Anda di halaman 1dari 6

1 BAB II

GAMBARAN UMUM
1.1 Tinjauan Kebijakan

1.1.1 RTRW Kota Pontianak

1.1.1.1 Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat kegiatan pada satu wilayah
atau daerah yang ditentukan berdasarkan beberapa kriteria tertentu, misalnya jumlah
penduduk dan tingkat pelayanan. Rencana struktur ruang umumnya dimuat baik dalam
RTRW tingkat nasional, provinsi, kota hingga kabupaten. Dalam rencana struktur ruang kota
pontianak meliputi rencana pusat sistem pelayanan kota dan rencana jaringan prasaran kota.

1. Rencana pusat sistem pelayanan kota


 Pusat pelayanan kota (PPK)
Pusat Pelayanan Kota yang selanjutnya disebut PPK adalah pusat pelayanan
ekonomi, sosial dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah kota
dan/atau regional. Kelurahan Mariana, Tengah, Darat Sekip, sebagian
Kelurahan Benua Melayu Darat di Kecamatan Pontianak Kota, yang
merupankan lokasi segmen PMKM merupakan PPK yang memiliki fungsi
perdagangan dan jasa, perkantoran, pariwisata skala regional, simpul
transportasi regional dan perumahan kepadatan tinggi.
 Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK)
Sub PPK III di Kelurahan Sungai Jawi dan Mariana Kecamatan Pontianak
Kota dan Kelurahan Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat, memiliki
fungsi-fungsi yang meliputi perdagangan dan jasa, pendidikan menengah dan
tinggi, pelayanan kesehatan, perumahan kepadatan sedang serta perkantoran.
 Pusat Lingkungan
Pusat lingkungan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau
administrasi lingkungan kota.
2. Rencana Jaringan Transportasi Darat
 Jaringan Primer
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan yang menghubungkan secara menerus pusat
kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke
pusat kegiatan lingkungan dan menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.
Status jaringan primer jalan yang berada di lokasi segmen merupakan Jaringan
jalan kolektor primer yaitu ruas Jalan H.R.A Rachman – Jalan Husein
Hamzah – Jalan Hassanuddin, ruas Jalan Imam bonjol – Adi Sucipto, dan ruas
Jalan Tanjung Raya II
 Jaringan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara
menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu,
fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke
persil. Status jaringan sekunder jalan yang berada di lokasi segmen merupakan
Jaringan Jalan Kolektor Sekunder (K3) yakni Ruas Jalan Gusti Hamzah

1.1.1.2 Rencana Pola Ruang


Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya terdiri atas Kawasan peruntukan perumahan; b.
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa; c. Kawasan peruntukan perkantoran; d. Kawasan
peruntukan industri; e. Kawasan peruntukan pariwisata; f. Kawasan peruntukan ruang terbuka
non hijau; g. Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana; h. Kawasan peruntukan ruang
bagi kegiatan sektor informal; i. Kawasan peruntukan lainnya meliputi; Kawasan peruntukan
pertanian, Kawasan peruntukan perikanan, Kawasan peruntukan pelayanan umum, Kawasan
pertahanan dan keamanan.

Kawasan perumahan adalah kawasan yang fungsi utamanya adalah untuk kegiatan hunian,
dilengkapi sarana prasarana serta utilitas yang menunjang kegiatan bermukiman. Kawasan
peruntukan perumahan seluas 4.358 hektar terdiri atas:

a) Kawasan perumahan skala besar dan kawasan perumahan skala bukan besar meliputi
Kecamatan Pontianak Utara yang meliputi Kelurahan Siantan Hilir; 2. Kecamatan
Pontianak Selatan yang meliputi Kelurahan Parit Tokaya; 3. Kecamatan Pontianak
Kota yang meliputi Kelurahan Sungai Jawi; 4. Kecamatan Pontianak Barat
meliputi Kelurahan Pal Lima; 5. Kecamatan Pontianak Timur meliputi Kelurahan
Saigon dan Kelurahan Parit Mayor; 6. Kecamatan Pontianak Tenggara meliputi
Kelurahan Bansir Darat.
b) Kawasan Perumahan skala menengah meliputi Kecamatan Pontianak Selatan yang
meliputi Kelurahan Parit Tokaya; 2. Kecamatan Pontianak Kota yang meliputi
Kelurahan Sungai Jawi; 3. Kecamatan Pontianak Barat meliputi Kelurahan Pal
Lima dan Kelurahan Sungai Beliung; 4. Kecamatan Pontianak Timur meliputi
Kelurahan Parit Mayor; 5. Kecamatan Pontianak Tenggara meliputi Kelurahan
Bangka Belitung Darat.

2.2 Wilayah Studi


Dari segi batasan adminitrasi dan luas wilayahnya Parit Sungai Jawi menurut
Keputusan Walikota Pontianak Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Penetapan Inventaris Saluran
Di Kota Pontianak panjang Parit Sungai Jawi adalah 6.600 meter dan untuk kondisi di
lapangan sudah sesuai sehingga berpotensi untuk dijadikan area permainan air karena
alirannya yang sangat panjang. Bentuk-bentuk aktivitas masyarakat di Parit Sungai Jawi
adalah sebagian besar masyarakat di Kota Pontianak terutama yang tinggal di kawasan Parit
Sungai Jawi masih menggunakan parit untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan tujuan
yang berbeda-beda.

Wilayah kajian kegiatan PMKM adalah sepanjang Parit Sungai Jawi akan tetapi
dibagi lagi persegmen setiap kelompok. Untuk segmen 4 yaitu Parit Sungai Jawi yang
merupakan sebagai batas Kecamatan antara Kota Pontianak dengan Pontianak Barat. Parit
Sungai Jawi merupakan salah satu kawasan strategis yang dikembangkan oleh Pemerintah
Daerah Kota Pontianak menjadi salah satu kawasan wisata, dengan berbasis potensi lokal dari
segi perairan sungai dengan mengacu pada rencana Kota Pontianak sebagai Waterfront City.
Saat ini, Parit Sungai Jawi dalam tahap rencanaan pembenahan oleh Pemerintah namun
belum dikelola secara optimal baik segi fisik maupun nonfisik. Oleh karena itu, untuk
mengidentifikasi strategi pengoptimalan Parit Sungai Jawi terutama untuk segmen 4.

Permasalahan di Segmen 4 berupa PKL yang tidak tertata, kualitas air yang masih
kurang baik, jalan paralel yang belum tuntas perkerasannya dan kedangkalan yang masih
terjadi saat perubahan musim mengakibatkan belum dikelola dengan optimal baik segi fisik
dan nonfisik. Oleh karena itu, wisata air yang berbasis pada potensi perairan dapat dijadikan
salah satu usaha untuk menghidupkan dan ikut sertaan masyarakat. Baik kalangan
pemerintah, swasta, maupun masyarakat diharapkan turut membantu dan menunjang
keberhasilan pengembangan pariwisata agar pengoptimalan Parit Sungai Jawi sebagai wisata
air terlaksana dengan baik.
Gambar 2.1 Wilayah Segmen 4
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Gambar 2.2 Peta Kawasan Kajian Segmen
Sumber: Hasil Analisis, 2019

Anda mungkin juga menyukai