Disusun Oleh :
Kelompok 1 Shift C
Dosen Pengampu:
Eni Purwani, S.Si, M.Si
E. Cara Kerja
a) Pembuatan kode sampel
Disiapkan tiga sampel biscuit yang diletakkan diatas piring yang masing-masing
telah diberi kode 3 digit angka
Panelis menerima borang uji triangle, sampel yang diuji dan air putih untuk
berkumur
Panelis berkumur air putih sebelum menguji sampel
Panelis menggigit dan mengunyah sampel. Sampel tersebut tidak ditelan, namun
dibuang, kemudian berkumur air putih sebelum menguji sampel berikutnya
Panelis mengisi borang penilaian dengan memberi tanda checklist pada kode
sampel yang berbeda.
Pembahasan
Uji pembedaan segitiga atau disebut juga triangle test merupakan uji untuk
mendeteksi perbedaan yang kecil, karenanya uji ini lebih peka dibandingkan
dengan Uji Pasangan. Dalam Uji Segitiga disajikan 3 contoh sekaligus dan tidak
dikenal adanya contoh pembanding atau contoh baku. Uji segitiga digunakan
untuk mendeteksi adanya perbedaan antara dua sampel. Metode ini digunakan
dalam pengujian karena adanya suatu perubahan ingredien, proses, kemasan dan
penyimpanan. Penentuan untuk perbedaan atribut secara keseluruhan dan untuk
seleksi dan memonitor kemampuan panelis dalam menjelsakan suatu perbedaan
produk. Prinsip pengujian setiap panelis akan mendapat 3 buah kode sampel, dua
sampel sama dan satu sampel berbeda. Panelis diminta menentukan sampel satu
sampel yang berbeda (Yusasrini dkk, 2019).
Uji segitiga digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Uji ini
lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Pada uji ini,
masing – masing panelis disajikan secara acak tiga contoh berkode. Pengujian
ketiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat pula berurutan. Dua
dari tiga contoh itu adalah sama dan yang ketiga berlainan. Panelis diminta
memilih satu dari ketiga contoh yang berbeda dari dua yang lain. Dalam uji ini
tidak ada contoh baku atau pembanding. Penilaian panelis tidak boleh ragu – ragu
harus memilih atau menerka salah satu yang dianggap paling berbeda.
Uji triangle sendiri ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan dua macam sample. Dan ada juga yang
sifatnya lebih terarah, untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara dua
sample tersebut. Dalam uji ini tidak ada contah baku atau pembanding (Kusuma
dkk, 2017)
Sampel yang diuji dalam uji triangle adalah biskuit. Biskuit merupakan
makanan yang tergolong makanan panggang atau kering. Biskuit dibuat dari
bahan dasar tepung dan bahan tambahan lain membentuk suatu formula,
sehingga menghasilkan suatu produk dengan struktur tertentu (Kusumawardani
dkk, 2018). Biskuit yang digunakan dalam uji triangle pada praktikum kali ini
menggunakan jenis biskuit malkist dengan 2 merk yang berbeda. Biskuit malkist
sendiri memiliki bentuk persegi dan memiliki pola pada sisinya. Selain itu tidak
terlihat perbedaan yang mencolok antara 1 merk dengan merk yang lainya.
Sehingga diharapkan mampu memberi data yang valid untuk pengujian triangle
ini.
G. Kesimpulan
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa kelima panelis tersebut
menyebutkan hasil uji tiangle atau uji pembeda di kode 865. Dan hasil tersebut
sangatlah benar karena biskuit pembeda berada di kode 865. Sampel yang diuji
dalam uji triangle adalah biskuit. Biskuit merupakan makanan yang tergolong
makanan panggang atau kering.
H. Daftar Pustaka
Ernisti, W., Riyadi, S., & Jaya, F. M. (2018). Karakteristik Biskuit (Crackers)
yang Difortifikasi dengan Konsentrasi Penambahan Tepung Ikan Patin
Siam (Pangasius Hypophthalmus) Berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan
dan Budidaya Perairan, 13 (2), 88-99.
Kurnia, Pramudya. 2014. Uji Mutu Organoleptik. Surakarta (ID) : Kuliah
Pangan.
Kusuma, T. S., Kurniawati, A. D., Rahmi, Y., Rusdan, I. H., & Widyanto, R. M.
(2017). Pengawasan Mutu Makanan. Universitas Brawijaya Press.
I. Lampiran
Gambar 2. Penguji
Gambar 3. Panelis 1
Gambar 4. Panelis 2
Gambar 5. Panelis 3
Gambar 6. Panelis 4
Gambar 6. Panelis 5