Anda di halaman 1dari 30

TUGAS UTAMA

TA-3101 GENESA BAHAN GALIAN

ENDAPAN PASIR BESI

Oleh:

Kelompok 9

Feri Sandria 12113041

Achmad Juanzah 12113043

Farah Rizka Rahmatia 12113044

Gagah Arofat 12113045

SEMESTER I

TAHUN AJARAN 2015/2016


Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Besar
Genesa Bahan Galian mengenai endapan pasir besi.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan makalah tugas besar ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak Dr.Eng. Syafrizal., ST., MT

Penulis menyadari bahwa masih ada beberapa kekurangan laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.

Bandung, 11 Desember 2015

Penulis

2
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR….........................................
DAFTAR ISI............................................................
DAFTAR GAMBAR…...........................................
DAFTAR TABEL....................................................
BAB I PENDAHULUAN…....................................
1.1 Deskripsi Umum Pasir Besi...................
1.2 Komoditi Sampingan dalam Pasir
Besi.........................................................
1.3 Keterdapatan dan Produsen
Utama Pasir Besi di Indonesia...............
1.4 Keterdapatan dan Produsen
Utama Pasir Besi di Dunia.....................
BAB II TATANAN GEOLOGI...............................
2.1 Metallogenic Province dan
Tatanan Geologi dari
Pembentukan
Tipe Endapan.........................................
2.2 Keterdapatan Endapan Pasir Besi
di Dunia dan di Indonesia......................
BAB III GENESA ENDAPAN PASIR BESI
..................................................................................
3.1 Jenis Batuan Induk.................................
3.2 Proses Genesa Endapan Pasir
Besi.........................................................
3.3 Bentuk dan Variasi Endapan Pasir
Besi.........................................................
3.4 Zona-zona yang Muncul pada
Endapan Pasir Besi................................
3.5 Contoh Endapan Pasir Besi di
Indonesia................................................
BAB IV METODA PENAMBANGAN..................
4.1 Metoda Penambangan Pasir Besi
................................................................
4.2 Metoda Pemurnian dan/atau
Pengolahan.............................................
4.3 Dampak Penambangan Pasir Besi
terhadap Aspek Lingkungan
dan Sosial...............................................
BAB V PENUTUP...................................................
DAFTAR PUSTAKA…..........................................
DAF GAM
TAR
3
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

Halama n
Gambar 4.2 : Diagram Alir Konsentrasi
Gambar 1.1 : Pasir Besi........................................................................................................
pasir Besi...........................................................
Gambar 1.2 : Peta Persebaran Cadangan pasir Besi
Gambar 4.3 : Diagram Alir Pengolahan
di Indonesia..........................................................................................................................
Pasir Besi...........................................................
Gambar 1.3 Sebaran Sumber Daya dan Cadangan
Gambar 4.4 : Diagram Alir Pengolahan
Mineral Besi di Wilayah Indonesia......................................................................................
Pasir Besi Secara Total Mining..........................
Gambar 1.4 : Potensi Mineral Logam Provinsi DAFT
Jawa Barat...........................................................................................................................
AR Hala
Gambar 1.5 : Aktivitas Penambangan di Waikato TABE man
North Head Mine Site.........................................................................................................
L
Tabel 1.1 Sumber Daya dan Cadangan
Gambar 2.1 : Skema komposisi batuan..............................................................................
Mineral Besi.............................................................
Gambar 2.2 : Sebaran Gunung Api di Indonesia................................................................
Tabel 1.2 Potensi Sumberdaya Mineral
Logam Provinsi Jawa Barat.....................................
Gambar 2.3 : Sistem Sungai, Alur Transportasi
Material..............................................................................................................................

Gambar 2.4 : Pasir Besi di Taranaki, New Zealand


...........................................................................................................................................

Gambar 2.5 : Aktivitas Penambangan di Kulon


Progo, Jogjakarta................................................................................................................

Gambar 2.6 : Aktivitas Penambangan di


Lumajang, Jawa Timur.......................................................................................................

Gambar 3.1 : Batuan Andesit............................................................................................

Gambar 3.2 : Batuan Basalt..............................................................................................

Gambar 3.3 : Skema Endapan Pasir Besi..........................................................................

Gambar 3.4 : Intercalation of white clean sand


grain and black iron sand...................................................................................................

Gambar 3.5 : Zona Keterdapatan Pasir Besi......................................................................

Gambar 3.6 : Zona-zona endapan pasir besi akibat


adanya aktivitas gelombang laut........................................................................................

Gambar 3.7 : Zona Perlapisan dari Endapan Pasir


Besi....................................................................................................................................

Gambar 3.8 : Zona Endapan Pasir Besi..............................................................................

Gambar 3.9 : Peta Endapan Pasir Besi Kulon


Progo..................................................................................................................................

Gambar 4.1 : Metoda konvensional truk dan


shovel pada aktivitas penambangan di
Kulon Progo..................................................................................................
4
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Umum Pasir Besi

Pasir besi merupakan salah satu bahan galian dari kelompok bijih besi, sejenis
pasir berwarna gelap yang mengandung partikel bijih besi (magnetit) yang terdapat di
sepanjang pantai. Umumnya, pasir besi terdiri atas mineral opak yang telah bercampur
dengan butiran-butiran dari mineral non-logam, seperti kuarsa, kalsit, feldspar,
piroksen dan biotit. Mineral opak yang terkandung dalam pasir besi antara lain
magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit dan hematit.
Pasir besi memiliki warna hitam, kilap logam, berat jenis 1,8 ton/m3, dan ukuran
butirnya adalah dari 1
16 mm sampai 2 mm. Pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang
tinggi.
Pasir besi di Indonesia termasuk salah satu bahan baku dasar dalam industri baja.
Selain itu, pasir besi dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri semen
dalam pembuatan beton, bahan dasar tinta kering (toner), bahan utama untuk pita kaset,
pewarna serta campuran (filter) untuk cat serta bahan dasar untuk industri magnet
permanen.

Gambar 1.1 : Pasir Besi (Wikipedia.org)

1.2 Komoditi Sampingan dalam Pasir Besi

Mineral yang terdapat dalam endapan pasir besi seperti ilmenit (FeTiO3) dapat
berasosiasi dengan oksida titanium (titaniferous iron ore). Mineral ilmenit
mengandung hampir 53% rutile (TiO2) yang merupakan mineral penting untuk
pengolahan titanium. Untuk mendapatkan TiO2, maka kandungan besi dalam ilmenit
harus dipisahkan terlebih dahulu. Titanium biasa dimanfaatkan untuk alat kesehatan
seperti bahan untuk pen karena memiliki karakteristik yang ringan dan kuat. Selain
bidang kesehatan, titanium dimanfaatkan pula untuk bidang penerbangan dan
automotif.

5
Kandungan titanium ini biasanya hadir sebagai mineral pengganggu, sehingga
kadar besi dalam pasir besi relatif rendah. Sehingga, pemanfaatan pasir besi menjadi
kurang sesuai untuk bahan baku pembuatan besi.
Selain titanium, mineral oksida lain yang berasosiasi di dalam pasir besi ialah
vanadium. Endapan pasir besi di pesisir pantai selatan, tepatnya di pesisir selatan
Kulon Progo memiliki kandungan vanadium, di luar kandungan besi dan titanium.

1.3 Keterdapatan dan Produsen Utama Pasir Besi di Indonesia

Endapan besi yang ditemukan di Indonesia umumnya terdiri dari tiga jenis
endapan, yaitu bijih besi laterit, besi primer, besi sedimen dan pasir besi (Ishlah,
2009:6). Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Geologi 2012 Sumber Daya dan
Cadangan Mineral Besi, khususnya pasir besi ialah berupa sumberdaya sebesar
2.121.342.036,95 dan cadangan sebesar 173.810.400,00.

Tabel 1.1 Sumber Daya dan Cadangan Mineral Besi (Pusat Sumber Daya Geologi, 2012 (diolah))

Potensi dan sebaran dari pasir besi banyak dijumpai di berbagai daerah di
Indonesia seperti : Pantai Barat Sumatra, Pantai Selatan Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan Papua.
Gambar 1.2 : Peta Persebaran Cadangan pasir Besi di Indonesia (Slideshare.net :Pengolahan pasir besi)

Gambar 1.3 Sebaran Sumber Daya dan Cadangan Mineral Besi di Wilayah Indonesia (Pusat Sumber Daya
Geologi, 2012 (diolah))

Salah satu wilayah yang menjadi produsen utama pasir besi di Indonesia ialah
Jawa Barat. Endapan pasir besi di Jawa Barat umumnya tersebar di pesisir pantai
selatan. Potensi endapan pasir besi di Jawa barat cukup melimpah, misalnya saja
potensi pasir besi di Kabupaten Ciamis tepatnya di Cijulang dan Pangandaran memiliki
sumberdaya Tertunjuk masing-masing sebesar 162.221,90 dan 113.094 ton bijih.
Selain Kabupaten Ciamis, terdapat beberapa Kabupaten yang memiliki sumberdaya
pasir besi, di antaranya Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi,
dan Kabupaten Tasikmalaya.
Tabel 1.2 Potensi Sumberdaya Mineral Logam Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, 2011)

Gambar 1.4 : Potensi Mineral Logam Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, 2011)

1.4 Keterdapatan dan Produsen Utama Pasir Besi di Dunia

Pasir besi merupakan salah satu komoditas yang umum di temukan di dunia.
Beberapa di antaranya berpotensi sebagai sumber besi dan memiliki nilai yang
komersial. Endapan pasir besi di dunia tersebar di beberapa negara seperti New
Zealand, Indonesia, Fiji, Mexico, Filipina dan lain-lain.
New Zealand merupakan salah satu produsen utama pasir besi di dunia, dimana
endapan pasir besi yang terdapat di New Zealand merupakan salah satu yang terbesar
di dunia khususnya di pantai barat dari Pulau Utara New Zealand.
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

New Zealand Steel merupakan salah satu perusahaan produsen pasir besi di
New Zealand yang mengekspor pasir besi ke negara lain seperti Jepang, Korea Selatan
dan Cina. Selain itu, cadangan yang yang ditambang oleh New Zealand Steel luasan
areanya kurang lebih 1.600 Ha dan merupakan yang terluas di New Zealand.

Gambar 1.5 : Aktivitas Penambangan di Waikato North Head Mine Site (nzsteel.co.nz)

9
BAB II
TATANAN GEOLOGI

2.1 Metallogenic Province dan Tatanan Geologi dari Pembentukan Tipe Endapan

Pembentukan endapan bahan galian sangat bergantung kepada tatanan


geologinya (geologic setting). Litologi merupakan karakteristik yang dimiliki oleh
batuan.
Litologi:  jenis batuan metallogenic province
Berdasarkan kejadiannya, endapan besi dapat dikelompokan menjadi tiga jenis
yaitu pertama endapan besi primer yang terjadi karena proses hidrotermal, kedua
endapan besi laterit yang terbentuk akibat proses pelapukan, dan ketiga endapan pasir
besi yang terbentuk karena proses rombakan dan sedimentasi secara kimia dan fisika.
Endapan yang menjadi bahasan dalam makalah ini adalah endapan besi tipe 3.
Bentuk dari pasir besi akan angular jika dekat dengan daerah erupsi gunung
berapi sedangkan bentuknya akan granular jika jauh dari erupsi gunung berapi. Serta
pasir besi memiliki warna yang gelap kehitaman karena banyak mengandung mineral
dengan dominan unsur besi. Pada pasir yang berwarna hitam, mineral yang
mendominasi diantaranya magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), limonit (Fe2O3.nH2O),
siderit (FeCO3). Semakin gelap warna pasir, maka konsentrasi unsur Fe akan semakin
tinggi.

Gambar 2.1 : Skema komposisi batuan (Slide kuliah Teknik Eksplorasi)

Dari skema di atas, dapat diketahui bahwa mineral penyusun unsur besi
berasal dari batuan andesitik sampai basaltik.
Gambar 2.2 : Sebaran Gunung Api di Indonesia (google.co.id)

Endapan pasir besi bersumber dari batuan gunung berapi dan berdasarkan gambar di
atas, sebaran gunung api di Indonesia berada pada bagian barat Pulau Sumatra dan bagian
selatan Pulau Jawa. Sehingga pasir besi lebih banyak ditemukan di pantai selatan Pulau
Jawa dan pantai bagian barat Pulau Sumatra. Hal ini dikarenakan material yang tertransport
pada bagian selatan Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa mengalami transportasi yang
lebih dekat jaraknya. Sedangkan, bagian timur dari Pulau Sumatera dan bagian utara Pulau
Jawa, jarak transportasi material dari erupsi gunung api cenderung lebih jauh. Sehingga,
material dari sumber/asal sudah habis terlebih dahulu selama proses transportasi.

Sruktur geologi merupakan kenampakan kondisi geologi pada suatu daerah. Karena
pasir besi merupakan endapan sedimenter (placer) maka keterdapatannya cenderung pada
daerah yang memiliki struktur geologi cekungan atau dataran rendah. Dimana pada daerah
cekungan atau dataran rendah tersebut mengalami lipatan dan/atau patahan dan/atau sesar
sebelumnya sehingga membentuk suatu sistem sungai.

Gambar 2.3 : Sistem Sungai, Alur Transportasi Material (andyyahya.com)


Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

2.2 Keterdapatan Endapan Pasir Besi di Dunia dan di Indonesia

Keterdapatan endapan pasir besi di dunia yang utama ialah di New Zealand,
tepatnya di Taranaki.

Gambar 2.4 : Pasir Besi di Taranaki, New Zealand (google.co.id)

Pasir besi di Taranaki, New Zealand merupakan hasil dari endapan alluvium
yang mengalir melalui sungai yang berhulu dari Gunung Taranaki.

Keterdapatan endapan pasir besi di Indonesia antara lain :

 Di Kulon Progo, Jogjakarta yang ditambang oleh PT Jogja Magasa Iron (JMI),
yang merupakan hasil dari endapan alluvium yang mengalir melalui sungai
Opak-Oyo dan sungai Progo yang anak sungainya berhulu pada Gunung
Merapi.
 Di gunung Tegak (Lampung), dimana pasir besinya merupakan hasil dari
endapan alluvium yang mengalir melalui sungai yang berhulu pada Gunung
Tegak.
 Di Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan), yang merupakan hasil dari endapan
aluvium yang mengalir melalui sungai yang berhulu pada Gunung Verbeek dan
ditambang oleh PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)
 Garut dan Tasikmalaya, yang merupakan hasil dari endapan alluvium yang
mengalir melalui sungai yang berhulu pada Gunung Galunggung
 Lumajang (Jawa Timur), dimana pasir besinya merupakan hasil
endapan alluvium dari letusan Gunung Semeru yang mengalir melalui
sungai dan terendapkan di pantai

12
Gambar 2.5 : Aktivitas Penambangan di Kulon Progo, Jogjakarta (bpmpt.kulonprogokab.go.id)

Gambar 2.6 : Aktivitas Penambangan di Lumajang, Jawa Timur (google.co.id)


BAB III
GENESA ENDAPAN PASIR BESI

3.1 Jenis Batuan Induk

Sumber atau batuan induk dari endapan pasir besi ialah batuan yang sifatnya
intermediet hingga basa yang bersifat andesitik hingga basaltik dan merupakan batuan
yang berasal dari gunung api.
Batuan Andesit merupakan batuan beku intermediet yang berwarna keabu-
abuan dan berbutir halus. Pada umumnya, gunung api di Indonesia menghasilkan
batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Komposisi kimia dalam batuan
andesit terdiri dari unsur-unsur seperti silikat, alumunium, besi, titanium, mangan,
fosfor, kalsium, magnesium, natrium, kalium dan air.

Gambar 3.1 : Batuan Andesit (geology.com)

Batuan Basalt merupakan batuan beku basa yang berwarna gelap. Kandungan
silika pada batuan ini cukup rendah yakni 45-52%. Kandungan kimia pada batuan
basalt antara lain Fe2O3, MnO, TiO2, SiO2, Al2O3, CaO, MgO, P2O5, Na2O, dan K2O.

Gambar 3.2 : Batuan Basalt (Wikipedia.org)


Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

3.2 Proses Genesa Endapan Pasir Besi

Endapan pasir besi tergolong ke dalam endapan sedimenter (placer deposit).


Endapan sedimenter adalah endapan hasil proses pelapukan, kemudian mengalami
transportasi dan terkonsentrasi secara mekanis melalui perbedaan sifat fisik dari
mineral- mineral penyusunnya. Endapan pasir besi merupakan endapan sedimenter
pantai (beach placer).
Endapan pasir besi awalnya terbentuk karena proses pelapukan batuan andesitik
maupun basaltik. Selama proses pelapukan, batuan mengalami erosi dan tertransportasi
ke sungai dan terus terbawa ke laut. Selama proses transportasi, batuan-batuan tersebut
mengalami proses perubahan bentuk serta ukuran sehingga menjadi partikel yang
ukurannya lebih halus. Di laut, karena pengaruh gelombang air laut partikel-partikel
yang telah tertransportasi dihempaskan ke pantai dan air yang kembali membawa
bahan- bahan ringan. Sehingga, bagian partikel yang lebih ringan akan terpisah dari
bagian yang lebih berat. Hasilnya, partikel-partikel tersebut akan terkonsentrasi dan
terakumulasi sebagai lapisan yang membentuk batas lapisan.
Perlapisan yang dihasilkan akan menunjukkan urutan yang terbalik, yakni
partikel yang lebih halus dan memiliki kandungan mineral berat akan berada di bawah.
Sedangkan, semakin ke atas, partikel penyusun lapisan lebih kasar dan sedikit
mengandung mineral berat. Perlapisan yang terbentuk sepanjang garis pantai
membentuk cebakan dari endapan pasir besi.

Gambar 3.3 : Skema Endapan Pasir Besi (andyyahya.com)

15
3.3 Bentuk dan Variasi Endapan Pasir Besi

Endapan pasir besi memiliki bentuk endapan sekunder berupa endapan


sedimenter pantai (beach placer). Endapan sedimenter pantai memiliki beberapa
karakteristik, yakni menunjukkan variasi lapisan yang berbeda dan cebakan terbentuk
di sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang, air laut serta aktivitas angin.
Endapan sedimenter pantai juga terjadi pada kondisi topografi berbeda yang
disebabkan oleh perubahan muka air laut.
Variasi lapisan pada endapan sedimenter pantai akan membentuk perlapisan
yang profil endapannya menunjukkan urutan terbalik dari ukuran dan berat partikel.
Kecenderungan perubahan ukuran berdasarkan kedalaman ini menunjukkan bahwa
pasir yang ukurannya lebih halus dan kaya mineral berat berada di bagian bawah dan
berangsur naik ke atas menjadi lebih kasar dan sedikit mengandung mineral berat.
Sedangkan, zona optimum pemisahan mineral berat berada pada zona pasang-surut dari
suatu pantai terbuka. Sehingga variasi dari kadar besi yang terambil menunjukkan
tingkat yang berbeda. Secara umum, dengan penglihatan mata telanjang dapat
dilakukan dengan membedakan warna artinya warna yang gelap akan memiliki nilai
kadar besi yang tinggi dan sedikit impurities dan sebaliknya.
Material-material yang tertransportasi dan tersedimentasi di sepanjang pantai
akan berukuran lebih kecil serta bentuknya relatif membulat, sorting dari material baik
dan tercucikan oleh gelombang air laut. Ukuran dari material pada umumnya memiliki
ukuran pasir dan sebagian berukuran lanau-lempung. Selain iu, warna mineral yang
terkandung berwarna coklat kehitaman.
Selain itu, karakteristik dari endapan placer pasir besi memiliki area gumuk
pasir atau sand dunes, longgokan pasir besi atau bukan pasir besi yang terletak secara
searah dengan pantai dan memanjang serta memiliki ketinggian dengan rentang 4-5 m.
Model endapan pasir besi juga beragam, salah satunya berupa lenses structure dengan
kandungan magnetit yang beragam ke salah satu arah.
Gambar 3.4 : (1)
Intercalation of
white clean sand
grain and black
iron sand,
showing
beautiful
layering. (2) the
close up picture
of the layering.
(3) the picture
of mixing
white
clean sand grain
and the black
iron sand near
shore
(gprgindonesia.wordpress.com)
3.4 Zona-zona yang Muncul pada Endapan Pasir

Endapan pasir besi sebelum terendapkan, mengalami proses transportasi melalui


kanal-kanal sungai yang masuk ke laut atau yang dikenal dengan delta. Dari gambar
dibawah ini terlihat zona endapan pasir besi yang muncul di permukaan pantai selatan
Jawa dan Sumatra berada di zona neritic province. Zona neritic province terdiri dari splash
zone dan intertidal zone.

Gambar 3.5 : Zona Keterdapatan Pasir Besi (Charity Fletcher, 2003)

Apabila dibagi zona-zona keterdapatan pasir besi, bagian wilayah yang sering
menjadi lokasi penambangan berada pada wilayah berm, swash zone dan surf zone.
Sedangkan zona setelah bibir pantai yakni zona nearshore zone. Wilayah-wilayah ini
merupakan sumber potensi keterdapatan pasir besi.

Gambar 3.6 : Zona-zona endapan pasir besi akibat adanya aktivitas gelombang laut (manly.nsw.gov.au)
Gambar 3.7 : Zona Perlapisan dari Endapan Pasir Besi (a) Lebih dekat dengan arus gelombang air laut
(b) Jauh dengan arus gelombang air laut (Terry, 2013)

Gambar 3.8 : Zona Endapan Pasir Besi. Pasir besi bisa terendapkan di front dunes maupun di back dunes
(National Park Service, Cape Lookout, Geologic Activity)

3.5 Contoh Endapan Pasir Besi di Indonesia

Salah satu potensi pasir besi di Indonesia merupakan di wilayah Jawa Tengah,
Pulau Jawa. Keterdapatan pasir besi di wilayah ini berada pada pantai selatan dari
Pulau Jawa.
Endapan pasir besi di Kulon Progo selama masa pembentukannya tidak lepas
dari pengaruh sungai dan gunung api. Keberadaan gunung api di Pulau Jawa berada
pada zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan Samudra Hindia, sehingga
menghasilkan batuan bersifat andesitik hasil dari partial melting. Magma yang
dihasilkan kemudian naik ke permukaan dalam bentuk intrusi dan gunung api.
Selain, gunung api, sungai yang berada pada daerah Kulon Progo memberikan
pengaruh yang besar pula. Sungai tersebut ialah Sungai Progo. Sungai ini berhulu pada
Gunung api Sindoro dan Sumbing Sedangkan, di daerah Magelang, sungai ini bersatu
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

dengan Sungai Elo yang berhulu pada Gunung Merbabu. Pada daerah lain yang lebih
jauh dari hulu, Sungai Progo menjadi muara dari beberapa sungai yang berhulu pada
Gunung Merapi. Aliran sungai yang berhulu pada gunung api inilah yang akan
mengerosi serta menjadi media transportasi dari batuan-batuan gunung api tersebut,
dimana batuan yang umum terdapat bersifat andesitik.
Aliran permukaan pada sungai ikut menyebabkan terjadinya pelapukan serta
erosi pada batuan. Pelapukan yang terjadi dapat secara fisika dan kimiawi. Pada
pelapukan fisika, batuan mengalami disintegrasi sehinga menjadi pecahan-pecahan atau
fragmen. Sedangkan pada pelapukan kimiawi, batuan mengalami perubahan susunan
kimia pada mineral-mineral penyusunnya.
Batuan gunung api memiliki kandungan besi (Fe), terlebih kandungan besi lebih
banyak terdapat pada batuan yang sifatnya andesitik. Saat batuan gunung api tersebut
mengalami pelapukan fisika, maka batuan tersebut terubah menjadi butiran-butiran
yang dapat berupa butiran mineral seperti magnetit dan ilmenit. Sedangkan, pada
pelapukan kimiawi, batuan tersebut berubah sususan atau terurai unsur kimianya.
Sehingga, terdapat unsur Fe yang dihasilkan dan selama transportasi dapat bereaksi
dengan oksigen menghasilkan mineral baru seperti hematit dan limonit.
Hasil proses-proses di atas akan tertransport dan terendapkan ketika aliran
sungai telah mencapai hilir yakni Samudra Hindia. Kemudian, dengan bantuan
gelombang air laut pada Samudra Hindia, partikel-partikel tersebut terhempaskan di
sepanjang garis pantai dan mengalami pencucian oleh air laut. Sehingga, partikel-
partikel yang berat akan terpisah oleh partikel-partikel yang lebih ringan (sedikit
mengandung mineral berat) dan membentuk pasir besi dengan mineral lain seperti
corundum, kuarsa dan vanadium.

20
Gambar 3.9 : Peta Endapan Pasir Besi Kulon Progo (Dani, 2014, Proses Pembentukan Endapan Pasir Besi di
Kulon Progo)
BAB IV
METODA PENAMBANGAN

4.1 Metoda Penambangan Pasir Besi

Metoda penambangan yang umum diterapkan dalam penambangan pasir besi ialah
sistem penambangan terbuka (open pit) dengan metoda Conventional truck and shovel.
Tahap persiapan biasanya didahului dengan kegiatan pengangkutan berbagai jenis
peralatan tambang, dan selanjutnya adalah pembuatan/pembukaan jalan untuk proses
pengangkutan. Dalam hal pengangkutan peralatan tambang yang perlu diperhatikan adalah
jalan yang akan dilalui. Hal ini perlu diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi
dampak negatif terhadap lingkungan di sepanjang jalan yang akan dilalui, baik terhadap
manusia maupun fisik alam itu sendiri.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan, dimana saja biasanya pasir akan terkumpul
banyak, maka setelah diketahui lokasinya, maka masyarakat akan langsung melakukan
penggalian. Proses penambangan pasir besi sendiri, dimulai dengan pasir yang ditambang
menggunakan back hoe. Back hoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan
shovel yang khusus dibuat untuk menggali material dibawah permukaan tanah atau
dibawah tempat kedudukan alatnya. Galian dibawah permukaan ini misalnya parit, lubang
untuk fondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika
dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil
mengaturdalamnya galian yang lebih baik. Karena kekakuan konstruksinya, backhoe ini
lebih menguntungkan untuk penggalian jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.
Selanjutnya dari lokasi tambang, pasir tersebut diangkut oleh truk ke lokasi pencucian
pasir. Disinilah raw material material pasir besi dipisahkan dengan material lainnya.
Setelah dicuci, material pasir besi siap dikirim, sedangkan limbahnya dibuat untuk
reklamasi/menutup lubang-lubang bekas penambangan.

Gambar 4.1 : Metoda konvensional truk dan shovel pada aktivitas penambangan
di Kulon Progo (bpmpt.kulonprogokab.go.id)
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

Selain dengan metode conventional truck and shovel pasir besi juga dapat
ditambang dengan metode dredging, dengan menggunakan kapal keruk seperti pada
penambangan timah. Penggunaan kapal keruk ini dikarenakan endapan placer pasir besi
yang berada di bawah laut, sehingga tidak mungkin menggunakan metode conventional
truck and shovel. Sistemnya hampir sama dengan kapal keruk untuk mengeksploitasi timah
hanya saja bedanya kapal keruk untuk pasir besi sudah dilengkapi dengan separator
magnetik sehingga ketika pasir besi dikeruk ke atas kapal, raw material langsung masuk ke
dalam separator magnetik, konsentrat yang dihasilkan kemudian ditumpahkan ke tongkang
yang kemudian ditransportasi ke vessel untuk didistribusikan kepada konsumen ataupun
bisa langsung dibawa ke konsumen. Sedangkan tailing yang dihasilkan kembali dibuang ke
laut. Proses tersebut berlangsung terus menerus.

4.3 Metoda Pemurnian dan/atau Pengolahan Pasir Besi

Mineral besi utama dalam pasir besi memiliki sifat kemagnetan yang tinggi.
Sedangkan mineral pengotornya atau gangue memiliki sifat kemagnetan yang rendah.
Sehingga mineral besi dan mineral gangue memiliki selisih kemagnetan yang tinggi.
Perbedaan sifat kemagnetan ini menjadi alasan utama, mengapa peningkatan kadar Fe atau
mineral besi dalam pasir besi selalu menggunakan alat konsentrasi magnetic separator.
Beberapa alat konsentrator lain yang biasa digunakan dalam pengolahan pasir besi
adalah spiral konsentrator atau palong, sluice box. Alat ini memanfaatkan perbedaan sifat
fisik densitas. Prinsip pemisahannya berdasarkan pada perilaku partikel dalam aliran fluida
tipis. Konsentrasi dengan alat ini biasanya dilakukan diawal pengolahan.
Sifat kemagnetan mineral besi dalam pasir besi sangat kuat, sehingga operasi
konsentrasinya dapat menggunakan magnetic separator dengan intensitas rendah, kurang
dari 1200 gauss. Sebagian pasir besi terdapat di daerah pesisir atau pantai, oleh karenanya
pengolahan selalu dilakukan dengan metoda basah, ditambahkan air dengan perbandingan
tertentu.

Gambar 4.2 : Diagram Alir Konsentrasi Pasir Besi (ardra.biz)

23
Alur Pengolahan Pasir Besi
Pasir Besi diangkut dengan Belt Conveyor menuju Trommel Screen. Trommel
screen berbentuk seperti tabung besar, dimana pada tabung tersebut terdapat lubang-
lubang sebagai inputdan uotput. Dimana feed masuk ke input. Feed yang tidak
diinginkan akan keluar melalui output sedangkan yang diinginkan akan dibawa menuju
strorage oleh belt conveyor.
Kemudian menuju magnetic drum separator, dimana alat ini akan memisahkan
mineral-mineral magnetik (ferromagnetik) dengan mineral non magnetik
(diamagnetik).

Gambar 4.3 : Diagram Alir Pengolahan Pasir Besi (Slide Pengolahan Pasir Besi Teknik Pertambangan
Univesitas Nusa Cendana)
Gambar 4.4 : Diagram Alir Pengolahan Pasir Besi Secara Total Mining (google.co.id)

4.4 Dampak Penambangan Pasir Besi terhadap Aspek Lingkungan dan Sosial

 Dampak Positif

a. Meningkatkan pendapatan masyarakat


Kegiatan penambangan pasir memberikan dampak terhadap tingkat pendapatan
masyarakat, hal ini terlihat pada masyarakat pengangguran mengakui bahwa adanya
kegiatan penambang pasir memberikan keuntungan yang sangat besar sehingga bisa
mencukupi kebutuhan hidupnya.
b. Membuka lapangan pekerjaan
Pada dasarnya tingkat kehidupan ekonomi seseorang atau masyarakat ditentukan
oleh kesempatannya memperoleh sumber pendapatan, kesempatan kerja, dan kesempatan
berusaha. Namun pada kenyataannya masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah yang
menimbulkan tingkat ekonominya rendah diantaranya seperti sulitnya mendapatkan
pekerjaan. Kesempatan kerja di Desa Cikeusik semakin terbuka setelah adanya kegiatan
penambangan pasir yang memberikan dampak positif bagi warga sekitar sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat.
c. Meningkatkan daya kreativitas masyarakat
Penambangan pasir sangatlah menguntungkan bagi masyarakat yang tinggal
di dekat tempat penambagan tersebut. Salah satu nya meningkatkat daya kreativitas
Genesa Bahan Galian Pasir Besi 2015

masyarakat, masyarakat dapat memanfaatkan pasir hasil galian untuk di buat


kerajinan tangan, bahan bangunan, dan masih banyak lagi.
 Dampak Negatif

a. Merusak pantai dan vegetasinya


Contohnya, keadaan pantai sebelum adanya penambangan pasir besi di daerah
Cikawungading menunjukan kondisi pantai yang begitu alami dan indah , berbagai jenis
vegetasi pantai tumbuh di sepanjang jalur pantai. Tapi kini sudah mulai tergerus oleh
kegiatan penambangan.
b. Rusaknya jalan raya
Kerusakan yang paling parah akibat dari kegiatan pertambangan pasir besi ini
adalah rusaknya jalan raya yang menjadi penghubung jalur pantai selatan, keadaan ini
menyebabkan arus transportasi barang dan manusia menjadi terhambat.
c. Tingkat polusi udara yang makin meningkat
Hal ini disebabkan oleh hilir mudiknya truk-truk pengangkut pasir besi yang
melintas, yang membawa pasir tersebut dari daerah penambangan contohnya cipatujah ke
daerah lain seperti, daerah ciamis dan sekitarnya.

26
BAB V
PENUTUP

Endapan pasir besi merupakan pasir di sepanjang garis pantai yang


mengandung partikel bijih besi. Pasir besi terdiri dari mineral-mineral non logam dan
mineral opak seperti magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit dan hematit.
Pasir besi banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku paduan logam baja, industri
semen dalam pembuatan beton, bahan dasar tinta kering (toner), bahan utama untuk
pita kaset, pewarna serta campuran (filter) untuk cat serta bahan dasar untuk industri
magnet permanen. Pengolahan pasir besi juga dilakukan untuk mendapatkan titanium
sebagai komoditi sampingan dalam mineral ilmenite yang terkandung dalam pasir besi.
Selain titanium, komoditi sampingan yang dapat hadir dalam pasir besi ialah vanadium.
Persebaran pasir besi di Indonesia antara lain di : Pantai Barat Sumatra, Pantai
Selatan Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan Papua.
Keterdapatan pasir besi di Indonesia terutama pada pantai selatan pulau Jawa.
Sedangkan, persebaran pasir besi di dunia antara lain terdapat di Filipina, New
Zealand, Fiji dan Indonesia. Potensi pasir besi di dunia yang terbesar salah satunya di
New Zealand.
Endapan pasir besi bersumber dari batuan gunung berapi yang sifatnya
andesitik sampai dengan basaltik dan sebaran gunung api di Indonesia umumnya
berada pada bagian barat Pulau Sumatra dan bagian selatan Pulau Jawa. Sehingga pasir
besi lebih banyak ditemukan di pantai selatan Pulau Jawa dan pantai bagian barat Pulau
Sumatra.
Dalam proses pembentukan pasir besi, batuan yang berasal dari gunung berapi
tersebut akan mengalami proses pelapukan dan erosi, serta tertransportasi dan
terkonsentrasi oleh bantuan gelombang air laut berdasarkan sifat fisik dari partikel-
partikel sisa pelapukan, erosi dan trasnportasi. Selama proses genesanya, pasir besi
mengalami proses yang merupakan gabungan antara proses fisika dan kimia.
Endapan pasir besi, pada umumnya ditambang dengan menggunakan metoda
konvensional menggunakan truk dan shovel. Pasir besi ditambang menggunakan alat
berat, salah satunya back hoe (pull shovel), kemudian, hasil galian pasir besi dimuat ke
dalam truk. Selanjutnya, hasil galian tersebu dibawa ke lokasi pencucian pasir. Selain
dengan metode konvensional, pasir besi juga dapat ditambang dengan metode
dredging, dengan menggunakan kapal keruk seperti pada penambangan timah.
Penggunaan kapal keruk ini dikarenakan endapan placer pasir besi berada di bawah
laut.
Dalam memisahkan mineral pengotor dan mineral yang mengandung besi pada
pasir besi, maka digunakan alat konsentrasi magnetic separator. Prinsip kerja dari alat
tersebut ialah perbedaan sifat kemagnetan antara mineral pengotor yang memiliki sifat
kemagnetan rendah jika dibandingkan dengan sifat kemagnetan mineral besi yang
tinggi. Selain alat magnetic separator, alat konsentrator lain yang biasa digunakan
dalam pengolahan pasir besi adalah spiral konsentrator atau palong, sluice box. Alat
ini
memanfaatkan perbedaan sifat fisik densitas. Prinsip pemisahannya berdasarkan pada
perilaku partikel dalam aliran fluida tipis.
Hasil dari pertambangan pasir besi berdampak antara lain menimbulkan
perubahan bentang alam, merusak biota laut, kerusakan jalan serta meningkatnya
polusi udara. Namun, hal tersebut dapat dikurangi dengan memberlakukan proses
reklamasi hasil penambangan yang baik dan sesuai dengan tata aturan yang berlaku.
Sehingga, potensi akan dampak negatif dari penambangan dapat diminimalisir. Selain
dampak negatif, penambangan pasir besi juga memberikan dampak positif antara lain
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan meningkatkan perekonomian
masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Muchammad Dani Satria, Proses Pembentukan Endapan Pasir Besi Di Kulon Progo.
Teuku Ishlah, Kajian Pasar Mineral dan Usulan Strategi Eksplorasi Sumber Daya Mineral
di Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara. Pasir Besi.
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/ulasan.asp diakses tanggal 22 November 2015
pukul 17.27
Ernowo dan Bambang Pardiarto (2011). “Aspek Geologi di dalam Penyusunan Wilayah
Usaha Pertambangan Mineral Logam”. Makalah pada Buletin Sumber Daya Geologi
Volume 6 nomor 2.
Rosana, Mega F., Denni Widhiyatna, dan Wawa Kartawa. “Potensi Sumberdaya Mineral
Jawa Barat”. Fakultas Teknik Geologi UNPAD. Pusat Sumberdaya Geologi.
Rozi, Fakhrur dan Arif Budiman (2015). “Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap Bentuk
Bulir Mineral Magnetik Pasir Besi”. Makalah pada Jurnal Fisika UNAND volume 4
no 2.
H. Djamaluddin, Meinarni Thamrin, dan Alfajrin Achmad (2012). “Potensi dan Prospek
Peningkatan Nilai Tambang Mineral Logam di Indonesia (Suatu Kajian terhadap
Upaya Konservasi Mineral)”. Makalah pada Prosiding Volume 6.
Andy Yahya. 2014. Asal Pasir Besi. (online) http://www.andyyahya.com/2014/02/pasir-
besi-di-indonesia-dari-genesa.html. Diakses tanggal 2 Desember 2015 pukul 20.36
Andika, Fery, Yuda D. Putra, Birgita Laksmi, Pingkan Jessica, Dilla Arta, Jovi Prisila,
Petra Ardianta dan Bagus. 2013. Klayar Coast of Pacitan Regency : The Potential
Attraction of World Class Geopark. (online)
https://gprgindonesia.wordpress.com/2013/07/26/klayar-coast-of-pacitan-regency-
the-potential-attraction-of-world-class-geopark/ diakses tanggal 8 Desember 2015
pukul 18:38
Gunawan, Zaki, dkk 2013 Pengolahan Besi Indonesia. Universitas Agung Tirtayasa
(online) http://www.slideshare.net/mandez/tugas-makalah-pengolahan-besi diakses tanggal
11 Desember 2015 pukul 19:44

Slide Profil Industri Baja, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.


Media Tentang Tambang Pasir Besi di Flores, Kompilasi berita Media oleh HH
Buku Panduan Ekskusi Tasikmalaya Genesa Bahan Galian 2015
Materi kuliah Teknik Eksplorasi TA (3112)
Materi kuliah Genesa Bahan Galian TA (3101)
Slide Pengolahan Pasir Besi Teknik Pertambangan Univesitas Nusa Cendana

Anda mungkin juga menyukai