Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sherly Mega Paranti

NPM : 1006689536
TTD :
Fakultas: Psikologi
LTM
Judul : Nilai-Nilai Akidah dalam Pengembangan Iptek
Sumber bacaan :
1. Kaelany. (2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press
2.http://www.khilafah1924.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=78&Itemid=47 diunduh pada 4 April 2011 pukul
15.40

Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi. Di era globalisasi ini perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tak terhindarkan lagi sebagai hal yang melekat pada
peradaban manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi sesuatu yang krusial
dalam hidup manusia karena manfaatnya untuk mempermudah semua pekerjaan manusia.
Banyak produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki manfaat besar, seperti
penemuan roda sebagai cikal bakal penciptaan sarana transportasi modern yang saat ini
sangat bermanfaat bagi manusia untuk efektivitas dan efisiensi perjalanan dekat maupun jauh.
Juga alat komunikasi seperti telepon dan perkembangan media massa yang begitu pesat.
Keduanya membuat segala informasi dapat disebarkan dengan cepat ke seluruh dunia.
Contoh-contoh pengembangan iptek tersebut mendorong globalisasi sehingga seperti tidak
ada jarak dan batas Negara di dunia ini. Namun, tidak semua penemuan iptek mempunyai
nilai positif. Ada juga yang negative seperti pengembangan bom atom yang telah
menghancurkan Kota Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia ke 2. Oleh karena itu, kita
manusia harus bisa memilah mana produk iptek yang layak digunakan dan mana yang tidak.
Pada awal perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada masa Romawi dan
Yunani, ilmu pengetahuan dan teknologi masih bersumber dari pengembaraan akal yang
dikuasai oleh naluri dan nafsu manusia belaka. Selain itu pengaruh pemikiran-pemikiran
mitos juga masih ada dalam pengembangan ilmu pengetahuan tersebut. Namun, setelah
turunnya Wahyu Allah kepada Rasulullah, pengaruh-pengaruh Islam mulai masuk dan
menyebar dalam peradaban manusia terutama pengembangan iptek. Pengaruh Islam ini tentu
membuat semangat baru serta gebrakan baru dalam dunia iptek. Munculnya pengaruh
Islam ini juga membawa manusia pada sumber-sumber ilmu pengetahuan baru yang
kemudian melahirkan tradisi induksi yang kritis, dinamis dan intelek. Semua hal
tersebut didapat dari pengarahan yang konkret sehingga melahirkan metode observasi dan
eksperimen yang jamak digunakan saat ini (Kaelany, 2009).
Menurut Kaelany (2009), Islam mengajar dalam melakukan segala sesuatu kita
diharuskan mengawalinya dengan niat, begitu juga dalam usaha manusia mengembangkan
iptek. Dasar motif dan pijakan dalam pencarian dan pengembangan iptek bagi umat muslim
adalah untuk memperoleh kemakmuran serta kesejaheraan dunia yang nantinya sebagai
jembatan untuk mencari ridha Allah SWT, sehingga dapat dicapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Dalam Islam juga disebutkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seluruh hasil-
hasilnya harus bisa mengingatkan manusia pada Allah SWT yang Maha Mencipta
Alam Semesta. Iptek juga harus bisa mengingatkan manusia akan perannya sebagai
khalifah di bumi dengan segala potensi yang dimilikinya untuk mengolah bumi agar
bermanfaat bagi seluruh makhluk di dunia. Oleh karena itu, jika suatu hasil iptek dapat
menjauhkan manusia dari jati diri serta tujuan penciptaannya, juga meruntuhkan nilai
kemanusiaan, maka penerapan produk iptek tersebut wajib ditolak (Kaelany, 2009).
Sedangkan paradigma hubungan agama dan iptek menurut Farghal dalam Al Jawi
(2005) ada 3, yaitu :
1. Paradigma Sekuler
Dalam paradigma ini, agama dan iptek dipandang sebagai dua hal yang terpisah dan
tidak boleh dicampur adukkan. Dasar dari paradigma ini adalah sekulerisme barat
dimana agama telah dipisahkan dari kehidupan manusia. Paradigma ini tidak menafikan
adanya agama, tetapi peran agama disini dibatasi hanya pada hubungan manusia dan
Tuhan saja, tidak termasuk hubungan manusia dalam ranah publik. Paradigma sekuler
beranggapan agama tidak bisa mengintervensi pengembangan ilmu penegtahuan dan
teknologi, atau sebaliknya.
2. Paradigma Sosialis
Paradigma ini menganggap agama itu tidak ada. Oleh karena itu, agama sama sekali
tidak ada hubungannya dengan pengembangan iptek. Iptek berjalan secara independen,
lepas sama sekali dari agama. Seluruh perkembangan iptek didasari ole hide
materialistis, terutama materialistis dialektis dimana iptek berkembang dari
pertentangan materi yang di dalamnya telah ada benih perkembangan iptek. Paradigma
ini merupakan bentuk ekstrim dari paradigma sekuler.
3. Paradigma Islam
Dalam paradigma Islam, agama merupakan dasar dan pengatur kehidupan. Dalam
paradigma ini, akidah menjadi dasar dari pengembangan iptek. Akidah yang termuat
dalam Al-Quran dan Hadist menjadi landasan pemikiran tiap-tiap pengembangan iptek.
Dalam paradigma Islam telah disebutkan bahwa akidah Islam menjadi dasar
pengembangan iptek umat manusia. Dalam hal ini akidah Islam dijadikan landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut bukan berarti konsep-konsep pengembangan
iptek harus berasal dari akidah Islam. Tapi dalam hal ini akidah menjadi standard benar
atau salah suatu produk iptek. Hasil-hasil iptek tersebut tidak boleh bertentangan dengan
akidah Islam. Allah tidak pernah melarang suatu konsep iptek berasal dari pemikiran-
pemikiran orang non muslim dan tidak bersumber dari sumber-sumber Islam. Asalkan konsep
iptek tersebut haruslah sesuai dengan standard akidah Islam sehingga konsep iptek tersebut
dapat bernilai benar (Al Jawi, 2005).
Selanjutnya, jika akidah dijadikan landasan dalam pengembangan iptek, syariah
Islam menjadi suatu standard dalam pemanfaatan iptek itu sendiri. Syariah Islam
dijadikan tolok ukur halal atau haram suatu produk iptek tersebut. Produk iptek yang bisa
dimanfaatkan adalah produk yang dinyatakan halal oleh syariah Islam. Sedangkan
produk yang haram harus ditolak pemanfaatannya. Adanya syariah Islam sebagai standard
pemanfaatan hasil iptek seakan melawan praktik-praktik pemanfaatan iptek di dunia barat
yang berlandaskan pragmatisme dan utilitarianisme. Dasar yang mereka gunakan hanya
memandang kepuasan kebutuhan manusia dan terkadang mengabaikan kemanusiaan dan
moral serta bertentangan dengan nilai agama (Al Jawi, 2005).
Dari penjabaran nilai-nilai akidah Islam dalam pengembangan iptek di atas, dapat
disimpulkan bahwa kita sebagai umat muslim sudah seharusnya menerapkan paradigma
Islam dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
berlandaskan akidah Islam dalam pengembangan konsep iptek diikuti syariah Islam
sebagai dasar pemanfaatan iptek maka bisa dipastikan hasil iptek yang ada dapat
bermanfaat tidak hanya bagi umat manusia tapi juga seluruh makhluk di alam semesta.
Dengan kita menerapkan akidah Islam dalam pengembangan iptek, kita juga dapat
menghindar dari dampak-dampak negatif perkembangan iptek yang tidak sesuai dengan
ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai