29 4585 1 SM
29 4585 1 SM
Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui jumlah per pesanan bahan
baku tepung Usaha Pia Ariawan dengan menggunakan metode EOQ, dan (2) untuk
mengetahui besarnya total biaya persediaan Usaha Pia Ariawan dengan
menggunakan metode EOQ. Subjek dalam penelitian ini adalah Usaha Pia Ariawan
yang berlokasi di Desa Banyuning Kecamatan Buleleng, dan objeknya adalah
pengelolaan persediaan bahan baku tepung. Data dikumpulkan dengan pencatatan
dokumen dan wawancara. Data dianalisis dengan metode EOQ. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa: (1) jumlah per pesanan bahan baku tepung Usaha Pia Ariawan
dengan menggunakan metode EOQ sebanyak 878,71 kg, persediaan pengamanan
yang harus tersedia sebanyak 26,86 kg, pemesanan kembali seharusnya dilakukan
saat persediaan bahan baku tepung sebanyak 91,20 kg, dan persediaan maksimum
yang harus ada di gudang adalah 905,57 kg, dan (2) besarnya total biaya persediaan
dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 527.266,71. Jumlah ini lebih kecil
bila dibandingkan dengan biaya total persediaan yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada periode yang sama yang mencapai Rp 1.059.102.
Abstract
The aims of this research is: (1) to know the amount per order flour Ariawan's
Pia Effort using the EOQ, and (2) to know total inventory cost of Ariawan's Pia Effort
using EOQ method.. The Subject of this research is Ariawan's Pia effort which is
located in Banyuning village, Buleleng distric, and its object is the managing the
stocks of flour as basic ingredient. The data was collected by the recording documents
and interview. Data were analyzed by the EOQ method. The results of this study
indicate that: (1) amount per order flour as basic ingredients in Ariawan's Pia Effort
using EOQ method as much as 878,71 kg, safety stock should be available as much
as 26,86 kg, reorder point should be done when the supply of basic ingredients as
much as 91,20 kg of flour, and maximum inventory in the warehouse is to be 905,57
kg, and (2) the amount of total inventory cost using the EOQ method is Rp
527.266,71. This number is small compared with the total inventory costs to be
incurred by the company during the same period reached Rp 1.059.102.
dari persediaan parts, bahan baku dan biaya penyimpanan, tetapi menyebabkan
barang hasil atau prodak, sehingga frekuensi pembelian barang semakin
perusahaan dapat melindungi kelancaran besar, yang berarti biaya total pemesanan
produksi dan penjualan serta kebutuhan- semakin besar.
kebutuhan pembelanjaan perusahaan Economic Order Quantity (EOQ)
dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan adalah kuantitas bahan yang dibeli pada
pengendalian persediaan yang tepat setiap kali pembelian dengan biaya yang
bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah paling minimal (Sutrisno, 2001). Metode
persediaan yang terlalu besar EOQ dapat digunakan baik untuk barang-
mengakibatkan timbulnya dana barang yang dibeli maupun yang
menganggur yang besar, meningkatkan diproduksi sendiri.
biaya penyimpanan dan resiko kerusakan EOQ banyak dipergunakan sampai
barang yang lebih besar. Namun, jika saat ini karena mudah dalam
persediaan terlalu sedikit mengakibatkan penggunaannya, meskipun dalam
resiko terjadinya kekurangan persediaan penerapannya harus memperhatikan
(stock-out), karena seringkali sejumlah asumsi yang dipakai.
barang tidak dapat didatangkan secara Asumsi dasar untuk menggunakan
mendadak. metode EOQ adalah sebagai berikut.
Menurut Zulian Yamit (2008: 9), (1) Permintaan dapat ditentukan secara
Biaya persediaan didasarkan pada pasti dan konstan sehingg biaya stock
parameter ekonomis yang relevan dengan out dan yang berkaitan dengan
jenis biaya sebagai berikut: (1) biaya kapasitasnya tidak ada.
pembeliaan (purchase cost) adalah harga (2) Item yang dipesan independent
perunit apabila item dibeli dari pihak luar, dengan item yang lain.
atau biaya produksi per unit apabila (3) Pemesanan diterima dengan segera
diproduksi dalam perusahaan, (2) biaya dan pasti.
pemesanan (Order cost/ set up cost) (4) Harga item yang konstan.
adalah biaya yang berasal dari pembelian Adapun rumus yang biasa
pesanan dari supplier atau biaya digunakan untuk menghitung EOQ adalah
persiapan (set up cost) apabila item sebagai berikut.
diproduksi di dalam perusahaan, (3) biaya
simpan (carriying cost/ holding cost)
adalah biaya yang keluar atas investasi
dalam persediaan dan pemeliharaan Dimana:
maupun investasi sarana fisik untuk EOQ = jumlah satuan per pesanan
menyimpan persediaan, dan (4) biaya D = kebutuhan tahunan
kekurangan persediaan (stock out cost) S = biaya pemesanan per order
adalah konsekuensi ekonomis atas H = biaya penyimpanan per unit
kekurangan dari luar maupun dari dalam Didalam pengisian persediaan
perusahaan. terdapat suatu perbedaan waktu yang
Keputusan penting yang harus cukup lama antara saat mengadakan
dilakukan oleh manajemen di dalam pemesanan untuk penggantian kembali
pengelolaan persediaan, yaitu berapa persediaan dengan saat penerimaan
banyak jumlah barang atau item yang barang-barang yang dipesan tersebut
harus dipesan, untuk setiap kali diterima dan dimasukkan ke dalam
pengadaan persediaan atau kapan persediaan. Menurut Assauri (2000), lead
pemesanan barang harus dilakukan. time adalah lamanya waktu antara mulai
Setiap keputusan yang diambil tentunya dilakukannya pemesanan bahan-bahan
mempunyai pengaruh terhadap besarnya sampai dengan kedatangan bahan-bahan
biaya persediaan. Semakin banyak barang yang dipesan tersebut dan diterima di
yang disimpan akan mengakibatkan gudang persediaan.
semakin besar biaya penyimpanan Persediaan pengaman merupakan
barang. Sebaliknya, semakin sedikit suatu persediaan yang dicadangankan
barang yang disimpan dapat menurunkan sebagai pengaman dari kelangsungan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)
Tabel 4.7 Besarnya EOQ, Safety Stock, Reorder Point, dan Maximum Inventory Bahan Baku
Tepung Usaha Pia Ariawan Tahun 2013
Tahun EOQ Safety Stock Reorder Point Maximum Inventory
2014 878,71 kg 26,86 kg 91,20 kg 905,57 kg
sebesar Rp 527.266,71. Jumlah ini lebih pesanan yang dilakukan usaha ini
kecil bila dibandingkan dengan biaya total sebanyak 966,67 kg, dan jumlah per
persediaan yang harus dikeluarkan oleh pesanan dengan menggunakan metode
perusahaan berdasarkan perhitungan EOQ sebanyak 878,71 kg. (2) Besarnya
perusahaan itu sendiri pada periode yang total biaya persediaan bahan baku tepung
sama yang mencapai Rp 1.059.102. pada tahun 2013 yang dilakukan oleh
Frekuensi pembelian bahan baku Usaha Pia Ariawan sebesar Rp 1.059.102,
dalam satu tahun jika menggunakan sedangkan dengan menggunakan metode
metode EOQ lebih sedikit, yaitu sebanyak EOQ (Economic Order Quantity)
13 kali dalam setahun. Frekuensi menghasilkan total biaya persediaan
pembelian yang lebih sedikit akan lebih bahan baku sebesar Rp 527.266,71,
menekan biaya pemesanan yang harus sehingga efisiensi yang dapat diperoleh
dikeluarkan oleh perusahaan. Tetapi perlu dengan menggunakan metode EOQ
diingat juga bahwa metode pembelian (Economic Order Quantity) adalah
persediaan dengan menggunakan metode sebesar Rp 531.835,29.
EOQ juga memiliki banyak keterbatasan Berdasakan hasil yang telah
dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi, dipaparkan di atas, penulis dapat
misalnya tentang perubahan harga yang mengajukan saran sebagai berikut. (1)
kemungkinan terjadi, maka hendaknya Sebaiknya Usaha Pia Ariawan
perusahaan juga memperhatikan faktor meramalkan kebutuhan bahan baku yang
perubahan harga dalam menentukan akan digunakan, sehingga akan dapat
pembelian persediaan bahan baku. Selain menekan biaya penyimpanan dan biaya
itu, dalam penggunaan metode EOQ pemesanan. (2) Usaha Pia Ariawan
terdapat beberapa asumsi yang harus sebaiknya menggunakan metode
dipenuhi, antara lain permintaan akan Economic Order Quantity (EOQ) dalam
produk, harga per unit produk, biaya melakukan pengendalian persediaan
penyimpanan produk per unit per tahun, bahan baku tepung, karena dengan
biaya pemesanan, waktu antara menggunakan metode Economic Order
pemesanan dilakukan sampai dengan Quantity (EOQ) diperoleh total biaya
barang diterima, dan ketersediaan bahan persediaan yang lebih rendah
baku di pasar. dibandingkan dengan total biaya
Pembeliaan bahan baku yang persediaan yang harus dikeluarkan
optimal dengan menggunakan metode perusahaan selama ini.
EOQ yaitu sebesar 878,71 kg, jumlah ini
lebih sedikit bila dibandingkan dengan DAFTAR PUSTAKA
rata-rata pembelian bahan baku yang Assauri, S., 2000. Manajemen Produksi
dilakukan oleh perusahaan, yaitu sebesar dan Operasi. Jakarta: Lembaga
966,67 kg. Usaha Pia Ariawan melakukan Penerbit Fakultas Ekonomi
pembelian bahan baku tepung pada saat Universitas Indonesia.
persediaan sebesar 91,20 kg. Dengan
demikian saat pemesanan bahan baku , 2004. Manajemen Produksi
tepung yang diterima dengan lead time dan Operasi. Jakarta: Lembaga
dua hari, persediaan yang tersisa masih Penerbit FE UI.
26,86 kg. Usaha Pia Ariawan tidak boleh
melakukan pembelian bahan baku Gessong, Yulius, 2012. Analisis
melebihi persediaan maksimum yaitu pengendalian Persediaan pada UD.
sebesar 905,57 kg agar tidak terjadi Bintang Furniture Sangasanga.
pemborosan modal kerja. Jurnal Politeknik Negeri Samarinda.