Anda di halaman 1dari 14

DR. H. HUSEN SARUJIN, SH., MM., M.Si., MH.

Dosen Pengampu Mata Kuliah

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

“TATA CARA PENCEGAHAN ANTI KORUPSI DI


INDONESIA”

Disusun oleh:
Kelompok 1 / Kelas
1C

1. Andi Lareng Khairunnisa (60100121045)


2. Zulfikar Inra Danu (60100121046)
3. Ainia Zaqinah Bastiawan (60100121047)

TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
DR. H HUSEN SARUJIN, SH., MM., M.Si., MH.

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS SAINSTEK UIN ALAUDDIN MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ya akung berjudul "Tata Cara
Pencegahan Anti Korupsi di Indonesia" ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Pengampu Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Dr. H. Husen Sarujin, SH.. MM., M.Si., MH., yang
membimbing dan membina kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai waktu yang
diberikan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pengampu mata kuliah "Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan". Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang "Tata Cara
Pencegahan Anti Korupsi di Indonesia" bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,8 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DOSEN PENGAMPU.............................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A、Latar Belakang...........................................................................................1
B、Rumusan Masalah......................................................................................1
C、Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A、Pengertian Korupsi....................................................................................2
B、Bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah
pemeberantasan korupsi...................................................................................2
C、Gambaran umum tentang korupsi di Indonesia.........................................4
D、Peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi................................6
E、Upaya apa yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi.................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
A、Kesimpulan.................................................................................................9
B、Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi merupakan suatu perbuatan yang sangat tidak terpuji dan diklasifikasi dalam
bentuk kejahatan luar biasa yang dapat merugikan kehidupan masyarakat luas. Perilaku
korupsi di Indonesia sudah membudaya sedemikian rupa dan berkembang secara
sistemik, bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum,
melainkan sekedar suatu kebiasaan, hal tersebut menjadikan Indonesia merupakan salah
satu negara dengan jumlah kasus korupsi yang tertinggi. Hampir di setiap lembaga
pemerintah tidak lepas dari praktik korupsi, kita melihat akhir-akhir ini pemberitaan di
media selalu didominasi dengan pemberitaan beberapa kasus korupsi yang oknumnya
kebanyakan berasal dari pejabat negara, pejabat di pemerintahan, pegawai negeri dan
tidak terkecuali aparat penegak hukum sendiri yang seharusnya berkhidmat untuk negara
ini. Maka dari itu disini kami akan membahas tentang korupsi di Indonesia dan tata cara
pencegahannya.

B. Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan korupsi?


B. Apa sajakah bentuk, jenis, ciri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-langkah
pemberantasan korupsi?
C. Bagaimana gambaran umum tentang korupsi di Indonesia ?
D. Bagaimana peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi ?
E. Upaya apa yang dapat ditempuh dalam pemberantasan korupsi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari korupsi.


2. Untuk mengetahui bentuk, jenis, cirri-ciri, sebab-sebab, dampak serta langkah-
langkah pemberantasan korupsi.
3. Untuk mengetahui peran serta pemerintah dalam memberantas korupsi.
4. Untuk mengetahui upaya apa yang ditempuh dalam pemberantasan korupsi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Korupsi atau rasuah atau mencuri (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok, mencuri, maling) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak
wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

B. Bentuk, Jenis, Ciri-ciri, Sebab-sebab, Dampak serta Langkah-langkah


Pemberantasan Korupsi
1. Bentuk dan jenis korupsi
Mochtar Lubis membedakan korupsi dalam tiga jenis yaitu sebagai berikut:
o Penyuapan, apabila seorang pengusaha menawarkan uang atau jasa lain
kepada seseorang atauaparat negara untuk suatu jasa bagi pemberi uang
o Pemerasan, apabila orang yang memegang kekuasaan menuntut membayar
uang atau jasa lainsebagai ganti atas imbal balik fasilitas yang diberikan.
o Pencurian, apabila orang yang berkuasa menyalahgunakan kekuasaan dan
mencuri harta rakyat,langsung atau tidak langsung.Adapun Syed Hussein
Alatas menyebutkan tiga tipe fenomena dalam korupsi yaitu penyuapan,
pemerasan, nepotisme.
2. Ciri-ciri korupsi
Menurut Syed Hussein Alatas, ciri-ciri korupsi adalah sebagai berikut:
o Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.
o Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan.
o Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik.
o Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya berusaha
menyelubungi perbuatannyadengan berlindung dibalik pembenaran hukum.
o Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang menginginkan keputusan-
keputusan yangtegas dan mereka yang mampu untuk memengaruhi
keputusan-keputusan itu.
o Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan publik
atau masyarakatumum.
o Setiap bentuk korupsi adalah suatu penghianatan kepercayaan
3. Sebab-sebab korupsi
Penyebab korupsi di Indonesia tidak semata karena perilaku konsumtif dan
2
masalah ekonomi. Penjelasan dari Jack Bologne Gone Theory, faktor-faktor
Penyebab Korupsi adalah berupa keserakahan (greed), kesempatan
(Opportunity), kebutuhan (Needs), dan pengungkapan (Expose). Meski korupsi
kerap dilakukan oleh individu, sebetulnya pengaruh lingkungan, sikap
masyarakat, hukum, hingga organisasi individu tersebut berada bisa menjadi
penyebab korupsi. Hal tersebut pun berlaku sebagai penyebab korupsi di
Indonesia yang sulit terelakkan, terutama berkaitan dengan sikap masyarakat
yang seolah tidak merasa dirugikan.
4. Dampak korupsi
o Dibidang ekonomi: penurunan produktivitas, menurunnya pendapatan negara
dari pajak, meningkatkan utang negara, menurunnya pertumbuhan ekonomi
dan ivestasi, rendahnya kualitas barang dan jasa, menambah beban dalam
transaksi ekonomi, ketimpangan pendapatan, meningkatkan kemiskinan.
o Dibidang pemerintahan: etika sosial yang mati, birokrasi tidak efisien,
hilangnya fungsi pemerintah.
o Dibidang hukum: peraturan perundang-undangan tidak efektif, hilangnya
kepercayaan masyarakat terhadap negara.
o Dibidang politik: pemimpin koruptor, publik tidak lagi percaya demokrasi,
menguatnya plutokrasi, kedaulatan rakyat hancur.
o Dibidang pertahanan dan keamanan: kerawanan pertahanan dan keamanan,
garis batas negara yang lemah, kekerasan dalam masyarakat.
o Dibidang lingkungan: kualitas lingkungan rendah, kualitas hidup yang
menurun.
5. Langkah-langkah pemberantasan korupsi.
Upaya yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah:
o Pemberlakuan berbagai UU yang mempersempit peluang korupsi.
o Pembentukan berbagai lembaga yang diperlukan untuk mencegah korupsi.
o Pelaksanaan sistem rekruitmen aparat secara adil dan terbuka.
o Peningkatan kualitas kerja berbagai lembaga independen masyarakat untuk
memantau kinerja para penyelenggara negara.
o Pemberian gaji dan kesejahteraan pegawai yang memadai.

Cara yang kedua yang ditempuh untuk menindak lanjuti korupsi adalah :
o Pemberian hukum secara sosial dalam bentuk isolasi kepada para koruptor.
o Penindakan secara tegas dan konsisten terhadap setiap aparat hukum yang
bersikap tidak tegasdan meloloskan koruptor dari jerat hukum.
o Penindakan secara tegas tanpa diskriminasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terhadap para pelaku korupsi.

3
C. Gambaran Umum Tentang Korupsi Di Indonesia

Berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan


setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.

Seperti yang tercantum pada UU Nomor 31 Tahun 1999, terdapat 30 bentuk/jenis


korupsi yang tersebar dalam 13 pasal. Ketigapuluh bentuk tindak pidana korupsi
tersebut pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tujuh jenis korupsi. Secara
lengkap, ketujuh kategori/jenis tindak pidana korupsi tersebut adalah:
1. Penyuapan (bribery) mencakup tindakan memberi dan menerima suap, baik
berupa uang maupun barang.
2. Embezzlement, merupakan tindakan penipuan dan pencurian sumber daya yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang mengelola sumber daya tersebut, baik
berupa dana publik atau sumber daya alam tertentu.
3. Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan ekonomi yang melibatkan penipuan
(trickery or swindle). Termasuk didalamnya proses manipulasi atau mendistorsi
informasi dan fakta dengan tujuan mengambil keuntungan-keuntungan tertentu.
4. Extortion, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara paksa
atau disertai dengan intimidasi-intimidasi tertentu oleh pihak yang memiliki
kekuasaan. Lazimnya dilakukan oleh mafia-mafia lokal dan regional.
5. Favouritism, adalah mekanisme penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi
pada tindakan privatisasi sumber daya.
6. Melanggar hukum yang berlaku dan merugikan negara.
7. Serba kerahasiaan, meskipun dilakukan secara kolektif atau “korupsi
berjama’ah”.

Lembaga swadaya masyarakat anti-korupsi Indonesia Corruption Watch (ICW)


merilis Laporan Tren Penindakan Kasus Korupsi Semester 1 2021. Berdasarkan
data yang dikumpulkan ICW, jumlah penindakan kasus korupsi selama enam bulan
awal tahun 2021 mencapai 209 kasus. Jumlah itu naik dibanding periode yang sama
di tahun sebelumnya sebesar, yakni 169 kasus.

ICW juga menyebut nilai kerugian negara akibat korupsi ikut meningkat. Pada
semester 1 2020, nilai kerugian negara dari kasus korupsi sebesar Rp 18,173 triliun,
kemudian di semester 1 2021 nilainya mencapai Rp 26,83 triliun. Dengan kata lain,
terjadi kenaikan nilai kerugian negara akibat korupsi sebesar 47,6 persen. Dalam
empat tahun belakangan, nilai kerugian negara selalu menunjukkan tren
peningkatan, sedangkan angka penindakan kasus korupsi fluktuatif.

4
Korupsi memiliki dampak negatif bagi negara indonesia. Korupsi memiliki
dampak hebat, utamanya terhadap ekonomi. Beberapa ahli juga membuat statement
yang dapat diringkas beberapa poin, bahwa korupsi menyebabkan enam hal sebagai
berikut:
1. Investasi mejadi rendah, terutama investasi langsung dari luar negeri.
2. Mengurangi pertumbuhan ekonomi.
3. Mengubah komposisi belanja pemerintah menjadi tidak produktif.
4. Ketidaksamaan dan kemiskinan menjadi lebih besar.
5. Mengurangi efisiensi bantuan.
6. Menyebabkan negara menjadi krisis.

Korupsi juga melanggar dan mengganggu hak asasi manusia. Khususnya hak
yang harus dimiliki oleh seorang anak. ICHRP dan Transpalency Internasional
mencatat bahwa korupsi berdampak pada terlanggarnya hak anak untuk hidup,
khususnya hak untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Dalam prespektif ekonomi politik korupsi merupakan kejahatan yang secara


langsung menggerogoti sendi–sendi bangunan ekonomi dan politik suatu bangsa.
Dan korupsi juga dapat merusak sendi–sendi kehidupan bermasyarakat.

Adapun ciri-ciri perilaku korupsi antara lain yaitu :


1. Biasanya melibatkan lebih dari satu orang.
2. Melibatkan keserbarahasiaan kecuali telah berurat berakar.
3. Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik (tidak selalu uang).
4. Pelaku biasanya berlindung di balik pembenaran hukum.
5. Pelaku adalah orang yang mampu mempengaruhi keputusan.
6. Mengandung penipuan kepada badan publik atau masyarakat umum.
7. Pengkhianatan kepercayaan.
8. Melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif.
9. Melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban.
10. Kepentingan umum di bawah kepentingan khusus.

5
D. Peran Serta Pemerintah dalam Memberantas Korupsi

Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengawali


upaya-upaya pemerintah melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat
hukum lain.

KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang


Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi, dan
memberan-tas korupsi, merupakan komisi independen yang diharapkan mampu menjadi
“martir” bagi para pelaku tindak KKN.

Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut :


a.       Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi.
b.      Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan mewujudkan good
governance.
c.       Membangun kepercayaan masyarakat.
d.      Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi besar.
e.       Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi.

E. Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi

Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi di
Indone-sia, antara lain sebagai berikut :
a.       Upaya pencegahan (preventif).
b.      Upaya penindakan (kuratif).
c.       Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.
d.      Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

6
a. Upaya Pencegahan (Preventif)

a. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian


pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.
b. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.
c. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tang-
gung jawab yang tinggi.
d. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan
masa tua.
e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis
tinggi dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.
g. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.
h. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan
mela-lui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

b. Upaya Penindakan (Kuratif)


Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan
dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana.
Beberapa contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK :
a)      Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik
Pemda NAD (2004).
b)      Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melekukan
pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
c)      Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta
(2004).
d)      Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuang-an
negara Rp 10 milyar lebih (2004).
e)      Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari
BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).
f)        Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
g)      Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
h)      Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.

7
c. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa

a. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial
terkait dengan kepentingan publik.
b. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.
c. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa
hingga ke tingkat pusat/nasional.
d. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan peme-
rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.
e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif
dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

d. Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

a. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi non-pemerintah yang


meng-awasi dan melaporkan kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan
terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk memberantas
korupsi me-lalui usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat melawan praktik
korupsi. ICW la-hir di Jakarta pd tgl 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan
reformasi yang meng-hendaki pemerintahan pasca-Soeharto yg bebas korupsi.
b. Transparency International (TI) adalah organisasi internasional yang bertujuan
memerangi korupsi politik dan didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba se-
karang menjadi organisasi non-pemerintah yang bergerak menuju organisasi
yang demokratik. Publikasi tahunan oleh TI yang terkenal adalah Laporan
Korupsi Global. Survei TI Indonesia yang membentuk Indeks Persepsi Korupsi
(IPK) In-donesia 2004 menyatakan bahwa Jakarta sebagai kota terkorup di
Indonesia, disu-sul Surabaya, Medan, Semarang dan Batam. Sedangkan survei TI
pada 2005, In-donesia berada di posisi keenam negara terkorup di dunia. IPK
Indonesia adalah 2,2 sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Libya
dan Usbekistan, ser-ta hanya lebih baik dari Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay,
Somalia, Sudan, Angola, Nigeria, Haiti & Myanmar. Sedangkan Islandia adalah
negara terbebas dari korupsi.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a.       Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaaan) dan
sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain serta selalu mengandung unsur
“penyelewengan” atau dishonest (ketidakjujuran).
b.       Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an bahkan sangat
mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Korupsi di Indonesia semakin banyak sejak
akhir 1997 saat negara mengalami krisis politik, sosial, kepemim-pinan dan kepercayaan
yang pada akhirnya menjadi krisis multidimensi.
c.       Rakyat kecil umumnya bersikap apatis dan acuh tak acuh. Kelompok mahasiswa sering
menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi dan demonstrasi.
d.       Fenomena umum yang biasanya terjadi di Indonesia ialah selalu muncul kelom-pok
sosial baru yang ingin berpolitik, namun sebenarnya banyak di antara mereka yang tidak
mampu. Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pri-badinya dengan
dalih “kepentingan rakyat”.
e.       Peran serta pemerintah dalam pemberantasan korupsi ditunjukkan dengan KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain. KPK yang ditetapkan melalui Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korup-si.
f.         Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dlam memberantas tindak korupsi di
Indonesia, antara lain :upaya pencegahan (preventif), upaya penindakan (kuratif), upaya
edukasi masyarakat/mahasiswa dan upaya edukasi LSM (Lembaga Swada-ya
Masyarakat).

B.Saran
a)      Perlu dikaji lebih dalam lagi tentang teori upaya pemberantasan korupsi di Indo-nesia
agar mendapat informasi yang lebih akurat.
b)      Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasi-kannya
di dalam kehidupan sehari-hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/08/upaya-pemberantasan-korupsi-di-
indonesia.html
http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/upaya-pemberantasan-korupsi-di.html
https://www.scribd.com/doc/142009895/MAKALAH-UPAYA-PEMBERANTASAN-
KORUPSI-DI-INDONESIA-docx
http://www.pa-singkawang.go.id/131-artikel/181-memahami-korupsi
https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
https://hot.liputan6.com/read/4583207/penyebab-korupsi-di-indonesia-lengkap-dari-
perspektif-teori
https://www.gramedia.com/literasi/dampak-korupsi/
https://www.merdeka.com/jatim/ketahui-penyebab-korupsi-di-indonesia-dan-tantangan-
dalam-pemberantasannya-kln.html
https://data.tempo.co/data/1208/icw-angka-penindakan-kasus-korupsi-semester-1-2021-
naik-jika-dibandingkan-tahun-sebelumnya
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/11/185540869/korupsi-pengertian-
penyebab-dan-dampaknya#:~:text=Berdasarkan%20Undang%2Dundang%20Nomor
%2031,keuangan%20negara%20atau%20perekonomian%20negara.
http://digilib.uinsby.ac.id/8064/4/BAB%20II.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai