Di susun oleh :
Nani Nurjanah
Nur Kamala Ramdani
Een Sukaenah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia, sejak permulaan keberadaannya di bumi, sudah hidup dari dan dengan
lingkungannya. Semasih segala kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan
memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya, dan semasih bumi mampu memproses
secara alamiah buangan/sisa yang diperlukan manusia, tidak ada masalah yang perlu
dikhawatirkan pada lingkungan. Namun, sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan
perkembangan teknologi manusia, tampak masalah lingkungan menjadi semakin
memprihatinkan. Masalah lingkungan bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan
sangat erat hubungannya dengan masalah kependudukan dalam konteks penduduk dan
pembangunan (Ananta, 1992; Mantra,2001; Moertopo, 1992). Dalam hal ini, kerusakan
lingkungan tidak hanya sebagai akibat dari bertambahnya penduduk serta meningkatnya
kebutuhan hidup. Terdapat proses lain yang menyertai yang menyebabkan menipisnya
sumber daya alam menjadi jauh lebih parah.
B.Rumusan Masalah
Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan program yang dicanangkan oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai tahun 1981. International Union for Conservation of Nature
and Nature Resources (IUCN) memberikan batasan Pendidikan Lingkungan Hidup (dalam
Sumaatmadja, 2001) sebagai berikut. “Environmental education is a process of recogniting
values and clarifying concepts in order to develop the skills and attitudes that are necessary to
understand and appreciate the interrelations among man, his culture and his biophysical
surrounding. Environment education is also entails practise in dicision-making, and the self-
formulation of code of behaviour about the issues concerning environmental quality”
Dalam batasan itu tersirat bahwa sasaran utama dari Pendidikan Lingkungan Hidup
diletakkan pada upaya mengembangkan sikap dan perilaku yang bermakna (rasional dan
bertanggung jawab) terhadap masalah pengelolaan sumber daya alam. Tujuan utama dari dua
program tersebut memang tampak berbeda, namun, secara implisit pada dasarnya kedua
program tersebut adalah sama, yaitu ditujukan untuk menunjang terbinanya kualitas hidup
penduduk secara lebih baik. Kedua program tersebut juga memiliki objek kajian yang sama, yaitu
dinamika penduduk dan integrasi perilakunya (manusia) terhadap lingkungan sosial, ekonomi
dan fisiknya. Persamaan lainnya juga tampak dari pendekatan pelaksanaannya, yaitu sama-
sama menggunakan pendekatan multidisiplin dengan mengintegrasikan fakta, konsep, prinsip
dan teori kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam berbagai studi yang relevan.
Karena adanya persamaan itulah kemudian Depdikbud, LIPI dan Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memprakarsai seminar-lokakarya (semiloka) yang
pelaksanaannya dilakukan pada bulan Juli dan Oktober 1983 serta bulan Januari 1984. Hasil
tiga kali semiloka tersebut adalah disepakati penyatuan kedua program menjadi satu program,
yaitu Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup yang kemudian lebih dikenal dengan
Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup.
Terkait dengan PKLH, pada kurun waktu 1996-1999, penulis ditugaskan sebagai
instruktur/nara sumber dalam Pelatihan PKLH yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikans
Profinsi Bali. Peserta pelatihannya adalah guru-guru TK, SD, SLTP dan SMU/K pengajar mata
pelajaran di mana PKLH diintegrasikan. Kesempatan itu juga digunakan melakukan wawancara
dengan peserta pelatihan. Hasil wawancara mengidentifikasi permasalahan dalam implementasi
PKLH di sekolah, seperti diuraikan berikut ini.
Di samping itu, implementasi PKLH dengan pendekatan integratifnya terlihat tidak akan
menambah beban waktu efektif suatu mata pelajaran. Namun, guru akan kesulitan
mengalokasikan waktu pada PKLH karena untuk mata pelajaran pokoknya saja waktu yang
disediakan sudah sedemikian ketat, sehingga sulit untuk menambahkan pokok bahasan yang
dititipkan dari PKLH. Kenyataan tersebut tentu berimplikasi pada pencapaian tujuan kurikuler
PKLH itu sendiri.
Astawa, Ida Bagus Made. 1999. “Pengertian Umum Kependudukan dan Lingkungan
Hidup”. Makalah disampikan dalam Diklat PKLH untuk Guru-Guru Sekolah (SD-SLTA)
bulan Nopember 1999 di Kanwil Depdikbud Provinsi Bali. Denpasar : Depdikbud Provinsi
Bali
Ananta, Aris. 1992. “Penduduk dan Pembangunan Berkelanjutan” dalam Warta
Demografi Tahun XXII Nomor 9. September 1992. Jakarta : LD-FEUI.
Depdikbud RI. 1990. Buku Pegangan Guru Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup Untuk Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas. Jakarta : Depdikbud.
Kastama, Emo.1996. Pengantar Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(PKLH). Jakarta : Depdikbud RI.
Mantra, Ida Bagoes, 2000. Demografi Umum. Yogyakarta : Putaka Pelajar.
Moertopo, Soegeng. 1992. “Pembangunan Berlanjut Berwawasan Lingkungan” dalam
Seminar Nasional Kualitas SDM dan Pembangunan Berwawasan Lingkungan, 28-29
April 1992. Yogyakarta : PAU - UGM .
Munir, Rozy. 1996. “Pengantar PKLH”. Makalah disampaikan dalam Pelatihan PKLH
Tingkat Nasional di Jakarta.
Nasution, S.1982. Asas-Asas Kurikulum. Bandung : Penerbit Jemmars
Rideng, I Made. 1997. “Pelaksanaan PKLH di SMU di Kabupaten Buleleng”. Dalam
Aneka Widya No.1 TH.XXX Januari 1997. Singaraja : STKIP Singaraja.
Salam, Burhanuddin. 1997. Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik). Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Soemarwoto, Otto. 1982. “Pengelolaan Lingkungan”, Kertas Kerja dalam Kursus AMDAL
2-17 Februari 1982. Kerjasama Kantor Menteri Negara Pengawasan Lingkungan Hidup
dengan Lembaga Ekologi UNPAD Bandung,
Sumaatmadja, Nursid, 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta : PT.Aksara.