Anda di halaman 1dari 17

Makalah Teori belajar Hasil Observasi Pendidikan Non Formal

Disusun Oleh:

Sella Abdalin (1900005269)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERISTAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penilis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah
Teori Belajar hasil Observasi Sekolah Non formal” ini dengan tepat waktu. Pada makalah ini
penulis banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan melakukan wawancara
kepada guru yang mengajar disana.

penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membacanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Yogyakarta,26 Desember 2020

Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

a. Gambaran Umum MDT Bahrul Ulum


b. Visi dan Misi MDT Bahrul Ulum
c. Model pembelajaran yang digunakan
d. Foto kegiatan di MDT Bahrul Ulum

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Foto bukti melakukan wawancara


BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Di era saat ini sudah banyak sekali tempat-tempat pendidikan non formal yang
menyelenggarakan kegiatan yang tak hanya ada di sekolah non formal. Tak hanya dikota-
kota besar didaerah pedesaan juga sudah banyak sekali pendidikan non formal yang dapat
membantu anak-anak dalam menuntut ilmu. Seperti MDT ( Madrasah Diniyah
Takmiliyah) Yaitu pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan berbasis
agama islam.
Materi yang di ajarkan di MDT berbeda dengan materi PAI yang ada disekolah
non formal. Di MDT materi yang diajarkan di perluas lagi dan dibagi lagi menjadi
beberapa materi pembelajaran. Yaitu ada SKI ( Sejarah kebudayaan Islam), bahsa Arab,
Fikih, Aqidah akhlaq, Tajwid dan Khot. Dan waktu pelaksanaan kegiatan yang ada di
MDT juga berbeda dengan sekolah pada umumnya.
Pembelajaran keagamaan islam tak kalah pentingnya dengan pembelajaran formal
yang ada disekolah biasanya. Pendidikan keagamaan sangat penting sebagai bekal anak-
anak dimasa tua nanti. Jika bukan sedari dini untuk belajar lalu kapan lagi.
b. Rumusan Masalah
1. Model pembelajaran yang digunakan?
2. Apa tujuan dari model pembelajaran langsung?
3. Karakteristik model pembelajaran langsung?
4. Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran langsung?
5. Tujuan pembangunan tempat ini?
6. Bagaimana tahapan model pembelajaran langsung?

c. Tujuan
1. Mengetahui seputaran pendidikan non formal yang di observasi.
2. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan.
3. Mengetahui berbagai kegiatan yang dilakukan.
4. Mengetahui tujuan dari model pembelajaran yang digunakan.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurngan model pembelajaran yang digunakan.
6. Mengetahui karakteristik model pembelajaran yang digunakan.
7. Mengetahui visi dan misi dari MDT Bahrul Ulum.
BAB I
PEMBAHASAN

a. Gambaran Umum MDT Bahrul Ulum

MDT Bahrul ulum merupakan salah satu pendidikan non formal yang
menyelenggarakan pendidikan keagamaan islam sebagai pelengkap pembelajaran yang
tidak ada disekolah formal. MDT ini didirikan oleh pemerintah desa perlang pada tahun
2015. MDT ini berada di Desa perlang, Kecamatan Lubuk besar, kabupaten bangka
tengah, kepulauan bangka belitung dengan jumlah 245 murid. Mata pelajaran yang ada di
MDT Bahrul Ulum yaitu SKI ( Sejarah Kebudayaan Islam), Bahasa Arab, Fikih, dan lain
sebagainya. Kegiatan pembelajaran di MDT Bahrul Ulum ini di mulai setiap hari kamis,
jum’at, dan sabtu jam 13:30 sampai dengan 16:30 WIB. Tetapi dikarenakan masa
pandemi ini kegiatan pembelajaran hanya dilakukan sampai jam 16:00 saja. Tujuan dari
pembangunan MDT ini untuk mendidik generasi muda yang ada di desa tersebut, untuk
mengajarkan mereka akhlaqul karimah, dan bertujuan memajukan generasi-generasi yang
tak berpengetahuan tentang pendidikan yang ada disekolah biasa saja tetapi juga
berpengetahuan tentang agama. Biasanya pada hari-hari besar agama islam pendidik yang
ada di MDT ini menyelenggarakan berbagai lomba seperti lomba adzan, lomba hafalan
surah pendek, fasion show dan lain sebagainya.

b. Visi dan Misi MDT Bahrul Ulum

Visi:

“Terwujudnya generasi muslim yang tangguh dan berakhlaqul karimah”

Misi:
1. Melaksanakan pembinaan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang
secara optimal dalam memahami dasar-dasar ajaran Islam.
2. Meningkatkan disiplin siswa dalam amal ibada kepada Allah swt.
3. Membimbing dan membina siswa agar memiliki sifat-sifat kepribadian yang luhur
dan berakhlaqul karimah.
4. Memberikan contoh positif terhadap masyarakat demi terciptanya masyarakat yang
Islami.

c. Model Pembelajaran yang digunakan

Model pembelajaran yang digunakan di MDT ini sama seperti sekolah pada
umumnya, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran langsung.
a. Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran
di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada
peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru.
(Depdiknas, 2010: 24). Menurut Killen dalam depdiknas (2010: 23) pembelajaran
langsung atau Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori
(pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui
ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan
dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru, dalam hal ini guru menyampaikan isi
materi pelajaran dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para
peserta didik, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik.

b. Tujuan Pembelajaran Langsung


Depdiknas (2010: 23) menyebutkan bahwa tujuan utama pembelajaran langsung
adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta didik. Beberapa temuan
dalam teori perilaku di antaranya adalah pencapaian peserta didik yang dihubungkan
dengan waktu yang digunakan oleh peserta didik dalam belajar atau mengerjakan tugas
dan kecepatan peserta didik untuk berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positif.
Model Pembelajaran Langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar
terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik.
Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya guru
dapat menggunakan berbagai media. Informasi yang disampaikan dengan strategi direktif
dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif (yaitu pengetahuan tentang sesuatu
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi).

c. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung


Menurut Depdiknas (2010: 24), model pembelajaran langsung dapat diidentifikasi
beberapa karakteristik, yaitu :
 Transformasi dan keterampilan secara langsung.
 Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu.
 Materi pembelajaran yang telah terstruktur.
 Lingkungan belajar yang telah terstruktur 5) Distruktur oleh guru.
d. Tahapan Model Pembelajaran Langsung
Menurut Bruce dan Weil dalam Depdiknas (2010: 25), tahapan model
pembelajaran langsung adalah sebagai berikut :
1) Orientasi Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat
menolong peserta didik jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi
terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa :
 Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang
relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik.
 Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran.
 Memberikan penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran.
 Menginformasikan kerangka pelajaran.

2) Presentasi Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa
konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa :
 Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat
dikuasai peserta didik dalam waktu relatif pendek.
 Pemberian contoh-contoh konsep.
 Pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau
penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas.
 Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

3) Latihan Terstruktur
Pada fase ini guru memandu peserta didik untuk melakukan latihan-
latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik
terhadap respon peserta didik dan memberikan penguatan terhadap respon peserta
didik yang benar dan mengkoreksi tanggapan peserta didik yang salah.

4) Latihan Terbimbing
Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan
oleh guru untuk menilai kemampuan peserta didik untuk melakukan tugasnya.
Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika
diperlukan.
5) Latihan Mandiri
Pada fase ini peserta didik melakukan kegiatan latihan secara mandiri.
Fase ini dapat dilalui peserta didik jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan
tugas.
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung
kelebihan model pembelajaran langsung Menurut Depdikas dalam Sudrajat (2011) adalah
sebagai berikut :
 Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus
mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
 Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
 Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan
yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
 Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan
faktual yang sangat terstruktur.
 Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
 Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu
yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
 Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata
pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan
dan dan antusiasme siswa.
 Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi
kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan
dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
 Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk
menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para
siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang
cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.
 Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model
pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana
suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan
bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
 Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”caracara disipliner dalam
memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif”
yang menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam
pemikiran sehari-hari.
 Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya
ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang
cocok belajar dengan cara-cara ini.
 Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia
secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasilhasil
penelitian terkini.
 Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa
tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori
(yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
 Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari
suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting
terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam
melakukan tugas tersebut.
 Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila
model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
 Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru
sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

Kelemahan pembelajaran langsung menurut Depdiknas (Sudrajat ,2011) yaitu :

 Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk


mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan
mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal
tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
 Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya
belajar, atau ketertarikan siswa.
 Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit
bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
 Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
 Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang
tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model
pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan
penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
 Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula
dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk
menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.
 Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model
pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang
cukup untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
 Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai
bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau
dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara
pandang ini.
 Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan
kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi
materi yang disampaikan.
 Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa
percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui.
Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka
sendiri.
 Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah,
guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini
dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.
 Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya,
banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal
yang dimaksudkan oleh guru.

d. Foto Kegiatan di MDT bahrul Ulum


Kegiatan belajar mengajar:
Kegiatan diatas merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan didalam kelas
dan ada juga yang diluar kelas. Biasanya guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
secara kangsung melalui metode ceramah dan menuliskannya dipapan tulis agar siswa
dapat menulis dan membaca kembali apa yang telah disampaikan oleh gurunya. Dalam
proses belajar mengajar satu mata pelajaran biasanya menggunakan waktu 1 jam dan
setelah itu diganti lagi dengsn mata pelajaran berikutnya. Dan setelah mata pelajaran
yang kedua siswa barulah di berikak istirahat.

Kegiatan sholat berjamaah:


Nah di waktu istirahat ketika sudah terdengar suara adzan ashar biasanya siswa
disini melakukan kegiatan sholat ashar berjamaah yang diimami oleh guru yang ada
disini, biasanya untuk anak perempuan diwajibkan membawa mukenah dari rumah
karena mukenah yang disediakan dari sekolah tidak mencukupi untuk digunakana semua
aiawa disini. Kegiatan sholat ashar dilakukan guna untuk membiasakan anak-anak tidak
lupa mengerjakan sholat. Karena lebih baik anak-anak diajarkan sholat sedari dini agar
mereka sudah terbiasa. Yang melakukan adzan pun biasanya adalah anak didik laki-laki
yang ada disini juga, tujuannya adalah agar anak-anak tidak merasa malu dan grogi ketika
sedang berada didepan umum.
Foto kegiatan pembagian raport:
Kegiatan pembagian raport biasanya untuk pembagian juara kelas dan pemberian hadiah
biasanya dilakukan diluar kelas dengan mengumpulkan semua murid yang ada di MDT
tersebt. Tujuannya adalah untuk memotivasi siswa lain yang belum mendapatkan juara
kelas agar bisa lebih baik lagi kedepannya. Tak hanya itu tujuan dari pembagian raport
diluar juga agar siswa tidak merasakan bosan karena mendengar celotehan-celotehab dari
gurunya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Ada berbagai macam tempat pendidikan baik formal maupun non formal.
Berbagai tempat pendidikan itu hadir gunanya mempermudah anak-anak dibangsa
indonesia untuk menuntut ilmu dan tak lagi terjebak dalam kebodohan. Dan ada berbagai
macam metode maupun model pembelajaran yang digunaka tenaga pendidik utnuk
mempermudah dalam penyampaian materi yang akan diterima siswanya. Mau dimanapun
seseorang mendapatkan pendidikan, yang terpenting adalah mereka memahami,
menerima dan dapat mencontohkan apa yang telah disampaikan oleh gurunya.

Saran

Agar pembelajaran yang di laksanakan berjalan dengan baik dan menarik,


mungkin ada baiknya para tenaga pendidik yang ada di MDT Bahrul Ulum lebih
memvariasi metode dan model pembelajaran yang digunakan.

Daftar Pustaka

Muhamad Afandi, S.Pd., M.Pd Evi Chamalah, S.Pd., M.Pd Oktarina Puspita Wardani,
S.Pd., M.Pd. 2013. Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah.
(http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/211313015/9230susun_ISI_DAN
_DAFTAR_PUSTAKA_BUKU_MODEL_edit_.pdf)

Foto bukti melakukan wawancara:

Anda mungkin juga menyukai