Anda di halaman 1dari 7

Oleh : Abu Sufyan_7013201004

Topik rencana penelitian Disertasi:


Kolaborasi Tradisi Warga Jawa dan Bali Yang Membentuk Permukiman Tradisional Bereksistensi di Pekutatan
Jembrana Bali

Konsep -1
Kode Simbol Muatan Makna (Konsepsi) Fenomenom
K1 Toleransi Sistem sosial berdiri dari beberapa aktor individual Di Indonesia kerukunan hidup umat beragama dipolakan
yang berinteraksi antara satu sama lain dalam situasi dalam Trilogi Kerukunan, yaitu: antar umat seagama,
yang setidaknya memiliki aspek fisik atau antar umat atau komunitas agama berbeda, dan dengan
lingkungan (Parsons, 1951) pemerintah (Depag RI, 1997)

Mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai Sosialisasi dan kontrol sosial adalah mekanisme utama
oleh sikap saling menerima, mempercayai, yang memungkinkan sistem sosial mempertahankan
menghormati, menghargai, dan saling memaknai ekuilibriumya atau kesepadanan
kebersamaan (Lubis, 2005) (Ritzer & Goodman, 2012)

Cara atau sarana untuk mempertemukan, mengatur Kehidupan sosial manusia merupakan kenyataan (fakta)
hubungan luar antara orang yang tidak seagama atau tersendiri yang tidak mungkin dapat dimengerti
antara golongan umat beragama dalam kehidupan berdasarkan ciri-ciri personal individu semata
sosial kemasyarakatan (Munawar, 2005) (Wirawan, 2013)

Sistem sosial yang saling ketergantungan dan Seluruh aktifitas bersama didasarkan pada hasil
berhubungan dari unsur-unsur struktural dalam musyawarah untuk dicapai sikap saling pengertian dan
kehidupan sosial (Ishomuddin, 2005) saling menghargai antar sesama, kemudian dilanjutkan
kerjasama dengan menjalin hubungan persaudaraan yang
jujur untuk melaksanakan rencana keselamatan yang
dikehendaki sesuai ajaran Tuhan (Hendropuspito, 2000)

Fenomena di lapangan Keterbukaan Warga Jawa dengan kedatangan Warga Bali yang turut bermukim, menumbuhkan rasa
kebersamaan dan jalinan kerjasama, yang diwujudkan dengan aktifitas berbagi lahan garapan untuk bercocok
tanam serta pekarangan tempat tinggal, meskipun masih berdasarkan kelompok etnis masing-masing.

1
Oleh : Abu Sufyan_7013201004

Konsep -2
Kode Simbol Muatan Makna (Konsepsi) Fenomenom
K2 Ruang sosial Rangkaian konseptual dari; praktik spasial, Prinsip abstrak dari pengelolaan sumber daya spasial dan
representasi ruang, dan ruang representasional yang interaksi sosial pada ruang yang dipersepsikan dengan
menjadi relasi produksi antara ruang secara spasial simbol yang tidak kasat mata (fana) yang dihubungkan
oleh masyarakat baik individual maupun kolektif, dengan sistem aktifitas dalam suatu organisasi ruang
yang akhirnya menciptakan fungsi sebagai ruang yang ditentukan suatu komunitas (Karlplus, 2013)
public atau ruang komunal (Lefebvre, 2000)

Bukan ruang secara fisik, melainkan fakta sosiologis Fanatisme kesukuan menjadi factor internal terbentuknya
yang membentuk ruang (Fearon, 2004) segresi ruang sosial, factor eksternal mempertegas
keberadaannya sebab adanya pengkategorian hubungan
Identic dengan ruang public sebagai lawan dari atas kelompok. Kemandirian pada segresi ruang sosial
ruang privat (Carmona, 2008) yang disebabkan sistem aktifitas memunculkan simpul-
simpul kegiatan yang berdampak bagi ruang-ruang
disekitarnya (Paturusi, 2016)

Fenomena di lapangan Interasi aktifitas masyarakat tradisonal dalam mengakses ruang public menjadi ruang social, memiliki intensitas
yang tinggi, dan pada suatu waktu terselenggara dalam waktu beberapa hari.

2
Oleh : Abu Sufyan_7013201004

Konsep -3
Kode Simbol Muatan Makna (Konsepsi) Fenomenom
K3 Tata nilai Sesuatu yang memberi makna dalam hidup, yang Untuk memanfaatkan atau mengelola sumber daya alam,
memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup manusia beradaptasi dengan membentuk system ekologi
(Steeman dalam Adisusilo, 2012) lingkungan (Rouse, 1972)

Ukuran kata dalam bertindak, bersikap dan berpikir Masyarakat tradisional selalu memiliki suatu aturan suci,
yang membentuk diri kita, cara kita hidup dan mulai dari rumah sampai ke permukiman dan keseluruh
memperlakukan sesama manusia lingkungan (Catanese & Snyder, 1986)
(Linda & Richard, 1995)

Sesuatu yang baik (Bertens, 2000) Pola permukiman mengalami perkembangan sesuai
keadaan masyarakatnya (Butzer, 1982)

Fenomena di lapangan Keyakinan masyarakat membentuk organisasi ruang, sistem seting, dan lansekap budaya pada kawasan
permukiman.

3
Oleh : Abu Sufyan_7013201004

Konsep -4
Kode Simbol Muatan Makna (Konsepsi) Fenomenom
K4 Keseimbangan Memiliki tujuan kewilujengan atau menjadi lebih Hilangnya kedaulatan pada ruang akibat alih fungsi
baik (Ismudiyanto, 1987) ruang dan lahan, yang secara materialistic untuk
memenuhi kepentingan kehidupan manusia, sehingga
Pembangunan bertumpu pada masyarakat yang bumi semakin kehilangan daya tahan ekologisnya
mencakup; kepentingan, aspirasi, kebutuhan, (Lefebvre, 2000 dalam Pamungkas, 2020)
kemampuan, dan upaya masyarakat (Bianpoe, 1992)

Proses adaptasi yang berlangsung terus menerus, Tradisi pamali dan pantang larang mewariskan ajaran
turun temurun dari generasi kegenerasi dalam perilaku masyarakat tradisional dalam memanfaatkan
menyesuaikan diri dengan alam dan lingkungan agar lahan dengan tidak melakukan pengerusakan
terhindar dari bencana (Hermawan, 2015) (Hermawan, 2015)

Fenomena di lapangan Teritori kawasan dilintasi jalur distribusi logistik darat yang menghubungkan antara pulau Jawa-Bali dan
wilayah-wilayah di Indonesia Timur, sehingga kawasan berpotensi tumbuh desa-desa industry dan titik-titik kota
kecil yang menjadi bagian dari jaringan penyangga kota besar.

4
Oleh : Abu Sufyan_7013201004

Proposisi
Kode Pernyataan Keterangan

P-1 Masyarakat menentukan intensitas dan waktu Aktivitas penggunaan ruang public terikat dengan norma
terbentuknya ruang social kehidupan bermasyarakat, sehingga prinsip ekuilibrium tetap
K-1 K-2 menjadi control bersama atas kepentingan, intensitas, dan
durasi waktu terbentuknya ruang social oleh masyarakat.

P-2 System seting pembentuk permukiman tradisional System seting pada ruang social pada akhirnya akan
K-1 K-3 didasarkan pada tata nilai yang pernah ada dalam menentukan bentuk teritori, waktu, serta elemen-elemen
kehidupan masyarakat. membentuk ruang (elemen tetap, semi tetap, dan tidak tetap).

P-3 Adaptasi manusia menentukan keberlanjutan Perubahan struktur ruang fisik maupun non-fisik pada kawasan
K-1 K-4 keseimbangan hidup. dapat mengubah dan merusak keseimbangan hidup di dalam
kawasan.

P-4 Ruang social dibentuk berdasarkan system aktifitas Terbentuknya ruang social akan selalu menghadirkan suatu
K-3 K-2 tertentu dengan tujuan tertentu pula. organisasi ruang, makna, komunikasi, dan lansekap budaya
pada suatu kawasan.

P-5 Ruang social di dalam permukiman menjadi indicator Kondisi lingkungan pada suatu kawasan, akan mempengaruhi
K-2 K-4 eksistensi keseimbangan. kontinyuitas terbentuknya ruang social.

5
Oleh : Abu Sufyan_7013201004

Proposisi
Kode Pernyataan Keterangan

P-6 Pandangan hidup mempengaruhi cara manusia Masyarakat tradisional umumnya akan terus melestarikan
K-3 K-4 berinteraksi dengan alam. tradisi-tradisi kehidupan yang telah diajarkan oleh para
leluhurnya.

Teori/Model
Kode Pernyataan

P-1
K-1 K-2 Intensitas dan waktu menentukan terbentuknya ruang social di dalam permukiman tradisional, sedangkan
bentuk ruang sosial diatur oleh system aktivitas yang bersumber dari tata nilai kehidupan masyarakat.
P-3 Kemudian kontinyuitas terbentuknya ruang sosial dipengaruhi oleh kondisi kawasan yang terjaga dengan baik,
sehingga eksistensi ruang social dan seluruh elemen pembentuknya menjadi indicator kondisi permukiman
P-2 P-5 yang masih terjaga dengan baik.

P-4

K-3 K-4
P-6

6
Oleh : Abu Sufyan_7013201004

 What is the pattern or problem of pattern which emerge from the facts under study. Identify concepts, propositions and the linkage forming the proposition
Pernyataan

Ruang social dibentuk dengan system aktifitas, system aktifitas dirumuskan dari tata nilai yang diyakini oleh masyarakat tradisional, dimana tata nilai
tersebut mempengaruhi cara pandang dan intensitas masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya dengan membentuk ruang sosial.
Manusia beradaptasi untuk membentuk keseimbangan hidup, dimana keberadaan ruang social dan instrument pembentuknya menjadi bukti, bahwa
keseimbangan masih memiliki eksistensi didalam suatu permukiman tradisional.
Dengan demikian, eksistensi keseimbangan di dalam lingkungan permukiman tradisional sangat dipengaruhi oleh proposisi tata nilai, karena tata nilai
mempengaruhi system terbentuknya ruang social, dan termasuk mempengaruhi manusia yang menggunakan ruang social.

 State your argument / hypothesis on the basis of the theory used


Pernyataan

 Prinsip ekuilibrium tidak bisa mengatur tata cara intensitas masyarakat yang majemuk dalam membentuk dan mengakses ruang social, karena ruang
social dibentuk berdasarkan system aktivitas yang bersumber dari keyakinan masing-masing.

 System keseimbangan di dalam permukiman tradisional dapat dibuktikan dengan adanya kontinyuitas terbentuknya ruang social dalam suatu kawasan,
karena ruang social terbentuk dari system aktivitas yang bersumber dari tata nilai keyakinan masyarakat, yang dibentuk pada suatu ruang yang
memiliki kualitas. Karena dua indicator tersebut sebagian dari bukti, bahwa suatu kawasan masih bereksistensi.

Anda mungkin juga menyukai