Anda di halaman 1dari 17

SERTIFIKASI GURU

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengembangan Profesi
Guru yang diampu oleh Dr. Nenden Munawaroh, M. Pd. I.

Oleh Kelompok VII, Kelas B:

Eva Trisnawati 24062119015

Ushie Uswatun Hasanah 24062119051

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS GARUT

2021/1443
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat 
menyelesaikan makalah bertema ”Sertifikasi Guru” sebagai salah satu tugas
kelompok mata kuliah Pengembangan Profesi Guru.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapatkan begitu banyak
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada siapa saja yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam segala
bentuk belajar mengajar, Sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Namun makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
saya mengharap kritik dan sarannya yang akan menjadikan makalah ini lebih baik.

                                                                                           Garut, 3 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A.    Latar Belakang Masalah.........................................................................................3
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Program Sertifikasi.................................................................................................5
1.      Pengertian Sertifikaasi.......................................................................................5
2.      Dasar Hukum Sertifikasi...................................................................................6
3.      Tujuan Sertifikasi..............................................................................................7
4.      Manfaat Sertifikasi............................................................................................7
B.   Prosedur Sertifikasi.................................................................................................8
C.   Penilaian Portofolio Dalam Sertifikasi..................................................................10
D.   Instrumen Penilaian Sertifikasi..............................................................................12
BAB III PENUTUP..........................................................................................................14
A.    Kesimpulan..........................................................................................................14
B.     Saran....................................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari yang namanya guru. Sertifikasi
guru merupakan terobosan dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas guru,
sehingga ke depan semua guru harus memiliki sertifikasi sebagai lisensi sebagai
ijin mengajar. Dengan demikian upaya profesioanalisme guru akan menjadi
kenyataan sehingga tidak semua orang dapat menjadi guru, dan tidak pula banyak
orang menjadikan pekerjaan ini sebagai batu loncatan. Hal ini merupakan
konsekuensi logis dari Undang- Undang Sisdiknas, Standar Pendidikan Nasional (
SNP ) serta Undang-undang Guru dan Dosen ( UUGD ), yang di realisasikan
dalam berbagai peraturan pemerintah ( PP ), termasuk PP tentang guru.
Sebagai di kemukakan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan ( PMPTK ) Depdiknas Fasli Jalal ( PR. 6 Oktober 2006 ), bahwa
kenaikan gaji akan di berikan kepada guru yang sudah mendapatkan sertifikasi.
Dengan cara meningkatkan besaran satu gaji pokok, di tambah tunjangan yang
melekat pada gaji, tunjangan fungsional, tunjangna profesi, dan tunajangan guru
khusus untuk guru-guru yang berada di daerah tertentu ( khusus ).
Lebih lannjut di kemukakan bahwa anggara yang akan di gunakan untuk
kenaikan gaji tersebut di ambil dari APBN di bantu sharing oleh pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota. Adapaun jumlah guru yang akan menerima kenaikan
gaji menurut Fasli sesuatu spesifikasi teknis kompetensi yang bakukan ( BSN,
2001 ) yang di susun berdasarkan konsensus semua pihak yang terbaik dengan
memperhatikan keselamatan, kesehatan, keamanan perkembangan IPTEK,
pekembangan masa kini dan masa akan datang untuk mendapatkan manfaat yang
sebesar-besarnya.
Era globalisasi yang di tandai dengan persaingan kualitas atau mutu,
menuntut semua pihak dalam berbagai bidang sektor pembangunan uuntuk

1
senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut mendudukkan pentingnya
upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
harus di lakukan terus menerus, sehingga pendidikan dapat di gunakan sebagai
wahana dalam membangun watak bangsa ( nation character building ). Untuk itu,
guru sebagai main peson harus di tingaktakan kompetensinya melalui sertifikasi
sesuai xengan pekerjaan yang di embannya. Dalam kerangka inilah pemerintah
merasa perlu mengembangkan sertifikasi guru, sebagai bagian dari Standar
Pendidikan Nasional ( SPN ) dan standar Nasioanl Indonesia ( SNI ).

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa yang di maksud dengan sertifikasi ?
2.      Apa dasar hukum yang melandasi program sertifikasi ?
3.      Apa tujuan serta manfaat sertifikasi ?
4.      Bagaimana prosedur dalam program sertifikasi ?
5.      Bagaimana penilaian yang di lakukan dalam portofolio ?
6.      Bagaimana instrumen penilaian dalam portofolio ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Program Sertifikasi

1.      Pengertian Sertifikaasi


Dalam undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, di
kemukakanbahwa sertifikasi adalah proses pemeberian sertifikasi pendidik untuk
guru dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
di berikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat sebagai suatu proses
pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus
uji kompetensi yang di selenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain,
sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang di rancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemeberian
sertifikasi pendidik.
National Comission on Educatioanl Services ( NCES ), memberikan
pengertian sertifikasi secara lebih umum, yaitu “ certification is a procedure
whereby the state evaluates abd reviews teacher candidates’s credentials and
provides him or her a license to teach”. Dalam hal ini, sertifikasi merupakan
prosedur untuk menentukan apakah seorang calon guru layak di berikan izin dan
wewenang untuk mengajar. Hal ini, di perlukan karna lulusan lembaga pendidikan
tenaga kehuruan sangat bervariasi, baik di kalangan perguruan tinggi msupun
swasta.
Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan
kompetensi profesioanl. Oleh karena itu, proses sertifikasi di pandang bagian
esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar
yang telah di tetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi
calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau resentasi pemenuhan

3
4

standar kompetensi yang telah di tetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah


sertifikasi kompetensi pendidik. Sertifikat sebagai bukti pengakuan atas
kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan
pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenajang pendidikan tertentu.

2.      Dasar Hukum Sertifikasi


Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-Undang No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ( UUGD ). Yang di sahkan tanggal 30
Desember 2005. Pasal yang tekait langsung yakni pasal 8 : guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal
lainnya adalah pasal 11, ayat ( 1 ) menyebutkan bahwa sertifikasi pendidik
sebagaimana dalam pasal 8 di berikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan, ayat ( 2 ) sertifikasi pendidik di selenggarakan oleh perguruan tinggi
yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan di
tetapkan oleh pemerintah, ayat ( 3 ) sertifikasi pendidik di laksanakan secara
objektif, transparan, dan akuntabel, ayat ( 4 ) ketentuan lebih lanjut mengenai
sertifikasi pendidik sebagaimana di maksud pada ayat (2) dan ayat (3) di atur
dengan peratuaran pemerintah (Undang-Undang RI No.14/2005).
Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang No 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional dan Pearaturan Menteri Pendidikan Nasional
No.18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang di tetapkan
pada tanggal 4 Mei 2007, sebagaimana bunyi pada pasal 1, sertifikasi bagi guru
dalam jabatan adalah proses pemeberian sertifikat pendidik untuk guru dalam
jabatan. Sertifikata sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat di ikuti oleh guru
dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma
empat ( D-IV). Sertifikasi guru dalam jabatan sebagaiman di maksud pada ayat
(1) di selenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan di tetapkan oleh Menteri
Pendidikan Nasioanl ( Peraturan Mendiknas RI No.18 Tahun 2007 ).
5

3.      Tujuan Sertifikasi


Program sertifikasi guru di berikan kepada para guru yang menenuhi standar
profesional guru karna hal ini merupakan syarat mutlak untuk mencapai sistem
dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sebenarnya yang menjadi tujuan utama
sertifikasi guru adalah sebagai berikut:
1.      Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pemebelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2.      Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
3.      Meningkatkan martabat guru.
4.      Meningkatkan profesionalitas guru.
5.     Merangsang guru untuk bersaing dan meningkatkan keterampilan sehingfa
menjadi guru yang berkualitas.

4.      Manfaat Sertifikasi


Lebih lanjut di kemukan bahwa sertifikasi pendidk dan tenaga kependidikan
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.      Pengawasan Mutu
a.       Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menetukan seperangkat
kompetensi yang bersifat unik.
b.      Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan pada praktisi untuk
mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.
c.       Peningkatan profesionalisme melalui meknisme seleksi, baik pada waktu awal
masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier berikutnya.
d.      Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun
usaha belajar secara mandiri unruk mencapai peningkatan profesionalisme.
2.      Penjamin Mutu
a.       Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja
praktisi akan menimbulkan persepsi masyararakat dan pemerintah menjadi lebih
baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya.
6

b.      Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan /


pengguna yang ingin memperkerjakan orang dalam bidang keahlian dan
keterampilan tertentu.

