelitian
1
Hanalir. PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERN DAN PEMANFAATAN EKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Muna).Dalam Jurnal Progres Ekonomi
Pembangunan (JPEP), Volume 3, N0. 1. Februari 2018.Hlm 3-4
ditetapkan Komoditi Unggulan Kabupaten Muna terdiri dari Sapi, Rumput
Laut, Jagung, Mete, Kakao, Hasil Hutan, dan Pariwisata yang disingkat
SARUNG MEKAH. Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kabupaten
Muna dari tahun 2009 – 2013 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa
struktur perekonomian Kabupaten Muna didominasi oleh sektor pertanian
dengan distribusi sebesar 30,89 % pada tahun 2013.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran produktivitas
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
wilayah dalam satu tahun. PDRB Kabupten Muna tahun 2013 sebesar
Rp.1.378,23 miliar lebih besar dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 yaitu
sebesar Rp.1.285,34 miliar. Sektor pertanian masih mempunyai peranan
tertinggi terhadap total PDRB Kabupaten Muna yaitu sebesar 30,89 persen
disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,68 persen dan
sektor jasa-jasa sebesar 17,95 persen. Sementara pendapatan perkapita yang
mencerminkan tingkat produktivitas tiap penduduk menunjukkan bahwa
pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Muna pada tahun 2013 sebesar
Rp. 12,81 juta, meningkat 9,56 persen dibanding pendapatan perkapita
penduduk tahun 2012 sebesar Rp.11,70 juta. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Muna dari tahun 2010-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun
2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna sebesar 6,82 persen. Tahun
2011 pertumbuhan meningkat menjadi 7,80 persen, di tahun 2012
pertumbuhan melambat menjadi 7,15 persen dan meningkat menjadi 7,23
persen pada tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna tahun
2013 lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 7,23 persen.2
Secara umum perkembangan IPM dan komponennya pada
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara peningkatannya sangat
lambat. Secara nasional IPM Sulawesi Tenggara pada tahun 2012-2016
menunjukkan kondisi dibawah rata-rata nasional (peringkat 25). Kondisi
2
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RPIJM BIDANG CIPTA KARTA TAHUN 2017-2021 Dalam Judul provil
Kabupaten Muna, Hlm 18-20
IPM untuk tingkat kabupaten/kota pada tahun 2015 menunjukkan bahwa
sebagian besar IPM kabupaten/kota yang berada di bawah IPM provinsi dan
nasional.
Tinjauan pustaka
3
Marselus Palayukan. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA: STUDI
KASUS PROVINSI SULAWESI TENGGARA,Dalam Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 2 Tahun 2019,Hlm 74-80
Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas
bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan
meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar,
ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta
tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll).
Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam golongan tanaman semusim,
dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya
yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud
produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi dalam
wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud pipilan kering, dan
ubi kayu dalam wujud umbi basah.
Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Subdit Statistik
Tanaman Pangan BPS. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari
Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga berupa Indeks
Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS dan
Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman pangan
dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya
kegiatan tanaman pangan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei
Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) yang dilakukan oleh Subdit Statistik
Tanaman Pangan BPS.
(3). Tanaman Perkebunan
Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan
tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun
oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha
perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan
kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan
diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat
(kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lain-lain), kelapa, kelapa
sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete,
dan sebagainya.
Data produksi komoditas perkebunan diperoleh dari Ditjen
Perkebunan Kementerian Pertanian. Data harga berupa harga produsen
diperoleh dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga
berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga
Produsen BPS dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi
kelompok tanaman perkebunan dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS.
Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman perkebunan diperoleh dari
hasil Sensus Pertanian.
(4). Peternakan
Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang
menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan
unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan
diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan
peternakan. Golongan ini juga mencakup pembudidayaan ternak maupun
unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk menghasilkan
susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah
sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras),
ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur
ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dsb.
Kerangka Konseptual
Perekonomian pada suatu daerah diperoleh dari adanya berbagai
aktivitas ekonomi dengan tolak ukurnya yaitu pertumbuhan ekonomi dengan
indikatornya PDRB yang berupa arus barang dan jasa. Hal ini
menggambarkan bahwa adanya kemampuan daerah dalam mengelola
sumberdaya yang ada yang tercermin dalam perkembangan sektor-sektor
ekonomi dalam kurun waktu tertentu.5
Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan,
kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat,
dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki
pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja
yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi
yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada
4
Iman setiawan. Dalam Judul Buku PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA
KABUPATEN MUNA BARAT 2014-2015, Hlm 9-30
5
LA ODE MUH. ARDAN MARFI. Dalam Skiripsi ANALISIS SEKTOR BASIS DAN POTENSI DAYA SAING KABUPATEN
DAN KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA,Hlm 52
suatu wilayah.
Kabupaten Muna merupakan daerah yang memiliki struktur
masyarakat agraris. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan yang
digunakan untuk pertanian dan jumlah penduduk yang bermata pencaharian
di sektor pertanian dalam arti luas. Berdasarkan potensi yang tersedia, telah
ditetapkan Komoditi Unggulan Kabupaten Muna terdiri dari Sapi, Rumput
Laut, Jagung, Mete, Kakao, Hasil Hutan, dan Pariwisata yang disingkat
SARUNG MEKAH. Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kabupaten
Muna dari tahun 2009 – 2013 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa
struktur perekonomian Kabupaten Muna didominasi oleh sektor pertanian
dengan distribusi sebesar 30,89 % pada tahun 2013.
Kesempatan kerja yang ada diKabupaten Muna menunjukkan nilai
persentase yang tinggi, artinya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di
Kabupaten Muna sangat terbuka lebar bagi para pencari kerja. Pada tahun
2014, dari total angkatan kerja diketahui bahwa 94,07 persen dari angkatan
kerja berstatus telah bekerja. Berdasarkan status pekerjaan utamanya
diketahui bahwa 20,44 persen adalah pekerja keluarga, 23,81 persen adalah
berusaha dibantu buruh tidak tetap, 21,44 persen adalah berusaha sendiri,
24,27 persen adalah buruh/karyawan/pekerja dan selebihnya adalah
pekerja dibantu buruh tetap dan pekerja bebas. Pada periode 2010-2014,
tingkat pengangguran memperlihatkan persentase yang fluktuatif yang
sebanding dengan terjadinya peningkatan jumlah angkatan kerja.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran produktivitas
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
wilayah dalam satu tahun. PDRB Kabupten Muna tahun 2013 sebesar
Rp.1.378,23 miliar lebih besar dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 yaitu
sebesar Rp.1.285,34 miliar. Sektor pertanian masih mempunyai peranan
tertinggi terhadap total PDRB Kabupaten Muna yaitu sebesar 30,89 persen
disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,68 persen dan
sektor jasa-jasa sebesar 17,95 persen. Sementara pendapatan perkapita yang
mencerminkan tingkat produktivitas tiap penduduk menunjukkan bahwa
pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Muna pada tahun 2013 sebesar
Rp. 12,81 juta, meningkat 9,56 persen dibanding pendapatan perkapita
penduduk tahun 2012 sebesar Rp.11,70 juta. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Muna dari tahun 2010-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun
2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna sebesar 6,82 persen. Tahun
2011 pertumbuhan meningkat menjadi 7,80 persen, di tahun 2012
pertumbuhan melambat menjadi 7,15 persen dan meningkat menjadi 7,23
persen pada tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna tahun
2013 lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 7,23 persen.
Sumber pangan lokal di Kabupaen Muna Provinsi Sulawesi Tenggara
antara lain tanaman pangan dan holtikultura, peternakan, perkebunan, dan
perikanan. Tanaman pangan merupakan salah satu subsektor pertanian yang
dominan di Sulawesi Tenggara. Produksi padi dan jagung angkanya relatif
stabil dan terus meningkat setiap tahunnya, namun komoditas lain
produksinya belum begitu besar. Produksi padi di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 117 ton dari tahun
sebelumnya yaitu mencapai hasil produksi 657.617 ton pada tahun 2014
menjadi 657.734 ton pada tahun 2015 . Kontribusi produksi padi di provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebesar 0,88 persen terhadap produksi padi
Nasional. Peningkatan produksi padi didahului naiknya luas panen dan
produktivitas sehingga produktivitas padi Sulawesi Tenggara masih perlu
ditingkatkan. Kondisi ideal untuk menanam padi memberikan pengaruh yang
cukup besar bagi komoditas yang lain. Pada saat lahan difungsikan untuk
tanaman padi maka tanaman yang lain mengalami penurunan baik luas
panen maupun produksinya. Pengelolaan pertanian hingga saat ini masih
dikelola secara tradisional sehingga hasil produksinya sangat dipengaruhi
oleh kondisi iklim.6
Metode Penelitian
6
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RPIJM BIDANG CIPTA KARTA TAHUN 2017-2021,Hlm 16-20
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang secara umum
memiliki beberapa sistem yaitu perkembangan ekonomi pada tahun 2011-
2015 dan factor- factor apa saja dalam melakukan perkembangan ekonomi.
dalam melakukan penelitian tersebut ada beberapa langkah-langkah yang
dalam melakukan penilitian yaitu: pengumpulan sumber dan kritik. peniliti
harus memili judul tersebut kerena ekonomi berpengaruh besar dalam
perkembangan di kabupen Muna hal mencermikan masyarakat agar muda
dalam melakukan pertumbuhan.
sebagai kabupeten muna yang berkembang perlu mebutuhkan
masyarakat untuk menjalankan dan memajukan ekonomi.selain itu ada
beberapa poin yang dalam melakukan pertimbangan penulis mersa tertarik
untuk mengkaji judul diatas.
Sejauh mana pengatahuan penulis tentang masalah perkembangan
ekonomi di kabupaten Muna pada tahun 2011-2015
Untuk mengetahui masyarakat Kabupaten Muna dalam meningkatakan
ekonomi
Untuk mengetahui faktor-faktor perkemabangan ekonomi di
Kabupaten Muna.
(1). Pengumpulan Sumber
Metode dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
(2). Kritik
Dalam melakukan penilitian tersebut apa bila ada kata-kata yang
kurang mohon di maafkan dan saya juga berterimah kasih kepada teman-
teman Karena berkat dukungan dan doa sehingga proposal ini dapat di
selesaikan.
Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini akan dimulai pada Bab I Pendahuluan
yang meliputi (a) Latar Belakang dan Permasalahan, (b) Ruang Lingkup
Penelitian, (c) Tinjauan Pustaka, (d) Kerangka Konseptual, (e) Metode
Penelitian, dan (f) Sistematika Penulisan.
DAFTAR PUSTAKA