Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PERKEMBANGAN EKONOMI DI KABUPATEN MUNA PADA TAHUN


2011-2015
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah metodologi sejarah
Dosen Pengampuh : Helman Manay, S.Pd.,M.Hum

Disusun Oleh :
Azizan Akbar
Nim : 231419051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2020-2021
BAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas dan tidak


semuanya dapat dihasilkan sendiri, maka manusia melakukan aktifitas
ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Sebagai wadah dari
aktifitas ekonomi tersebut maka muncullah pasar untuk mempertemukan
para pelaku ekonomi .
Ekonomi merupakan Salah satu kebutuhan pokok Manusia dalam
memenuhi kelangsungan hidup sehari-hari yang sifatnya Tidak terbatas.
dalam Pemenuhan kebutuhan ekonomi dari hari ke hari atau waktu ke
waktu Semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman, dalam
perkembangan atau peningkatan derajat kehidupan manusia dalam
wilayah/kota atau hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan
ekonomi masyarakat.karena begitu pentingnya kebutuhan ekonomi maka
Penanganan perkembangan ekonomi Itu merupakan salah satu Preriotas
pertama dalam pembangunan struktur Di kabupaten muna, salah satunya
adalah perkembangan ekonomi.
ekonomi berKewajiban untuk mengembangkan ekonomi tersebut Pada
dasarnya adalah bertujuan untuk Terciptanya Pengelolaan ekonomi yang
baik dalam suatu wilayah kabupaten muna. Dalam perkembangan ekonomi
agar tercapainya Kepentingan yang seimbang antara masyarakat ekonomi
serta meningkatkan efisien Dan cakupan terhadap perkembangan ekonomi
sesuai dengan UURI No 14 Tahun 2007 Tentang pembentukan Kabupaten
Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa untuk memacu
perkembangan dan kemajuan Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya
dan Kabupaten Muna pada khususnya, serta adanya aspirasi yang
berkembang dalam masyarakat
dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, dan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat.
Kenyataan yang ada saat ini jangkauan ekonomi di kabupaten muna itu
mulai menurun Dan sangat terbatas.bahwa dengan memperhatikan
kemampuan ekonomi , potensi daerah , luas wilayah , kependudukan dan
pertimbangan dari aspek sosial politik , sosial politik , sosial budaya ,
pertahanan dan kemampuan , keamanan Serta meningkatnya beban tugas
serta volume kerja di bidang pemerintahan Dan pembangunan
perkembangan ekonomi dalam masyarakat kabupaten muna.
Dalam produk Domestik ragional Bruto (DPDR) adalah salah satu
perangkat ekonomi yang di lakukan dalam hal atau digunakan dalam
mengevaluasi tenaga kerja dalam suatu pembangunan ekonomi suatu
wilayah baik dalam provinsi,Kabupaten/kota.Dalam perangkat data ini juga
memiliki banyak tujuan dan fungsi seperti dalam rangka pengembangan
model-model ekonomi dalam rangka untuk menyusun formulasi Kebijakan ,
pengeluaran uang beredar , Perkembangan sektor keuangan, penempatan
pajak,serta kajian ekspor dan inpor dan sebagainya.
Dalam perkembangan ekonomi kabupaten muna yang harus kita lihat ada
beberapa kecamatan yang harus kita jadikan patokan yaitu :
“Kecamatan Kabangka Dalam Angka adalah publikasi tahunan yang
diterbitkan secara berkala oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Muna.
Publikasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang
perkembangan Kecamatan Kabangka secara umum yang meliputi keadaan
geografis, penduduk serta keadaan sosial dan perekonomian. Data yang
disajikan dalam publikasi ini tidak jauh berbeda dengan penerbitan tahun
sebelumnya dan selalu diusahakan
kontinuitas data dengan menyajikan beberapa tahun terakhir baik data yang
dihimpun secara langsung (data primer) maupun data yang dikutip dari
administrasi Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data
sekunder).”
Di kabupaten muna juga ada beberapa penghasilan yang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu : “ (1) pertanian,(nelayan) dan cara
lain juga mereka bisa memenuhi kebutuhan. Dalam melakukan pertanian
masyarakat juga bisa memiliki untung yang banyak sedangkan juga Nelayan
itu berkembang dan berpengaruh besar dalam perkembangan ekonomi di
kecamatan pasir putih.selain itu juga kabupaten muna memiliki sektor
ekonomi yang dapat kita dalam segi pertumbuhan,dalam kondisi
perekonomian di wilayah tersebut itu meningkat pesat.
Dalam pertumbuhan ekonomi penduduk juga akan meningkatkan
kreativitas jumlah angkatan kerja dalam memenuhi kebutuhannya.dalam
menciptakan pekerjaan dan sebagian juga telah berusaha menciptakan
lapangan kerja untuk dirinya sendiri.di Kabupaten Muna banyak kesempatan
untuk mendapatkan pekerjaan yang di mana Kabupaten Muna itu sangat
terbuka lebar untuk para pencari kerja.Kabupaten Muna mempunyai 2
sektor dan 2 subsektor dapat dapat di jadikan sebagai patokan di sana yaitu :
sektor pertanian dan sektor perdagangan. subsektor kehutanan dan
subsektor perikanan.berdsarkan perekonomian di Kabupaten Muna dalam
konteks kegiatan perekonomian masyarakat dalam sektor maupun subsektor
yang dominan pertumbuhannya atau perkembangannya di Kabupaten
Muna.berdasarkan pendapat saya menujukan bahwa di Kabupaten kegiatan
ekonomi yang dominan yang potensial sektor keungan , subsekto
tanaman pangan,dan subsektor k ehutanan untuk memenuhi kebutuhan
dalam melakukan kelangsungan hidup.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan perekonomian wilayah di kabupaten Muna
pada tahun 2011-2015 ?
2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada perkembangan
ekonomi Kabupaten Muna pada tahun 2011-2015 ?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
 Untuk mengetahui perkembangan perekonomian wilayah di
kabupaten Muna pada tahun 2011-2015
 Untuk mengetahui

Manfaat penelitian

Dalam manfaat penelitian ini adalah bahwa dalam Kabupatem Muna


itu memiliki berbagai penghasilan kebutuhan ekonomi,sehingga dalam suatu
wilayah itu memiliki perkembangan ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat Kabupaten Muna dan bantuan pemimipin pada tahun 2011-
2015.

Ruang Lingkup Penelitian

Kabupaten Muna merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi


Sulawesi Tenggara yang sampai saat ini memiliki prestasi yang kurang baik
dalam pengelolaan laporan keuangan. Berdasarkan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Muna Tahun
Anggaran 2011 - 2015 masih memperoleh opini wajar dengan pengecualian
dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Kompetensi sumber daya manusia adalah salah satu variabel yang
dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Penelitian (Sudiarianti,
2015) mengaitkan kompetensi sumber daya dan kualitas laporan keuangan
menemukan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif
terhadap kualias laporan keuangan, yang berarti bahwa semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki sub bagian akuntansi maka kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang dihasilkan semakin baik. Lebih
lanjut (Evicahyani, 2015) juga membuktikan bahwa kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Hasil ini
pula menunjukkan semakin tinggi kompetensi sumber daya manusia, maka
semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan.
Sedangkan (Kalumata, 2016) menyatakan hal yang berbeda, bahwa
kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Dengan
demikian berarti tidak ada pengaruh antara kompetensi sumber daya
manusia.1
Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan,
kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat,
dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki
pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja
yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi
yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada
suatu wilayah.
Kabupaten Muna merupakan daerah yang memiliki struktur
masyarakat agraris. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan yang
digunakan untuk pertanian dan jumlah penduduk yang bermata pencaharian
di sektor pertanian dalam arti luas. Berdasarkan potensi yang tersedia, telah

1
Hanalir. PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERN DAN PEMANFAATAN EKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Muna).Dalam Jurnal Progres Ekonomi
Pembangunan (JPEP), Volume 3, N0. 1. Februari 2018.Hlm 3-4
ditetapkan Komoditi Unggulan Kabupaten Muna terdiri dari Sapi, Rumput
Laut, Jagung, Mete, Kakao, Hasil Hutan, dan Pariwisata yang disingkat
SARUNG MEKAH. Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kabupaten
Muna dari tahun 2009 – 2013 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa
struktur perekonomian Kabupaten Muna didominasi oleh sektor pertanian
dengan distribusi sebesar 30,89 % pada tahun 2013.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran produktivitas
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
wilayah dalam satu tahun. PDRB Kabupten Muna tahun 2013 sebesar
Rp.1.378,23 miliar lebih besar dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 yaitu
sebesar Rp.1.285,34 miliar. Sektor pertanian masih mempunyai peranan
tertinggi terhadap total PDRB Kabupaten Muna yaitu sebesar 30,89 persen
disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,68 persen dan
sektor jasa-jasa sebesar 17,95 persen. Sementara pendapatan perkapita yang
mencerminkan tingkat produktivitas tiap penduduk menunjukkan bahwa
pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Muna pada tahun 2013 sebesar
Rp. 12,81 juta, meningkat 9,56 persen dibanding pendapatan perkapita
penduduk tahun 2012 sebesar Rp.11,70 juta. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Muna dari tahun 2010-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun
2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna sebesar 6,82 persen. Tahun
2011 pertumbuhan meningkat menjadi 7,80 persen, di tahun 2012
pertumbuhan melambat menjadi 7,15 persen dan meningkat menjadi 7,23
persen pada tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna tahun
2013 lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 7,23 persen.2
Secara umum perkembangan IPM dan komponennya pada
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara peningkatannya sangat
lambat. Secara nasional IPM Sulawesi Tenggara pada tahun 2012-2016
menunjukkan kondisi dibawah rata-rata nasional (peringkat 25). Kondisi

2
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RPIJM BIDANG CIPTA KARTA TAHUN 2017-2021 Dalam Judul provil
Kabupaten Muna, Hlm 18-20
IPM untuk tingkat kabupaten/kota pada tahun 2015 menunjukkan bahwa
sebagian besar IPM kabupaten/kota yang berada di bawah IPM provinsi dan
nasional.

Tinjauan pustaka

pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar


pilihan-pilihan bagi manusia (a process of enlarging people’s choices). Dalam
konsep tersebut, penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate
end), bukan alat, cara atau instrumen pembangunan sebagaimana dilihat
oleh model formasi modal manusia (human capital formation), sedangkan
upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu.
Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus pembangunan suatu
negara adalah manusia sebagai aset negara yang sangat berharga. Definisi
pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi
pembangunan yang sangat luas. Definisi ini lebih luas dari dimensi
pembangunan yang hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi.

Menurut Mankiw (2003), meskipun pola konsumsi menunjukkan


preferensi individu dalam pengambilan keputusan, tetapi mengandung
konsekuensi makro ekonomi yang sangat mempengaruhi perilaku
perekonomian jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan
mengakumulasi berbagai teori konsumsi tersebut.Mankiw menyimpulkan
bahwa fungsi konsumsi tidak hanya tergantung pada pendapatan (Keynes),
tetapi merupakan fungsi dari pendapatan sekarang, kekayaan merupakan
masa depan yang diharapkan dan tingkat bunga. Dengan kata lain,
pendapatan sekarang hanya merupakan salah satu faktor determinan dari
konsumsiagregat.
Kuznets dalam Jhingan (2004) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi
sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk
menyediakan semakin banyak jenis barang ekonomi kepada penduduknya,
kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian
kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini memiliki tiga
komponen, yaitu: Pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari
meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang. Kedua, teknologi
maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan
derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang
kepada penduduk. Ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien
memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi
sehingga inovasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara tepat.
Dari menurut dua ahli di atas kita dapat simpulkan bahwa ekonomi
adalah suatu kebutuhan pokok dalam masyarakat,tetapi hal itu sangat
berpengaruh besar terhadap konsumsi dalam jangka panjang maupun
jangka pendek.seiring dengann kemampuan teknologi bertambah canggih
,luas dan efisisen masyarakat juga mempunyai keahlian dan kemampuan
dalam keperluan individu , kelompok, dan masyarakat, sehingga dalam
kemampuan masyarakat bisa membantu dalam ideologis yang diperlukannya
dan dapat juga di manfaatkan secara tepat bagi konsumsi.
bahwa Kemajuan perekonomian daerah dapat diwujudkan dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi dan pengetahuan, bilamana daerah
tersebut mempunyai modal manusia yang kuat dan berkualitas, akumulasi
modal manusia seperti halnya modal fisik merupakan bagian yang penting
dalam proses pembangunan dalam hal ini dipengaruhi oleh program-
program pemerintah dalam pembangunan. Berkaitan dengan kontribusinya
dalam pembangunan ekonomi.3
Dalam perkembanagn ekonomi ada bebera faktor yang mempengaruhi :
(1). Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian
Subkategori ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura,
tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan
hewan yang ditujukan untuk dijual.
(2). Tanaman Pangan

3
Marselus Palayukan. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA: STUDI
KASUS PROVINSI SULAWESI TENGGARA,Dalam Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 2 Tahun 2019,Hlm 74-80
Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas
bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan
meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar,
ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta
tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll).
Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam golongan tanaman semusim,
dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya
yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud
produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi dalam
wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud pipilan kering, dan
ubi kayu dalam wujud umbi basah.
Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Subdit Statistik
Tanaman Pangan BPS. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari
Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga berupa Indeks
Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS dan
Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman pangan
dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya
kegiatan tanaman pangan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei
Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT) yang dilakukan oleh Subdit Statistik
Tanaman Pangan BPS.
(3). Tanaman Perkebunan
Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan
tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun
oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha
perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan
kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan
diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat
(kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lain-lain), kelapa, kelapa
sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete,
dan sebagainya.
Data produksi komoditas perkebunan diperoleh dari Ditjen
Perkebunan Kementerian Pertanian. Data harga berupa harga produsen
diperoleh dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga
berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga
Produsen BPS dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi
kelompok tanaman perkebunan dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS.
Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman perkebunan diperoleh dari
hasil Sensus Pertanian.
(4). Peternakan
Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang
menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan
unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan
diambil hasilnya, baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan
peternakan. Golongan ini juga mencakup pembudidayaan ternak maupun
unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk menghasilkan
susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah
sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras),
ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur
ayam bukan ras, telur itik, susu segar, dsb.

Data produksi komoditas peternakan diperoleh dari Ditjen Peternakan


dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Data harga berupa harga
produsen diperoleh dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS. Data
indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdit
Statistik Harga Produsen BPS dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya
produksi kelompok peternakan dari Subdit Statistik Harga Perdesaan BPS.
Sedangkan data struktur biaya kegiatan peternakan diperoleh dari hasil
Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Peternakan (Ternak Besar dan
Kecil, Ternak Unggas, dan Sapi Perah) yang dilakukan oleh Subdit Statistik
Peternakan BPS.
(5). Perikanan
Subkategori ini meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan,
dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air
tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan
perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan
biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan
umum) dan budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan
sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang
menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak.
Data produksi komoditas perikanan diperoleh dari Ditjen Perikanan
Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Subdit Statistik
Harga Perdesaan BPS. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen
diperoleh dari Subdit Statistik Harga Produsen BPS dan Indeks yang dibayar
petani untuk biaya produksi kelompok perikanan dari Subdit Statistik Harga
Perdesaan BPS. Sedangkan data struktur biaya kegiatan perikanan diperoleh
dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Perikanan yang dilakukan
oleh Subdit Statistik Perikanan BPS.
Pendekatan yang digunakan dalam memperkirakan nilai tambah
Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan adalah melalui pendekatan
produksi. Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan ketersediaan data
produksi dan harga untuk masing-masing komoditi pertanian. Menurut
sifatnya, output dibedakan atas dua jenis, yaitu output utama dan output
ikutan. Disamping itu, komoditi lainnya yang belum dicakup diperkirakan
melalui besaran persentase pelengkap yang diperoleh dari berbagai survei
khusus. Penghitungan output pada kategori ini tidak hanya mencakup output
utama dan ikutan pada saat penen tetapi juga ditambahkan output yang
diadopsi dari implementasi SNA 2008. Untuk kegiatan yang menghasilkan
komoditas yang dapat diambil hasilnya berulang kali, outputnya juga
mencakup biaya perawatan yang dikeluarkan selama periode tertentu yang
dinamakan dengan Cultivated Biological Resources (CBR). Sedangkan untuk
kegiatan yang menghasilkan komoditas semusim atau yang diambil hasilnya
hanya sekali, outputnya juga mencakup biaya yang dikeluarkan untuk
tanaman yang belum dipanen (standing crops) di akhir periode dikurangi
dengan biaya yang dikeluarkan untuk tanaman yang belum dipanen
(standing crops) di awal periode yang disebut sebagai Work-in-Progress
(WIP). Sehingga total output pada kategori ini merupakan penjumlahan dari
nilai output utama, output ikutan, dan CBR atau WIP ditambah dengan nilai
pelengkapnya.
(6). Transportasi dan Pergudangan
Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang,
baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel, saluran pipa,
jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan
pengangkutan. Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri atas:
angkutan rel; angkutan darat; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan
penyeberangan; angkutan udara; pergudangan dan jasa penunjang angkutan,
pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan
penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak
bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang
sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti: terminal, pelabuhan,
pergudangan, dan lain-lain.

(7). Angkutan Laut


Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan
menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam dan ke luar daerah
domestik. Tidak termasuk kegiatan pelayaran laut yang diusahakan oleh
perusahaan lain yang berada dalam satu kesatuan usaha, di mana kegiatan
pelayaran ini sifatnya hanya menunjang kegiatan induknya dan data yang
tersedia sulit untuk dipisahkan. Metode estimasi yang digunakan adalah
pendekatan produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh
berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya.
Output atas dasar harga konstan 2010 dihitung dengan metode ekstrapolasi,
yaitu indeks produksi jumlah penumpang dan indeks muat barang sebagai
ekstrapolatornya. Sedangkan NTB diperoleh dari hasil perkalian antara rasio
NTB dengan outputnya.
Indikator produksi berupa jumlah penumpang naik dan barang yang
diangkut dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I-IV. Sedangkan indikator
harga berupa rata-rata output per penumpang dan rata-rata output per
barang diperoleh dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) dan PT
Djakarta Lloyd, serta IHK jasa angkutan laut dari Subdit Statistik Harga
Konsumen, BPS. Dalam penghitungan rasio NTB digunakan data laporan
rugi/laba perusahaan BUMN dan beberapa perusahaan go public angkutan
laut dari Bursa Efek Indonesia.
Dari beberapa factor di atas dapat simpulkan bahwa dalam
perkembangan ekonomi di kabupaten muna pada tahun 2011-2015 itu naik
secara meningkat baik dalam sector perikanan , perkebunan dan lima factor
lainnya. 4