Melengakapi uraian di atas, jalal ( 2001 ; 221 – 225 ) dan Tilar ( 2003: 382-
391), mengungkapkan bahwa proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi
pelaksanaan tugas dan fungsinya harus di barengi dengan kenaikan kesejahteraan
guru.
1.        Kesejahteraan guru dapat di ukur dari gaji dan insentif yang di peroleh. Gaji
guru di Indonesia masih relatif rendah di bandinkan dengan negara-negara lain.
Rendahnya gaji guru bisa memengaruhi kinerja guru, semangat pengabdiannya,
dan juga upaya mengembangkan profesionalismenya. Kenaikan gaji di laksanakan
bersamaan dengan perbaikan pada aspek-aspek kesejahteraan lain yaitu prosedur
kenaikan pangkat, jaminan rasa aman, kondisi kerja, kepastian karir, penghargaan
terhadap tugas atau peran keguruan.
2.        Tunjangan fungsioanal yang merupaka insentif bagi guru sebaiknya di berikan
dengan mempertimbangkan; (1) kesulitan tempat bertugas, (2) kemampuan,
keterampilan, dan kreatifitas guru,(3) fungsi, tugas, dan peranan guru di sekolah,
(4) prestasi guru dalam mengajar, menyiapkan bahan ajar, menulis, meneliti, dan
membimbing serta berhubungan dengan stakeholder.
3.        Sistem rekrutmen guru dan penempatannya memerlukan kebijakan yang tepat
mengingat banyak calon guru yang sering memilih tugas di tempat yang di
inginkannya.

B.   Prosedur Sertifikasi


Sertifikasi gurumerupakan amanat Undang-Undang Repulik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi dapat
berbentuk ijazah atau sertifikasi kompetensi, tetapi bukan sertifikasi yang di
peroleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya dan
simposium. Sertifikasi guru merupakan kegiatan bersama antara Direktorat
Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga kependidikan ( Ditjen
7

PMPTK ) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sebagai pengelolaan guru


dan Ditjen Dikti/ perguruan Tinggi sebagai penyelenggara sertifikasi.
Prosedur atau kerangka pelaksanaan sertifikasi kompetensi guru, baik
untuk lulusan S1 kependidikan maupun lulusan non kependidikan dapat di
jelaskan sebagai berikut:
1.      Lulusan program sarjan kependidikan sudah mengalami pembentukn
kompetensi mengajar ( PKM ). Oleh karena itu, mereka hanya memerlukan uji
kompetensi yang di laksanakan oleh kependidikan tinggi yang memiliki PPTK
terakreditasi dan di tunjuk oleh Dikjen Dikti.Depdiknas.
2.      Lulusan program sarjana non kependidikan harus terlebih dahulu mengikuti
proses pembentukan kompetensi mengajar ( PKM ) pada perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan (PPTK) secara terstruktur.
Setelah di nyataka lulus dalam pembentukan kompetensi mengajar, baru lulusan
S1 non kependidikan boleh mengikuti uji sertifikat. Sedangkan lulusan sarjana
kependidikan tentu sudah mengalami proses pembentukan kompetensi mengajar
( PKM ), tetapi tetap wajib mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat
kompetensi.
3.      Program peyelenggaraan PKM di persyaratkan adanya status lembaga LPTK
yang terakreditasi. (Depdiknas,2004)
4.      Peserta uji kompetensi yang telah di nyatakan lulus, baik yang berasal dari
lulusan program sarjana pendidikan maupun non pendidikan di berikan sertifikasi
kompetensi sebagai bukti yang bersangkuta memiliki wewenang utnuk melakukan
peraktik dalam bidang profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
5.      Peserta ui kompetensi Yng berasal dari guru yang sudah melaksanakan tugas
dalam interval (10-15) tahun sebagai bentuk kegiatan penyegaran dan
pemutakhiran kemabali sesuai dengan tuntutan kemajuan IPTEK serta persyaratan
dunia kerja.
Prinsip uji kompetensi guru di selenggaraka secara komperehensif,
terbuka, kooperatif, bertahap dan mutakhir (Depdiknas, 2004). Komperhensif
maksudnya adalah bahwa penyelenggaraan uji kompetensi perlu di lakukan secara
ututh, mencakup ranah dan standar yang berlaku pada masing-masing studi.
8

Terbuka adalah uji kompetensi yang di selenggarakan dengan fleksibilitas pilihan


profesi, materi uji, proses dan waktu pelaksanaan ujuan. Kooperatif adalah
terbukanya kerjasama, baik antara lembaga penyelenggara uji kompetensi dan
lembaga yang melakuka pembentukan kemampuan antara lembaga uji kompetensi
dan lembaga lain yang mempunyai fasilitas untuk uji kerja terkait. Bertahap
adalah bahwa peserta menempuh uji kompetensi secara baian demi bagian sesuai
dengan kesiapannya. Mutakhir adalah bahwa peserta yang telah mendapat
sertifikasi kompetensi harus mengikuti uji kompetensi baru apabila tidak
melaksanakan tugas dalam bidannya selama minimal 10 tahun atau adanya
tuntutan kinerja baru sesuai perkembangan IPTEK, seni dan tuntutan dunia kerja.

C.   Penilaian Portofolio Dalam Sertifikasi


Portofolio adalah bukti fisik atau dokumen yang mencerminkan prestasi
dan yang mencerminkan prestasi dan pengalaman berkarya, yang di capai
seorang guru dala kurun waktu tertentu. Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru
yakni untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas sehari-hari serta
peran guru sebagai agen pembelajaran.
Komponen partofolio, sesuai peraturan materi pendidikan nasional RI
Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasibagi guru dan jabatan, secara detail
terbagi dalam 10 butir, yakni:
1.      Kualifikasi akademik;
2.      Pendidikan dan pelatihan;
3.      Pengalaman belajar
4.      Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
5.      Penilaan dari atasan dan pengawas
6.      Prestasi akademik
7.      Karya pengembangan profesi
8.      Keikutsertakan dalam forum ilmiah
9.      Pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan sosial
10.  Penghargaan dan relevan dengan bidang pendidikan.
9

Kualifikasi akademik, tingkat pendidikan formal yang telah dicapai oleh


seorang guru yang mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar ( S1, S2, S3 ) mau
pun gelar (D4), didalam ma pun diluar negri.
Pendidikan dan pelatihan, pengalaman dalam mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan
kopetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.
Pengalaman mengajar, yakni masa kerja guru dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari
lembaga yang berwenang.
Perencanaan pembelajaran, persiapan mengelola pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka.
Pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegitan guru dalam mengelola
pembelajaran dikelas dan pembelajaran individual.
Penilaian dari atasan dan pengawas, yaitu penilaian atasan terhadap
kopetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek: ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama, tanggung jawan, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan,
etos kerja, enovasi, dan kreatifitas, kemampuan menerima kritik dan saran,
kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan kerja sama.
Pertasi akademik, yakni perstasi yang dicapai seorang guru, terutama yang
terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari
lembaga/penitia penyelengara, baik tingkat kecematan, kabupaten/kota propinsi,
nasional maupun internasional.
Karya pengembangan profesi, yaitu suatu karya yang menujukkan adanya
upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.
Pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan sosial, yaitu pengalaman
guru menjadi pengurus organisasi pendidikan, organisasi sosial, dan atau
mendapat tugas tambahan.
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidkan, yaitu penghrgaan
yang diperoleh karna guru menujukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan
tugas dan memenuhi kriteria kuantilatif ( lama waktu, hasil, lokasi/geografis),
10

kualitas ( komitmen, etos kerja), dan relevan (dalam bidang/rumpun bidang), baik
tingkat kabupaten/kota, propinsi, nasional, maupun internasional.

D.   Instrumen Penilaian Sertifikasi


Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi, yang terdiri atas dua tahap,
yaitu tes tulis dan tes kinerja yang di barengi dengan self appraisal dan portofolio
serta appraisal ( penilaian atasan ). Materi tes tulis, tes kinerja dan self appraisal
yang di padukan dengan portofolio, di dasarkan pada indikator esensial
kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.
Self appraisal adalah instrumen yanng memberikan kesempatan kepada
guru untuk menilai didi sendiri atau mengintropeksi diri secara tertulis dan harus
mampu mengatakan iya atau tidak atas kemampuan keguruan yang di milikinya.
Peer appriasial dalam bentuk penilaian atasan di maksudkan untuk
memeroleh penilaian dari kinerja sehari-hari, yang mencakup keempat
kompetensi. Self appraisaldan peer appraisal dan peer appraisal termasuk dalam
kelompok intrumen non-tes.
Tes kinerja dalam bentuk real teaching mengunakan intrumen penilaian
kinerja guru ( IPKG ), yang terdiri atas IPKG I dan IPKG II. IPKG I untuk
menilai kinerja guru dalam membuat persiapan pembelajaran, dan IPKG II untuk
kinerjaguru dalam melaksanakan pembelajaran.
Materi tes tulis mencakup dimensi kometensi pedagogik dan kompetensi
profesional, sedangkan tes kinerja berbentuk penilaian kinerja guru dalam
pengelolaan pembelajaran, yang mencakup keempat kompetensi secara
terintergrasinya. Self appraisal yang dipadukan dengan portofolio merupakan
penilaian terhadap kegiatan dan prestasi guru disekolah, dalam kegiatan
profesional atau dimasyarakat, sepanjang relevan dengan tugasnya sebagai guru.
Peer appraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksud kan untuk memperoleh
penilaian dari kinerja seharu-hari, yang mencakup keempat kompetensi. Dengan
empat bentuk penilaian tersebut, diharapkan penilaian kompetensi guru dilakukan
secara comprehensif.
11

Sesuai dengan cangkupan uji kompetensi tersebut, maka intrumen


sertifikasi guru dikelompokkan kedalam intrumen tes dan intrumen non-tes.
Kelompok intrumen tes meliputi tes tulisdan tes kinerja. Tes tulis dalam bentuk
pilihan ganda yang meliputi kompetensi padagogik ( umum dan khusus ) dan
profisional. Tes kinerja dalam bentuk real teaching dengan mengunakan intrumen
penilaian kinerja giri (IPKG), yang terdiri atas IPKG I dan IPKG I dan IPKG II.
IPKG I untuk menilai kinerja guru dalam melaksanakan pembenlajaran di kelas.
Kelompok instrumen non tes meliputi self appraisal yang di madukan
dengan portofolio. Instrumen ini memberikan kesempatan guru untuk menilai diri
sendiri dalam aktifitasnya sebagai guru. Setiap pertanyaan dalam melakukan
sesuatu atau berkarya harus dapat di buktikan dengan bukti fisik berupa dokumen
yang relevan.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang di rancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemeberian
sertifikasi pendidik. Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-
Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ( UUGD ). Program
sertifikasi guru di berikan kepada para guru yang menenuhi standar profesional
guru karna hal ini merupakan syarat mutlak untuk mencapai sistem dan praktik
pendidikan yang berkualitas. Manfaat Sertifikasi adalah Pengawasan Mutu,
Penjamin Mutu.
Sertifikasi gurumerupakan amanat Undang-Undang Repulik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi dapat
berbentuk ijazah atau sertifikasi kompetensi, tetapi bukan sertifikasi yang di
peroleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya dan
simposium. Portofolio adalah bukti fisik atau dokumen yang mencerminkan
prestasi dan yang mencerminkan prestasi dan pengalaman berkarya, yang di capai
seorang guru dala kurun waktu tertentu.
Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi, yang terdiri atas dua tahap,
yaitu tes tulis dan tes kinerja yang di barengi dengan self appraisal dan portofolio
serta appraisal ( penilaian atasan ). Materi tes tulis, tes kinerja dan self appraisal
yang di padukan dengan portofolio, di dasarkan pada indikator esensial
kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.

B.     Saran
Bagi seorang guru ataupun calon guru hendaklah benar-benar memiliki
kompetensi yang sesuai dengan tujuan sertifikasi. Dan juga saran untuk
pemerintah adalah bahwa dalam memilih guru yang akan di sertifikasi benar-

12
13

benar karna kemampuan yang di miliki guru tersebut yang sesuai dengan
kompetensi yang seharusnya bagi seorang guru sertifikasi.
Daftar Pustaka

Bakar, Yunus Abu . (2009) . Profesi Keguruan .


Mulyasa . ( 2008 ) . Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru ( cet.3 ) . Bandung :
Remaja Rosdakarya .
Subini, Nini . (2012). Awas, Jangan Jadi Guru Karbitan! . Jakarta : Buku Kita .
Yamin, Martinis & Maisah . (2010). Standarisasi Kinerja Guru ( Cetakan 1 ) .
Jakarta : Gaung Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai