Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Definisi Penelitian.
Penelitian ilmiah adalah penelitian yang mengandung unsur‐unsur ilmiah atau keilmuan di
dalam aktivitasnya. Ostle pada Nazir (1999), menyatakan penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah (scientific methode) disebut penelitian ilmiah, mengandung dua
unsur penting yakni; unsur pengamatan (observation) dan unsur nalar (reasoning). Penelitian
ilmiah juga berarti penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang
fenomena‐fenomena alami, dengan dipandu oleh teori‐teori dan hipotesis‐hipotesis tentang
hubungan yang dikira terdapat diantara fenomena-fenomena itu (Kerlinger, 2000).

Tujuan Penelitian
Suatu penelitian memiliki beberapa tujuan di antaranya:
− Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan (Buckley et al.). Dalam penelitian
bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka panjang karena umumnya tidak
terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah praktis.
− Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (sekarang). Dalam penelitian
bisnis, tujuan ini merupakan tujuan yang bersifat jangka pendek. Hasil penelitian lebih
menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis yang diperlukan untuk
pertimbangan dalam pembuatan keputusan bisnis.
− Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu ‘peningkatan
moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka’.
− Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada. Misalnya suatu
penelitian dengan isu “penggunaan ekuitas yang lebih besar dibandingkan hutang untuk
mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditur (menguji teori
keagenan yang telah ada).
− Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru.
Misalnya suatu penelitian dengan isu “kepemilikan manajerial yang akan memperkuat
hubungan antara peluang tumbuh perusahaan dengan kebijakan pendanaan perusahaan
(untuk menemukan teori).

Peran Riset bagi Manajemen.


Riset yang baik harus mempunyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil riset. Pemakai
riset dapat berkisar dari akademik, praktisi, perusahaan, sampai ke pemerintah. Tergantung
siapa pemakai hasil dari riset. Kontribusi riset dapat berupa kontibusi teori, kontribusi praktek
dan kontribusi kebijakan. Kontribusi rise juga harus berhubungan dengan isu yang diteliti.
Dengan demikian konribusi riset dapat didefinisikan sebagai manfaat yang diteliti berupa

1
kontribusi teori, kontribusi praktek dan kontribusi kebijakan dari isu yang diteliti kepada
pemakai riset (Manajemen).
Penelitian manajemen terapan di perusahaan-perusahaan, termasuk penelitian di bidang
bisnis. Kebutuhan penelitian biasanya diawali oleh kebutuhan seorang manajer
mengenai suatu informasi tertentu. Kita tidak mungkin menyebutkan semua masalah
manajemen dan tidak semua masalah manajemen tersebut harus dipecahkan melalui
penelitian. Tetapi secara umum ada tiga tipe pangambilan keputusan yang harus
dilakukan seorang manajer, yaitu masalah manajemen yang mencakup (a)pilihan
sasaran dan tujuan perusahaan, (b) pencarian dan evaluasi solusi, dan (c) pemecahan
masalah atau pengendalian situasi.
Contoh:
Peneliti bisnis juga mendapatkan peluang yang penting dalam lingkungan di mana organisasi
berfungsi. Perhatian ekstemal ini meliputi topik-topik seperti calon-calon akuisisi yang
propektif, dasar dan kecenderungan peraturan pemerintah, perubahan budaya, dan
pengembangan teknologi baru.
Tidak masalah bagaimana permasalahan manajemen tersebut ditentukan, seringkali ada
berbagai arahan riset yang dapat diambil. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara
peneliti, berkolaborasi dengan manajer, untuk memilih proyek riset yang paling produktif.

Konsep Riset Bisnis


Konsep dibutuhkan dalam penelitian untuk memahami dan mengkomunikasikan informasi
mengenai suatu objek. Konsep adalah sekumpulan arti atau karakteristisk yang berhubungan
dengan kejadian, objek, kondisi, atau situasi tersebut (Emory dan Cooper).
Menurut Rusidi (1997), konsep adalah istilah singkat untuk menyatakan (abstraksi) realita atau
fenomena. Di dalam konsep terkandung batasan-batasan arti (definisi) dari penamaan golongan,
kategori dan klasifikasi. Jika konsep ini ditelaah sampai mendasar maka akan sampai pada
istilah variabel.
Keberhasilan penelitian tergantung pada: 1) seberapa jelas kita melakukan konseptualisasi, dan
(2) seberapa jelas pihak lain memahami konsep yang kita gunakan. Misalkan, kita akan
melakukan survai mengenai penghasilan para profesional muda dengan kuisoner. Penelitian
tidak akan berhasil kalau konsep penghasilan yang kita maksud tidak jelas atau tidak
dimengerti oleh reponden, misalnya tidak jelas apakah penghasilan per bulan, apakah gaji tetap
saja atau termasuk pendapatan sampingan, pendapatan bersih atau kotor, dan sebagainya. Selain
itu, konsep profesional muda juga harus didefisniskan dengan jelas atau eksplisit sehingga
pihak lain mempuntai persepsi dan konsepsi yang sama dengan pihak peneliti.

Proses penelitian
Tahapan‐tahapan dalam penelitian ilmiah merupakan pedoman peneliti untuk melakukan
penelitian dengan cara yang benar. Peneliti tidak dapat melakukan penelitian hanya dengan cara
mengumpulkan data dan menganalisisnya, tetapi penelitian harus berawal dari penemuan
permasalahan dan berlanjut kepada tahap‐tahap selanjutnya.

2
Proses dalam penelitian bisnis mempunyai enam tahapan yang saling berkaitan yaitu :
1. Penemuan dan identifikasi masalah
2. Desain riset
3. Sampling
4. Pengumpulan data
5. Pemrosesan dan analisis data
6. Kesimpulan dan laporan.
Indriantoro dan Supomo (1999) mengatakan proses penelitian ilmiah secara umum harus
memenuhi langkah‐langkah antara lain:
1). Masalah/pertanyaan penelitian,
2). Telaah teoritis,
3). Pengujian fakta, dan
4). Kesimpulan .
Proses penelitian berikut ini memperjelas tahap‐tahap penelitian kuantitatif (Sugiyono,
2002). Langkah‐langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian kuantitatif, antara lain:
a. Masalah: penelitian berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan
teoritis, sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan (prariset). Agar masalah ditemukan
dengan baik memerlukan fakta‐fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang
diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.
b. Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan
masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
c. Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan.
Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoritis dan mengkaji hasil‐hasil penelitian
sebelumnya.
d. Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih
metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.
e. Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan
penelitian, maka peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data,
misalnya angkat, pedoman wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk
mengukur variabel penelitian.
f. Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen
yang valid dan reliabel, dan kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data penelitian
dengan menggunakan alat‐alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian.
g. Kesimpulan: Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan dari data yang telah dianalisis.
Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan
dapat dibuktikan kebenarannya.

3
Karakteristik dan Kriteria Penelitian Ilmiah.
Metode ilmiah umumnya memiliki beberapa karakteristik umum sebagai berikut (Davis &
Cosenza, 1993: 37; Sekaran, 1992, 2003):
− Kritis dan analitis: mendorong suatu kepastian dan proses penelitian untuk
mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan solusinya.
− Logis: merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan rasional diturunkan dari
bukti yang ada.
− Testabiity: penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan pengujian statistik yang
menggunakan data yang dikumpulkan.
− Obyektif: hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama apabila studi yang sama
dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat
dibuktikan kebenarannya.
− Konseptual dan Teoretis: ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan suatu struktur
konsep dan teoretis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.
− Empiris: metode ini pada prinsipnya berstandar pada realita
− Sistematis: mengandung arti suatu prosedur yang cermat.

Suatu penelitian dikatakan penelitian ilmiah yang baik jika memenuhi kriteria berikut (Sekaran,
1992, 2003);
− Menyatakan tujuan secara jelas.
− Rigor (kokoh): penelitian ilmiah menunjukkan proses penelitian yang dilakukan secara
hati-hati (prudent) dengan keakurasian yang tinggi. Basis teori dan rancangan penelitian
yang baik akan menambah kekokohan dari penelitian ilmiah.
− Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data yang relevan.
− Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan
pengungkapan data.
− Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).
− Memilih data dengan presisi sehingga hasilnya dapat dipercaya. Tidak ada penelitian yang
sempurna dan ketepatannya tergantung pada keyakinan peneliti yang dapat diterima umum.
Kesalahan pengukuran data dapat menyebabkan ketepatan penelitian menurun. Desain
penelitian harus dilakukan dengan baik sehingga hasil penelitian dapat dekat dengan
kenyataannya (precision) dengan tingkat probabilitas keyakinan (confidence) yang tinggi.
− Menarik kesimpulan dilakukan secara obyektif. Hasil penelitian ilmiah akan memberikan
hasil dan konklusi yang obyektif jika tidak dipengaruhi oleh faktor subyektif peneliti.
− Melaporkan hasilnya secara parsimony (simpel), yaitu penelitian ilmiah mempunyai
kemudahan di dalam menjelaskan hasil penelitiannya.
− Temuan penelitian dapat digeneralisasi. Hasil penelitian ilmiah mampu untuk diuji ulang
dengan hasil yang konsisten dengan waktu, obyek, dan situasi yang berbeda.

4
Ruang Lingkup Penelitian Manajemen
Dalam melakukan kegiatan penelitian, hal yang biasanya dilakukan pertama kali adalah
menentukan topik penelitian. Kegiatan tersebut biasanya akan menjadi arah dan tujuan dari
kegiatan penelitian. Tabel berikut ini merupakan contoh topik penelitian yang
dikelompokan ke dalam sub‐sub bidang kajian utamanya.
Bidang Kajian Utama Topik
• Kinerja Korporat
• Kinerja Saham dan Portofolio Saham
• Merger dan Akuisisi
• Struktur Modal
MANAJEMEN KEUANGAN • Kesulitan Keuangan dan Kegagalan
Perusahaan (Financial Distress dan
Corporate Failure)
• Asset Pricing
• Integrasi Pasar Modal
• Bauran Pemasaran
• Segmentasi, Penentuan Target, dan
Pemosisian (Segmenting, Targeting,
Positioning)
MANAJEMEN PEMASARAN
• Promosi
• Distribusi
• Penetapan Harga
• Perilaku Konsumen
• Perekrutan Karyawan
• Pendidikan dan Pelatihan
• Kompensasi
• Kepemimpinan dan Gaya
MANAJEMEN SUMBER DAYA Kepemimpinan
MANUSIA • Motivasi
• Produktivitas
• Pengembangan Karir
• Hubungan Perburuhan

Bagi peneliti pemula terkadang sulit untuk menentukan topik apa yang hendak diteliti.
Beberapa hal yang memudahkan peneliti pemula menemukan topik yang hendak ditelitinya
yaitu:
1. Membaca beberapa buku teks bidang kajian umum
2. Membaca hasil‐hasil penelitian terdahulu
3. Membaca jurnal‐jurnal ilmiah
4. Mendiskusikannya dengan pakar

5
TUGAS

Silahkan tentukan topik penelitian anda, kirim ke email: rowland.pasaribu@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai