Oleh:
Kelompok 9
SEMESTER I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Besar
Genesa Bahan Galian mengenai endapan pasir besi.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan makalah tugas besar ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT
Penulis menyadari bahwa masih ada beberapa kekurangan laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Penulis
2
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR….........................................
DAFTAR ISI............................................................
DAFTAR GAMBAR…...........................................
DAFTAR TABEL....................................................
BAB I PENDAHULUAN…....................................
1.1 Deskripsi Umum Pasir Besi...................
1.2 Komoditi Sampingan dalam Pasir
Besi.........................................................
1.3 Keterdapatan dan Produsen
Utama Pasir Besi di Indonesia...............
1.4 Keterdapatan dan Produsen
Utama Pasir Besi di Dunia.....................
BAB II TATANAN GEOLOGI...............................
2.1 Metallogenic Province dan
Tatanan Geologi dari
Pembentukan
Tipe Endapan.........................................
2.2 Keterdapatan Endapan Pasir Besi
di Dunia dan di Indonesia......................
BAB III GENESA ENDAPAN PASIR BESI
..................................................................................
3.1 Jenis Batuan Induk.................................
3.2 Proses Genesa Endapan Pasir
Besi.........................................................
3.3 Bentuk dan Variasi Endapan Pasir
Besi.........................................................
3.4 Zona-zona yang Muncul pada
Endapan Pasir Besi................................
3.5 Contoh Endapan Pasir Besi di
Indonesia................................................
BAB IV METODA PENAMBANGAN..................
4.1 Metoda Penambangan Pasir Besi
................................................................
4.2 Metoda Pemurnian dan/atau
Pengolahan.............................................
4.3 Dampak Penambangan Pasir Besi
terhadap Aspek Lingkungan
dan Sosial...............................................
BAB V PENUTUP...................................................
DAFTAR PUSTAKA…..........................................
DAF GAM
TAR
3
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015
Halama n
Gambar 4.2 : Diagram Alir Konsentrasi
Gambar 1.1 : Pasir Besi........................................................................................................
pasir Besi...........................................................
Gambar 1.2 : Peta Persebaran Cadangan pasir Besi
Gambar 4.3 : Diagram Alir Pengolahan
di Indonesia..........................................................................................................................
Pasir Besi...........................................................
Gambar 1.3 Sebaran Sumber Daya dan Cadangan
Gambar 4.4 : Diagram Alir Pengolahan
Mineral Besi di Wilayah Indonesia......................................................................................
Pasir Besi Secara Total Mining..........................
Gambar 1.4 : Potensi Mineral Logam Provinsi DAFT
Jawa Barat...........................................................................................................................
AR Hala
Gambar 1.5 : Aktivitas Penambangan di Waikato TABE man
North Head Mine Site.........................................................................................................
L
Tabel 1.1 Sumber Daya dan Cadangan
Gambar 2.1 : Skema komposisi batuan..............................................................................
Mineral Besi.............................................................
Gambar 2.2 : Sebaran Gunung Api di Indonesia................................................................
Tabel 1.2 Potensi Sumberdaya Mineral
Logam Provinsi Jawa Barat.....................................
Gambar 2.3 : Sistem Sungai, Alur Transportasi
Material..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pasir besi merupakan salah satu bahan galian dari kelompok bijih besi, sejenis
pasir berwarna gelap yang mengandung partikel bijih besi (magnetit) yang terdapat di
sepanjang pantai. Umumnya, pasir besi terdiri atas mineral opak yang telah bercampur
dengan butiran-butiran dari mineral non-logam, seperti kuarsa, kalsit, feldspar,
piroksen dan biotit. Mineral opak yang terkandung dalam pasir besi antara lain
magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit dan hematit.
Pasir besi memiliki warna hitam, kilap logam, berat jenis 1,8 ton/m3, dan ukuran
butirnya adalah dari 1
16 mm sampai 2 mm. Pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang
tinggi.
Pasir besi di Indonesia termasuk salah satu bahan baku dasar dalam industri baja.
Selain itu, pasir besi dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri semen
dalam pembuatan beton, bahan dasar tinta kering (toner), bahan utama untuk pita kaset,
pewarna serta campuran (filter) untuk cat serta bahan dasar untuk industri magnet
permanen.
Mineral yang terdapat dalam endapan pasir besi seperti ilmenit (FeTiO3) dapat
berasosiasi dengan oksida titanium (titaniferous iron ore). Mineral ilmenit
mengandung hampir 53% rutile (TiO2) yang merupakan mineral penting untuk
pengolahan titanium. Untuk mendapatkan TiO2, maka kandungan besi dalam ilmenit
harus dipisahkan terlebih dahulu. Titanium biasa dimanfaatkan untuk alat kesehatan
seperti bahan untuk pen karena memiliki karakteristik yang ringan dan kuat. Selain
bidang kesehatan, titanium dimanfaatkan pula untuk bidang penerbangan dan
automotif.
5
Kandungan titanium ini biasanya hadir sebagai mineral pengganggu, sehingga
kadar besi dalam pasir besi relatif rendah. Sehingga, pemanfaatan pasir besi menjadi
kurang sesuai untuk bahan baku pembuatan besi.
Selain titanium, mineral oksida lain yang berasosiasi di dalam pasir besi ialah
vanadium. Endapan pasir besi di pesisir pantai selatan, tepatnya di pesisir selatan
Kulon Progo memiliki kandungan vanadium, di luar kandungan besi dan titanium.
Endapan besi yang ditemukan di Indonesia umumnya terdiri dari tiga jenis
endapan, yaitu bijih besi laterit, besi primer, besi sedimen dan pasir besi (Ishlah,
2009:6). Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Geologi 2012 Sumber Daya dan
Cadangan Mineral Besi, khususnya pasir besi ialah berupa sumberdaya sebesar
2.121.342.036,95 dan cadangan sebesar 173.810.400,00.
Tabel 1.1 Sumber Daya dan Cadangan Mineral Besi (Pusat Sumber Daya Geologi, 2012 (diolah))
Potensi dan sebaran dari pasir besi banyak dijumpai di berbagai daerah di
Indonesia seperti : Pantai Barat Sumatra, Pantai Selatan Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan Papua.
Gambar 1.2 : Peta Persebaran Cadangan pasir Besi di Indonesia (Slideshare.net :Pengolahan pasir besi)
Gambar 1.3 Sebaran Sumber Daya dan Cadangan Mineral Besi di Wilayah Indonesia (Pusat Sumber Daya
Geologi, 2012 (diolah))
Salah satu wilayah yang menjadi produsen utama pasir besi di Indonesia ialah
Jawa Barat. Endapan pasir besi di Jawa Barat umumnya tersebar di pesisir pantai
selatan. Potensi endapan pasir besi di Jawa barat cukup melimpah, misalnya saja
potensi pasir besi di Kabupaten Ciamis tepatnya di Cijulang dan Pangandaran memiliki
sumberdaya Tertunjuk masing-masing sebesar 162.221,90 dan 113.094 ton bijih.
Selain Kabupaten Ciamis, terdapat beberapa Kabupaten yang memiliki sumberdaya
pasir besi, di antaranya Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi,
dan Kabupaten Tasikmalaya.
Tabel 1.2 Potensi Sumberdaya Mineral Logam Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, 2011)
Gambar 1.4 : Potensi Mineral Logam Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, 2011)
Pasir besi merupakan salah satu komoditas yang umum di temukan di dunia.
Beberapa di antaranya berpotensi sebagai sumber besi dan memiliki nilai yang
komersial. Endapan pasir besi di dunia tersebar di beberapa negara seperti New
Zealand, Indonesia, Fiji, Mexico, Filipina dan lain-lain.
New Zealand merupakan salah satu produsen utama pasir besi di dunia, dimana
endapan pasir besi yang terdapat di New Zealand merupakan salah satu yang terbesar
di dunia khususnya di pantai barat dari Pulau Utara New Zealand.
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015
New Zealand Steel merupakan salah satu perusahaan produsen pasir besi di
New Zealand yang mengekspor pasir besi ke negara lain seperti Jepang, Korea Selatan
dan Cina. Selain itu, cadangan yang yang ditambang oleh New Zealand Steel luasan
areanya kurang lebih 1.600 Ha dan merupakan yang terluas di New Zealand.
Gambar 1.5 : Aktivitas Penambangan di Waikato North Head Mine Site (nzsteel.co.nz)
9
BAB II
TATANAN GEOLOGI
2.1 Metallogenic Province dan Tatanan Geologi dari Pembentukan Tipe Endapan
Dari skema di atas, dapat diketahui bahwa mineral penyusun unsur besi
berasal dari batuan andesitik sampai basaltik.
Gambar 2.2 : Sebaran Gunung Api di Indonesia (google.co.id)
Endapan pasir besi bersumber dari batuan gunung berapi dan berdasarkan gambar di
atas, sebaran gunung api di Indonesia berada pada bagian barat Pulau Sumatra dan bagian
selatan Pulau Jawa. Sehingga pasir besi lebih banyak ditemukan di pantai selatan Pulau
Jawa dan pantai bagian barat Pulau Sumatra. Hal ini dikarenakan material yang tertransport
pada bagian selatan Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa mengalami transportasi yang
lebih dekat jaraknya. Sedangkan, bagian timur dari Pulau Sumatera dan bagian utara Pulau
Jawa, jarak transportasi material dari erupsi gunung api cenderung lebih jauh. Sehingga,
material dari sumber/asal sudah habis terlebih dahulu selama proses transportasi.
Sruktur geologi merupakan kenampakan kondisi geologi pada suatu daerah. Karena
pasir besi merupakan endapan sedimenter (placer) maka keterdapatannya cenderung pada
daerah yang memiliki struktur geologi cekungan atau dataran rendah. Dimana pada daerah
cekungan atau dataran rendah tersebut mengalami lipatan dan/atau patahan dan/atau sesar
sebelumnya sehingga membentuk suatu sistem sungai.
Keterdapatan endapan pasir besi di dunia yang utama ialah di New Zealand,
tepatnya di Taranaki.
Pasir besi di Taranaki, New Zealand merupakan hasil dari endapan alluvium
yang mengalir melalui sungai yang berhulu dari Gunung Taranaki.
Di Kulon Progo, Jogjakarta yang ditambang oleh PT Jogja Magasa Iron (JMI),
yang merupakan hasil dari endapan alluvium yang mengalir melalui sungai
Opak-Oyo dan sungai Progo yang anak sungainya berhulu pada Gunung
Merapi.
Di gunung Tegak (Lampung), dimana pasir besinya merupakan hasil dari
endapan alluvium yang mengalir melalui sungai yang berhulu pada Gunung
Tegak.
Di Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan), yang merupakan hasil dari endapan
aluvium yang mengalir melalui sungai yang berhulu pada Gunung Verbeek dan
ditambang oleh PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)
Garut dan Tasikmalaya, yang merupakan hasil dari endapan alluvium yang
mengalir melalui sungai yang berhulu pada Gunung Galunggung
Lumajang (Jawa Timur), dimana pasir besinya merupakan hasil
endapan alluvium dari letusan Gunung Semeru yang mengalir melalui
sungai dan terendapkan di pantai
12
Gambar 2.5 : Aktivitas Penambangan di Kulon Progo, Jogjakarta (bpmpt.kulonprogokab.go.id)
Sumber atau batuan induk dari endapan pasir besi ialah batuan yang sifatnya
intermediet hingga basa yang bersifat andesitik hingga basaltik dan merupakan batuan
yang berasal dari gunung api.
Batuan Andesit merupakan batuan beku intermediet yang berwarna keabu-
abuan dan berbutir halus. Pada umumnya, gunung api di Indonesia menghasilkan
batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Komposisi kimia dalam batuan
andesit terdiri dari unsur-unsur seperti silikat, alumunium, besi, titanium, mangan,
fosfor, kalsium, magnesium, natrium, kalium dan air.
Batuan Basalt merupakan batuan beku basa yang berwarna gelap. Kandungan
silika pada batuan ini cukup rendah yakni 45-52%. Kandungan kimia pada batuan
basalt antara lain Fe2O3, MnO, TiO2, SiO2, Al2O3, CaO, MgO, P2O5, Na2O, dan K2O.
15
3.3 Bentuk dan Variasi Endapan Pasir Besi
Apabila dibagi zona-zona keterdapatan pasir besi, bagian wilayah yang sering
menjadi lokasi penambangan berada pada wilayah berm, swash zone dan surf zone.
Sedangkan zona setelah bibir pantai yakni zona nearshore zone. Wilayah-wilayah ini
merupakan sumber potensi keterdapatan pasir besi.
Gambar 3.6 : Zona-zona endapan pasir besi akibat adanya aktivitas gelombang laut (manly.nsw.gov.au)
Gambar 3.7 : Zona Perlapisan dari Endapan Pasir Besi (a) Lebih dekat dengan arus gelombang air laut
(b) Jauh dengan arus gelombang air laut (Terry, 2013)
Gambar 3.8 : Zona Endapan Pasir Besi. Pasir besi bisa terendapkan di front dunes maupun di back dunes
(National Park Service, Cape Lookout, Geologic Activity)
Salah satu potensi pasir besi di Indonesia merupakan di wilayah Jawa Tengah,
Pulau Jawa. Keterdapatan pasir besi di wilayah ini berada pada pantai selatan dari
Pulau Jawa.
Endapan pasir besi di Kulon Progo selama masa pembentukannya tidak lepas
dari pengaruh sungai dan gunung api. Keberadaan gunung api di Pulau Jawa berada
pada zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan Samudra Hindia, sehingga
menghasilkan batuan bersifat andesitik hasil dari partial melting. Magma yang
dihasilkan kemudian naik ke permukaan dalam bentuk intrusi dan gunung api.
Selain, gunung api, sungai yang berada pada daerah Kulon Progo memberikan
pengaruh yang besar pula. Sungai tersebut ialah Sungai Progo. Sungai ini berhulu pada
Gunung api Sindoro dan Sumbing Sedangkan, di daerah Magelang, sungai ini bersatu
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015
dengan Sungai Elo yang berhulu pada Gunung Merbabu. Pada daerah lain yang lebih
jauh dari hulu, Sungai Progo menjadi muara dari beberapa sungai yang berhulu pada
Gunung Merapi. Aliran sungai yang berhulu pada gunung api inilah yang akan
mengerosi serta menjadi media transportasi dari batuan-batuan gunung api tersebut,
dimana batuan yang umum terdapat bersifat andesitik.
Aliran permukaan pada sungai ikut menyebabkan terjadinya pelapukan serta
erosi pada batuan. Pelapukan yang terjadi dapat secara fisika dan kimiawi. Pada
pelapukan fisika, batuan mengalami disintegrasi sehinga menjadi pecahan-pecahan atau
fragmen. Sedangkan pada pelapukan kimiawi, batuan mengalami perubahan susunan
kimia pada mineral-mineral penyusunnya.
Batuan gunung api memiliki kandungan besi (Fe), terlebih kandungan besi lebih
banyak terdapat pada batuan yang sifatnya andesitik. Saat batuan gunung api tersebut
mengalami pelapukan fisika, maka batuan tersebut terubah menjadi butiran-butiran
yang dapat berupa butiran mineral seperti magnetit dan ilmenit. Sedangkan, pada
pelapukan kimiawi, batuan tersebut berubah sususan atau terurai unsur kimianya.
Sehingga, terdapat unsur Fe yang dihasilkan dan selama transportasi dapat bereaksi
dengan oksigen menghasilkan mineral baru seperti hematit dan limonit.
Hasil proses-proses di atas akan tertransport dan terendapkan ketika aliran
sungai telah mencapai hilir yakni Samudra Hindia. Kemudian, dengan bantuan
gelombang air laut pada Samudra Hindia, partikel-partikel tersebut terhempaskan di
sepanjang garis pantai dan mengalami pencucian oleh air laut. Sehingga, partikel-
partikel yang berat akan terpisah oleh partikel-partikel yang lebih ringan (sedikit
mengandung mineral berat) dan membentuk pasir besi dengan mineral lain seperti
corundum, kuarsa dan vanadium.
20
Gambar 3.9 : Peta Endapan Pasir Besi Kulon Progo (Dani, 2014, Proses Pembentukan Endapan Pasir Besi di
Kulon Progo)
BAB IV
METODA PENAMBANGAN
Metoda penambangan yang umum diterapkan dalam penambangan pasir besi ialah
sistem penambangan terbuka (open pit) dengan metoda Conventional truck and shovel.
Tahap persiapan biasanya didahului dengan kegiatan pengangkutan berbagai jenis
peralatan tambang, dan selanjutnya adalah pembuatan/pembukaan jalan untuk proses
pengangkutan. Dalam hal pengangkutan peralatan tambang yang perlu diperhatikan adalah
jalan yang akan dilalui. Hal ini perlu diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi
dampak negatif terhadap lingkungan di sepanjang jalan yang akan dilalui, baik terhadap
manusia maupun fisik alam itu sendiri.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan, dimana saja biasanya pasir akan terkumpul
banyak, maka setelah diketahui lokasinya, maka masyarakat akan langsung melakukan
penggalian. Proses penambangan pasir besi sendiri, dimulai dengan pasir yang ditambang
menggunakan back hoe. Back hoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan
shovel yang khusus dibuat untuk menggali material dibawah permukaan tanah atau
dibawah tempat kedudukan alatnya. Galian dibawah permukaan ini misalnya parit, lubang
untuk fondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika
dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil
mengaturdalamnya galian yang lebih baik. Karena kekakuan konstruksinya, backhoe ini
lebih menguntungkan untuk penggalian jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.
Selanjutnya dari lokasi tambang, pasir tersebut diangkut oleh truk ke lokasi pencucian
pasir. Disinilah raw material material pasir besi dipisahkan dengan material lainnya.
Setelah dicuci, material pasir besi siap dikirim, sedangkan limbahnya dibuat untuk
reklamasi/menutup lubang-lubang bekas penambangan.
Gambar 4.1 : Metoda konvensional truk dan shovel pada aktivitas penambangan
di Kulon Progo (bpmpt.kulonprogokab.go.id)
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015
Selain dengan metode conventional truck and shovel pasir besi juga dapat
ditambang dengan metode dredging, dengan menggunakan kapal keruk seperti pada
penambangan timah. Penggunaan kapal keruk ini dikarenakan endapan placer pasir besi
yang berada di bawah laut, sehingga tidak mungkin menggunakan metode conventional
truck and shovel. Sistemnya hampir sama dengan kapal keruk untuk mengeksploitasi timah
hanya saja bedanya kapal keruk untuk pasir besi sudah dilengkapi dengan separator
magnetik sehingga ketika pasir besi dikeruk ke atas kapal, raw material langsung masuk ke
dalam separator magnetik, konsentrat yang dihasilkan kemudian ditumpahkan ke tongkang
yang kemudian ditransportasi ke vessel untuk didistribusikan kepada konsumen ataupun
bisa langsung dibawa ke konsumen. Sedangkan tailing yang dihasilkan kembali dibuang ke
laut. Proses tersebut berlangsung terus menerus.
Mineral besi utama dalam pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi.
Sedangkan mineral pengotornya atau gangue memiliki sifat kemagnetan yang rendah.
Sehingga mineral besi dan mineral gangue memiliki selisih kemagnetan yang tinggi.
Perbedaan sifat kemagnetan ini menjadi alasan utama, mengapa peningkatan kadar Fe atau
mineral besi dalam pasir besi selalu menggunakan alat konsentrasi magnetic separator.
Beberapa alat konsentrator lain yang biasa digunakan dalam pengolahan pasir besi
adalah spiral konsentrator atau palong, sluice box. Alat ini memanfaatkan perbedaan sifat
fisik densitas. Prinsip pemisahannya berdasarkan pada perilaku partikel dalam aliran fluida
tipis. Konsentrasi dengan alat ini biasanya dilakukan diawal pengolahan.
Sifat kemagnetan mineral besi dalam pasir besi sangat kuat, sehingga operasi
konsentrasinya dapat menggunakan magnetic separator dengan intensitas rendah, kurang
dari 1200 gauss. Sebagian pasir besi terdapat di daerah pesisir atau pantai, oleh karenanya
pengolahan selalu dilakukan dengan metoda basah, ditambahkan air dengan perbandingan
tertentu.
23
Alur Pengolahan Pasir Besi
Pasir Besi diangkut dengan Belt Conveyor menuju Trommel Screen. Trommel
screen berbentuk seperti tabung besar, dimana pada tabung tersebut terdapat lubang-
lubang sebagai inputdan uotput. Dimana feed masuk ke input. Feed yang tidak
diinginkan akan keluar melalui output sedangkan yang diinginkan akan dibawa menuju
strorage oleh belt conveyor.
Kemudian menuju magnetic drum separator, dimana alat ini akan memisahkan
mineral-mineral magnetik (ferromagnetik) dengan mineral non magnetik
(diamagnetik).
Gambar 4.3 : Diagram Alir Pengolahan Pasir Besi (Slide Pengolahan Pasir Besi Teknik Pertambangan
Univesitas Nusa Cendana)
Gambar 4.4 : Diagram Alir Pengolahan Pasir Besi Secara Total Mining (google.co.id)
4.4 Dampak Penambangan Pasir Besi terhadap Aspek Lingkungan dan Sosial
Dampak Positif
26
BAB V
PENUTUP
Muchammad Dani Satria, Proses Pembentukan Endapan Pasir Besi Di Kulon Progo.
Teuku Ishlah, Kajian Pasar Mineral dan Usulan Strategi Eksplorasi Sumber Daya Mineral
di Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara. Pasir Besi.
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/ulasan.asp diakses tanggal 22 November 2015
pukul 17.27
Ernowo dan Bambang Pardiarto (2011). “Aspek Geologi di dalam Penyusunan Wilayah
Usaha Pertambangan Mineral Logam”. Makalah pada Buletin Sumber Daya Geologi
Volume 6 nomor 2.
Rosana, Mega F., Denni Widhiyatna, dan Wawa Kartawa. “Potensi Sumberdaya Mineral
Jawa Barat”. Fakultas Teknik Geologi UNPAD. Pusat Sumberdaya Geologi.
Rozi, Fakhrur dan Arif Budiman (2015). “Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap Bentuk
Bulir Mineral Magnetik Pasir Besi”. Makalah pada Jurnal Fisika UNAND volume 4
no 2.
H. Djamaluddin, Meinarni Thamrin, dan Alfajrin Achmad (2012). “Potensi dan Prospek
Peningkatan Nilai Tambang Mineral Logam di Indonesia (Suatu Kajian terhadap
Upaya Konservasi Mineral)”. Makalah pada Prosiding Volume 6.
Andy Yahya. 2014. Asal Pasir Besi. (online) http://www.andyyahya.com/2014/02/pasir-
besi-di-indonesia-dari-genesa.html. Diakses tanggal 2 Desember 2015 pukul 20.36
Andika, Fery, Yuda D. Putra, Birgita Laksmi, Pingkan Jessica, Dilla Arta, Jovi Prisila,
Petra Ardianta dan Bagus. 2013. Klayar Coast of Pacitan Regency : The Potential
Attraction of World Class Geopark. (online)
https://gprgindonesia.wordpress.com/2013/07/26/klayar-coast-of-pacitan-regency-
the-potential-attraction-of-world-class-geopark/ diakses tanggal 8 Desember 2015
pukul 18:38
Gunawan, Zaki, dkk 2013 Pengolahan Besi Indonesia. Universitas Agung Tirtayasa
(online) http://www.slideshare.net/mandez/tugas-makalah-pengolahan-besi diakses tanggal
11 Desember 2015 pukul 19:44