Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

Dosen Pengajar : Susi Irianti, M.Kes., M.Tr.Keb

Disusun Oleh : Kelompok 5

Anggi Lestari 6021032004


Dede Aulia 6021032008
Hilda Afia 6021032030
Ida Hamidah 6021032033
Mustikah 6021032052
Sri Rahayu 6021032083
Tri Ayu 6021032086
Umriyah 6021032089
Widya Kartika 6021032094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
I. Kasus Kehamilan
Seorang perempuan datang ke Praktik Mandiri Bidan (PMB) pada
tanggal 15 April 2021 untuk pemeriksaan kehamilan. Ini merupakan kunjungan
awal. Hasil anamnesa: HPHT lupa, Riwayat haid normal dan teratur. Ibu
mengatakan ini kehamilan ke 5, melahirkan 3 kali, dan keguguran 1 kali. Ibu
mengatakan merasakan gerakan janin pada bulan Desember 2020. Riwayat diet
tidak ada perubahan dan normal, namun terkadang merasakan panas pada
lambung. pada pola eliminasi ibu sering mengalami konstipasi. Ibu mengatakan
tidak menggunakan kontrasepsi IUD selama 2 tahun. Riwayat kehamilan dan
persalinan yang lalu tidak ada kelainan. Riwayat imunisasi tetanus toxoid ibu
tidak blm pernah disuntik TT karena tidak mau. Tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan ataupun penyakit yang sedang diderita. Hasil pemeriksaan fisik:
keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, emosional stabil, TTV dalam
batas normal, tinggi badan 155 cm, BB 82 kg, LILA 24,5 cm, kepala dan leher
tidak ada kelainan, dada tidak ada kelainan, pada pinggang tampak lordosis,
abdomen: inspeksi terdapat linea nigra, palpasi: tidak ada kontraksi, leopold 1:
TFU pertengahan pusat PX, teraba satu bagian bundar lunak, leopold 2 sebelah
kanan perut ibu teraba 1 bagian keras rata memanjang bagian kiri teraba bagian
terkecil janin, leopold 3 teraba bagian bulat keras dan dapat digoyangkan, DJJ
156x/menit, pemeriksaan vaginal terdapat discharge vagina seperti putih susu,
ekstermitas pada kaki terdapat varises.

II. Step 1
Baca Skenario dan Klarifikasi Masalah
1. Anamnesa : Cara pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik
langsung pada pasien (Auto anamnesa) atau pada orang tua atau
sumber lain (Allo anamnesa)
2. HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
3. Diet : Jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau
organisme tertentu
4. Eliminasi : Pengeluaran ( seperti racun dalam tubuh )
5. Konstipasi : Sembelit, sukar atau tidak dapat buang air besar karena
terdapat kotoran keras dalam usus
6. Kontrasepsi : Cara untuk mencegah kehamilan (dengan menggunakan alat
atau obat pencegah kehamilan, seperti spiral, kondom, pil
antihamil)
7. IUD : Intra Uterin Device ( alat kontrasepsi yang dipasang pada rahim
wanita berbentuk sulur batang)
8. Imunisasi Tetanus Toxoid : Pemberian kekebalan tubuh untuk mencegah
penyakit penyakit akibat infeksi luka oleh
bakteri Clostridium tetani dengan gejala kejang-
kejang
9. Compos Mentis : Kesadaran Normal
10. TTV : Tanda- tanda vital
11. BB : Berat badan
12. LILA : Lingkar Lengan Atas
13. Lordosis : kondisi tulang punggung bagian bawah (lumbal) melengkung
ke dalam secara berlebihan
14. Abdomen : Perut
15. Inspeksi : melihat bagian tubuh dan menentukan apakah seseorang
mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal
16. Linea nigra : Garis kehamilan yang biasanya terbentang memanjang dari
pusar hingga tulang kemaluan dengan warna yang hitam
17. Palpasi : menyentuh tubuh dan dilakukan bersamaan dengan inspeksi.
Palpasi dilakukan hanya mengandalkan telapak tangan, jari,
dan ujung jari
18. Kontraksi : Otot mengencang atau memendek, umumnya mengacu
pada kontraksi rahim selama persalinan.
19. Leopold : pemeriksaan yang dilakukan untuk mencari tahu posisi janin
di dalam kandungan dalam empat tahap
20. Tfu : Tinggi Fundus Uteri
21. PX : prosesus xifoideus adalah bagian bawah tulang dada
(sternum) yang seperti ujung/taju pedang.
22. DJJ : Detak Jantung Janin
23. Discharge vagina : Campuran cairan dan sel vagina yang bervariasi dari
keputihan dan lengket untuk dibersihkan dan berair,
kemungkinan terkait dengan bau.
24. Ekstremitas : anggota gerak, adalah perpanjangan dari anggota
tubuh utama
25. Varises : Pembuluh darah membesar dan timbul, paling sering
muncul di kaki dan telapak kaki.
Identifikasi Masalah
1. Hpht lupa
2. Hamil ke 5 (grandemultigravida)
3. Riw. Abortus
4. Merasakan panas pada lambung
5. Eliminasi sering konstipasi
6. Status imunisasi TT, T0
7. Punggung nampak lordosis
8. Terdapat discharge vaginal putih susu
9. Ekstremitas kaki varises
10. Kunjungan pertama selama hamil di TM 3
11. Tidak menggunakan MKJP

