Skripsi Waston
Skripsi Waston
SKRIPSI
Oleh :
WASTON
71170211041
MEDAN
2021
STRATEGI GURU TAHFIZ QUR’AN DALAM MENINGKATKAN
HAFALAN AL-QUR’AN SANTRI DI PESANTREN ADLANIYAH
MODERN KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
KABUPATEN PASAMAN
SKRIPSI
Oleh :
WASTON
71170211041
Pembimbing I Pembimbing II
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Swt, atas izin dan karunianya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini baik. Sholawat berangkaikan salam kepada nabi Muhammad Saw, nabi
akhir zaman yang menjadi suri tauladan dan rahmat bagi semesta alam. Semoga
syaafaatnya kita dapatkan dihari kemudian kelak. Adapun judul skripsiyang saya
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada program studi
banyaknya kelemahan dan kekurangan dalam penelitian skripsi ini. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang dapat membangun sangat peneliti harapkan demi
perbaikan dan kemampuan peneliti pada karya tulis lainnya dimasa mendatang.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
1. Bapak Rektor Universitas Islam Sumatera Utara, beserta staf kerjanya yang
i
2. Bapak Dr. Mohammad Firman Maulana, M.Ag selaku Dekan Fakultas Agama
dalam menuntut ilmu, tiada kata yang dapat terlukiskan perjuangan dan
4. Staf biro yang telah membantu penelitian dalam semua urusan akademik dan
perkuliahan.
5. Bapak dan ibu staf pengajar Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama
bermanfaat.
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari sistematika penulisan maupun
dari peneitian kata yang digunakan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik yang
membangun dari kesempuranaan penelitian yang lain dimasa yang akan datang.
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi kita semua. Atas
Medan, ..................
Peneliti
Waston
71170211041
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 9
D. Batasan Istilah....................................................................................... 11
E. Sistematika Penulisan........................................................................... 12
A. Guru Tahfiz........................................................................................... 14
1. Pengertian Guru........................................................................ 14
2. Pengertian Tahfiz...................................................................... 21
B. Al-Qur’an.............................................................................................. 22
1. Pengertian Al-Qur’an................................................................ 22
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 29
B. Lokasi Penelitian.................................................................................. 30
C. Informasi Penelitian.............................................................................. 30
iii
D. Sumber Data......................................................................................... 31
1. Temuan Umum......................................................................... 36
2. Temuan Khusus........................................................................ 39
A. Kesimpulan........................................................................................... 48
B. Saran..................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 50
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia dewasa untuk membina kepribadian peserta didik yang belum
mamnusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
yang sangat penting, sebab salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk
pendidikan dalam era globalisasi saat ini telah merambah ke era kompetensi.
1
2
Bukan suatu hal yang aneh jika beberapa lembaga pendidikan berusaha
dalam pemenuhan kwalitas sumber daya manusia yang berintelektual dan religius.
pendidikan terdapat suatu proses yang disebut belajar. Belajar adalah suatu proses
yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. 2 Perubahan tersebut bersifat
menanamkan nilai-nilai keagamaan yang kuat kepada anak. Hal ini telah banyak
disadari oleh para orang tua, terbukti dengan banyak lembaga pendidikan islam
1
Zaini, Landasan Pendidikan. (Yogyakarta: Mistaq Pustaka, 2011), hlm. 1
2
Aunurrahman, BelajardanPembelajaran, (Jakarta : Alfabeta, 2013), hlm.21
3
Qur’an mempunyai pengaruh yang sangat baik bagi seorang anak. Seorang anak
akan belajar untuk mengenal lebih dalam Al-Qur’an, mencintai Al-Qur’an. Selain
itu juga tujuan yang terpenting yakni untuk menumbuhkan, mengembangkan serta
mempersiapkan bakat hafidz dan hafidzah pada anak, sehingga nantinya menjadi
bersumber pada ajaran agama Islam yaitu Al-Qur’an dan sunah. Sebagaimana
selama-lamanya, bahwa Allah akan selalu menjaga Al-Qur’an dan salah satu
caranya adalah melalui hafalan para Qurra’, dan hati para Qurra’ adalah tempat
dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Allah Swt telah memerintahkan kepada
setiap waktu.
dalam konteksnya Al-Qur’an sebagai bidang studi tetapi dalam prosesnya tidak
3
Departemen Agama RI, Al-Qu’andanTerjemahnya, (Jakarta : Depag RI, 2016), hlm.372
4
pribadi muslim yang taat beribadah kepada Allah serta dapat mengamalkan
seluruh ajaran yang ada di dalamnya. Budaya tahfidz di sekolah merupakan cara
berfikir dan cara bertindak warga sekolah yang didasarkan atas nilai-nilai
dengan Allah SWT yang menunjukkan kelebihan dari pada seseorang harus
mengamalkan segala apa yang telah diperolehnya. Disisi lain nilai-nilai yang
bersifat nilai Islami adalah tahfidz yang memang membentuk manusia menjadi
lebih bertaqwa kepada Allah SWT. Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada umumnya
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar. (Yogyakarta: Penerbit
4
berbagai prestasi yang di miliknya dan juga metode untuk mengembangkan bakat
dan kemampuan peserta didik mereka dari berbagai bidang yang di wujudkan
diPesantren Adlaniyah Modren adalah dalam bidang Tahfidz atau hafalan Al-
Qur’an.
bimbingan Tahfidz. Program Tahfidz di adalah program yang diikuti oleh siswa
guru Madrasah juga Kepala Sekolah dalam pemilihan peserta didik yang dapat
mengikuti program tersebut. Guru memilih dan memilah peserta didik yang dirasa
mampu mengikuti program hafalan Al-Qur’an ini. Program Tahfid ini adalah
program yang masih baru danberjalan hampir empat tahun. Program ini
pelaksanaannya di luar jam sekolah yaitu setiap hari pukul 14.00 WIB sampai
15.10 WIB dan libur pada hari jum’at dan minggu, bagi peserta didik yang
dahulu saat pukul 11.30 WIB. Peserta didik pada umumnya pulang belajar setelah
sholat dzhuhur yaitu pada pukul 12.30 WIB.11 Program kerja sama ini dibina dan
di kembangkan di sebuah rumah atau pondok miliki kepala Madrasah dan dengan
dengan baik.
Program tahfidz ini juga merupakan program yang sangat di dukung oleh
orang tua masing-masing peserta didik karena program ini merupakan program
yang sangat bermanfaat untuk anak mereka. Dukungan orang tua peserta didik
dapat berupa materi, tenaga maupun bimbingan kepada anak mereka masing-
masing. Program ini sangat memerlukan andil orang tua yang sangat mendalam
mengerahkan tenaga orang tua mereka, sumbangan materi maupun bantuan orang
tua kepada anak saat hafalan di rumah. Sehingga terwujudlah program ini dengan
baik dan juga matang.Beberapa siswa yang mengikuti program tahfidz ini juga
melalui pengeras suara yang dapat di dengar masyarakat sekitar.Selain itu, mereka
juga mengikuti program pondok Romadhon yang terpisah dari kebanyakan murid
didik. Meskipun mereka mengikuti program yang sangat ketat dan menyita waktu
7
mereka. Di rumah mereka harus bisa membagi waktu antara hafalan, belajar,
mengaji serta waktu bermain. Waktu bermain mereka sangat kurang jika di
bandingkan dengan peserta didik lainnya. Hal itu tidak mengurangi prestasi
tahfidz selaras dengan prestasi mereka di sekolah. Kebanyakan dari mereka yang
mengikuti program tahfidz ini juga mendapat prestasi yang memuaskan saat di
rangking satu di Sekolah mereka juga mendapatkan rangking satu. Menurut salah
Qur’an dengan cara berulang-ulang agar siswa tidak merasa terbebani, dan tanpa
mengucapkan”.6.
tahfidz tetap mendapatkan nilai yang sangat baik di sekolah. Karena seperti janji
Allah SWT bahwa sesungguhnya orang yang berusaha menghafal Al-Qur’an akan
Al-Qur’an dan sering di asah untuk menghafal Al-Qur’an maka Allah SWT
beberapa hambatan yang sangat besar yang berdampak pada anak didik, yaitu
bimbingan orang tua dan perhatian orang tua kepada anak. Apa bila orang tua
mendukung sang anak pada program tersebut masih kelas dua anak tersebut sudah
6
Khalid Bin Abdul Karim Al-Lahim, Mengapa Saya Menghafal Al-Qur’an. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2019), hlm. 19
8
dapat menghafal juz satu, namun bila andil orang tua yang kurang anak hanya
akan berhenti dan mengulang-ulang hafalan pada ayat-ayat pendek dan tidak
mempunyai kemajuan.
diterapkan pada siswa tingkat Ibdtidaiyah, dimana para siswa banyak yang hafiz
Qur’an antara 10 – 30 juz. Dalam membentuk siswa hingga menjadi hafiz qur’an
Ada beberapa strategi hafalan Al-Qur’an yang biasa diterapkan, antara lain
metode mengulang hafalan yaitu metode menulis ayat-ayat lalu dihafalkan, dalam
hal ini penulis ingin melihat strategi mana yang diterapkan oleh guru dalam
Berdasarkan fakta di lapangan santri atau siswa banyak yang tahfiz atau
hafal Al-Qur’an antara 1 sampai 30 juz dengan tingkatakn kelasnya, hal ini
menunjukkan adanya peningkatan hafalan Al-Qur’an bagi siswa setiap bulan dan
setiap tahunnya baik peningkatan dari sisi kualitas hafalan maupun peningkatan
tentunya tidak terlepas dengan adanya strategi guru dalam meningkatkan hafalan
menghafal maupun strategi dari segi waktu menghafal. Oleh karena itu penulis
9
ingin mengetahui lebih mendalam tentang strategi yang diterapkan guru bidang
tersebut, dan siapa sajakah yang perlu berperan untuk membuat program
pembelajaran tahfidz dan juga program pendidikan formal tetap berbanding lurus
prestasi mereka. Dan peneliti juga ingin melihat apakah ada hambatan bagi guru
B. Rumusan Masalah
Modren?
3. Apa saja hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran tahfidz Al-
Adlaniyah Modren?
1. Tujuan Penelitian
Modren
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Praktisi
b. Bagi Akademis
sebagai acuan agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi
dan dapat mencoba menggunakan stratege atau jenis lain dalam meningkatkan
hafalan qur’an.
D. Batasan Istilah
Agar penelitian ini tidak terlalu umum pengertiannya, maka perlu dibuat
batasan-batasan istilah dalam sebuah penelitian dan yang menjadi batasan istilah
1. Strategi guru adalah pola umum yang dirancang oleh guru sebagai
potensi yang ada pada diri peserta didik, baik dari segi kognitif
dalampembelajaranTahfiz Qur’an.
mengamalkannya.8
E. Sistematika Penulisan
sistematika hasil yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut:
dengan rincian sebagai berikut: Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi
dan abstrak.
7
Agus Suprijono, Coopeprative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2019), hlm. 46
88
Hamdan, StrategiTahfizQur;an(Jakarta : Al-Husna, 2019), hlm.3
13
skripsi.
syarat tahfidz al-Qur’an, alat dan sumber pembelajaran tahfidz al-Qur’an, metode
Bab III metode penelitian, terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian,
lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, teknik pengumpulan
Bab IV hasil penelitian, terdiri dari: paparan data dan temuan penelitian,
LANDASAN TEORITIS
A. Guru Tahfiz
1. Pengertian Guru
Indonesia, guru ialah orang yang mengajari orang lain, baik mengajarkan
lingkungan masyarakat.8
Menurut Chaerul pengertian guru secara bahasa yaitu guru sering disebut
8
Murip Yahya, Profesi Kenaga Kependidikan, 2013, (Bandung: CV Pustaka Setia), hlm.
24.
9
Chaerul Rochman, Dkk, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru: Menjadi Guru
Di Cintai dan Diteladani Oleh Siswa, 2012, (Bandung: Nuansa Cendeki), hlm. 23-24.
14
15
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.10
Pengertian ini lebih memfokuskan bahwa guru ialah pemegang utama pada bidang
a. Peran Guru
kepada peserta didik, selain itu juga bertugas melakukan pelatihan dan bimbingan
10
Abuddin Nata, Pengembangan Profesi Keguruan Dalam Perspektif Islam, 2019,
(Depok: Rajawali Press), hlm. 182.
11
Murip Yahya, Profesi Kenaga Kependidikan, 2013, (Bandung: CV Pustaka Setia), hlm.
24.
12
Suparmin, Profesi Kependidikan, 2015, (Surakarta: Fataba Press), hlm. 58.
16
sebagai kulminator.
bagi peserta didik dan lingkungannya. Guru harus memiliki sikap diantaranya:
didik.
4) Peran guru sebagai pelatih yaitu melatih peserta didik dalam hal
masing-masing individu.
17
sekolah. Guru juga harus mendalami dan memahami ilmu kesehatan mental
Guru adalah model dan teladan untuk peserta didiknya. Sebagai model
guru akan ditiru oleh peserta didik. Sedangkan sebagai teladan guru akan
mendapat sorotan dari peserta didik dan lingkungannya terkait pribadi dan
Peran guru sebagai pribadi adalah guru harus memiliki kepribadian yang
penelitian oleh seorang guru. Guru merupakan seorang peneliti atau pencari
yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Guru harus bekerja secara
sesuatu hal yang baru. Guru berusaha mengatasi masalah peserta didik yang
b. Tugas Guru
manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 13 Menurut Jamal Ma‟mur
1) Educator (Pendidik)
Tugas guru yang pertama ialah mendidik peserta didik sesuai dengan
materi pelajaran yang akan diberikan oleh pendidik. Guru sebagai educator,
ilmu merupakan syarat yang utama. Guru harus bisa mengetahui berbagai
2) Leader (Pemimpin)
13
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif: Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup
Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm. 17.
14
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif,
(Yogyakarta: Diva Press), hlm. 39-41.
20
efektif dan berkualitas. Guru juga harus pintar membaca potensi peserta didik
agar bisa diarahkan sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik tersebut.
3) Fasilitator
c. Kompetensi Guru
oleh guru dalam melakukan pekerjaannya, baik yang berupa perilaku, kegiatan
maupun hasil yang dapat ditunjukkan, lebih jelasnya kemampun yang menuntut
yang dituntut atas jabatan seseorang, dengan demikian seorang guru harus
Undang-Undang Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV
15
Murip Yahya, Profesi Kenaga Kependidikan, 2013, (Bandung: CV Pustaka Setia), hlm.
31.
16
Tukiran Taniredja, Dkk, Guru Yang Profesional, 2016, (Bandung: Alfabeta), hlm. 15.
21
2. Pengertian tahfiz
ingatan mereka.
menghafal Al-Qur‟an ialah fardhu kifayah, apabila ada anggota masyarakat yang
(taqarrub) yang paling agung.19 Nabi Muhammad Saw. bersabda Yang artinya:
(HR. Al-Bukhari)
17
Masagus H A Fauzan Yayan, Quantum Tahtidz: Metode Cepat dan dan Mudah
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Erlangga), hlm. 48.
18
Sa’dulloh Soekanto, Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani), hlm.
19.
19
Majdi Ubaid, 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an , 2014, (Solo:Aqwam), hlm. 44.
22
Menghafal Al-Qur‟an ialah suatu pekerjaan yang mulia disisi Allah SWT.
Apabila kita menghafal Al-Qur‟an dengan ikhlas karena Allah kita akan
sehingga ia tidak akan buta huruf terhadap Al-Qur‟an, terbukti dengan masih ada
B. Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur‟an secara bahasa yaitu yang dibaca atau bacaan. Sedangkan secara
istilah menurut ahli agama (‘uruf syara’), ialah nama bagi kalam Allah yang
Sedangkan secara istilah Al-qur‟an ialah kata-kata Allah yang azaliy, diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril as. yang ditulis pada mushaf
20
Sa’dulloh Soekanto, Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani), hlm.
25.
21
Abdul Aziz Abdul Ra’uf Al-Hafizh, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah,
2004, (Bandung: Syamil), hlm. 2.
Tengku Muhammad Hasbi Ash Ahiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-
22
yang diturunkan secara mutawatir, sebagai petunjuk bagi manusia dan bernilai
Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman,
diriwayatkan secara mutawatir (oleh banyak orang), dan bagi yang membacanya
(uslub/ta’bir).
Munzir Hitami, Pengantar Studi Al-Qur’an: Teori dan Pendekatan, (Yogyakarta: Lkis),
23
hlm. 15-16.
24
Chusniatun, Dkk, Pendidikan Al-Qur’an dan Pendidikan Al-Hadist: Terampilan
Medesain Pembelajaran dan Pengajarannya, 2018, Surakarta: Muhammadiyah University press.
Massagus H A Fauzan Yayan, Quantum Tahfidz: Metode Cepat dan Mudah Menghafal
25
a. Apabila disertai dengan keikhlasan dan amal saleh, maka ini merupakan
cemerlang dan ingatan yang tajam bagi orang yang menghafal Al-Qur‟an.
dapat berprestasi lebih tinggi dari pada temannya yang tidak menghafal
Al-Qur‟an.
d. Perilaku yang baik, akhlak, serta identitas yang baik adalah yang dimiliki
i. Banyak sekali contoh-contoh yang berkenaan dengan ilmu Sharaf dan ilmu
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat manfaat Al-Qur‟an dan
juga banyak sekali manfaat menghafalkan Al-Qur‟an. Untuk itu, kita sebagai
orang beriman setelah mengetahui manfaat Al-Qur‟an dan manfaat menghafal Al-
Qur‟an kita akanmenjadi semakin bijak dalam melakukan segala sesuatu di dalam
kehidupan kita.
pendapat.
b. Para penghafal Al-Qur‟an akan jauh lebih kokoh dan lebih teruji di medan
yaitu:28
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sbuk Bisa Menghafal Al-Qur’an, 2012, (Yogyakarta:
27
kiamat.
sebagai penghafalkan Al-Qur‟an sangat banyak dan sangat mulia. Maka, apabila
kita ingin menjadi penghafal Al-Qur‟an kita harus istiqomah dan ikhlas ketika
menghafalkan Al-Qur‟an. Agarkita bisa hafal dengan baik dan benar sesuai
mengamalkannya.
a. Keutamaan di Dunia
29
Abdul Aziz Abdul Ra’uf Al-Hafizh, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah,
2004, (Bandung: Syamil), hlm. 28-38.
27
menjelaskan,
Al-Qur‟an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang
1) Talqin Yaitu cara pengajaran hafalan yang dilakukan seorang guru dengan
membaca bergantian.
30
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sbuk Bisa Menghafal Al-Qur’an, 2012, (Yogyakarta: Pro-U
Media), hlm. 83-89.
28
gurunya).
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip Lexy J. Moleong adalah
prosedur penelitian yang yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata kata
tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang dapat diamati, penelitian ini
mengedepankan data deskriptif berupa tulisan, pernyataan lisan dan tingkah laku
penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus
merupakan penelitian yang dilakukan terhadap objek atau sesuatu yang harus
peristiwa yang terjadi dalam sebuah kasus, yang dalam hal ini adalah
dianggap lebih akurat dalam menjawab fenomena yang terjadi berkaitan dengan
1010
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hm. 4
1111
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hln. 113
29
30
B. Lokasi Penelitian
C. Informan Penelitian
populasi dan sampel secara acak. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel
2. Pengasuh(musyarifah)
4. Siswa
D. Sumber Data
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokument dan
lain-lain”.13
Dengan demikian maka sumber data dalam penelitian ini didasarkan pada
para pengasuh.
pengasuh.
hlm. 324
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Cipustaka Media,
1414
Observasi partisipan yang digunakan adalah peran serta pasif dan aktif.
Pada tahap awal peneliti hadir dalam lingkungan, tetapi peneliti tidak berperan
tindakan secara pasif untuk mengenal lingkungan penelitian. Pada tahap ini,
informan.
2. Wawancara
Tahfiz Qur’an.
Adapun yang menjadi indikator dari strategi guru tahfidz Qur’an dalam
No Aspek Indikator
1 Strategi Guru 1. Guru menguasai seluruh metode
tahfiz
2. Dalam menerapkan metode
dilakukan secara bergantian dan
berurut
3. Menggunakan tartil dalam
menghafal Al-Qur’an
2 Peningkatan Hafalan Qu’an 1. Peningkatan kuantitas hafalan Al-
Qur’an dari 1-30 juz
2. Peningkatan Bacaan
dengan penelitian. Berbagai dokumen yang akan diperoleh seperti data statistik
kedalam pola katagori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan hipotesis kerja seperti yang disarankan data. 15 Setelah data diorganisasikan
1. Reduksi Data
Ibid, h. 144.
1515
34
memiliki makna yang berkaitan dengan fokus dan masalah penelitian, data
disisihkan dari kumpulan data kemudian membuat kode pada setiap satuan
pertanyaan penelitian).
2. Penyajian data
dianalisis disajikan dalam bentuk grafik, tabel, matriks, dan bagan guna
sehingga dapat dengan mudah peneliti mengetahui apa yang terjadi untuk
menarik kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan
diproses dan dianalisis sehingga menjadi data yang siap disajikan yang
awal masih bersifat longgar, tetap terbuka dan belum jelas kemudian
a. Kreabilitas (Kepercayaan)
Kriteria ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca yang kritis dan agar
disetujui oleh informan yang ada dalam penelitian ini, pada tahap ini peneliti
b. Transperability (Keteralihan)
c. Dependability (Kebergantungan)
yang diteliti.
Pada bab ini, akan dipaparkan data-data yang diperoleh dan temuan hasil
penelitian yang dihasilkan secara berurutan, meliputi: Strategi Guru tahfiz Qur’an
1. Temuan Umum
barat, Provinsi Sumatera barat, dengan kode pos = 26372.Sekolah ini sebagai
tempat pendidikan formal, yang mempunyai lokasi yang strategis karena dekat
dengan lingkungan masyarakat. Selain itu sekolah ini mudah dijangkau baik
jalan raya.
Tabel 1.2
36
37
yang bertanggungjawab
3. Membangu
seluruh alam
Sarana dan prasarana yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang
adalah:
38
1) Ruang-Ruang
mandi guru, Kamar mandi siswa, ruang kelas I-VI, Kantin, Aula, Hall.
dalam terlaksananya kegiatan KBM ketika di dalam kelas. Adapun yang menjadi
koperasi sekolah, unit kesehatan sekolah (UKS), air minum (beberapa kelas),
papan kreativitas siswa setiap kelas, papan Info bagi orangtu, Buku komunikasi,
Guru dan karyawan merupakan salah saktu faktor pendukung yang sangat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Jumlah tenaga
kelas I terdapat 112 siswa, kelas II terdapat 126 siswa, kelas III terdapat 134
siswa, kelas IV terdapat 140 siswa, kelas V terdapat 139 siswa, kelas VI terdapat
140 siswa. Siswa kelas VI D sejumlah 32 orang, yang terdiri dari siswa laki-laki
2. Temuan Khusus
Pada bagian ini peneliti menyajika data yang berhasil dihimpun dari lokasi
dalam proses mengajarkan Baca Al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat ketika murid dan
guru sedang berinteraksi pada saat jam pelajaran berlangsung maupun jam
istirahat.
Dalam penyajian data, peneliti tetap berpijak pada rumusan masalah dan
yang menjadi faktor pendukung strategi guru dalam pembelajaran tahfidz Al-
Modern, Apa saja hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran tahfidz Al-
Pesantren Adlaniyah Modern anak lulus dari Pesantren Adlaniyah Modern itu
diharapkan sudah hafal dengan baik tajwid maupun makhrajnya terutama untuk
juz 30. Jadi kita memang minimal 15 juz saja tapi kalau mau tambah
dipersilahkan tapi yang utama 15 juz karena memang tekanan kita anak
harapannya bukan sekedar hafal tapi dia memang hafal dengan makhraj tajwid
yang baik, serta diharapkan lulusan dari Pesantren Adlaniyah Modern itu juga
harapannya anak-anak itu nanti bisa siap pakai di masyarakat ketika anak-anak
diberi tugas atau harus menjalanHal demikian juga diperkuat dengan pernyataan
Bapak Fauzan Ahmadi, SE., S.Pd selaku ketua koordinator Tahfidz santri di kelas
khusus (D) itu disaring dari kelas II, dari kelas II naik ke kelas III disaring juga
mengundang tim pesikolog jadi anak ini masuk di kelas khusus atau tidak itu di
41
tes oleh psikolog dan kompetensinya juga dites jadi rata-rata anak-anak kelas
khusus itu memang akademiknya atau IQ nya memang diatas anak kelas yang
anak dari kelas khusus itu dari segi hafalannya juga juga berbeda dengan kelas
yang lain jadi ada hubungannya dalam arti ada pengaruhnya tingkat kecerdasan
santri dengan kelas yang lain itu ketika menghafalpun juga berbeda.
Walaupun juga dikelas yang lain itu juga ada anak yang mungkin tidak
ikut tersaring ketika di kelas khusus tapi kompetensi anak itu juga melebihi juga
Tahfidz ketika kita belum betul-betul bagus hafalannya maka tidak dinyatakan
lulus dan tidak boleh melanjutkan ke surat berikutnya seperti itu. Disini ada ciri
mengutamakan banyaknya hafalan akan tetapi kurang tepat dalam membaca atau
Pendapat Bapak Fauzan Ahmadi, SE., S.Pd selaku guru Tahfidz bahwa
beliau menekankan di Pesantren ini menghafal satu ayat 40 kali. Jadi 40 kali
Yang keduanya menerawang itu dalam arti seolah sambil mengangan-angan tidak
melihat 10 pertama tadi harus betul-betul melihat. Kemudian yang ketiga berusaha
mengingat betul di dalam pikirannya itu ayat yang sudah dihafal tadi.
31
Fauzan Ahmadi, Selaku Ketua Koordinator Tahfiz, Wawancara, 20 September 2021.
32
Imam Khoiruddin, Selaku Guru Tahfiz, Wawancara, 20 September 2021
42
melihat itu strategi kita 1 ayat 40 kali. Di sini itu anak-anak sudah khatam anak-
anak itu harus mengulang 2 kali murojaah pertama, kemudian murojaah kedua
kemudian baru bisa melakukan wisuda kita undangkan penguji. Evaluasinya dari
penguji selesai kita rekap ada beberapa anak yang remidi kemudian kita
sekolahan yang hafal Al-Qur‟an yang hafidz dan hafidzoh kita undang kesini hari
Waka Kurikulum TQ itu seperti pelajaran yang lainnya jadi sudah masuk
kurikulum merupakan ciri khusus sekolah jadi muatan atau beban pelajarannya itu
kira-kira yaa 2 jam per minggu itu yang reguler yang tidak reguler itu ada
tambahan di pagi hari dan ada tambahan di siang hari untuk kelas-kelas tertentu.
memiliki cirikhusus jadi kalau orang itu biasanya sekolah ini mendaftarkan putra-
putrinya dalam artian ingin salah satunya punya keunggulan di bidang itu
hafalan.34
33
Fauzan Ahmadi, Selaku Ketua Koordinator Tahfiz, Wawancara, 20 September 2021.
34
Fajar Imawan Taufiq, Selaku Waka Kurikulum, Wawancara, 20 September 2021.
43
Adlaaniyah minimal 15 juz saja tapi jika mau menambah dibolehkan tapi yang
utama juz 1-15 juz karena memang harapannya bukan sekedar hafal tapi dia
memang hafal dengan makhraj tajwid yang baik. Di Pesantren ini menghafal satu
ayat 40 kali. TQ itu seperti pelajaran yang lainnya jadi sudah masuk kurikulum
merupakan ciri khusus sekolah. Anak-anak sudah khatam anak-anak itu harus
bisa melakukan wisuda kita undangkan penguji. Pengujinya bukan kita tapi kita
hafidz dan hafidzoh kita undang kesini.Terkait dengan diharuskannya siswa hafal
surat juz 30 tersebut dan harus sesuai dengan makharujul huruf, tajwid dengan
baik serta hafalannya juga meningkat maka guru Tahfidz melakukan beberapa
a) Penyediaan waktu pagi guru Tahfiz yag bertugas piket tiap pagi
c) Setiap hari senin guru tahfiz menerima setoran hafalan bagi kelas yang
d) Pada jam istirahat guru Tahfiz menerima setoran hafalan siswa yang akan
menyetorkan hafalannya.
e) Memberi tambahan jam pelajaran tahfiz tiap hari Kamis dan Sabtu.
Adlaniyah Modren
sebagai berikut:
pesantren adlaniyah menurut Bapak Fauzan Ahmadi, SE., S.Pd selaku guru
ini, tempatnya nyaman sekarang sudah ber AC yang dulunya tidak ber AC itu
panas kalau menghafal anak gak begitu konsentrasi nah itu salah satu fasilitas
Jadi anak-anak ketika menghafal itu yaa enjoy enak. 2) kerjasama dari
orang tua dengan sekolah merupakan pendukung yang utama. 3) dari sekolah pun
juga sama, dari kepala sekolah pun juga sangat menyuport sekali terhadap anak-
anak. 4) adanya peran aktif kepala sekolah untuk memotivasi guru-guru Tahfidz.
5) sarana prasarana yang sudah memadai. 6) jam tambahan yang diberikan kepada
anak-anak. 7) motivasi yang diberikan terhadap guru yaitu kita sharing sama
berikan satu teks hadits saya baca saya jelaskan kemudian saya bawa ke konsep
kehidupan sehari-hari itu misalnya ayat tentang berbakti kepada orang tua. 3)
Sarana, kita punya LCD proyektor di beberapa kali kesempatan juga pernah kita
belajar pakai itu supaya nanti ketika diklik ayat itu muncul. 4) media juga
kelompok itu ada guru pengampunya dan setiap guru Tahfidz itu bertanggung
Bapak Fajar Imawan Taufiq, S.Pd selaku waka kurikulum beliau menyatakan
35
Dian Purwaningsih, Selaku Guru di Pesantren Adlaniyah Modern, Wawancara, 20
September 2021
46
Modren
pesantren adlaniyah menurut Bapak Fauzan Ahmadi, SE., S.Pd selaku guru
rumah kalau anak-anak dengan kemajuan teknologi HP, kalau tidak dimanfaatkan
dengan sesuai porsinya misalkan hanya dimanfaatkan hanya untuk bermain itu
salah satu yang menjadi hambatan. 3) pada saat KBM anak-anak tidak konsentrasi
saja, anak yang jail dengan temennya saja tapi rata-rata tidak begitu. 4) ada
banyak anak yang sering lupa dengan hafalan yang sudah dihafal. 2) bacaan
tajwid rata-rata anak-anak lupa. 3) rasa takut untuk maju hafalan, jadi ada sudah
hafal tapi kalau maju itu takut itu kan menjadi kendala padahal dibelakang sudah
bisa tapi kalau maju itu sering takut. 4) percaya diri anak-anak kurang.
Hal senada pun diungkapkan Ibu Dian Pruwaningsih, S.Pd selaku kepala
dukungan orang tua, karena beground orang tua di pesantren adlaniyah modern.
47
Ketika di rumah orang tua itu ada yang perhatian ada yang hanya pasrah kepada
Senada dengan pendapat Bapak Fajar Imawan Taufiq, S.Pd selaku waka
beban pelajarannya banyak, selain itu juga ada beban ujian anak berangkat pagi
pulang sudah sore sehingga terkadang untuk setoran itu kan memerlukan hafalan
dulu sebelumnya. 2) bisa jadi anak-anak itu ketika di rumah mau hafalan sudah
penghambatnya kalau saya pernah kesulitan menghafal itu surat Yasin, surat yang
agak panjang agak kesulitan menghafalnya dan ayatnya juga diulang-ulang jadi
agak kesulitan.37
36
Azkiya Intan, Selaku santri di Pesantren Adlaniyah Modern, Wawancara , 20
September 2021
37
Nia Ayu ramadhani, Selaku santri di Pesantren Adlaniyah Modern, Wawancara , 20
September 2021
48
BAB V
A. Kesimpulan
rasa percaya diri dari dalam diri siswa.b. Faktor Eksternal. Faktor
48
49
B. Saran
2. Bagi Siswa
3. Waka Kurikulum
Abdul Aziz Abdul Ra’uf Al-Hafizh, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an
Press.
Ahmad Zainal Abidin, Kita Mudah Hafal Juz ‘amma, Yogyakarta:sabil, 2015.
Abu Hurrri Al-Qosimi Al hafizh, Anda Pasti Bisa Hafal Al-Qur’an Metode Al-
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sbuk Bisa Menghafal Al-Qur’an, 2012,
50
51
Cendeki.
Rosdakarya.
Pers.
jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, 2011,
Rosdakrya.
Tengku Muhammad Hasbi Ash Ahiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-
Pustaka.
Kali Media.