Kerangka Konseptual
Perekonomian pada suatu daerah diperoleh dari adanya berbagai
aktivitas ekonomi dengan tolak ukurnya yaitu pertumbuhan ekonomi dengan
indikatornya PDRB yang berupa arus barang dan jasa. Hal ini
menggambarkan bahwa adanya kemampuan daerah dalam mengelola
sumberdaya yang ada yang tercermin dalam perkembangan sektor-sektor
ekonomi dalam kurun waktu tertentu.5
Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan,
kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat,
dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki
pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja
yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi
yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada
4
Iman setiawan. Dalam Judul Buku PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA
KABUPATEN MUNA BARAT 2014-2015, Hlm 9-30
5
LA ODE MUH. ARDAN MARFI. Dalam Skiripsi ANALISIS SEKTOR BASIS DAN POTENSI DAYA SAING KABUPATEN
DAN KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA,Hlm 52
suatu wilayah.
Kabupaten Muna merupakan daerah yang memiliki struktur
masyarakat agraris. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan yang
digunakan untuk pertanian dan jumlah penduduk yang bermata pencaharian
di sektor pertanian dalam arti luas. Berdasarkan potensi yang tersedia, telah
ditetapkan Komoditi Unggulan Kabupaten Muna terdiri dari Sapi, Rumput
Laut, Jagung, Mete, Kakao, Hasil Hutan, dan Pariwisata yang disingkat
SARUNG MEKAH. Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kabupaten
Muna dari tahun 2009 – 2013 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa
struktur perekonomian Kabupaten Muna didominasi oleh sektor pertanian
dengan distribusi sebesar 30,89 % pada tahun 2013.
Kesempatan kerja yang ada diKabupaten Muna menunjukkan nilai
persentase yang tinggi, artinya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di
Kabupaten Muna sangat terbuka lebar bagi para pencari kerja. Pada tahun
2014, dari total angkatan kerja diketahui bahwa 94,07 persen dari angkatan
kerja berstatus telah bekerja. Berdasarkan status pekerjaan utamanya
diketahui bahwa 20,44 persen adalah pekerja keluarga, 23,81 persen adalah
berusaha dibantu buruh tidak tetap, 21,44 persen adalah berusaha sendiri,
24,27 persen adalah buruh/karyawan/pekerja dan selebihnya adalah
pekerja dibantu buruh tetap dan pekerja bebas. Pada periode 2010-2014,
tingkat pengangguran memperlihatkan persentase yang fluktuatif yang
sebanding dengan terjadinya peningkatan jumlah angkatan kerja.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran produktivitas
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
wilayah dalam satu tahun. PDRB Kabupten Muna tahun 2013 sebesar
Rp.1.378,23 miliar lebih besar dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 yaitu
sebesar Rp.1.285,34 miliar. Sektor pertanian masih mempunyai peranan
tertinggi terhadap total PDRB Kabupaten Muna yaitu sebesar 30,89 persen
disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,68 persen dan
sektor jasa-jasa sebesar 17,95 persen. Sementara pendapatan perkapita yang
mencerminkan tingkat produktivitas tiap penduduk menunjukkan bahwa
pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Muna pada tahun 2013 sebesar
Rp. 12,81 juta, meningkat 9,56 persen dibanding pendapatan perkapita
penduduk tahun 2012 sebesar Rp.11,70 juta. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Muna dari tahun 2010-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun
2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna sebesar 6,82 persen. Tahun
2011 pertumbuhan meningkat menjadi 7,80 persen, di tahun 2012
pertumbuhan melambat menjadi 7,15 persen dan meningkat menjadi 7,23
persen pada tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna tahun
2013 lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi
Tenggara sebesar 7,23 persen.
Sumber pangan lokal di Kabupaen Muna Provinsi Sulawesi Tenggara
antara lain tanaman pangan dan holtikultura, peternakan, perkebunan, dan
perikanan. Tanaman pangan merupakan salah satu subsektor pertanian yang
dominan di Sulawesi Tenggara. Produksi padi dan jagung angkanya relatif
stabil dan terus meningkat setiap tahunnya, namun komoditas lain
produksinya belum begitu besar. Produksi padi di Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 117 ton dari tahun
sebelumnya yaitu mencapai hasil produksi 657.617 ton pada tahun 2014
menjadi 657.734 ton pada tahun 2015 . Kontribusi produksi padi di provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2015 sebesar 0,88 persen terhadap produksi padi
Nasional. Peningkatan produksi padi didahului naiknya luas panen dan
produktivitas sehingga produktivitas padi Sulawesi Tenggara masih perlu
ditingkatkan. Kondisi ideal untuk menanam padi memberikan pengaruh yang
cukup besar bagi komoditas yang lain. Pada saat lahan difungsikan untuk
tanaman padi maka tanaman yang lain mengalami penurunan baik luas
panen maupun produksinya. Pengelolaan pertanian hingga saat ini masih
dikelola secara tradisional sehingga hasil produksinya sangat dipengaruhi
oleh kondisi iklim.6

Metode Penelitian
6
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RPIJM BIDANG CIPTA KARTA TAHUN 2017-2021,Hlm 16-20
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang secara umum
memiliki beberapa sistem yaitu perkembangan ekonomi pada tahun 2011-
2015 dan factor- factor apa saja dalam melakukan perkembangan ekonomi.
dalam melakukan penelitian tersebut ada beberapa langkah-langkah yang
dalam melakukan penilitian yaitu: pengumpulan sumber dan kritik. peniliti
harus memili judul tersebut kerena ekonomi berpengaruh besar dalam
perkembangan di kabupen Muna hal mencermikan masyarakat agar muda
dalam melakukan pertumbuhan.
sebagai kabupeten muna yang berkembang perlu mebutuhkan
masyarakat untuk menjalankan dan memajukan ekonomi.selain itu ada
beberapa poin yang dalam melakukan pertimbangan penulis mersa tertarik
untuk mengkaji judul diatas.
 Sejauh mana pengatahuan penulis tentang masalah perkembangan
ekonomi di kabupaten Muna pada tahun 2011-2015
 Untuk mengetahui masyarakat Kabupaten Muna dalam meningkatakan
ekonomi
 Untuk mengetahui faktor-faktor perkemabangan ekonomi di
Kabupaten Muna.
(1). Pengumpulan Sumber
 Metode dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
(2). Kritik
Dalam melakukan penilitian tersebut apa bila ada kata-kata yang
kurang mohon di maafkan dan saya juga berterimah kasih kepada teman-
teman Karena berkat dukungan dan doa sehingga proposal ini dapat di
selesaikan.
Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini akan dimulai pada Bab I Pendahuluan
yang meliputi (a) Latar Belakang dan Permasalahan, (b) Ruang Lingkup
Penelitian, (c) Tinjauan Pustaka, (d) Kerangka Konseptual, (e) Metode
Penelitian, dan (f) Sistematika Penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Hanalir. PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA,


PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN PEMANFAATAN
EKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Muna).Dalam Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan (JPEP),
Volume 3, N0. 1. Februari 2018.
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RPIJM BIDANG CIPTA KARTA
TAHUN 2017-2021 Dalam Judul provil Kabupaten Muna.
Marselus Palayukan. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH TERHADAP
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA: STUDI KASUS PROVINSI SULAWESI
TENGGARA,Dalam Jurnal BPPK Volume 12 Nomor 2 Tahun 2019.
Iman setiawan. Dalam Judul Buku PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA KABUPATEN MUNA BARAT 2014-
2015.
LA ODE MUH. ARDAN MARFI. Dalam Skiripsi ANALISIS SEKTOR BASIS
DAN POTENSI DAYA SAING KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI SULAWESI
TENGGARA.
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA RPIJM BIDANG CIPTA KARTA TAHUN
2017-202.
Kajian Pustaka
Metode Penelitian
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai