Anda di halaman 1dari 17

Ride for Inclusion

Ride for Inclusion (RFI) merupakan agenda perjalanan antar kota untuk menguatkan dan menghubungkan
organisasi penyandang disabilitas (DPO). Tujuan utama RFI adalah untuk meningkatkan par sipasi
penyandang disabilitas dalam perencanaan, implementasi, serta proses pemantauan pembangunan inklusi
disabilitas pada semua ngkat. Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs)
dan Undang-undang nomor 8 tahun 2016, untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang madani

Kampanye ini juga ditujukan untuk masyarakat, pemerintah daerah, dan sektor swasta agar semakin memiliki
kesadaran kri s dan pemahaman kolek f yang lebih baik, sehingga dak lagi mengeksklusikan
dan mendiskriminasi kelompok minoritas. Selama perjalanan, RFI akan mengumpulkan prak k baik
atas upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak
penyandang disabilitas. Prak k baik dituliskan agar bisa direplikasi di tempat lain, sekaligus akan dikemas
sebagai pesan inklusi untuk Presiden

Ride
for 2021

Inclusion
A Journey to Empowering and Connec ng DPOs
CatatanPerjalanan #1
Kabupaten Klaten, 5 September 2021

Untuk kali pertama Tim RFI memulai perjalanan membelah sisi utara Kabupaten Klaten untuk mengunjungi
Komunitas Difabel Merapi (KDM) di Kecamatan Kemalang yang berada jauh dari hiruk pikuk kehidupan
kota. Kemalang berada di sisi timur Gunung Merapi, perjalanan untuk mencapai sekretariat KDM cukup
menantang, beberapa kali kami harus menyeka debu yang nyasar ke mata, belum lagi kami harus bersaing
dengan laju truk pasir serta ayunan lengan backhoe yang siap melahap apa saja.

Jalan menuju Balai Desa Bumiharjo mulai berubah kecil, kami menyepakati untuk bertemu di tempat itu.
Puluhan kendaraan roda dua modifikasi tampak terparkir rapi, semua anggota hadir!
Ini merupakan berkah bagi kami, banyak hal yang dapat kami catat, seperti cara mereka dalam
berkampanye untuk merubah pandangan stereotipe terhadap difebel. Pernah suatu waktu KDM bekerja
sama dengan pemerintahsetempat dalam memberikan edukasi terhadap pengemis difabel yang berada
di pasar. keberadaan mereka akan memberikan dampak yang tidak baik terhadap difabel lainnya karena
"Kami risih mas, melihat difabel yang begitu" Ujar Pak Jaelan, salah satu aktivis KDM
.
Bagi Tim RFI ini merupakan gerakan yang luar biasa selain membentuk tim pengurangan resiko bencana
inklusif disabilitas yang selalu siap kapan saja dibutuhkan.
Catatan Perjalanan #2
Kabupaten Sukoharjo, 7 September

"Ah...andai saja ada gigi 5" Tapi kemudian tersadar bahwa ini bukan soal kecepatan, namun ketepatan dan pada
putaran mesin berapa harus pindah gigi, sehingga akslerasi akan semakin menjadi. Dua jam tiga puluh lima menit
bukan waktu yang lama untuk sebuah perjalanan antar propinsi. Setia setiap saat mendengarkan arahan mbah
google dari earphone yang terpasang sejak awal Vespa dimiringkan, tanpa standing dan terbang kami keluar dari
Yogyakarta. Berkendara ke arah timur di pagi hari memang sesuatu banget, semacam membuat backlight di kornea
mata, beberapa kali harus membetulan sudut kaca helm agar pandangan lebih sangar. Ini perjalanan kedua kami,
rute panjang jarang tikungan sempat membuat nafas Ki Lurah tersengal "uhuk" saat gas dipelintir lebih dalam.

08.55 WIB, Tim RFI sampai pada sebuah bangunan baru di pinggir lapangan bola, Sanggar Inklusi Permata Hati
menjadi titik temu kami dengan Kawan-kawan Sehati Sukoharjo. Ruangan dengan luas 100m3 tersebut berdiri
diatas tanah Kas Desa Jatisobo, dimana pagi itu tampak ramai karena menerima kunjungan belajar dari DSM
(Difabel Slawi Mandiri) Kabupaten Tegal. Di sinilah semangat "empowering and connecting DPOs", salah satunya
diwujudkan dengan saling terhubung dan berdaya melalui pengalaman pembelajaran.

Ada yang menarik dari SEHATI, selain mengembangkan kelompok mandiri (SHG) yang berkelanjutan, mereka juga
tengah menyusun modul Sekolah Lapang Desa Inklusi (SELADI), yang bertujun untuk melakukan peningkatan
kapasitas Perangkat Desa dan stakeholder Desa dalam mereplikasi Desa Inklusi. Sekolah Lapang ini dirancang
dengan metode klasikal 30% teori dan 70% praktek langsung.
Catatan perjalanan #3
Kabupaten Purworejo, 20 September 2021

Daya 900 VA harus tunduk kepada LCD projector yang telah kami persiapkan, beberapa kali arus listrik sempat
down dibuatnya. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan diskusi dan paparan secara konvensional, dalam
sebuah dikusi dengan warga dan pemerintah Desa Tlogokotes, Bagelen, Purworejo tentang rintisan wisata inklusif

Tim RFI mulai memasuki jalan desa sekitar pukul 19.30 waktu setempat, lampu kendaraaan kami hanya mampu
menangkap vegetasi yang rapat, dengan bindweed sebagai ground cover pada beberapa titik. Aroma tembakau
lokal bercampur dengan kemenyan jawa tercium samar, seiring riuhnya angin pesisir Pantai Selatan Jawa yang
mulai menyerbu saat kami memasuki pekarangan rumah salah satu warga yang kami jadikan tempat untuk
berkegiatan. Upacara penyambutan dilakukan dengan pengalungan karangan bunga dan pementasan tarian
dolalak sebagai bentuk penghormatan kapada rombongan yang bertandang.

Desa Tlogokotes memiliki segudang sumberdaya alam dan manusia yang memungkinkan untuk dikembangkan
menjadi destinasi wisata inklusif, mereka dengan terbuka meminta saran dan masukan agar mampu mewujudkan
mimpi mereka. Keesokan harinya, kami berkunjung ke beberapa desa dan kecamatan yang mulai
mengembangkan program pemberdayaan bagi penyandang disabilitas. “Pembangunan yang berhasil adalah
pembangunan yang menempatkan manusia pada kondisi yang sepantasnya” Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala
Desa Sidorejo saat kami bertemu di kantornya. Menjelang sore, Ibu Wakil Bupati menerima kami di pendopo
kabupaten bersama dengan beberapa Kepala Dinas. Kesempatan itu kami gunakan untuk menyampaikan temuan
dan masukan terkait dengan upaya pemenuhan hak penyandang disabilitas Purworejo.
Catatan perjalanan #4
Kabupaten Karanganyar , 26 September 2021

Layanan rehabilitasi medis bagi anak-anak dengan disabilitas harus ada di tingkat Puskesmas, hal ini
masih menjadi pekerjaan rumah bagi Forum Buah Hati Intan Pari, Karanganyar. Mereka bertemu
dalam antrian rumah sakit, dan kemudian sepakat untuk membentuk kelompok mandiri, untuk
memperkuat advokasi. Jauhnya layanan rehabilitasi menjadi beban berat orang tua, selain itu,
beberapa layanan dan pembelian alat bantu tidak dapat ditanggung oleh BPJS.

Kabupaten Karanganyar memerlukan langkah konkrit dan kerjasama lintas sektor dalam
mengoptimalkan potensi anak dengan disabilitas, senyum ceria mereka merupakan wujud
keberhasilan pembangunan daerah.
Catatan perjalanan #5
Kabupaten Pasuruan, 27 September 2021

Kasus baru kusta di Indonesia masih mencapai angka 17 ribu setiap tahun, ini sekaligus menempatkan Indonesia
dalam peringkat 3 dunia, setelah India dan Brazil. Kusta merupakan penyakit tropis yang terabaikan (neglected
tropical deseases) yang menular antar manusia serta mengakibatkan kerusakan pada saraf tepi. Penyakit ini
sebenarnya tidak berdampak, asal dapat terdeteksi dan diobati sejak dini. Undang undang nomor 8 tahun 2016
tentang penyandang disabilitas mengkategorikan kusta sebagai penyakit yang mampu menyebabkan disabilitas,
dan masuk dalam ragam disabilitas fisik. Penyakit ini dapat menyebabkan deformitas, atau perubahan struktur
tubuh sehingga yang bersangkutan dapat mengalami gangguan mobilitas dan interaksi sosial.

Puskesmas Nguling, Kabupaten Pasuruan sudah mengembangkan program hybrid untuk menanggulani
penularan dan mencegah deformitas pada kusta, serta penyadaran kepada masyarakat untuk menurunkan stigma
dan mencagah eksklusi dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan “campuran” ini mampu memberikan dampak
yang signifikan terhadap keberhasilan program pengendalian kusta di wilayah tersebut. Saat tim RFI mengunjungi,
tengah dilakukan kegiatan pelatihan advokasi bagi tim sosialisasi kusta tingkat desa. Kegiatan ini dilakukan
bersama Lingkar Sosial, dan akan berlanjut dengan pengukuhan program DESAKU atau Desa Inklusi Bebas Kusta
sebagai penguat aspek psiko-sosial. Kecamatan Nguling juga menjadi wilayah control program post exposure
prophylaxis NLR Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi penularan dengan memberikan obat kepada kontak
atau orang tinggal berdekatan serta berinteraksi dalam waktu yang lama dengan pasien kusta.
Catatan perjalanan #6
Kabupaten Malang, 29 September 2021

Hak memilih dan dipilih bagi semua orang harus diwujudkan dalam bentuk konkrit. Lingkar Sosial
Malang, bekerjasama dengan BAWASLU dan KPU Kabupaten Malang mulai mendaratkan amanat
undang-undang pemilihan umum. Banyak hal yang perelu dilakukan untuk mancapai target bahwa
semua penyandang disabilitas mampu menggunakan hak suaranya pada PEMILU serentak 2024

Maju terus Kabupaten Malang dalam upaya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak
penyandang disabilitas
Catatan perjalan #7
Kota Semarang, 9 Oktober 2021

Ki lurah absen karena masih opame, Kyai Klawu mengantikan sementara untuk menemani kami dalam
mengumpulkan pesan inklusi di kota kelahirannya. Seolah berada di ruang sauna, perjalanan penuh peluh kami
tempuh selama 3 jam dari Yogyakarta. Semua itu tidak tanpa alasan, kompresor AC Kyai Klawu belakangan ini
memang bermasalah, sehingga Angin Cendela menjadi satu satunya harapan kami.

Sekitar pukul 10.00 kami mulai keluar pintu toll Gayamsari. Sebuah pesan WA kami kirimkan untuk memberikan sinyal,
bahwa sekitar 15 menit lagi rombongan RFI akan sampai pada titik koordinat yang disepakati. Tanpa ragu, kami
mengarah ke Jalan MT Haryono, sebuah kawasan bisnis Kota Semarang yang terkenal. Benar saja, perlu beberapa
menit untuk kami mendapat lokasi parkir yang pas.

Muda, kreatif, enerjik, dan progresif. Kesan tersebut kami tangkap kuat saat memasuki Roemah D, tempat tersebut
tidak hanya sebuah “house”, namun mampu menjadi “home” bagi Komunitas Sahabat Difabel dalam mendulang mimpi
inklusi. Bunda Novi mampu memberikan ruh pergerakan yang dibalut semangat pelayanan yang memerdekakan.

KSD sekali lagi telah menyuguhkan pengalaman menarik dan mampu menjadi salah satu contoh dalam
pengorganisiran difabel di tingkat basis. Pendekatan ini akan menumbuhkan rasa memiliki serta relevansi dalam
pengembangan-pengembangan aksi di masa mendatang. Salah satu kegiatan yang dilakukan KSD adalah
percepatan vaksin Covid-19 bagi penyandang disabilitas, kerjasama kintas sektor menjadi kunci keberhasilan dalam
kegiatan yang sudah terlaksana sebanyak 4 kali. KSD menjadi komunitas lintas ragam disabilitas yang produktif,
mereka juga memiliki agenda tahunan “Konser Inklusi” yang telah mendapat apresiasi dari penjuru negeri.
Catatan perjalan #8
Kabupaten Boyolali, 11 Oktober 2021

Kerjasama lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pemberdayaan penyandang disabilitas di Boyolali, tentu
saja hal ini harus dimulai dengan adanya perubahan paradigma yang baik diantara mereka. Pemerintah
daerah, sektor usaha, dan kelompok penyandang disabilitas telah lebur dalam semangat perubahan dan
upaya nyata dalam meningkatkan partisipasi kelompok minoritas.

Tim RFI diterima langsung oleh Bupati Boyolali, Said Hidayat beserta empat Kepala Dinas terkait, dan dua
perwakilan dari perusahaan yang telah menjalankan program pemberdayaan ekonomi bagi penyandang
disabilitas. Pertemuan tersebut berjalan cukup santai, Bapak Bupati menyampaikan bahwa pembangunan
manusia yang berhasil adalah pembangunan yang tidak meninggalkan siapapun. Beliau telah berhasil
mengarahkan organisasi perangkat daerah, dan perusahaan di Boyolali untuk turut serta memberikan
program dan pelayanan yang inklusi disabilitas.

Ini merupakan buah perjuangan dari Forum Komuikasi Difabel Boyolali (FKDM) yang terus konsiten dalam
melakukan pendekatan persuarsif kepada pemangku kepentingan terkait, dan juga memotivasi anggota
kelompok untuk bangit dan bergerak. FKDM juga telah mengembangkan program ketenagakerjaan inklusif,
bekerjasama dengan lembaga mitra pembangunan luar negeri.
Catatan perjalan #9
Kabupaten Tegal, 13 Oktober 2021

Ngobrol Pemberdayaan dan Pembangunan Inklusi (NGOPPI) menjadi media komunikasi efektif
antara kelompok penyandang disabilitas, akademisi, sektor usaha, dan pemerintah daerah
Kabupaten Tegal. Banyak hal yang terjadi dari kegiatan tersebut, upaya penghormatan, pelindungan,
dan pemenuhan hak penyandang disabilitas menjadi lebih mudah diwujudkan.

Difabel Slawi Mandiri (DSM) sebagai aktor perubahan di tingkat kabupaten saat ini masih mendorong
terbitnya persturan daerah tentang penyandang disabilitas. Meskipun sudah ada upaya nyata,
namun regulasi menjadi satu kondisi yang tidak bisa ditawar. Saat ini DSM menjalin hubungan yang
kuat dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa untuk mengembangkan desa inklusi
percontohan. Berbekal Peraturan Menteri Desa PDTT dan Peraturan Bupati tentang prioritas
penggunaan dana desa untuk mewujudkan desa inklusi.

Pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Tegal telah membentuk media komunikasi antar penerima
manfaat dan pemangku kepentingan dengan nama Forum Peduli Difabel (FPD) Mereka telah
mengembangkan peta jalan untuk menuju kabupaten inklusif, sayangnya karena rotasi pegawai,
FPD menjadi mati suri.
Catatan perjalan #10
Kota Surakarta, 18 Oktober 2021

Tim Advokasi Difabel (TAD) Kota Surakarta memiliki fungsi kami sebagai koordinator dan bisa
dikatakan sebagai think thank terkait program dan anggaran untuk pengarusutamaan
difabilitas. TAD bukan lembaga atau badan tersendiri, namun sebagai penyelia atau
penghubung serta monitoring dan evaluasi dari para anggota TAD yang notabene adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), tokoh masyarakat dan organisasi difabel. Pedoman
yang akan dijalankan oleh staf sekretariat harian TAD antara lain adalah sinergitas, tanggap
isu dan kepedulian sosial terhadap difabilitas. Hal ini untuk menyambung peran TAD sendiri
yang regulatif dan birokratif. Staf sekretariat harian juga melakukan pemetaan dan
pengawalan pengarusutamaan isu difabilitas. Ini merupakan praktek baik yang bisa
direplikasi di wilayah laini untum percepatan inklusi-disabilitas
Catatan perjalan #12
Kabupaten Sragen, 19 Oktober 2021

Menunjukkan bentuk partisipasi dan gerakan pemberdayaan melalui pengembangan prestasi dalam
bidang olah raga. Kabupaten Sragen memiliki banyak atlet paralimpic yang berprestasi, salah
satunya adalah pasangan -Darti

“Apapun yang Anda lakukan saat ini untuk menunjukkan prestasi demi mewujudkan inklusi,
lakukankanlah spenuh hati, dan jangan berhandi jika belum ada perubahan nyata”
Catatan perjalan #12
Kabupaten Cirebon, 23 Oktober 2021

Mewujudkan masyarakat ramah disabilitas dan kusta menjadi sebuah intervensi yang
dilakukan oleh Forum Peduli Difabel Cirebon (FKDC). Memang membutuhka proses yang
cukup panjang untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat dan
pemerintah desa.

Meski demikian, pengorganisiran komunitas cukup mempu membuahkan hasil nyata yang
memiliki relevansi yang kuat atas kebutuhan kelompok penyandang disabilitas desa.
Pemerintah Desa Kendal, Kecamatan astanajapura telah mengeluarkan peraturan desa
yang mampu melibatkan dan memberdayakan kelompok dalam proses pembangunan
Catatan perjalan #13
Kabupaten Jombang, 30 Oktober 2021

Kelas relawan difabel Jombang menjadi satu inovasi kagiatan yang dilakukan oleh Stella dan
rekan. Kelas ini menjawab tentang isu kesetaraan serta kebutuhan pendamping bagi rekan-
rekan penyandang disabilitas di Kabupaten Jombang.

Relawan terdiri dari unsur masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah yang saling bantu untuk
meningkatkan partisipasi penyandnag disabilitas, serta kampanye penyadaran publik.
Catatan perjalan #15
Kabupaten Lumajang, 5 November 2021

"Indonesia sangat butuh paralegal dalam mendampingi penyandang disabilitas yang


berhadapan dengan hukum”

Hawa dingin Kabupaten Lumajang seolah tidak kami rasakan saat Hari Kurniawan, SH,
Advokat membuka pembicaraan tentang lembaga bantuan hukum disabilitas/ LBH
Disabilitas yang dia dirikan sejak 2012. Cak Wawa dan beberapa rekan prihatin dengan
kasus-kasus hukum yang menimpa penyandang disabilitas. Ujung-ujujungnya pasti damai,
ini tidak memberikan efek jera terhadap pelaku pelecehan, atau hal lain terhadap
penyandang disabilitas, tegasnya.

LBH Disabilitas dibentuk dengan semangat pro bono. Gerakan ini memberi banyak manfaat,
terutama dalam hal litigasi dan penyadaran di kalangan aparat hukum.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai