Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 1
WANTULASI

OYIS DAHLIA

A1G118107

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap


Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN1 WANTULASI

Nama Mahasiswa : Oyis Dahlia

Nim : A1G118107

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB 1 ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4

BAB 2 ...................................................................................................................... 6

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 6

A. KAJIAN TEORI ............................................................................................... 6

1. Hasil Belajar .................................................................................................. 6

2. Konsep Belajar Dan Pembelajaran ................................................................. 7

B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ............................................................. 7

C. Karakteristik Pembelajaran Matematika .......................................................... 10

D. Penelitian Yang Relevan ................................................................................. 11

E. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 12

BAB 3 .................................................................................................................... 13

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 13

A. SUBJEK PENELITIAN.................................................................................. 13

ii
B. JENIS PENELITIAN ..................................................................................... 13

B. DESAIN PENELITIAN .................................................................................. 13

D. LOKASI PENELITIAN.................................................................................. 14

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ............................................................... 14

F. TEKNIK ANALISI DATA ............................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ i

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
menurut amir (2009:2) dalam dunia pendidikan khususnya disekolah dasar
(SD) merupakan akar dari suatu proses pendidikan formal yang berkelanjutan. untuk
meresponperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan di SD
memerlukan adanya penigkatan kualitas. salah satunta dengan meningkatkan mutu
pembelajaran. peningkatan mutu pembelajaran dapat dicapai jika guru telah
melakukan pembelajaran yang inovatif yaitu menempatkan siswa sbagai pusat
pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna. (Gd gunantara, 2014)

Pendidikan adalah suatu upaya pengembangan sumber daya manusia yang


berkualitas sehingga dapat menghadapi perubahan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
di dunia. Untuk mencerdaskan anak bangsa, maka kualitas pendidikan di Indonesia
harus dapat ditingkatkan agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. (Ari Septian,
2017)

guru sebagai tenaga pendidik memegang peranan penting dalam memberikan


pengetahuan kepada peserta didik seingga memliki kemampuan untuk memecahkan
masalah dan menghadapi dunia nyata. seorang guru yang baik mampu melahirkan
generasi mudah yang berkualitas bagi dari segi intelektual, maupun dari segi
moralnya. (fauzia, 2018)

Tujuan pendidikan tidak hanya mengembangkan potensi peserta didik


menjadi manusia yang berilmu, cakap, dan kreatif tetapi juga menjadikan manusia
yang amndiri demokrasi bertanggung jawab dan berakhlak mulia. untuk
mewujudkan tujuan tersebut pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan
nasional yang tertuang dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang

1
standar nasional pendidikan. dalam peraturan pemetintah dijelaskan bahwa standar
nasional pendidikan meliputi:

1. standar isi
2. standar proses
3. standar kompetensi lulusan
4. standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. standar sarana danprasarana
6. standar pengelolaan
7. standar pembiayaan,
8. standar penilaian pendidikan

untuk mencapai tjuan pendidiakan seperti yang diharapkan, maka diperlukan


tolak ukur yang dapat mengatur segala kegiatan pendidikan disekolah. berdasarkan
hal tersebut maka ditetapkan kurikulum yang terus berkembang sesuai kebutuhan
masyarakat.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik (dalam hal menentukan


metode mengajar) untuk membantu peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
belajar demi mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Keberhasilan proses
pembelajaran merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan pendidikan
di sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa komponen penting salah satu
komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah penggunaan model
pembelajaran

menurut Sagala (2010:63) (Rimba Hamid, 2021)Secara umum, model


pembelajaran adalah suatu acuan atau pedoman interaksi antara guru dan siswa yang
menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran dan memuat cara
untuk menjadikan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan hasil

2
belajar, perubahan sikap , mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial dan
mencapai prestasi belajar yang optimal.

namun dalam penerapan model pembelajaran disekolah kadangkala masih kurang


tepat . hal ini seperti yang dialami oleh SD 1 wantulasi kec.wakorumba utara kab.
buton utara khususnya kelas V menunjukan hasil belajar siswa yang masih tergolong
rendah. salah satu mata pelajaran yang dianggap rendah adalah matematika.

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yaitu penerapan model
pembelajaran problem based learning yang berpengaruh pada hasil belajar siswa,
maka permasalahan penelitian ini dibatasi oleh penerapan model pembelajaran PBL
(Project Based Learning). aspek yang menjadi pokok pengukuran adalah ranah
kognitif.

C. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang yang di uraikan diatas, maka rumusan masalah dlam
penelitian ini yaitu:

1. apakah pelaksanaan model pembelajaran problem basic learning dapat


meningkatkan hasil belajar matematika materi pada siswa kelas V SD 1
wantulasi
2. apakah pelaksanaan model pembelajaran problem basic learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika materi pada siswa kelas V SD 1
wantulasi

D. Tujuan Penelitian

3
1. untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran problem basic learning
dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pada siswa kelas V SD 1
wantulasi
2. untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran problem basic learning
dapat meningkatkan aktivitas belajar belajar matematika materi pada siswa
kelas V SD 1 wantulasi

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi siswa, yaitu dapat terjalin kerjasama yang baik dan maksimal antar
siswa, dan dapat dijadikan sebagai motivasi siswa dalam belajar, sehingga
dapat kemudian meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada
pembelajaran matematika
2. Bagi guru, yaitu dapat berinovasi dengan lebih menerapkan model
pembelajaran problem basedlearning sebagai salah satu model yang
digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mengetahui,
memperbaiki,dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
3. Bagi sekolah, yaitu diharapkan sebagai bentuk adanya upaya dalam rangka
memperbaiki proses ataupun tahapan-tahapan pembelajaran di sekolah,
khususnya di dalam kelas,sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu
sekolah.
4. Bagi peneliti, yaitu sebagai latihan dalam melakukan kajian secara ilmiah
dalam melakukan penelitian guna mengatasi berbagai permasalahan yang
dialami oleh guru pada mata pelajaran matematika.

4
5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Hasil Belajar
Hasil belajar tidak terpisahkan dari proses belajar. hal ini disebabkan karena
hasil bejara muncul akibat adanya aktivitas belajar. menurut pranowo (2014:32) yang
dikutip dari (wulandari.2018) bahwa belajar merupakan proses yang terus
berlangsung dalam arti setiap menghadai persoalan baru akan dibangun kembali
berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki agar terbentuk pengalaman baru.
belajar akan membawa perubahan pada setiap individu. perubahan yang terjadi
selama proses belajar yang kemudian disebut hasil belajar.

selain itu, hasil belajar adalah ukuran atau tingkat keberhasilan yang dapat
dicapai oleh seseorang siswa berdasarkan pengalaman yang diperoleh setelah
dilakukan evluasi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai tertentu. (wulandari,
2013)

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal siswa. Faktor internal siswa diantaranya meliputi gangguan kesehatan, cacat
tubuh, faktor psikologis (intelegensi, minat belajar, perhatian, bakat, motivasi,
kematangan dan kesiapan peserta didik), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor
eksternal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa meliputi faktor keluarga,
sekolah dan masyarakat. (Siti Nurhasanah, 2016)

6
2. Konsep Belajar Dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya
tidak terampil menjadi terampil.

Sedangkan, Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang


(guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan
formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru,
karena guru merupakan tenaga professional yang dipersiapkan untuk itu.

Pembelajaran di sekolah semakin berkembang, dari pengajaran yang bersifat


tradisional sampai pembelajaran dengan sistem modern. Kegiatan pembelajaran
bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan
belajar, yaitu sekedar menyiapkan pengajaran dan melaksaakan prosedur mengajar
dalam pembelajaran tatap muka. Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks
lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.

Menurut Eveline Siregar & Hartini Nara (2010:13) ciri-ciri pembelajaran


sebagai berikut : 1) Merupakan upaya sadar dan disengaja. 2) Pembelajaran harus
membuat siswa belajar. 3) Tujuan harus ditetapkan lerlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan. 4) Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun
hasilnya

B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


menurut Setiono, dkk 2012 Model PBL merupakan sebuah model
pembelajaran yang diawali dengan sebuah masalah dengan menggunakan instruktur
sebagai pelatihan metakognitif dan diakhiri dengan penyajian serta analisis kerja

7
peserta didik. Model pembelajaran PBL memfokuskan pada apa yang sedang
difikirkan oleh peserta didik pada saat mereka melakukan kegiatan. PBL memberikan
kemampuan kognitif dan motivasi yang menghasilkan peningkatan pembelajaran dan
kemampuan untuk lebih baik mempertahankan/menerapkan pengetahuan.

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL)


adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan
masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru. PBL adalah salah
satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara
menghadapkan para peserta didik tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi
dalam kehidupannya. Dengan pembelajaran model ini, peserta didik dari sejak awal
sudah dihadapkan kepada berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan
ditemuinya kelak pada saat mereka sudah lulus dari bangku sekolah

Model pembelajaran PBL merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan


menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis
dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh mahasiswa. Permasalahan itu
dapat diajukan atau diberikan dosen kepada mahasiswa, dari mahasiswa bersama
dosen, atau dari mahasiswa sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari
pemecahannya sebagai kegiatan-kegiatan belajar mahasiswa. (Saleh, 2013)
Alur proses Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dilihat pada flowchart berikut
ini.

1. Menentukan Masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demostrasi atau cerita untuk
memunculkan masalah, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktifitas
pemecahan masalah yang dipilih.
2. Analisis Masalah dan Isu

8
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3. Pertemuan dan Laporan
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
4. Penyajian Solusi dan Refleksi
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, rekaman video dan model-model yang membantu
mereka untuk menyampaikan kepada orang lain
5. Kesimpulan, Integrasi
Guru membantu siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan
atau investigasi mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

PBL tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini adalah


kelebihan dari PBL menurut Lindinillah (2007):

1) Peserta didik didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah


dalam situasi nyata dan membangun pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar.

2) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada


hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik pada saat itu. Hal ini
mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan
informasi.

3) Meningkatkan kekompakan antar peserta didik serta peserta didik dapat


saling membantu melalui kerja kelompok.

9
4) Peserta didik akan terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik
dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi sehingga peserta
didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.

5) Peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah


dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.

6) Kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat di atasi melalui


kerja kelompok.

Kekurangan PBL menurut Lindinillah (2007) yaitu:

1) PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk
pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan
pemecahan masalah.

2) Dalam suatu kelas yang memiki peserta didik yang tingkat keegoisannya
tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

3) PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga


dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan.

4) Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja peserta


didik dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memiliki
kemampuan memotivasi peserta didik dengan baik.

C. Karakteristik Pembelajaran Matematika


Matematika merupakan buah pikiran manusia yang kebenarannya bersifat
umum atau deduktif dan tidak tergantung dengan metode ilmiah yang memuat proses
induktif. Kebenaran matematika bersifat koheren, artinya didasarkan pada kebenaran-

10
kebenaran yang telah diterima sebelumnya. Kebenaran matematika bersifat universal
sesuai dengan semestanya. Karena hal itulah maka matematika menjadi ‟lebih tinggi‟
dari produk ilmiah manapun. Matematika menjadi ratunya ilmu karena matematika
lebih penting dari logika. Matematika menjadi pelayan ilmu karena dengan
matematika suatu ilmu dapat berkembang pesat melebihi perkiraan manusia.

Matematika yang dipelajari di sekolah adalah matematika yang materinya


dipilih sedemikian rupa agar mudah dialihfungsikan kegunanannya dalam kehidupan
siswa yang mempelajarinya. Berhitung adalah cabang matematika yang membahas
tentang bilangan dan operasi hitungnya (penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian, perpangkatan, penarikan akar, penarikan logaritma). (Wardhani, 2010)

Secara umum karakteristik matematika adalah: (1) memiliki objek kajian yang
abstrak, (2) mengacu pada kesepakatan, (3) berpola pikir deduktif, (4) konsisten
dalam sistemnya, (5) memiliki simbol yang kosong dari arti, (6) memperhatikan
semesta pembicaraan.

D. Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang dilakukan oleh Rahmah Juanda dengan “Judul Pengaruh
Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas V SDN Gugus Wijaya Kusuma Ngaliyan Semarang” dengan hasil penelitian
model pbl berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN gugus
wijayakusuma ngaliyan semarang. tahun ajaran 2017/2018

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Wulandri dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V SD NEGERI Nanggulan” dengan hasil penelitian menunjukan
bahwa model pembelajaran problem based learning berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas V SD negeri nanggulan. tahuun ajaran 2018/2019

11
Penelitian yang dilakukan oleh Vema Rahmawati dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dan Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa” dengan hasil
belajar yaitu (1)ada pengaruh antara model pembelajaran problem based learning
(pbl) dan model pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar matematika. (2) ada
pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika (3) tidak terdapat
interaksi antara model pembelajaran jigsaw dan problem based learning ditinjau dari
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika tahun ajaran 2015/2016

E. Kerangka Berpikir

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based


Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas V SDN 1 Wantulasi

Proses Pembelajaran

model pembelajara (X)


Hassil Belajar (Y)

Metode Analisi
Regresi Sederhana

Kesimpulan Dan
Saran

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian adalah ini adalah semua siswa kelas V SD Neger wantulasi
kec. wakorumba utara yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022
dengan jumlah siswa yang terdaftar pada kelas tersebut sebanyak 30 siswa.
Penetapan subjek penelitian ini didasarkan pada observasi awal, yaitu (1) siswa
belum pernah diteliti dengan menggunakan model pembelajaran problem basic
learning dan (2) siswa kelas V aktif pada tahun ajaran 2021/2022.

B. JENIS PENELITIAN
Jenis data penelitian ini yaitu kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif
digunakan untuk mendeskripsikan hasil penemuan berupa angka yang diperoleh dari
lembar observasidan hasil belajar. Sedangkan penelitian kualitatif untuk
mendeskripsikan tes hasil belajar. Penelitian ini menyelidiki variabel penelitian, yaitu
hasil belajar yang diajar dengan model problem based learning

C. DESAIN PENELITIAN

X Y

keterangan

X : Model Pembelajaran

Y : Hasil Belajar

13
D. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SDN Wantulasi pada tanggal 1 jun –
15 juni 2021. Sekolah ini berada di Desa Wantulasi Kec.Wakorumba Utara
Kab.Buton Utara

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes observasi dan tes
hasil belajar. Observasi adalah mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data sebgai
acuan dalam menilai aktivitas siswa dan guru. Sedangkan tes hasil belajar adalah
tes berupa soal hasil belajar yang akan dikerjakan siswa setelah proses
pembelajaran dilakukan. Tes hasil belajar bertujuan untuk mengukur efektifitas
model pembelajaran discovery learning.

F. TEKNIK ANALISI DATA


Teknik analisis data yang digunakan berupa analisis deskriptif dalam
bentuk persentase dan rata-rata. Teknik ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran distribusi aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning.

Langkah-langkah analisis data sebagai berikut.

1. Membuat tabulasi data dalam bentuk skor perolehan hasil belajar tiap item
soal pada lampiran.
2. Menentukan hasil belajar siswa, dimana rentang nilai yang digunakan untuk
tes pilihan ganda dalam penelitian ini adalah 0 sampai 100 dengan rumus
(Usman dan Setiawati, 2001) :

14
Spi
Xi x100
Sm

Keterangan :

Xi = nilai yang diperoleh siswa ke-i

Spi = skor yang diperoleh siswa ke-i

Sm = skor maksimum yang mungkin dicapai (skor ideal)

3. Menentukan nilai rata-rata hasil belajar dengan rumus (Sudjana, 2002):


n

_
Xi
i1
X
n

Keterangan:

_
X = nilai rata-rata

i = nilai tiap-tiap siswa

n = jumlah siswa

4. Menentukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar. Secara klasikal,


ketuntasan belajar ditentukan dengan menggunakan rumus (Uzer, 1993):
Nilai Rata rata
Nilai klasikal = x 100%
Nilai Ideal

5. Mengklasifikasikan skor rata-rata aktivitas siswa (Ramli, 2006: 10) sebagai


berikut:
Xi = 1 : kategori sangat kurang

Xi = 2 : kategori kurang

15
Xi = 3 : kategori baik

Xi = 4 : kategori sangat baik

Penjelasan kategori nilai rata-rata aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

a. Kategori sangat baik, yaitu jika dalam satu kelompok semua siswa mampu
menerapkan semua satuan aktivitas yang dinilai.
b. Kategori baik, yaitu jika dalam satu kelompok terdapat tiga siswa yang
mampu menerapkan semua aktivitas yang dinilai.
c. Kategori kurang baik, yaitu jika dalam satu kelompok terdapat dua siswa
yang kurang mampu menerapkan semua aktivitas yang dinilai.
d. Kategori sangat kurang, yaitu jika dalam satu kelompok hanya terdapat
satu siswa yang kurang mampu menerapkan semua aktivitas yang dinilai.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ari Septian, R. R. (2017). Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Terhadap
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa . Jurnal Prisma
Universitas Suryakancana .

Fauzia, H. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Sd. Jurnal Primary Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau , 41.

Gd Gunantara, M. P. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Kelas V. Jurnal Pgsd .

Rimba Hamid, A. H. (2021). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning(


Pbl) Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmu Manajemen Sosial
Humaniora (Jimsh). , 2.

Saleh, M. (2013). Strategi Pembelajaran Fiqh Dengan Problem Based Learning.


Jurnal Ilmiah Didaktika , 190-220.

Siti Nurhasanah, A. S. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar


Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran , 128-135.

Wardhani, S. (2010). Implikasi Karakteristik Matematika Dalam Penacapaian Tujuan


Mata Pelajaran Matematikadi Smp/Mts . Implikasi Karakteristik Matematika

i
Dalam Pencapaian Tujuan Mata Pelajaran Matematika Smp/Mts/Sri
Wardhani/Pppptk , 4-6.

Wulandari, B. (2013). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar


Ditinjau Dari Motivasi Belajar Plc Di Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi , 183.

ii

Anda mungkin juga menyukai