Materi 1 PGOA-2-MTK

Pelatihan Olimpiade Guru SMA
Strategi Sukses Olimpiade

PENGERTIAN OLIMPIADE
MATEMATIKA
▪ Olimpiade Matematika adalah: Kompetisi matematika tahunan
yang menguji kemampuan matematika siswa-siswa terbaik di

tingkat nasional maupun internasional.
▪ Di tingkat nasional dikenal dengan OSN (sekarang KSN).
▪ IMO merupakan kompetisi berkelas olimpiade bidang sains tertua

dan terbesar di dunia bagi para pelajar sekolah menengah atas
(SMA). Ajang ini pertama diadakan di Rumania pada 1959 silam
dan Indonesia ikut perdana pada 198.
▪ Pada tahun ini, IMO diselenggarakan secara daring dan diikuti

619 peserta dari 107 negara.
MANFAAT OLIMPIADE
MATEMATIKA
▪ Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
▪ Menumbuhkan dan mengembangkan intuisi matematika yang dapat

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
▪ Menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta terhadap matematika
▪ Memperkenalkan beberapa ide penting dalam matematika sejak dini
▪ Menumbuhkan semangat pantang menyerah
▪ Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan sahabat dari

berbagai kota dan negara
▪ Memberikan peluang bagi siswa untuk memperoleh beasiswa dari

sekolah maupun perguruan tinggi yang bermutu
STRATEGI PEMBINAAN
OLIMPIADE
▪ Memilih siswa yang berbakat matematika.

▪ Pembinaan yang intensif.
▪ Peran guru, orangtua dan sekolah.

MEMILIH SISWA
BERBAKAT MATEMATIKA
✓ Ciri – ciri Anak Berbakat Dalam Matematika.

✓ Sistem Seleksi.
Ciri – ciri Anak Berbakat
Dalam Matematika
▪ Memiliki ketertarikan yang lebih tinggi dalam

matematika dibandingkan teman sebayanya.

▪ Mampu menyelesaikan soal matematika
dengan cara sendiri yang unik dan kreatif.
▪ Memiliki IQ numerik yang tinggi.
▪ Bahasa tubuh.
Sistem Seleksi
▪ Menjaring siswa dilakukan dengan 2 model soal :

Model soal rutin dan soal tidak rutin
▪ Secara berkala (setiap bulan) diadakan test eliminasi

dan test penerimaan agar terjadi kompetisi
▪ Perilaku siswa di kelas menjadi bahan pertimbangan

dalam sistem eliminasi
PEMBINAAN
▪ Strategi Membina Calon Peserta Olimpiade.

▪ Sistem Mengajar.
▪ Model-model Pengajaran.
▪ Eksplorasi.
▪ Miskonsepsi Dalam Olimpiade Matematika.
▪ Berbagai Kendala.
Strategi Membina
Calon Peserta Olimpiade
▪ Berlatih, berlatih dan berlatih soal olimpiade.
▪ Latihan menuliskan jawaban secara sistematis (uraian).

▪ Berlatih dengan menu seimbang : teori bilangan,
geometri, aljabar, kombinatorika, eksplorasi, dsb.
▪ Sering mengikuti kompetisi matematika.
▪ Tingkatkan kemampuan siswa untuk memahami bahasa
Inggris, terutama kemampuan membaca dan memahami
soal dalam bahasa Inggris.
Sistem Mengajar
▪ Belajar minimal seminggu 1 kali (bisa ditambah jika ada

lomba)
▪ Lama belajar 2 jam
▪ Jumlah siswa disesuaikan kelas

Model-model Pengajaran
▪ Siswa terlebih dahulu diajari materi pengantar,

kemudian diberi soal, setelah selesai, diberi materi

penghantar lagi, dan diberikan soal lagi.
▪ Siswa diberikan masalah, kemudian mereka dibimbing
satu-satu dalam mengerjakan, yang cepat selesai akan
segera mendapat tambahan soal sampai selesai
▪ Siswa diberikan paket soal kemudian diberikan waktu
±1 jam untuk mengerjakan kemudian baru di bahas.
Eksplorasi
▪ Secara berkala siswa dilatih eksplorasi (memberikan alat-

alat peraga atau media tertentu untuk memecahkan

suatu masalah).
▪ Secara berkala diadakan kegiatan eksplorasi yang

sifatnya beregu.
▪ Eksplorasi bisa pula dilakukan melalui permainan.

Berbagai Kendala
▪ Orang tua yang ambisius sehingga memberikan beban mental

yang berat kepada anak.
▪ Siswa tidak mampu mengkomunikasikan jawaban secara tertulis

dengan sistematis.
▪ Siswa yang terlalu percaya diri menjurus sombong, menganggap

remeh soal-soal yang mudah.
▪ Siswa yang cenderung keras kepala.
▪ Kecerobohan.
▪ Malas berlatih.
PERAN GURU, ORANGTUA, DAN SEKOLAH
Kriteria Guru Kelas Berbakat
▪ Mempunyai kemampuan matematika dalam tingkat kecanggihan yang

tinggi.
▪ Mengerti materi yang diujikan dalam olimpiade.
▪ Mengerti sistem kompetisi olimpiade.
▪ Bersemangat dan tidak mudah menyerah menghadapi masalah.
▪ Suka menciptakan soal.
▪ Memiliki komitmen yang tinggi untuk membina.
▪ Memiliki “Keikhlasan” sebagai Pembina.
▪ Terus menambah ilmu dan wawasan.

Tugas Guru Pada Kelas Berbakat
▪ Menjaring siswa berpotensi yang akan dibina.

▪ Membentuk tim olimpiade sekolah.
▪ Membuat jadwal dan anggaraan pembinaan.
▪ Melakukan pembinaan secara berkelanjutan.
▪ Aktif menambah wawasan matematika.
▪ Melakukan studi banding ke sekolah-sekolah dan rajin mengikutkan

anak ke berbagai lomba.
▪ Menjalin kerjasama dengan pihak orang tua siswa, komite sekolah,

sekolah, instansi terkait dan para pakar (perguruan tinggi).
Cara Mengajar Guru Di Kelas Berbakat
▪ Harus mempunyai sikap “jangan bertindak sebagai guru”.

▪ Sebaiknya memposisikan diri sebagai pembina/pelatih.
▪ Berperan sebagai motivator dan fasilitator.
▪ Memberikan masukan dan umpan balik ke siswa.
▪ Mendorong siswa untuk aktif mencari materi sendiri dari berbagai

sumber (internet, buku, dll).
▪ Mendorong terjadinya diskusi antara siswa dan pembina mengenai

materi yang sedang dibahas.
Peran Orangtua
▪ Memenuhi kebutuhan putra/putrinya dalam rangka menunjang

penguasaan materi olimpiade matematika.
▪ Mendukung pihak sekolah baik secara moral maupun materiil.
▪ Aktif mencari informasi lomba (dari senior, internet, teman di sekolah

lain, dsb).
▪ Berdoa dan memacu agar anak giat belajar dan menjadi anak yang
sholeh.
Peran Sekolah
▪ Tidak mempersulit siswa untuk mengikuti kegiatan persiapan

menghadapi Kompetisi Matematika
▪ Menyediakan guru berkualitas untuk membimbing siswa yang

menggemari matematika.
▪ Menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan olimpiade

matematika.
▪ Memfasilitasi guru pembimbing agar makin maju
▪ Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi yang telah

mengharumkan nama sekolah.
KUNCI SUKSES MEMBINA SISWA
DALAM OLIMPIADE MATEMATIKA
▪Komitmen
▪Kompeten
▪Konsisten
▪Ko-IKHLAS-ten
Strategi Pemecahan Masalah
Pengantar Strategi Pemecahan Masalah
▪ Pertanyaan soal HOTS pada umumnya membutuhkan strategi menjawab

yang tidak sederhana. Sebagian besar pertanyaan dibuat untuk

menantang kreativitas siswa. Mereka dilatih untuk berpikir kreatif,
berpikir di luar kebiasaan, berpikir efisien dan menemukan cara baru
untuk menyelesaikan masalah.
▪ Guru yang telah berpengalaman mengajar matematika untuk waktu

yang lama akan paham betapa sulitnya mengajar siswa untuk
memecahkan masalah matematika di luar konteks. Masalah yang biasa
dikerjakan oleh siswa biasanya tidak ada kesusahan, tetapi
mengubahnya menjadi masalah yang unik itu adalah masalah yang
berbeda. Jadi kita harus mengajar dan memberikan lebih banyak latihan
terkait dengan strategi pemecahan masalah matematika.
Pengantar Strategi Pemecahan Masalah
Ketika memecahkan masalah HOTS matematika, siswa perlu dibimbing

untuk mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah secara umum. Antara
lain sebagai berikut:
▪ Membaca dengan teliti. Langkah pertama dan yang paling penting adalah
membaca soal dengan hati-hati untuk memahami informasi yang
diketahui dan ditanyakan. Menggaris bawahi informasi penting dapat
memudahkan untuk mengetahui semua angka/fakta penting yang ada.
▪ Memilih strategi dan membuat perencanaan.
▪ Melaksanakan rencana dan menyelesaikan masalah.
▪ Memeriksa kembali dan pastikan solusi yang dibuat benar-benar

merupakan jawaban dari masalah tersebut.
Rencana Strategi Pemecahan Masalah
Membuat Menulis
Gambar Semua
Menemukan Menyederhanakan Kemungkinan
Pola Masalah
Trial & Error
Berpikir Bekerja
Logis Mundur
Melihat Sudut
Pandang yang Membuat
Berbeda Daftar Terurut
Membuat Gambar
Diagram atau gambar sering kali lebih mudah dipahami

dibandingkan dengan tulisan. Gambar yang dibuat dengan baik

dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bagaimana jika
tidak ada angka dalam pertanyaan? Tentunya kita dapat membuat
sendiri gambarnya sesuai informasi yang disediakan, dengan cara
ini kita akan lebih mudah memahami soal daripada hanya
membacanya saja. Jika informasi pada soal susah untuk
digambarkan, maka kita dapat membuat diagram sederhana yang
dapat membantu memperjelas masalah. Gambar atau diagram juga
berguna untuk melacak berbagai tahapan dalam menyelesaikan
masalah
Contoh Soal Membuat Gambar
Sebuah persegi panjang dengan ukuran 24 × 60 dibagi menjadi banyak

persegi dengan ukuran 1 × 1. Kemudian salah satu diagonal digambar dan
memotong beberapa persegi, berapakah banyak potongan yang dihasilkan?

Contoh Soal Membuat Gambar 2
Tentukan luas dari bangun di bawah ini (tanpa menggunakan trigonometri)

16 cm
15ᵒ
A B
Menemukan Pola
Salah satu dari strategi penyelesaian masalah yang paling

sering digunakan adalah menemukan dan memperluas

pola. Dengan mengamati informasi yang diberikan seperti
gambar, angka, huruf, kata, warna atau lainnya secara
berurutan, kita dapat menyelesaikan soal soal yang
diberikan dengan menentukan persamaan/rumus untuk
pola berikutnya. Dengan demikian kita tidak perlu
menghitung semua pola.
Contoh Soal Menemukan Pola
Tentukan hasil dari:

1 1 1
+ + ⋯+
1×2×3 2×3×4 8 × 9 × 10
Berpikir Logis
Berpikir logis merupakan strategi penyelesaian masalah

dengan menarik kesimpulan melalui suatu logika atau

penalaran dari informasi-informasi yang diketahui.
Contoh Berpikir Logis
Diketahui bilangan bulat positif a, b, a + b, 5a + b adalah bilangan prima, berapakah nilai dari a dan b?
Contoh Berpikir Logis 2
Diketahui ∠BDA = ∠CDB = 50ᵒ, ∠DAC = 20ᵒ, ∠CAB = 80ᵒ. Jika ∠BCA = xᵒ
dan ∠DBC = yᵒ. Tentukan jumlah digit dari bilangan x × y

Melihat Sudut Pandang Yang Berbeda
Terkadang beberapa soal sulit diatasi dengan menggunakan

pendekatan standar. Melihat soal dari sudut pandang yang berbeda

dapat membuat soal lebih cepat terselesaikan dan mudah.
Contoh Soal
Melihat Sudut Pandang Yang Berbeda
Ada berapa bilangan 10-angka yang habis dibagi 11111 di mana

angka-angka penyusunnya berbeda?

Menyederhanakan Masalah
Ada beberapa soal yang terlihat sangat sulit ketika kita

pertama kali membacanya. Pendekatan yang sangat

baik adalah mengubah soal tersebut ke dalam bentuk
yang lebih sederhana. Dengan mengerjakan masalah
yang telah disederhanakan ini, kita mungkin dapat
memperoleh solusi.
Contoh Soal
Menyederhanakan Masalah
Segi empat ABCD mempunyai panjang sisi AB = BC = CD, sudut ABC = 70 dan
sudut BCD = 170, berapa besar sudut BAD?

Bekerja Mundur
Beberapa soal melibatkan beberapa langkah-langkah,

hasil akhirnya diketahui dan kita diminta menentukan

kondisi/nilai awal permasalahan tersebut. Cara yang
paling efektif untuk menyelesaikan permasalahan
seperti ini adalah dengan mempertimbangkan langkah-
langkahnya dalam urutan terbalik atau mundur.
Contoh Soal Bekerja Mundur
Sebuah kalkulator hanya memiliki dua tombol yakni [+1] dan [x2].
Ketika kamu menekan salah satu tombol, kalkulator secara

otomatis akan langsung menampilkan hasilnya. Misalnya, jika
kalkulator awalnya menampilkan “2” dan kamu menekan [+1],
maka kalkulator akan menampilkan “3”. Jika kemudian kamu
menekan [x2], maka kalkulator menampilkan “6”.
Dimulai dengan tampilan “1”, berapa banyak penekanan tombol
paling sedikit yang diperlukan untuk mendapatkan “2020”?
Membuat Daftar Terurut
Ketika kita dihadapkan dengan soal yang mengandung

banyak data, kita sering menjadi bingung dengan cara

untuk menyajikan data. Cara yang bisa digunakan
adalah dengan mengatur informasi ke dalam daftar
dengan urut sehingga mudah ditelusuri jika ada yang
terlewat. Teknik ini dapat membantu kita menghitung
semua kemungkinan dan menghindari pengulangan.
Tentunya cara ini akan lebih mudah dibanding
menuliskan semua kemungkinan dengan acak.
Contoh Soal Membuat Daftar Terurut
Gunakan angka 2, 0, 1, dan 7 satu kali dan tidak ada

pengulangan untuk membentuk bilangan 4-angka. Berapa

banyak bilangan yang bersisa 2 jika bilangan dibagi 4?
Menulis Semua Kemungkinan
Menulis semua kemungkinan dapat menjadi cara yang efektif

untuk menyelesaian suatu soal. Meskipun dalam beberapa soal cara

ini bukanlah yang paling efisien, strategi ini adalah yang paling
mudah digunakan. Jika kita tidak memiliki langkah-langkah yang
teratur untuk menuliskan semua kemungkinan, strategi ini
seringkali tidak berhasil. Oleh karena itu, kita tetap perlu
menuliskan semua kemungkinan secara teratur/tidak acak untuk
meminimalisir kesalahan.
Contoh Soal
Menulis Semua Kemungkinan
Berapa banyak bilangan 2-angka yang jumlah angka

penyusunnya dapat dibagi dengan 7?

Trial and Error
Cara lain dalam menyelesaikan soal adalah dengan membuat

tebakan yang masuk akal kemudian periksa tebakan terhadap

kondisi masalah, ini yang dinamakan "Trial and Error". Kadang
kala dengan sekali mencoba kita dapat menghasilkan jawaban yang
benar, namun tak jarang pula kita harus mencoba berkali-kali
karena mendapat hasil “Error atau Salah” sebelum akhirnya
berhasil. Tebakan yang menghasilkan “Error” juga memberikan
manfaat karena dapat menghilangkan satu kemungkinan jawaban
dan memperoleh informasi lain yang dapat mengarah pada
jawaban yang benar.
Contoh Soal Trial And Error
Setiap bilangan dari 1 sampai 9 di

tempatkan di setiap lingkaran pada

gambar di samping. Jumlah setiap
sisi pada keempat sisi adalah sama.
Berapa banyak kemungkinan
bilangan yang dapat ditempatkan
pada lingkaran di tengah?
Terima Kasih

Materi 1 PGOA-2-MTK

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Materi 1 PGOA-2-MTK

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Pelatihan Olimpiade Guru SMA

Strategi Sukses Olimpiade

yang menguji kemampuan matematika siswa-siswa terbaik di

▪ Di tingkat nasional dikenal dengan OSN (sekarang KSN).

▪ IMO merupakan kompetisi berkelas olimpiade bidang sains tertua

▪ Pada tahun ini, IMO diselenggarakan secara daring dan diikuti

▪ Menumbuhkan dan mengembangkan intuisi matematika yang dapat

▪ Menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta terhadap matematika

▪ Memperkenalkan beberapa ide penting dalam matematika sejak dini

▪ Menumbuhkan semangat pantang menyerah

▪ Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan sahabat dari

▪ Memberikan peluang bagi siswa untuk memperoleh beasiswa dari

▪ Memilih siswa yang berbakat matematika.

▪ Pembinaan yang intensif.

▪ Peran guru, orangtua dan sekolah.

✓ Ciri – ciri Anak Berbakat Dalam Matematika.

▪ Memiliki ketertarikan yang lebih tinggi dalam

matematika dibandingkan teman sebayanya.

▪ Menjaring siswa dilakukan dengan 2 model soal :

Model soal rutin dan soal tidak rutin

▪ Secara berkala (setiap bulan) diadakan test eliminasi

▪ Perilaku siswa di kelas menjadi bahan pertimbangan

▪ Strategi Membina Calon Peserta Olimpiade.

▪ Latihan menuliskan jawaban secara sistematis (uraian).

▪ Belajar minimal seminggu 1 kali (bisa ditambah jika ada

▪ Lama belajar 2 jam

▪ Jumlah siswa disesuaikan kelas

▪ Siswa terlebih dahulu diajari materi pengantar,

kemudian diberi soal, setelah selesai, diberi materi

▪ Secara berkala siswa dilatih eksplorasi (memberikan alat-

alat peraga atau media tertentu untuk memecahkan

▪ Secara berkala diadakan kegiatan eksplorasi yang

▪ Eksplorasi bisa pula dilakukan melalui permainan.

▪ Orang tua yang ambisius sehingga memberikan beban mental

yang berat kepada anak.

▪ Siswa tidak mampu mengkomunikasikan jawaban secara tertulis

▪ Siswa yang terlalu percaya diri menjurus sombong, menganggap

▪ Siswa yang cenderung keras kepala.

▪ Mempunyai kemampuan matematika dalam tingkat kecanggihan yang

▪ Mengerti materi yang diujikan dalam olimpiade.

▪ Mengerti sistem kompetisi olimpiade.

▪ Bersemangat dan tidak mudah menyerah menghadapi masalah.

▪ Suka menciptakan soal.

▪ Memiliki komitmen yang tinggi untuk membina.

▪ Memiliki “Keikhlasan” sebagai Pembina.

▪ Terus menambah ilmu dan wawasan.

▪ Menjaring siswa berpotensi yang akan dibina.

▪ Membentuk tim olimpiade sekolah.

▪ Membuat jadwal dan anggaraan pembinaan.

▪ Melakukan pembinaan secara berkelanjutan.

▪ Aktif menambah wawasan matematika.

▪ Melakukan studi banding ke sekolah-sekolah dan rajin mengikutkan

▪ Menjalin kerjasama dengan pihak orang tua siswa, komite sekolah,

▪ Harus mempunyai sikap “jangan bertindak sebagai guru”.

▪ Sebaiknya memposisikan diri sebagai pembina/pelatih.

▪ Berperan sebagai motivator dan fasilitator.

▪ Memberikan masukan dan umpan balik ke siswa.

▪ Mendorong siswa untuk aktif mencari materi sendiri dari berbagai

▪ Mendorong terjadinya diskusi antara siswa dan pembina mengenai

▪ Memenuhi kebutuhan putra/putrinya dalam rangka menunjang

penguasaan materi olimpiade matematika.

▪ Mendukung pihak sekolah baik secara moral maupun materiil.

▪ Aktif mencari informasi lomba (dari senior, internet, teman di sekolah