TUJUAN PRAKTIKUM
Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami prinsip ekstraksi minyak atsiri dengan metode Stahl
2. Memahami prinsip penetapan kadar minyak atsiri dan identifikasi kandungan minyak atsiri
dengan metode Kromatografi Lapis Tipis
PENDAHULUAN
Minyak atsiri atau minyak mudah menguap adalah massa yang berbau khas, yang berasal dari
tanaman dan mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami penguraian. Pada umumnya
minyak atsiri dalam keadaan segar tidak berwarna atau berwarna pucat, bila dibiarkan akan
berwarna lebih gelap dan berbau sesuai dengan bau tanaman penghasilnya (Anonim, 2000).
PRINSIP KERJA
Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair
tersebut sehingga zat yang memiliki titik didih terendah akan menguap terlebih dahulu,
kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
Kelebihan dari destilasi uap Stahl ini adalah dapat menetapkan kadar minyak atsiri yang
diperoleh secara langsung dengan mengukur volume minyak atsiri yang terukur pada alat.
Destilasi uap Stahl merupakan metode yang sederhana dan menggunakan pelarut air karena air
mempunyai titik didih lebih besar dari minyak atsiri sehingga pemisahan dengan destilasi dapat
dilakukan.
Kadar minyak atsiri dihitung dan diidentifikasi secara kualitatif dengan metode KLT.
1. Minyak Atsiri
Khasiat Jahe
Menurut Goulart (1995), jahe dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit vertigo,
mual-mual, mabuk perjalanan, demam, batuk, gangguan saat menstruasi, kanker, dan
penyakit jantung.
Minyak atsiri (ginger oil) pada jahe berfungsi sebagai pembawa aroma (bau khas jahe),
minyak ini terdiri atas beberapa jenis minyak terpenting yaitu zingiiberene, curcumene,
philandre dan sebagainya. Rasa pedas pada jahe tidak ditemukan dalam minyak jahe,
yang menghasilkan rasa pedas pada jahe adalah gingerols dan shogaols yang banyak
berada dalam oleoresin jahe (Rismunandar, 1998). Kandungan minyak atsiri pada jahe
telah dibuktikan mempunyai sifat anti mikrobia. Komponen bioaktif yang berfungsi
sebagai antimikrobia pada jahe yaitu gingerol, shogaol dan zingiberon. Gingerol
merupakan senyawa aktif golongan fenol yang tahan terhadap panas dan bersifat
antioksidan maupun antimikrobia. Kandungan senyawa fenol pada jahe memiliki
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan mikroba. Terjadinya penghambatan
disebabkan karena kerusakan 14 yang terjadi pada komponen struktural membrane sel
bakteri (Purwani dkk, 2012: 46-47).