Moh. Dandi Islmail A401 19 059 Muizzah Alfitriah A401 19 060 Yulian Tamponu A401 19 065 Zalfa Zahirah A401 19 051 Delsi Finalia Sugiarto A401 19 072 Hubungan Bermain dengan Belajar Anak-anak bermain dengan berbagai bentuk dan cara. Ada permainan tertentu yang bentuknya berupa aktivitas yang mereka lakukan dengan manusia (people). Mereka bermain dengan teman sejawatnya, dengan kakak-adik-saudaranya, atau juga bermain dengan kita. Ada juga bentuk permainan yang mereka lakukan dengan benda-benda (toys), dari mulai yang paling canggih sampai yang sederhana, seperti sepeda atau bola. Pengertian Bermain
Menurut Moyles (1991) menegaskan bahwa bermain adalah suatu proses
yang diperlukan baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. ermain merupakan proses pembelajaran yang melibatkan pikiran, persepsi, konsep, kemahiran sosial dan fisik. Selain itu bermain juga dikaitkan dengan ganjaran instrinsik dan kegembiraan. Dengan demikian bermain merupakan aktivitas yang natural bagi anak-anak yang memberi peluang kepada mereka untuk mencipta, menjelajah dan mengenal dunia mereka sendiri. Karakteristik Kegiatan Bermain
George W Maxim (dalam Satya, 2006) mengemukakan lima
karakteristik yang dapat diidentifikasi dalam bermain yaitu : a. Motivasi interinsik, aktivitas bertujuan untuk kesenangan dan motivasi datang dari dalam diri anak b. Penekanan pada proses bukan hasil c. Perilaku nonliteral, anak-anak menggunakan kekuatan yang luar biasa untuk berpurapura selama bermain d. Kebebasan e. Kesenangan Fungsi Bermain dalam Pendidikan Cowell dan Honzeltn (1955 : 146) mengatakan bahwa untuk membawa anak kepada citacita pendidikan, maka perlu adanya usaha peningkatan keadaan jasmani, sosial, mental, dan moral anak yang optimal. Agar memperoleh peningkatan tersebut, anak dapat dibantu dengan permainan, karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki keterampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan moral dan spiritual lewat ”fairplay” dan ”sportmanship” atau bermain dengan jujur, sopan, dan berjiwa Permainan Bahasa
Tujuan permainan bahasa menurut
Soeparno (1980: 60) yaitu untuk memperoleh kegembiraan dan memperoleh keterampilan tertentu dalam bidang kebahasaan. Apabila ada jenis permainan namun tidak ada keterampilan kebahasaan yang dilatihkan, maka permainan tersebut bukanlah permainan bahasa. Membuat Model- Model Pengembangan Pembelajaran dengan Permainan Bahasa Menyusun Kaliamat Dari Kata Akhir Pada permainan ini anak diminta untuk baris berjajar. Selanjutnya guru mengawali dengan sebuah kalimat, dari kalimat yang sudah diucapkan secara lisan akan ditemukan kata akhir. Kata akhir tersebut lalu digunakan oleh anak berikutnya menjadi kata pertama untuk membuat kalimat baru. C Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,