737 2114 1 SM
737 2114 1 SM
ISSN 2548-788
Perkembangan Hukum
Tindak Pidana Ekonomi
Sadino, Bella Nurul Hidayati
sadinob@gmail.com
Abstrak-Secara umum tindak pidana ekonomi telah diatur dalam UU drt No. 7/1955, namun
undang-undang tersebut juga memberikan kesempatan kepada generasi selanjutnya untuk
untuk menjabarkan norma dan pengertian perekonomian negara yang berkaitan dengan
perekonomian secara umum serta bersifat merugikan negara
13
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
14
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
15
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
16
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
17
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
18
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
19
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
C. Sistem Peradilan Tindak Pidana Ekonomi Ps. 35 ayat (2) dikatakan bahwa
pengadilan pada tingkat pertama tindak
1. Penyelesaian di Luar Acara (Schikking) pidana ekonomi adalah pengadilan
dalam Tindak Pidana Ekonomi ekonomi. Berdasarkan kedua ketentuan
Pompe menunjuk patokan Pasal 91 WvS ini berarti bahwa dengan adanya hakim,
Ned (Pasal 103 KUHP) yaitu jika panitera dan jaksa adalah tugas khusus
ketentuan undang-undang (diluar atau pengkhususan dari peradilan umum.
KUHP) banyak menyimpang dari Pengadilannya khusus hanya pengadilan
ketentuan umum hukum pidana (Bab I – ekonomi saja yang dapat memeriksa dan
Bab VIII Buku I). Wvs Ned (Bab I – mengadili perkara pidana ekonomi
Ban VIII Buku I KUHP) maka itu bukan pengadilan negeri. Hanya
merupakan hukum pidana khusus. lokasinya saja ada di Pengadilan Negeri.
Patokan seperti ini sejajar dengan Ps. 35 ayat (1) memberikan arti
adagium lex specialis derogate legi Pengadilan Ekonomi ada di Pengadilan
generali (ketentuan khusus Negeri. Pengadilan Ekonomi itu timbul
menyingkirkan ketentuan umum). ketika pada saat memeriksa dan
Hukum pidana ekonomi mempunyai mengadili perkara pidana ekonomi.
watak tersendiri yang ternyata pada Fisiknya tidak Nampak akan tetapi
aturan Strafbaarheid nya yang semuanya fungsinya ada.
menyimpang dari hukum pidana biasa.
Contoh yang ditempuh oleh Pompe ialah Menurut Ps. 36, seorang Hakim atau
dapatnya dipidana dari badan hukum, Jaksa pada Pengadilan Ekonomi itu
perampasan barang-barang bukti dapat dipekerjakan lebih dari satu
(maksudnya termasuk barang-barang Pengadilan Ekonomi. Perlu diketahui
kepunyaan pihak ketiga) dan barang ketentuan ini, dikehendaki pada tahun
tidak berwujud). Penyelesaian diluar 1955 untuk mempercepat dan
acara (schikking) dan disamping itu memberantas tindak pidana ekonomi,
penyimpangan dari ketentuan acara ketika itu Hakim di Indonesia tidak
pidana yang penting.4 sebanding dengan tindak pidana yang
ada.5 Oleh karena pada Ps. 36 itu tidak
2. Peradilan Tindak Pidana Ekonomi disebut Panitera berarti Panitera tidak
Peradilan tindak pidana ekonomi yang dapat dipekerjakan lebih dari satu
diatur dalam UU Drt. No. 7 Tahun 1955 Pengadilan Ekonomi.
terdapat perbedaan dengan peradilan
tindak pidana lainnya baik peradilan Untuk mengatasi kesulitan terhadap
tindak pidana khusus maupun pada percepatan, penyelesaian tindak pidan
tindak pidana umum. ekonomi maka dalam Ps. 37 diatur
20
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
21
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
22
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
23
Vol. II No. 1 Januari Tahun 2017 No. ISSN 2548-788
24