Pengertian Standar Serta Syarat Dan Tahap Perumusannya. Berikut adalah penjelasan
seputar pengertian standar, Syarat standar Serta Tahap Perumusan Standar Dan Prinsip
dasar perumusan standar.
Definisi Standar
Menurut Clinical Practice Guideline. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian
tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal .
Menurut Rowland, standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh
suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa dapat memperoleh keuntungan yang maksimal
dari pelayanan yang diselenggarakan.
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional,
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan
metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini
dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Standar menurut bahasa adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Secara
etimologi kata standar bisa dipahami sebagai patokan atau sebagai standar baku. Standar
juga bias dikatakan sebagai sesuatu yang digunakan sebagai ukuran, norma, atau model
dalam evaluasi komparatif (Oxford Dictionary). Standar dapat dijadikan acuan, untuk
melakukan proses kerja agar mencapai hasil yang sudah ditetapkan sebelumnya dan
melakukan penilaian.
STANDAR KEPERAWATANPENGERTIAN
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yangdilaksanakan oleh tenaga perawat. Tenaga tersebut terdiri dari berbagai
jenis dan mutuyang jumlahnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan
tenaga kesehatan yanglain. Oleh karena itu pelayanan keperawatan sering
menjadi tolok ukur baik buruknyaasuhan kesehatan rumah sakit. Dengan demikian
perlu adanya pembenahan khusus untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanan melalui pembuatan standar yangdisyahkan oleh kesepakatan tenaga
keperawatan itu sendiri.Standar menurut Wiyono D, 1999, adalah suatu spesifikasi teknis
atau sesuatu yang d i l a k u k a n , d i s u s u n b e r d a s a r k a n k o n s e n s u s
s e m u a p i h a k y a n g t e r k a i t d e n g a n memperhatikan syarat-syarat:
kesehatan, keteladanan, perkembangan ilmu pengtahuandan teknologi,
pengalaman serta perkembangan masa kini dan masa yang akan datangguna
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Standar menurut Potter dan
Perry,2005, adalah pengkuran atau pedoman yang berfungsi sebagai dasar untuk
perbandinganketika mengevaluasi fenomena.B e b e r a p a p e n g e r t i a n t e n t a n g
s t a n d a r k e p e r a w a t a n d i s a m p a i k a n o l e h b e b e r a p a sumber sebagai berikut :
1. St an dar k ep er a wa t a n me r up ak an b imb i ng an
d a l a m m e l a k s a n a k a n a s u h a n keperawatan, sehingga dapat
menjamin kualitas pelayanan dan konsisten. Dengan mengikuti standar, perawat
dapat terhindar dari kesalahan dalam melakukan asuhank e p e r a w a t a n , k a r e n a
s t a n d a r p a l i n g e f e k t i f d a l a m m e m p e r t a n g g u n g j a w a b k a n pekerjaan
(Schweiger, 1980).
2.Standar keperawatan adalah sesuatu pernyataan yang absah dan sangat
efektif untuk m e n i l a i a s u h a n k e p e r a w a t a n y a n g d i b e r i k a n , k a r e n a
b e r i s i k r i t e r i a - k r i t e r i a keberhasilan yang dapat dievaluasi (Mason, 1984).
3.Standar keperawatan adalah pernyataan atau kelompok pernyataan yang
menentukantanggung jawab dan akontabilitas keperawatan (Marker, 1988).
4.Standar keperawatan berisi kriteria-kriteria yang perlu
dilaksanakan dalammenyelenggarakan praktik ke perawatan,
s e h i n g g a a s u h a n k e p e r a w a t a n y a n g dihasilkan mempunyai mutu,
efektifitas serta efisiensi sesuai dengan harapan (Dep Kes RI, 1994).
5.Standar praktik keperawatan menurut Gillies, 1996 adalah pernyataan
deskriptif dari penampilan yang diinginkan sehingga kualitas struktur, proses dan hasilnya
dapatdinilai.
6.Standar praktik keperawatan memberikan arahan dan bimbingan langsung
terhadap perawat yang ingin melakukan praktik keperawatan (Mc Closkey & Grace, 1990).
7.Standar asuhan keperawatan menurut Pott er dan Perry, 2005, adalah tingkat
minimalasuhan yang diterima untuk memastikan diberikannya asuhan berkualitas tinggi
padaklien.
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah kedaan ideal atau tingkat
pencapaian tertinggi dan sempurna yang digunakan sebagai batas penerimaan mminimal
• PERSYARATAN STANDAR
Jelas
Masuk akal
Mudah dimengerti
Dapat dicapai
Absah
Meyakinkan
Matap ,
Spesifik serta eksplisit
Paradigma standar mutu layanan pada institusi Pemerintah :
1. Standar berbaris peraturan perundang-undangan
2. Standar berbasis kebutuhan dan kepuasaan masyarakat sebagai pelanggan
Standar Pelayanan dari sebuah unit pelayanan publik harus mencantumkan komponen-
komponen dasar dalam pelayanan, yaitu :
Standar II : Pndidikan
Perawat bertanggung jawab untuk memperoleh ilmu pengetahuan mutakhir dalam praktek
keperawatan.
Rasional
Perkembangan ilmu dan teknologi, sosial, ekonomi, politik dan penddikan masyarakat
menuntut komitme perawat untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan sehingga
memacu pertumbuhan profesi.
Kriteria Struktur
1. Adanya kebijakan di tatanan praktek untuk tetap memberi peluang dan fasilitas pada perawat
untuk mengikuti kegiatan yang terkait dengan pengembangan keperawatan.
2. Terseduanya peluang dan fasilitas belajar pada tatanan praktek.
3. Adanya peluang untuk berpartisipasi dalam kegiatan organisasi profesi untuk
mengembangkan profesi.
Kriteria Proses
1. Perawat mempunyai prakarsa untuk belajar mandiri agar dapat mengikuti pengembangan
ilmu dan meningkatkan keterampilan.
2. Perawat berperan serta dalam kegiatan pemantapan ditempat kerja (insevice) seperti diskusi
ilmiah, ronde keperawatan.
3. Perawat mengikuti pelatihan, seminar atau pertemuan profesional lainnya.
4. Perawat membantu sejawat mengidentifikasi kebutuhan belajar.
Kriteria Hasil
1. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat tentanf ilmu keperawatan dan
teknologi mukhtahir.
2. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi mutahir dalam praktek klinik.
Standar V : Etik
Keputusan dan tindakan perawat atas nama klien ditentukan dengan cara yang etis (sesuai
dengan norma, nilai budaya, modul dan idelialisme profesi).
Rasional
Kode etik perawat merupakan parameter bagi perawat dalam membuat penilaian etis.
Berbagai isu spesipik tentang etik yang menjadi kepedulian perawat meliputi : Penolakan
pasien terhadap pengobatan, “informed-consen”, pemberhentian bantuan hidup, kerahasiaan
klien.
Kriteria Struktur
1. Adanya komite etik keperawatan
2. Adanya kriteria masalah etik
3. Adanya mekanisme penyelesaian masalah etik
4. Adanya program pembinaan etik profesi keperawatan.
Kriteri Proses
1. Praktek perawat berpedoman pada kode etik
2. Perawat menjaga kerahasiaan klien
3. Perawat bertindak sebagai advokat klien
4. Perawat memberikan asuhan dengan “tanpa menghakimi” (non-judgement), tanpa
diskriminasi
5. Perawat memberikan asuhan dengan melindungi otonomi, martabat dan hak-hak klien.
6. Perawat mencari sumber-sumber yang tersedia untuk membantu menetapkan keputusan etik.
Kriteria Hasil
1. Ada bukti dalam catatan tentang klien, bahwa isu-isu etik ditemukan dan dibahas didalam
pertemuan tim.
2. Sasaran dalam pembinaan keperawatan berkelanjutan mencerminkan diterapkannya konsep-
konsep yang ada dalam kode etik.
Standar VI : Kolaborasi
Perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan semua pihak terkait serta tim multi disiplin
kesehatan dalam memberikan keperawatan klien.
Rasional
Kerumitan dalam pemberian asuhan membutuhkan pendekatan multi disiplin untuk
memberikan asuhan kepada klien. Kolaborasi multi disiplin mutlak diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas asuhan dan untuk membantu klien mencapai kesehatan
optimal. Melalui proses kolaboratif kemampuan yang khusus dari pemberian asuhan
kesehatan digunakan untuk mengkomunikasikan , merencanakan , menyelesaikan masalah
dan mengevaluasi pelayanan.
Kriteria struktur
1. Adanya kebijakan kerja tim dalam memberikan asuhan terhadap klien.
2. Perawat dilibatkan dalam menetapkan kenijakan yang terkait dengan asuhan klien.
3. Adanya jadwal pertemuan berkala.
4. Tersediannya mekanisme untuk menjamin keterlibatan klien dalam pengambilan keputusan
tim.
Kriteria proses
1. Perawat berkonsultasi dengan profesi lain dalam kebutuhan untuk memberikan asuhan yang
optimal bagi klien.
2. Perawat mengkonsultasikan pengetahuan dan keterampilan keperawatan sehinggasejawat
dapat mengintergrasikannya dalam asuhan klien.
3. Perawat melibatkan klien dalam tim multidisiplin
4. Perawat berfungsi sebagai advokat klien
5. Perawat berkolaborasi dengan tim multi disiplin dalam program pengajaran, supervisi dan
upaya-upaya penelitian.
6. Perawat mengaku dan menghormati sejawat dan kontribusi mereka.
Kriteria Hasil
1. Adanya bukti bahwa perawat merupakan anggota atau bagian integral dari tim multi disiplin.
2. Adanya bukti terjadinya kolaborasi multi disiplin, seperti tercermin dalam rencana terapi.
Kriteria Struktur
1. Tersediannya kebijakan institusi tentang riset
2. Tersediannya pedoman riset
3. Tersedia kesempatan bagi perawat untuk melakukan dan atau berpartisipasi dalam riset
sesuai tingkat pendidikan
4. Tersedia peluang dan fasilitas untuk menggunakan hasil riset.
Kriteria Proses
1. Perawat mengidentifikasi masalah keperawatan terkait praktek yang memerlukan riset
2. Perawat menggunakan hasil riset yang dapat dipertanggung jawabkan dalam upaya
investigasi.
3. Perawat melaksanakan riset.
4. Perawat menggunakan hasil riset
5. Perawat menjamin adanya mekanisme untuk melndungi manusia sebagai subjek.
6. Perawat mengembangkan, mengimplementaskan dan mengevaluasi telaah riset sesuai tingkat
pendidikan.
7. Perawat berkewajiban dalam mendiseminasikan hasil riset.
Kriteria Hasil
1. Masalah klien terindentifikasi dan ditanggulangi melalui upaya riset
2. Adanya bukti landasan pengetahuan keperawatan secara terus menerus diuji dan
dimutakhirkan dengan hasil-hasil riset yang relevan.
3. Praktek perawat mencerminkan digunakannya temuan riset mutakhir yang tersedia.
4. Telah dipublikasikan kontribusi perawat terhadap pengembangan teori, praktek dan riset.
Kriteria Proses
1. Perawat mengelola menyiapkan dan menatalaksanaan program anggran unit
2. Perawat bertanggung jawab untuk mendistribusikan sumber daya yang tersedia dengan cara
yang paling efektif dan tidak boros.
3. Perawat mengontrol penggunaan sebagaian besar dari sumber daya institusi yang menjadi
tanggung jawab keperawatan.
4. Perawat menganalisa laporan bulanan anggaran untuk mengevaluasi pola pengeluaran dan
dapat menyesuaikan penggunaannya pada situasi berubah.
5. Perawat pengelola menyesuaikan jumlah beban kerja unit dengan setiap tenaga kerja purna
waktu.
6. Menetapkan tugas pokok dan fungsi keperawatan dengan tepat (menyusun jejaring yang
mendukung kesejawatan bagi perawat dan menanggapi dengan tepat semua keluhan dan
konflik perawat dengan sejawat, ketidak serasian keluarga dengan jadual kerja, ketidak adilan
penugasan kerja dan kurang memadai orientasi kerja ).
7. Perawat bertanggung jawab untuk menjamin ketersediaan alat-alt yang berfungsi baik.
8. Perawat bertangguang jawab menjamin K3 institusi/unit keperawata.
Kriteria Hasil
1. Tersediannya laporan bulanan anggaran untuk memberikan gambaran pola pengeluaran dan
penyesuaian anggaran.
2. Terwujudnya loyaritas karyawan terhadap kelompok kerjanya, karena kepuasan kerja dan
kontribusi pekerjaannya diakui dan dihargai.
3. Adanya otonomi dalam pengaturan sumber daya yang diperoleh dari masyarakat.
4. Pemanfaatan sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat.
5. Terwujudnya pelayanan yang memperhatikan keamanan, efektifitas,dan biaya yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
http://seputarpengertian.blogspot.com/2018/09/pengertian-standar-serta-
syarat-dan-tahapannya.html
http://seputarpengertian.blogspot.com/2018/09/pengertian-standar-serta-
syarat-dan-tahapannya.html
https://galihyudhi.wordpress.com/2013/09/18/standar-pelayanan-sudahkah-
sesuai-dengan-standar/
https://prezi.com/pwrm-sfxlqfo/standar-mutu-pelayanan/
http://keperawatan87.blogspot.com/2014/07/standar-kinerja-
profesional.html