III. Step 2 : Brainstorming atau Analisis Masalah


Rumusan Masalah
1. Apa pengertian KB?
2. Apa pengertian metode kontrasepsi jangka panjang?
3. Apa pengertian kehamilan beresiko tinggi?
4. Apa pengertian dan manfaat dari P4K Mantap?
5. Apa pengertian pemeriksaan Antenatal Care (ANC)?
6. Berapa kali minimal ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC)?
7. Mengapa ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC?
8. Apa masalah ketidaknyamanan yang bisa dirasakan oleh ibu hamil TM 3?
9. Bagaimana cara mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hamil TM 3?

Brainstorming dan analisis masalah


1. Mahasiswa Anggi Lestari menjawab pertanyaan nomor 1
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya untuk mengatur dan
merencanakan kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi yang
sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat mewujudkan keluarga yang
berkualitas
2. Mahasiswa Dede Aulia menjawab pertanyaan nomor 2
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode
kontrasepsi dengan tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan
yang rendah serta komplikasi dan efek samping yang lebih sedikit
dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. MKJP merupakan jenis
kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun
sampai seumur hidup. Terdapat berbagai jenis MKJP seperti alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD), implan, medis operatif wanita (MOP)
dan medis operasi pria (MOP).
3. Mahasiswa Hilda Afia menjawab pertanyaan nomor 3
Suatu kondisi kehamilan yang bisa mengancam kesehatan dan
keselamatan ibu dan janin. Kondisi ini bisa disebabkan karena komplikasi
saat kehamilan, namun bisa juga disebabkan oleh suatu kondisi medis yang
sudah ibu miliki sejak sebelum hamil.
4. Mahasiswa Ida Hamidah menjawab pertanyaan nomor 4
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca
persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran
dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi
ibu dan bayi baru lahir.
Manfaat P4K diantaranya :
a. Percepat fungsi desa siaga.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai
standar.
c. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
terampil.
d. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun.
e. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.
f. Meningkatnya peserta KB pasca salin.
g. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
h. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi.
5. Mahasiswa Mustikah menjawab pertanyaan nomor 5
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua.
6. Mahasiswa Sri Rahayu menjawab pertanyaan nomor 6
Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 6 kali selama kehamilan, yaitu
a) 2 kali di trimester 1 oleh dokter dan bidan sekaligus cek laboratorium
lengkap
b) 1 kali di trimester 2 oleh bidan
c) 3 kali di trimester 3 oleh dokter spesialis kandungan, dokter puskesmas
dan bidan
7. Mahasiswa Tri Ayu menjawab pertanyaan nomor 7
Ibu hamil wajib memeriksakan kehamilannya karena sangat besar
manfaatnya. diantaranya yaitu dapat Membantu mencegah ibu mengalami
komplikasi kehamilan. Ibu hamil sangat rentan untuk mengalami komplikasi,
seperti hipertensi dan diabetes gestasional. Pemeriksaan kehamilan dapat
mengetahui seberapa besar risiko ibu hamil bisa mengalami komplikasi
tersebut. Diagnosis dari komplikasi tersebut juga bisa ditekankan lebih dini
melalui pemeriksaan kehamilan, sehingga pengobatan lebih dini bisa
dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Memantau kesehatan janin dalam kandungan. Tidak hanya memantau
kesehatan ibu, pemeriksaan kehamilan juga turut memantau pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam kandungan. Dokter dapat memantau
kesehatan janin secara langsung dengan mendengarkan detak jantung
janin, memeriksa ukuran dan posisi rahim dan janin, serta melakukan
berbagai tes kelainan. Beberapa kondisi janin yang dapat terdeteksi sebelum
bayi lahir mungkin dapat diobati atau dikurangi risikonya.
Memberikan ibu pengetahuan yang lebih luas mengenai apa yang harus
dan tidak harus dilakukan saat kehamilan. Dokter atau bidan biasanya
menjelaskan mengenai pentingnya nutrisi yang tepat selama kehamilan.
Dokter atau bidan juga memantau berat badan Anda selama kehamilan,
sehingga kehamilan Anda tetap berada dalam kondisi yang sehat.
Membantu ibu mempersiapkan kelahiran. Tidak hanya selama
kehamilan, pemeriksaan kehamilan juga membantu memberikan informasi
tentang pilihan cara melahirkan sesuai kondisi ibu. Selain itu, juga
memberikan pengetahuan apa yang harus dilakukan ibu setelah bayi lahir,
mengenai menyusui (IMD dan ASI eksklusif) dan bagaimana cara merawat
bayi baru lahir.
8. Mahasiswa Umriyah menjawab pertanyaan nomor
Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester III, adalah sebagai berikut :
a) Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami
wanita primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu
bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Peningkatan
frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya
bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas
kandung kemih berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat.
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana
terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap
selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada
trimester III kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul
sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena
kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa
hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra.
Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai
sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus menekan
kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.
b) Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan
pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan
disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang
berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus.
c) Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan
karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida.
Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang
menekan diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang
lebih 4 cm selama kehamilan.
d) Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada
vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior
saat tidur terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat
pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena
preeklamsi.
e) Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III.
Penyebab :
 Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
 ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
 Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot
 halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus.
 Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat
dan
 penekanan oleh uterus yang membesar.
f) Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan
pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada
saraf yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju
ekstrimitas bawah.
g) Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang
semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan
otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.
Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi progesteron
yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk pada sistem
pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi lambat. Motilitas
otot yang polos menurun dapat menyebabkan absorpsi air di usus
besar meningkat sehingga feses menjadi keras.
h) Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur
dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan
penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan
menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
i) Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan.
9. Mahasiswa Widya Kartika menjawab pertanyaan nomor 9
Ketidaknyamanan pada ibu hamil tidak bisa disembuhkan, namun bisa
diatasi dengan harapan bisa mengurangi rasa ketidaknyamanan yang
dirasakan ibu hamil. Seperti jika ibu mengalami konstipasi, sebaiknya ibu
mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat dan minum air putih
yang cukup, jika ibu mengalami keputihan maka ibu hamil harus selalu
menjaga kebersihan diri nya terutama didaerah genitalia. Keputihan masih
dianggap normal jika tidak berbau busuk, tidak berwarna hijau dan gatal
IV. Step 3 : Penjelasan Skematis dan Learning Objective/Tujuan Belajar Penjelasan Skematis

Metode
Kontrasepsi
Jangka Panjang
P4K MANTAP STIKER P4K
IUD, IMPLAN,
NORMAL
MOW,MOP
BERESIKO

ANC TERPADU 10T

KB HAMIL
TM 1
Mual, minum teh/jahe manis hangat
BERESIKO KETIDAKNYA Sembelit, makan tinggi serat dan minum
TINGGI MAANAN Persalina
Metode PADA BUMIL n sehat
Kontrasepsi TM 2 selamat
Jangka Pendek Odeme : istirahat dan berbaring
Pil, suntik, Gatal: kompres dingin, mandi
kondom dll Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Gusi berdarah : vit c, jaga
ada potensi ada gawat Peb/eklamsi
kebersihan gigi
gawat obstetrik obstetrik
Grandemulti Anemia
Umur ibu >35 Preeklamsi
tahun Ketuban pecah TM 3
Primitua dini
Varises: olga teratur, pakai sepatu yang ada bantalan, jgn
sekunder Penyakit
terlalu lama duduk/berdiri
Riwayat sc menular seksual
Keputihan: jaga kebersihan, hindari sabun
Konstipasi: olahraga, minum cukup, asupan serat cukup
Learning Objective (LO)/Tujuan Belajar
1. Mahasiswa mengetahui pengertian KB?
2. Mahasiswa mengetahui metode kontrasepsi jangka panjang?
3. Mahasiswa mengetahui pengertian kehamilan beresiko tinggi?
4. Mahasiswa mengetahui pengertian dan manfaat dari P4K Mantap?
5. Mahasiswa mengetahui pengertian pemeriksaan Antenatal Care (ANC)?
6. Mahasiswa mengetahui standar minimal ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan (ANC)?
7. Mahasiswa mengetahui pentingnya ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan atau ANC?
8. Mahasiswa mengetahui ketidaknyamanan yang bisa dirasakan oleh ibu hamil
TM 3?
9. Mahasiswa mengetahui cara mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hamil TM 3?

V. Step 4 : Belajar Mandiri


Belajar mandiri untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang telah
ditentukan bersama menggunakan prinsip Evidance Based Practice (EBP)

VI. Step 5 : Synthesis dan Reporting


1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Definisi Keluarga Berencana (KB) menurut Undang- Undang Nomor 52
tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga menyatakan keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui proses,
perlindungan dan bantuan sesuai hak produksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas.
2. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Menurut PMK No 97 tentang pelayanan kesehatan kehamilan
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
a. Profil
 Alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang dibungkus
dalam kapsul silastik silikon polidimetri.
 Ada 3 jenis yang tersedia:
 Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3.4 cm, diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun;
 Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm, diameter 2mm yang diisi dengan 68 mg 3 keto
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun;
 Jadelle dan Indoplant, terdiri dari dua batang berisi 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerjanya 3 tahun.
b. Waktu memulai:
 Setiap saat selama siklus haid
 Setiap saat di luar siklus haid asal diyakini tidak hamil, namun tidak
melakukan hubungan seksual dulu atau menggunakan kontrasepsi
lain untuk jangka waktu 7 hari
c. Cara kerja:
Lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi; mengurangi transportasi
sperma; menekan ovulasi
d. Keuntungan:
Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), pengembalian tingkat
kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, tidak mengganggu ASI
e. Keterbatasan:
Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan,
tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi, melainkan harus
pergi ke faskes untuk tindakan pencabutan

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


a. Profil:
Suatu alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik fleksibel,dipasang dalam
rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur
sehingga tidak terjadi pembuahan.
b. Waktu memulai:
1) Setiap waktu dalam siklus haid (klien pasti tidak hamil)
2) Pascaabortus: segera atau dalam waktu 7 hari
3) Pasca persalinan:
o Dalam 10 menit setelah plasenta lahir (insersi dini pascaplasenta)
o Sampai 48 jam pertama setelah melahirkan (insersi segera pasca
persalinan)
o Pada 4 minggu setelah melahirkan (perpanjangan interval pasca
persalinan)
o Pada waktu operasi sesarea (trans secarea)
4) Pascasanggama yang tidak terlindungi: 1-5 hari (kontrasepsi darurat)
Terkait dengan jenis kontrasepsi ini termasuk dalam metode kontrasepsi
jangka panjang (MKJP) dan waktu pemberiannya yang dapat segera mungkin
stelah persalinan, maka pemilihan metode ini sangat efektif dan efisien dimana
ibu pasca bersalin pulang ke rumah sudah langsung terlindungi dengan
kontrasepsi dengan Couple Years Protection (CYP) yang panjang.
c. Cara kerja:
Mencegah terjadinya fertilisasi, dimana tembaga pada AKDR menyebabkan
reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu untuk
fertilisasi.
d. Keuntungan:
Efektivitas tinggi, efektif segera setelah pemasangan, metode jangka
panjang, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat dipasang
segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi), dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah
haid terakhir)
e. Keterbatasan:
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti pasangan, diperlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan
pelvik, klien tidak dapat melepas AKDR sendiri, mungkin AKDR keluar dari
uterus tanpa diketahui, klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari
waktu ke waktu dengan cara memasukkan jari ke dalam vagina (sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini).
8. Kontrasepsi Mantap
Metode Operasi Wanita (MOW)
a. Profil:
Merupakan metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita
bila tidak ingin hamil lagi.
b. Cara kerja:
Mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
c. Waktu menggunakan:
Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi sesar, sementara
untuk non-operasi sesar, idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan dengan
minilaparotomi (jika tidak bisa dalam waktu 2 hari pasca persalinan, ditunda sampai
4-6 minggu).
d. Keuntungan:
Efektivitasnya tinggi, tidak mempengaruhi proses menyusui, tidak bergantung pada
faktor senggama
e. Keterbatasan:
Harus dipertimbangkan sifat permanen kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi), rasa sakit/ketidaknyamanan dalam
jangka pendek setelah tindakan, harus dilakukan oleh dokter yang terlatih, sedikit
efek
samping seperti rasa sakit atau ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
Metode Operasi Pria (MOP)
a. Profil:
 Merupakan prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
 Ada 2 jenis vasektomi yaitu:
1) Insisi
2) Vasektomi Tanpa Pisau (VTP).
b. Cara kerja:
Mengoklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
c. Waktu pemberian:
Bisa dilakukan kapan saja
d. Keuntungan:
Efektivitasnya yang tinggi, sangat aman, morbiditas dan mortalitas jarang, tinggi
tingkat rasio efisiensi biaya dan lamanya penggunaan kontrasepsi.
e. Keterbatasan:
tidak efektif segera (WHO menyarankan kontrasepsi tambahan selama 3 bulan
setelah prosedur, kurang lebih 20 kali ejakulasi), komplikasi minor seperti infeksi,
perdarahan, nyeri pasca operasi. Teknik tanpa pisau merupakan pilihan
mengurangi
perdarahan dan nyeri dibandingkan teknik insisi

3. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi


1. Kehamilan resiko tinggi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu
Kelompok 1 (ada potensi gawat obstetrik)
 Grandemulti
 Grande multi adalah ibu yang pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali
atau lebih,karena ibu sering melahirkan maka kemungkinan akan
banyak ditemui keadaan atau kesehatan terganggu misalnya, anemia,
kurang gizi, kekendoran pada dinding perut, kekendoran dinding rahim.
Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini antara lain: kelainan letak,
persalinan letak lintang, robekan rahim pada kelainan letak lintang,
persalinan lama, perdarahan postpartum
 Umur ibu >35 tahun
 Ibu hamil dengan usia >35 tahun, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan, organ kandungan menua,
dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderugan didapatkan
penyakit lain dalam tubuh ibu.Ibu hamil dengan usia >35 tahun
menambah kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak
cacat, terjadi persalinan macet, perdarahan, tekanan darah tinggi
preeclampsia, ketuban pecah dini.
 Primitua sekunder
 Ibu hamil primi tua sekunder adalah ibu hamil dengan persalinan >10
tahun yang laiu. Ibu dalam kehamilan dan persalinan ini seolaholah
menghadapi kehamilan atau persalinan yang pertama lagi. Umur ibu
biasanya lebih bertambah tua dan bahaya yang dapat ditimbulkan, yaitu
perdarahan postpartum, hipertensi,dan diabetes.7 Jarak kehamilan
dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun dimungkinkan bahwa
kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat, dan ada
kemungkinan ibu masih menyusui.Selainituanak tersebutmasih
membutuhkan asuhan dan perhatian dari orang tuanya. Bahaya yang
dapat terjadi antara lain: perdarahan postpartum, bayi lahir belum cukup
bulan,BBLR
 Riwayat sc
 Kehamilan dan persalinan pada ibu dengan riwayat operasi sesar akan
mendapat risiko lebih tinggi terjadinya morbiditas dan mortalitas yang
meningkat berkenaan dengan parut uterus.11ibu hamil dengan riwayat
operasi sesar mempunyai dinding rahim dengan cacat bekas luka
operasi. Bekas luka pada dinding rahim merupakan jaringan kaku, dan
ada kemungkinan mudah robek pada kehamilan atau persalinan
berikutnya yang disebut robek rahim. Bahaya pada robek rahim, yaitu
kematian janin, kematian ibu, perdarahan dan infeksi.
Kelompok 2 (ada gawat obstetrik)
 Anemia
 WHO mendefinisikan anemia dalam kehamilan sebagai kadar Hb
kurang dari 11g/dl pada kehamilan trimester I dan III, kadar Hb
kurang dari 10,5 g/dl pada kehamilan trimester II. Kehamilan
meningkatkan kebutuhan besi sebanyak dua atau tiga kali lipat. Zat
besi diperlukan untuk produksi SDM ekstra untuk enzim tertentu
yang dibutuhkan untuk fungsi jaringan, untuk janin dan plasenta, dan
untuk mengganti peningkatan kehilagan harian yang normal. Anemia
menjadi salah satu faktor risiko tinggi ibu hamil risiko tinggi karena
dapat menyebabkan beberapa komplikasi maternal dan kompilkasi
janin.Komplikasi maternal yang disebabkan oleh anemia antara lain:
sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, takikardia, penurunan daya
tahan tubuh terhadap infeksi, gangguan fungsi otot, perdarahan
postpartum, keguguran. Komplikasi janin yang disebabkan oleh
anemia antara lain: hidramnion, kelahiran premature,BBLR.
 Preeklamsi
 Preeklamsi diketahui dengan timbulnya hipertensi, proteinuri, dan
atau edema pada seorang gravid yang tadinya normal. Penyakit ini
timbul sesudah minggu ke20 dan paling sering terjadi pada
primigravida yang muda. Jika tidak diobati atau tidak teputus oleh
persalinan, dapat menjadi eklampsi. Preeklampsi adalah penyakit
primigravida dan jika timbul pada seorang multigravida, biasanya
ada faktor predisposisi seperti hipertensi, diabetes atau kehamilan
ganda. Bahaya preeclampsia dapat menyebabkan fetal distress,
tekanan darah tinggi yang lebih tinggi, syok, perdarahan postpartum,
odema pada tubuh bagian bawah
 Ketuban pecah dini
 Ketuban pecah dini terjadi sebelum kehamilan mencapai 37 minggu
ketika ketuban pecah janin terjadi tanpa awitan aktivitas uterus
spontan yang menyebabkan dilatasi serviks, atau terjadi pada cukup
bulan tetapi tidak ada tanda-tanda persalinan
 Penyakit menular seksual
 Kutil anogenital yang sering disebut kondiloma akuminata adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Human
Papilomavirus (HPV). Infeksi HPV dapat menyebar melalui kontak
langsung atau autoinokulas.
 Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang merupakan
diplokokus Gram negatif. Penyakit ini ditularkan melalui kontak
seksual

Kelompok 3 (ada gawat darurat dan gawat obstetrik)


 Preeklamsi berat (PEB) atau eklamsi
 PEB adalah Tekanan darah tinggi pada saat hamil dengan tekanan
darah sistolik 160mmHg atau lebih, dan atau diastolic 110 mmHg
atau lebih, diukur 2 kali dengan jarak waktu sekurang-kurangnya 6
jam dan pasien dalam keadaan istirahat rebah, terdapat protein
urine 5 gram atau lebih dalam 24 jam. Eklampsi adalah kejang pada
wanita hamil, dalam persalinan, atau masa nifas yang disertai
gejala-gejala preeklampsi (hipertensi, edema, dan atau proteinuri).
Pada eklampsi, tekanan darah biasanya tinggi, sekitar 180/110
mmHg. Denyut nadi kuat dan berisi, kecuali pada keadaan yang
sudahburuk. Oleh karena itu, nadi menjadi kecil dan cepat. Demam
yang tinggi menunjukkan prognosis yang buruk. Penyebab
preeclampsia yaitu gangguan aliran darah ke plasenta atau uterus,
kerusakan pada pembuluh darah plasenta, gizi buruk, penyakit
autoimun, lemak tubuh yang tinggi. Bahaya preeklampsia berat dan
eklampsia adalah fetal distress sampai kematian janin, hipoksia,
BBLR, kelahiran premature, perdarahanpostpartum, syok

4. Pengertian dan Manfaat Program Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K)
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca
persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran
dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi
ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2009).
Manfaat P4K menurut Departemen Kesehatan RI (2009) diantaranya :
a. Percepat fungsi desa siaga.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai
standar.
c. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.
d. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun.
e. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
f. Meningkatnya peserta KB pasca salin.
g. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
h. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi.

5. Antenatal Care Terpadu


Menurut PMK NO 97 tentang pelayanan kesehatan kehamilan tahun
Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan kesehatan
komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui :
pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasidan gizi
agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan cerdas
deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan penyiapan
persalinan yang bersih dan aman, perencanaan antisipasi dan persiapan dini
untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi penatalaksanaan
kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan. Melibatkan ibu
hamil, suami dan keluarganya dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil,
menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi.
Setiap ibu hamil, pada kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa
pelayanan antenatal selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali
kunjungan diantar oleh suami.
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada
pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko
pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic
Disproportion)
2) Ukur Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90
mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema
wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
3) Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas /LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamilberisiko KEK. Kurang
energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan
gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA
kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi
berat lahir rendah (BBLR).
4) Ukur Tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit
atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat
janin.
6) Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan Untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak
pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi T-nya. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasiTibu saat
ini. Ibu hamil minimalmemiliki status imunisasi T2agar mendapatkan
perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi
T5 (TTLong Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi .
7) Beri Tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet
selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
8) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
kukan pada saat antenatal tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah
b. Pemeriksaan kadar Hemoglobin darah (Hb)
c. Pemeriksaan protein dalam urin
d. Pemeriksaan kadar gula darah.
e. Pemeriksaan darah Malaria
f. Pemeriksaan tes Sifilis
g. Pemeriksaan HIV
h. Pemeriksaan BTA
9)Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan.
10) Temu wicara (konseling)
a) Temu wicara (konseling)
b) dilakukan pada setiap kunjungan
c) antenatal yang meliputi :
d) Kesehatan ibu
e) Perilaku hidup bersih dan sehat
f) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
g) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
h) kesiapan menghadapi komplikasi
i) Asupan gizi seimbang
j) Gejala penyakit menular dan tidak menular.
k) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan Konseling di daerah
l) Epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan
IMS
m) dan TB di daerah epidemic rendah.
n) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
o) KB paska persalinan
p) Imunisasi
q) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain
booster)
6. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil dan Cara mengatasinya
Trimester 1
 Mual muntah pada pagi hari.
Upaya yang dilakukan untuk meringankan atau mencegah dengan
melakukan beberapa hal, pada pagi hari sebelum bangun dari tempat
tidur,makan biskuit atau crackers dan minum segelas air. Ibu hamil juga
harus menghindari makanan pedas dan berbau tajam. Ibu hamil
dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering, cara ini dapat
mempertahankan kadar gula darah.
 Sering bak
Cara meringankan atau mencegah, upayakan untuk tidak menahan
BAK, kosongkan kandung kencing pada saat terasa ingin BAK.
Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga keseimbangan hidrasi.
Apabila BAK pada malam hari tidak mengganggu tidur maka tidak
dianjurkan mengurangi minum dimalam hari. Ibu hamil dianjurkan untuk
membatasi minum yang mengandung diuretiksepertiteh, kopi, cola
dengan coffeine.
 Gatal dan kaku pada jari
Cara meringankan/mencegah : 1. Kompres dingin atau mandi berendam
atau dengan shower. 2. Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk
maupun ketika mengambil sesuatu jangan dengan membungkuk tetapi
tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak. 3. Sering
berbaring apabila merasa lelah
 Pica atau ngidam
Cara meringankan atau mencegah : 1. Menjelaskan tentang bahaya
makan makanan yang tidak sehat. 2. Mengatakan pada ibu hamil, tidak
perlu khawatir apabila makanan yang diinginkan adalah makanan yang
bergizi.
Trimester 2
 Edema.
Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakuakn beberapa cara antara
lain
 Hindari pakaian ketat
 Hindari makanan yang berkadar garam tinggi
 Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama
 Makan makanan tinggi protein
 Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang – ulang
 Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan
 Hindari berbaring terlentang 8. Hindari kaos kaki yang ketat.
 Gatal dan kaku pada jari.
Cara meringankan/mencegah
 Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower
 Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika
mengambil sesuatu jangan dengan membungkuk tetapi tulang
belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak
 Sering berbaring apabila merasa lelah.
 Gusi berdarah.
Cara mengurangi atau mencegah :
 Minum suplemen vit C dapat mengurangi incident gusi berdarah.
 Berkumur dengan air hangat, air garam.
 Jaga kebersihan gigi.
 Periksa ke doketr gigi secara teratur.
 Haemorroid
 Cara meringankan atau mencegah dengan
 Hindari hal yang menyebabkan konstipasi
 Hindari mengejan pada saat defikasi
 Buat kebiasaab defikasi yang baik
 Jangan duduk terlalu lama di toilet
 Lakukan senam Kegel secara teratur
 Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15 – 20 menit
sebanyak 3 sampai 4 x sehari.
 Nyeri ulu hati ( heart burn).
Cara meringankan atau mencegah :
 Hindari makanan berminyak/digoreng
 Hindari makanan yang berbumbu merangsang
 Sering makan makanan ringan
 Hindari kopi dan rokok
 Minum air 6 – 8 gelas sehari.
 Kunyah permen karet
Trimester 3
Keputihan / leukorrea.
Cara meringankan dan mencegah keputihan, ibu hamil harus rajin
membersihkan alat kelamin dan mengeringkan setiap sehabis BAB atau
BAK Saat membersihkan alat kelamin (cebok) dilakukan dari arah depan ke
belakang, bila celana dalam keadaan basah segera diganti.Pakai celana
dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat dan membuat
sirkulasi udara yang baik.Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch.
Konstipasi ( sembelit).
Cara meringankan atau mencegah, dapat dilakukan dengan olah raga
secara teratur, meningkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari, minum
cairan panas atau sangat dingin pada saat perut kosong, makan sayur
segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi beras merah. Konstipasi
dapat dicegah dengan membiasakan BAB secara teratur, jangan menahan
BAB, segera BAB ketika ada dorongan, dan tidak mengkonsumsi buah apel
segar,buahkopi karena dapat meningkatkan konstipasi.
Varises pada kaki atau vulva
Cara meringankan atau mencegah :
 Lakukan olahraga secara teratur
 Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
 Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan
 Hindari memakai pakaian ketat
 Berbaring dengan kaki ditinggikan.
 Berbaring dengan kaki bersandar di dinding
DAFTAR PUSTAKA

Tyastuti, siti. 2016. ‘Asuhan Kebidanan Kehamilan’. Modul Bahan Cetak Kebidanan :
Jakarta Selatan
Peraturan Menteri Kesehatan NO 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
Sebelum Hami, Masa Hamil, Persalinan, dan masa Sesudah Melahikan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan Seksual
Nurlita Agnis, Sujiyatni, Dyah Noviawati. Gambaran faktor risiko ibu hamil risiko
tinggi. Jurnal kesehatan Ibu dan Anak. Sinta 3 ( diakses tanggal 19 Oktober 2021
jam 09.00 wib)
KEGIATAN ZOOM DAN DISKUSI

Hari/Tanggal : Jumat/15 Oktober 2021


Waktu : 13.48 Wib
DOKUMENTASI TUTORIAL KLINIK
KELOMPOK 5

Hari/Tanggal : Senin/ 18 Oktober 2021


Waktu : 13.00 Wib

Anda mungkin juga menyukai