Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALITIK I

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK DALAM SEDIAAN


FARMASI MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS

REFI TAZHQIYATUL FADILAH


311191196
FARMASI 3D

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA
SEMETER GANJIL TA 2021/2022
Pertemuan Praktikum ke : V (lima)
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa, 7 desember 2021
Judul Praktikum : Analisis Kualitatif Senyawa Golongan Asam,
Dengan Metode Spektrofotometrei Uv – Vis
Nomor Sampel : 220

I. TINJAUAN PUSTAKA
Spetrofotometri Uv – Vis
Spektrofotometri Uv – Vis adalah anggota Teknik analisi yang
menggunakan sumber radiasi REM ultraviolet dekat (190 – 380 nm) dan
sinar tampak (380 – 780 nm) dengan memakai instrument spektrofotometer.
Spektrofotometer Uv – Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar
pada molekul dianalisis sehingga spektrofotometri Uv – Vis lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dari pada kualitatif.
(Andari, 2013; 116).
Pengujian secara kuantitatif suatu analit dengan metode
spektrofotometri UV-Vis akan menghasilkan data berupa absorbansi atau
transmitansi yang dapat dikuantitasi dengan menggunakan suatu
pembanding atau standar. Pengujian secara kuantitatif dapat dilakukan
suatu larutan standar yang diketahui konsentrasinya sehingga konsentrasi
analit dapat ditentukan. Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam
menentukan konsentrasi suatu analit, yaitu metode standar tunggal, kurva
kalibrasi larutan standar dan metode analisis standar
(Fatchurrozak, Suranto, dan Sugiyarto.,2013).
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel organik di daerah ultraviolet dan
sinar tampak, akan bersamaan dengan perubahan keadaan elektronik dalam
molekul yaitu energi disediakan untuk mempromosikan energi dari keadaan
dasar ke orbital energi yang lebih tinggi (keadaan tereksitasi) yang dikenal
sebagai orbital antiboding. Jika dimaknakan bahwa ikatan adalah pasangan
elektron, maka kini terdapat tiga jenis ikatan yaitu pasangan elektron bebas,
ikatan sigma dan ikatan pi. Pasangan elektron bebas (non-boding electrons
atau lone pair electron) merupakan pasangan elektron yang tidak digunakan
untuk berikatan dengan elektron lain tetapi berikatan dengan elektron pada
atom tersebut
(Fatchurrozak, Suranto, dan Sugiyarto.,2013).
Adapun tahapan dalam menganalisa menggunakan spekrofotometri Uv –
Vis, yaitu:
1. Preparasi baku, sampel, dan blanko
2. Penetapan Panjang gelombang maksimum
3. Pembuatan kurva baku
4. Menghitung absorbansi baku dan sampel
(Andari, 2013: 116)
Cara kerja spektrofotometri Uv -Vis yaitu sinar dari sumber radiasi menuju
monokromator. Cahay dari monokromator diarahkan terpisah mellaui sampel
dengan sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel secara
bergantian dan secara berulang – ulang. Sinyal listrik dari detector diproses,
diubah ke digital dan diubah hasilnya, selanjutnya perhitungan dilakukan
dengan computer yang sudah terprogram.
Prinsip kerja spektrofotometer Uv – Vis adalah interaksi yang terjadi antara
energi berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa
molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron
tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi yang
lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet – visisble
untuk semua struktur elektronik. Tetapi hanya pada sistem – sistem
terkonjugasi. Struktur elektronik dengan adnya ikatan phi dan non bonding
elejtron. Dari 4 jenis spektrofotometri (U, Vis, UV – Vis, dan Ir) memiliki
prinsip kerja yang sama yaitu ada nya interaksi antara materi dengan cahaya
yang memiliki Panjang gelombang tertentu. Perbedaan terletak pada Panjang
gelombang yang digunakan.
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer. Hukum
Lambert – Beer menyatakan hubungan linier antara absorban dengan
konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam
hukum Lambert – Beer tersebut ada beberapa hal, yaitu:
1. Sinar yang digunakan dianggap monokromatis.
2. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang memiliki penampang yang
sama.
3. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak bergantung pada yang
lain dalam larutan tersebut.
4. Tidak terjadi fluoresensi dan fosforisensi.
5. Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan.

ANTIBIOTIK

Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik,


yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu
proses biokimia pada organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit
infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan
sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja
seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme,
hanya saja targetnya adalah molekul bakteri. Antibiotik berbeda
dengan desinfektan dalam hal cara kerjanya, yaitu desinfektan
membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup.

AMOXICILIN

Amoksisilin memiliki rumus Amoksisilin memiliki rumus molekul


C16H19N3O5.3H2Od molekul C16H19N3O5.3H2O dan berat mole an
berat molekul sebesar 419,45 dan 365,41 untuk amoksisilin dalam sebesar
419,45 dan 365,41 untuk amoksisilin dalam bentuk anhidrat. Pemerian entuk
anhidrat. Pemerian amoksisilin meliputi serbuk hablur berwarna putih,
praktis dan tidak berbau. Amoksisilin sukar larut dalam air dan metanol dan
tidak larut dalam benzene, karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
Stabilitas amoksisilin,tidak stabil terhadap paparan cahaya, terurai pada
suhu 30-35ºC serta tidak tahan terhadap dak tahan terhadap suhu yang suhu
yang tidak terkendali (Permatasari, 2017).

Mekanisme kerja amoksisilin adalah menghambat sintesis dinding sel


bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan penisilin-protein
sehingga menyebabkan penghambatan biosintesis dinding sel sehingga
bakteri pecah (Sujadmiko dkk, 2017). Amoksisilin berfungsi untuk
pengobatan berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif
dan negatif. Infeksi yang dapat diobati oleh antibiotik amoksisilin antara lain
infeksi pada gigi, saluran kemih, telinga, hidung, tenggorokan, saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan kelamin misalnya gonore (Talogo,
2014).

Struktur amocixilin

1. Nama Bahan Obat : Amoxicillinb.


2. Struktur Kimia : C16H19N3O5Sc.
3. Berat Molekul : Anhidrat = 365,40, Trihidrat - 419,45d.
4. Fungsi: Antibiotike. Pemerian: Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbauf.
5. Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena,
dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroformg.
6. Stabilitas : Stabilitas terhadap suhu yaitu terurai pada suhu 30- 35'C. Tidak
stabil terhadap paparan cahaya. Stabilitas terhadap air sekitar 11,5-14,5 %.
(Wiryatni, 2010 hal. 6-7): CSP hal. 1764)h.
7. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar yang
terkendali (Anonim, FI IV hal.96)

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


- Alat
1) Spektrofotometri Uv – Vis 8) Spatula
2) Kuvet 9) Labu Ukur 25mL
3) Tabung Reaksi 10) Tissue
4) Batang Pengaduk 11) Micropipet 10 – 100 µ
5) Spatula 12) CD
6) Gelas Kimia 100 mL 13) Gelas Ukur 100mL
7) Gelas Kimia 250 mL 14) Pot Salep
8) Botol Semprot
9) Labu Ukur 50mL

- Bahan
1) Etanol 5) Sanpel Nomor 220
2) Aquadest
3) Larutan Standar amoxicilin
4) Larutan vitamin c
III. PROSEDUR KERJA :
a) Kalibrasi Alat Spektrofotometri Uv – Vis

Masukkan larutan Lakukan kalibrasi


blanko (Etanol) ke dengan larutan blanko
dalam kuvet (two zero)

Sipilih menu aplikasi


Di setting dengan nilai
wave length scan pada
absorbansi = 0
komputer

b) Membuat Larutan Standar dan Menentukan Panjang Gelombangnya

Buat larutan standar dengan


Hitung PPM dari larutan
menimbang 50mg Amoxicillin
standar menggunakan
dan 50mg Vitamin C, lalu
Rumus PPM = mg/L
masing – masing dilarutkan
dihasilkan larutan standar
dalam 50mL etanol
memiliki 1000 ppm
menggunakan labur ukur 50mL

Kemudian lakukan
pengenceran terhadap
Ambil secukupnya larutan dari
larutan standar menjadi 50
larutan standar 50ppm
ppm, dilarutkan dengan
etanol pada labu ukur
25mL
Larutan standar dimasukkan
Ambil secukupnya larutan ke dalam kuvet lalu kuvet
dari larutan standar 50ppm dimasukkan ke dalam
spektrofotometri Uv – Vis
yang telah di kalibrasi.

Dihasilkan panjang Dilakukan scanning pada


gelombang pada larutan Panjang gelombang untuk
standar Amoxicillin yaitu larutan standar hingga
230 nm sedangkan panjang dihasilkan Panjang
gelombang pada larutan gelombang
standar Vitamin C yaitu 267
nm

c) Penentuan Panjang Gelombang Sampel

Sampel nomor 220 diberikan Sampel diambil secukupnya,


dalam bentuk larutan kemudian dimasukkan ke
kemudian dilarutkan dalam dalam kuvet, setelah itu, uji
etanol menggunakan labu menggunakan
ukur 25mL sampai homogen spektrofotometri Uv – Vis

Panjang gelombang yang


dihasilkan oleh sampel nomor
220 yaitu 320 nm
IV. HASIL PENGAMATAN

No.
Prosedur Kerja Hasil Dugaan
Sampel
Uji Pendahuluan:
Bentuk : Larutan
Bau : Menyengat
Rasa : Pahit
Bening
Warna :
Larutan sempel Golongan
diencerkan 20x, diperoleh Antibiotik
220
0,5ml. Kemudian larutkan Yaitu
dalam labu ukur 10ml, Hasil panjang Amoxicilin
tambahkan metanol gelombang yang
sampal tanda batas.setelah didapatkan yaitu
itu masukkan sampel yang 230 nm
sudah diencerkan ke
dalam kuvet untuk diukur
panjang gelombangnya
Hasil spektrofotometri uv-vis kel 7 sampel no 220
Hasil spektrofotometri uv-vis sampel kel 7 no 220 dan larutan standar

Larutan standar vitamin c

V. PEMBAHASAN
Pada praktikum ke – 5 ini, dilakukan “Analisis Kualitatif Senyawa
Golongan antibiotic dan antihistamin”. Praktikum ini dilakukan dengan
menggunakan alat spektrofotometri Uv – Vis.
Pada praktikum kali ini, sampel yang kelompok kami dapatkan yaitu sampel
nomor 220, dengan hasil uji pendahuluan memiliki warna bening, bentuk
larutan, dan rasa yang pahit, ketika dilihat dari uji pendahuluan tersebut dugaan
sementara kami sampel tersebut adalah Amoxicilin
Setelah di amati dengan menggunakan alat Spektrofotomteri Uv – Vis.
Hasil panjang gelombang pada sampel 220 menunjukkan angka 230 nm. Maka
sesuai dengan dugaan diatas, bahwa sampel nomor 220 adalah asam amoxicilin,
dan ketika dibandingkan dengan standar asam salisilat hasilnya sama. Hal ini
juga sesuai dengan yang tercantum pada referensi bahwa panjang gelombang
maksimum dari asam amoxicilin yaitu 230 nm. (Analytical profiles of drug
substances volume 7 dan 23: Kaus Florey)
Ultraviolet spektrum

Amoxicillin dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV karena


senyawa tersebut merupakan senyawa yang tidak berwarna dan dapat menyerap
cahaya pada daerah UV. Sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka
senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang
tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu,sampel
tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagen
tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi.
Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi
atau sentrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel harus
jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid apalagi suspensi (Khopkar,
2003).
Amoxicillin ditentukan kadarnya dengan menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis karena dilihat dalam strukturnya amoksisilin
memiliki gugus kromofor dan gugus ausokrom yang menyebabkan amoksisilin
dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet. Perpindahan radiasi ke gugus
tersebut akan terbentuk nilai absorbansi dan afinitas untuk tereksitasi dari
daerah rendah ke tinggi. Metode spektrofotometri UV-Vis dengan prinsip
multipoint method yaitu dibuat larutan pengenceran bertingkat dengan
pembuatan kurva kalibrasi untuk menghasilkan persamaan regresi linier antara
konsentrasi dengan absorbansi.
Pada penetapan kadar amoxicillin dapat dianalisis menggunakan
spektrofotometri UV-Vis karena amoxicillin memiliki gugus kromofor dan
gugus auksokrom yang menyebabkan amoxicillin dapat menyerap radiasi pada
daerah ultraviolet. Perpindahan radiasi ke gugus tersebut akan terbentuk nilai
absorbansi dan afinitas untuk tereksitasi dari daerah rendah ke tinggi.

HO
O
H H
S
NH CH3

NH2 N CH3

O
COOH
Keterangan Gugus auksokrom
Gugus kromofor
Pada literatur, amoxicillin dengan kelarutan dalam etanol memiliki
panjang gelombang maksimal sebesar 274 nm dengan nilai absorptivitas molar
sebesar 1400. Metode penetapan kadar amoxicillin ini menggunakan metode
multipoint method dimana dengan membuat berbagai konsentrasi standar yang
mencakup seluruh konsentrasi analit.

VI. KESIMPULAN

Maka dapat disimpulkan bahwa sampel no 220 adalah amoxicilin yang


dianalisis menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis yang dibaca pada
panjang gelombang 230 nm menggunakan pelarut etanol didapatkan persentase
kadar amoxicillin dengan berat sampel yang ditimbang sebanyak 0,0546 gram
dan diperoleh absorbansinya 0,486.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Moffat, A.C., Osselton, M.D.,Widdop, B., 2011, Clarke’s Analysis of


Drugs and Poisons Fourth Edition, Pharmaceutical Press, London.
Day, R A, dan Underwood, A L. 2002. Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam, Erlangga, Jakarta
Florey, K., 1986, Analitical Profiles of Drugs Substance, vol. 7 dan 23 ,
Academic Press Inc, New York
Abdul Rohman. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (2014), Farmakope
Indonesia edisi V. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
LAMPIRAN

Seperangkat Alat Spektrofotometri


Aquadest dan Sampel no 220
etanol Uv – Vis

Sampel nomor Larutan Standar


220 yang sudah Amoxicillin dan
dilakukan Vitamin C
pengenceran.

Anda mungkin juga menyukai