Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

OLEH :

Nurliandari
2019205201079

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

1. Konsep Penyakit
a. Definisi Anemia

Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematocrit atau hitung eritrosit
(red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh
darah. Tetapi harus diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersbut
tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan
kehamilan. Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai
kepada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang
menyebabkan anemia tersebut (Sudoyo Aru ) dalam (NANDA NIC-NOC, 2015)

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tidakadekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah. Anemia bisa disebabkan oleh kehilangan darah, diare
dan malabsorbsi, frekuensi donor darah yang sering dan konsumsi makanan yang
tidak adekuat. Di samping itu keadaan tertentu seperti kebutuhanyang meningkat
pada masa pertumbuhan, menderita penyakit kronis (seperti tuberkulosis) serta
kehilangan darah karena infeksi parasit (malaria dan cacingan) akan memperberat
kejadian anemia (Nurarif, 2015).

b. Etiologi Anemia
Menurut (Tarwoto, 2010), Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit
tersendiri ( disease entity ), tetapi merupakan gejala berbagai macam
penyakit dasar ( undrlying disease ). Pada dasarnya anemia disebabkan oleh
karena :
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
2. Kehilangan darah keluar tubuh ( perdarahan )
3. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya ( hemolisis ).
Beberapa penyebab anemia :
1. Anemia mikrositik hipoktopi
a. Anemia defisiensi besi
1. Diet yang tidak mencukupi
2. Absorbsi yang menurun
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan/laktasi
4. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi donor darah
5. Hemoplobinuaru
6. Penyimpanan besi yang kurang seperti pada hemosiderosi paru
b. Anemia penyakit kronik
1. Dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi
ginjal, paru ( bronkolektosis, abses, empierma dan lain-lain )
2. Inflamai kronik seperti ardidis rematoid
3. Neoplasma seperti liforma, nekrosis jaringan
2. Anemia makrositik
a. Defisiensi bitamin B12 / pemisiosa : kurangnya faktor intrksi dan
absorpsi vitamin B12 menurun
b. Defisiensi asam folat yaitu gangguan metabolisme asam folat
3. Anemia karena perdarahan yaitu karena adanya pengeluaran darah yang
sedikit – sedikit atau cukup banyak baik yang diketahui atau yang tidak
diketahui.
4. Anemia hemolitik
a. Intriksik : kelainan membran seperti sferositosis hereditis,
hemoglobinuria makturnal pamosimal, glikolisis dan kelainan enzim
seperti defisiensi glukosa-6 fosfat dehidrognase ( GEDP )
b. Ekstrinsik : gangguan sistem imun, mikro agiopah, infeksi, luka bakar
dan hiperplanisme.
5. Anemia aplastik
Penyebab anemia ini bisa kongenital ( jarang ) idioppatik ( kemungkinan
autoimun ) LES, kemotrapi, radiotrapi, toksin seperti berzen, foluen
inseklitisid. Obat-obatan seperti keramfenikol, sulfenomid analgesk, anti
epilepstik, pasca hepatitis yaitu:
1. Kehilangan darah akut atau kronis
2. Ketidakseimbangan produksi RBC ( aplastic anemia )
3. Peningkatan kerusakaan RBC hemolesis
4. Kekurangan gizi : kekurangan zat besi, kekurangan B12 dan
kekurangan asam folat
Sedangkan etiologi anemia aplastik yaiu karena ketidakseimbangan
sumsum tulang untuk membentuk sel sel darah.

c. Klasifikasi
Klasifikasi menurut WHO dalam Psychologymania
1. Tidak anemia : 11 gr%
2. Anemia ringan : 9 – 10 gr%
3. Anemia Sedang : 7 – 9 gr%
4. Anemia berat : < 7 gr%
Klasifikasi anemia menurut Muchlisin Riadi yaitu
1. Anemia ringan sekali : 11 g/dL sampai dengan batas normal
2. Anemia ringan : 8 – < 11 g/dL
3. Anemia Sedang : 5 – < 8 g/dL
4. Anemia berat : < 8 g/Dl
Klasifikasi anemia menurut Chrisna Phaksi
1. Tidak anemia : 11 gr%
2. Anemia ringan : 9 – 10 gr%
3. Anemia Sedang : 7 – 9 gr%
4. Anemia berat : < 7 gr%

d. Manifestasi Klinis
1. Manifestasi klinis yang sering muncul
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik/pikiran menurun
2. Gejala khas masing-masing anemia :
a. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia
defisiensi besi.
b. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit pada
anemia hemolitik.
c. Mudah infeksi pada anemia aplastic dan anemia karena keganasan.
3. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda anemia umum : pucat, takikardi, pulsus celer, suara pembuluh
darah spontan, bising karotis, bising sistolik anorganik, perbesaran jantung
b. Manifestasi khusus pada anemia :
- Defisiensi besi : spoon nail, glositis
- Defisiensi B12 : paresis, ulkus di tungkai
- Hemolitik : ikterus, splenomegali
- Aplastik : anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi
e. pathway
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Tes Penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian
pada komponen-komponen berikut ini : kadar hemoglobin, indeks eritrosit,
(MCV, MCV, dan MCHC), apusan darah tepi
b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah (LED), dan hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikaan informasi
mengenai keadaan system hematopoiesis
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk menginformasi
dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen berikut ini :
1) Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferrin, dan
ferritin serum
2) Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12.
3) Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan sitokimia
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin, asam
urat, faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi : torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH =
fluorescence in situ hybridization)

g. Komplikasi

Menurut Reksodiputro (2004) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2010), komplikasi
dari anemia yaitu: Gagal jantung kongesif; Parestesia; Konfusi kanker; Penyakit
ginjal; Gondok; Gangguan pembentukan heme; Penyakit infeksi kuman;
Thalasemia; Kelainan jantung; Rematoid; Meningitis; Gangguan sistem imun

h. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anemia ditujuakan untuk mencari penyebab dan mengganti


darah yang hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1. Anemia aplastic
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresifantthimocyte
globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari.
Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila
diperlukan dapat diberikan transfusi RBC rendah leuokosit dan platelet.
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada pasien dialysis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat.
Kalau tersedia dapat diberikan eritropoetin rekombinan.
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk anemianya. Dengan menangani kelainan yang
mendasarinya, maka anemia akan terobati dengan sendirinya.
4. Anemia pada defisiensi besi dan asam folat
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosus 3x10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang
dari 5 gr%.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
defisiensi disebabkan oleh defek absorbs atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikanvitamin B12 dengan injeksi IM
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi
c. Pada anemia defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 3x5 mg/hari.
d. Anemia defisiensi asam folat pada pasien dengan gangguan absorbs,
penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara
IM
6. Anemia pasca perdarahan
Dengan memberikan transfuse darah dan plasma. Dalam keadaan darurat
diberikan secara intavena dengan cairan infus apa saja yang tersedia
7. Anemia hemolitik
Dengan pemberian transfuse darah menggantikan darah yang hemolysis
2. Proses Keperawatan
a. Pengkajian data dasar
1. Identitas pasien, meliputi:
Nama, Umur : biasa nya yang terserang anemia umumnya adalah dewasa, Jenis
Kelamin : biasa nya yang dominan terkena Anemia adalah perempuan, Agama,
Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk, No. Register,
Diagnosa medis.Penanggung jawab, meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien
2. AlasanMasuk
Klien mengeluh pusing,lemah,mual dan muntah,badan terasa letih,pucat,akral
dingin

3. RiwayatKesehatan

a) Riwayat KesehatanSekarang

 Keletihan, kelemahan, malaiseumum

 Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebihbanyak.

 Sakitkepala

 Nyeri mulut &lidah

 Kesulitanmenelan

 Dyspepsia,anoreksia

 Klien mengatakan BBmenurun

 Nyeri kepala,berdenyut, sulitberkonsentrasi

 Kemampuan untuk beraktifitasmenurun

b) Riwayat kesehatandahulu
Pengkajian riwayat dahulu yang mendukung dengan melakukan serangkaian
pertanyaan, meliputi:
 Apakah sebelumnya klien pernah menderitaanemia.
 Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangkalama.
 Apakah pernah menderita penyakitmalaria.
 Apakah pernah mengalami pembesaranlimfe.
 Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar seperti
kankerpayudara, leukimia, dan multipel mieloma.

 Apakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran


dengan radiasi.

 Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan


ginjal dan hati.

 Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan


defisiensiendoktrin.

 Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting, seperti


vitamin B12 asam folat, vitamin C danbesi.

4. Riwayat KesehatanKeluarga

 Kecendrungan keluarga untuk anemia.

 Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit


anemiacongenital.

 Keluarga adalah vegetarian berat.

 Social ekonomi keluarga yangrendah.

5. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 ( E:4 V:5
M:6)
TTV
TD : biasanya meningkat
N :Biasanya meningkat
P :Biasanya cepat
S :Biasanya meningkat

a. Kepala
Bagaimana kesimetrisan,warna rambut,kebersihan kepala,rambut kering,
mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit kepala, pusing,
b. Mata
Sclera tidak ikterik,konjungtiva anemis,pupil isokor.
c. Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telinga.
d. Hidung
Kesimetrisan,fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada perdarahan pada
hidung atau tidak.
e. Mulut
Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi, kebersihan gigi,
stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
f. Leher
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid / tidak, adanya
pembesaran kelenjar getah bening.
g. Thorax
Paru-paru :
I : Pergerakan dinding dada, takipnea,orthopnea, dispnea (kesulitan
bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat melakukan aktivitas jasmani
merupakan menifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.
P : Taktil premitus simetris P :SonorA :Bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas
tambahan lainnya.
h. Jantung
I : jantung berdebar-debar, Takikardia dan bising jantung
menggambarkan beban jantung dan curah jantungmeningkat
P : Tidak teraba adanya massa
P : pekak
A : Bunyi jantung murmur sistolik
i. Abdomen
I : Kesimetrisan,diare,muntah,melena / hematemesis.
A : Suara bisingusus
P : Terdapat bunyi timpani,
P : Terabanya pembesaran hepar / tidak, adanya nyeri
tekan / tidak.
j. GenitaliaNormal / abnormal
a. Integumen Mukosa pucat,kering dan Kulit kering
b. Ekstermitas Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa,
Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok, kelemahan dalam
melakukan aktifitas
b. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan sindrom hipoventilasi, penurunan transfer oksigen keparu
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrisi ke sel
3. Intoleransi aktivitas b.d penurunan pengiriman oksigen ke jaringan

c. Rencanaa Tindakan Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI Rasional


1 Pola Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi
Napas keperawatan selama 3x24 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Untuk mengetahui
Tidak jam masalah gangguan pola kedalaman, usaha napas) perkembangan status kesehatan
Efektif napas tidak efektif dapat 2. Monitor bunyi napas tambahan pasien dan mencegah komplkasi
berhubu teratasi dengan kriteria hasil : (mis. gurgling, mengi, lanjutan
ngan 1. Dispnea dari skala 1 wheezing, ronkhi kering) 2. sputum adalah adalah mukus
dengan meningkat menjadi skala 5 3. Monitor sputum (jumlah, warna, yang keluar saat batuk dari
sindrom menurun aroma) saluran pernapasan atas. Dalam
hipovent 2. Penggunaan otot bantu Terapeutik dunia kedokteran, sampel dahak
ilasi, napas dari skala 1 1. Pertahankan kepatenan jalan biasanya digunakan untuk
penurun meningkat menjadi skala 3 napas dengan head-tilt dan chin- investigasimikrobiologi infeksi
an sedang lift (jaw-thrust jika curiga pernapasan dan investigasi
transfer 3. Frekuensi napas dari 1 trauma survikal) sitologi sistem pernapasan.
oksigen memburuk menjadi skala 2. Posisikan semi-fowler atau Terapeutik
keparu 5 membaik fowler 1. hin Lift maneuver (tindakan
3. Berikan minuman hangat mengangkat dagu)Jaw thrust
4. Berikan oksigen, jika perlu maneuver (tindakan mengangkat
Edukasi sudut rahang bawah)Head Tilt
1. Anjurkn asupan cairan 2000 maneuver (tindakan menekan
ml/hari, jika tidak dahi)
kontraindikasi 2. semi flower (setengah duduk)
2. Ajarkan teknik batuk efektif adalah posisi berbaring dengan
Kolaborasi menaikan kepala dan badan 30-
Kolaborasi pemberian bronkodilator , 45 deraja.
ekspektoran, mukolitik, jika perlu 3. Flower adalah posisi berbaring
dengan menaikan kepala dan
badan 80-90 derajat
4. Minuman hangat berguna untuk
membantu menjaga daya tahan
tubuh
5. Oksigen sangat diperlukan oleh
mahluk hidup untuk bernafas

Edukasi
1. Kontraindikasi adalah
pertentangan dua hal yang
sangat berlawanan atau
bertentangan. Pemberian
osikgen kurang dari 40%
2. Tehnik batuk efektif yaitu
anjurkan minum air hangat
sebelum memulai latihan batuk
efektif,atur posisi duduk dengan
mencondongkan badan ke
depan,tarik nafas dalam melalui
hidung dan hembuskan melalui
mulut sebanyak 4-5 kali, pada
tarikan nafas dalam yang
terakhir, nafas ditahan selama 1-
2 detik.

Kolaborasi
1. Pemberian bronkodilator dapat
di gunakan untuk meredakan
gejala penyakit obstruktif paru
kronis, bronkodilator bekerja
dengan cara melebarkan bronkus
dan merelaksasi otot-otot pada
saluran pernafasan

2. Perfusi setelah dilakukan Observasi observasi


perifer tidak
tindakan keperawatan 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi 1. Pemeriksaan sirkulasi perifer
efektif
b.d selama 3 X 24 jam periper, edema, pengisian kapiler, bertujuan untuk mengatasi gejala,
penurunan masalah perfusi perifer warna, suhu) agar pasiien dapat kembali
komponen teratasi dengan krirteria 2. Identifikasi faktor resiko gangguan beraktivitas seperti sebelumnya
seluler yang hasil : sirkulasi(mis.diabetes, 2. Untuk mengidentifikasi gangguan
diperlukan 1. penyembuhan luka perokok,orang tua hipertensi dan sirkulasi serta memudahkan aliran
untuk meningkat kadar kolestrol tinggi) oksigen
pengiriman 2. Edema perifer 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri 3. Untuk mengidentifikasi adanya
oksigen atau menurun atau bengkak pada ekstermitas. inflamasi
nutrisi ke sel 3. Nyeri ekstermitas Terapeutik
menurun 1. Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan darah
pada ekstermitas dengan
keterbatasan perfusi
3. Hindari penekanan dan pemasangan
tourniquet pada area yang cidera
4. Lakukan pencegahan infeksi
5. Lakukan perawatan kaki dan kuku
6. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti merokok
2. Anjurkan berolahraga rutin
3. Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit terbakar
4. Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah, anti
koagulan, dan penurun kolestrol
jika perlu
5. Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur

3. Intoleransi Setelah dilakukan intervensi Observasi :


aktivitas b.d keperawatan selama 3 x 24 Observasi : 1. Untuk menjaga pola dan jam
penurunan jam diharapkan menunjukan 1. Monitor pola dan jam tidur tidur
pengiriman peningkatan toleransi 2. Monitor lokasi dan 2. Untuk mengethaui lokasi dan
oksigen ke peningkatna, dengan KH : ketidaknyamanan selama ketidaknyamanan dalam
jaringan 1. Kemudahan melakukan melakukan aktivitas melakukan aktivitas
aktivitas sehar-hari Terapeutik : Terpeutik :
meningkat 1. Sediakan lingkungan nyaman dan 1. Untuk menjaga kenyamanan
rendah stimulus (mis. Cahaya, pasien
suara, kunjungan) 2. Untuk dapat menangkan pasien
2. Berikan aktivitas distraksi yang Edukasi :
menenagkan 1. Untuk menghindari pasien agar
Edukasi : tidak kelelahan
1. Anjurkan tirah baring 2. Agar pasien dapat melakukan
2. Anjurkan melakukan aktivitas aktivitas secara bertahap
secara terhadap 3. Untuk mengurangi kelelahan
3. Ajarkan streategi koping untuk Kolaborasi :
mengurangi kelelahan Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi
Kolaborasi : tubuh
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Tarwoto, Ns. Dkk. 2010.Kesehatan Remaja problem dan solusinya.Jakarta:Salemba


Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI),Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI),Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Iintervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI),Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai