Anda di halaman 1dari 8

Tugas Ke- 9

Metode Perancangan Arsitektur

Disusun Oleh :

Nama : REZU ATTALA NOVAL


Nim : 142020016
Dosen Pengasuh : Reny Kartika Sary, S.T., M.T

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021/2022
Metode Programming William Pena

William Pena at all, 1989: Merupakan sebuah sintesa dari


penyusunan sintesis yang dapat menjadi penerangan, wawasan dari
pemecahan masalah; Program analisis atau gerak analisis dari proses
menjawab masalah; Adanya masalah merupakan batas antara
penyusunan program dengan perancangan, sebab pernyataan masalah
menjadi salah satu dokumen terpenting dalam rantai keseluruhan
proyek perancangan.

Dua tahap yang pertama dari proses perancangan keseluruhan yaitu :

1. penyusunan program (analisis) dan


2. rancangan skematik (sintesis). Penyusunan
program adalah penyelusuran masalah dan
perancangan adalah pemecahan masalah.
Penyusunan program adalah menyelusuri dan
menemukan masalah keseluruhan sehingga
pemecahan perancangan dapat menyeluruh.

Pemrograman (programming) adalah


suatu proses yang terorganisasikan dan
didasarkan pada tatacara yang baku yang
dapat dipergunakan pada proyek-proyek
besar dan kecil, tipe bangunan yang
sederhana dan rumit dan dengan klien
tunggal atau banyak. Penyusunan program
berguna pada proyek-proyek yang besar, rumit dan tidak terbiasa bagi kelompok-kelompok
klien besar. Penyusunan program tidak sekedar mangajukan pertanyaanpertanyaan,
melainkan pemrosesan data mentah menjadi informasi yang berguna dan merangsang klien
untuk membuat keputusan-keputusan.
William M. Pena bersama firmanya
berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam
mengembangkan dan meningkatkan metode
pemrogramannya pada banyak fasiltas. Metode
Pena dicirikan dengan, kejelasan, keefisienan dan
keekonomisan baik pada proses maupun produk
yang dihasilkan. Pada tahun 1978, model yang
dipublikasikannya dilengkapi hingga secara diagramatis berbentuk matrix. Secara
berurutan, pemrograman memiliki 5 langkah prosedural yaitu :

1. Tetapkan Sasaran
2. Kumpulkan dan analisis Fakta
3. Ungkapkan dan uji Konsep
4. Tentukan Kebutuhan
5. Nyatakan Masalah Ke lima langkah tersebut juga berkaitan timbal balik.

Langkah-langkah tersebut dirancang bertujuan sebagai berikut :

1. menguji kesesuaian antara sasaran dengan konsep (yaitu apa yang harus dicapai dan
bagaimana caranya)
2. mengenali hubungan fakta-fakta
3. menganalisis kondisi-kondisi yang ada dan yang diproyeksikan
4. membuktikan kelayakan proyeknya
5. membentuk intisari, kejelasan dan keamungan suatu proyek.

Kekuatan Model Programming William Pena :

1. Bersifat empiris dengan menggali


permasalahan dilapangan
2. Datanya merupakan data kuantitatif
3. Muaranya pada problem/permasalahan
4. Selalu dikaitkan dengan hal-hal yang ada
5. Dalam menterjemahkan informasi akan
nampak sesuai dengan tujuan
6. Konsen akan kejelasan
7. Targetnya bisa diselesaikan dengan tepat waktu/sesuai dengan jadwal
8. Adanya pemisahan antara kasus dengan metode, pada aplikasi pelaksanaan banyak
alternative memulai pelaksanaannya tetapi kesemuanya itu bermuara pada
penetapan permasalahan (problem statement) sebagai hasil akhirnya. Urutan
tahapan pekerjaan tidak kaku dan akuras permasalahan tidak bisa secara matematis,
sehingga prosesnya bersifat heuristic bukan algoritmatic
9. Bersifat fleksibel

Kelemahan Model Programming William Pena :

1. Langkah dan informasi dalam model


programming William Pena ini tidak
mempunyai kekuatan maupun akurasi
permasalahan secara matematika. Oleh
karena itu model programming William
Pena prosesnya bersifat heuristic bukan
algoritmatic. Programming tidak dapat
menjamin (menjawab) kesimpulan permasalah dengan tepat/benar, programming
hanya dapat mengurangi kualitas perkiraan. Metode model programming William
Pena i hanya baik bila pendapat orang dilibatkan.
2. Datanya berbentuk data nominal, sehingga informasinya kurang akurat. Dalam
pelaksanaannya 5 tahap programming yang dikemukakan oleh William Pena ini
biasanya tidak selalu berurutan (urutannya tidak selalu konsisten) dan
informasinya kurang akurat. Pena mencontohkannya dalam menjaring datanya
sebagai berikut: tiap 10.000 pelajar universitas, 300 tempat tidur rumah sakit, 25
pelajar perkelas. Kalau kita lihat dari data tersebut, jelas data tersebut berupa
datanya sangat global. Data yang diperoleh selalu berupa data nominal, sehingga
ukurannya kurang akurat.
3. Ukurannya kurang actual
4. Sumber informasi tidak selalu reliable, sehingga kemampuan prediksinya (daya
prediksi ) terbatas.
5. Mempunyai kemampuan prediksi yang terbatas
6. Urutan tahap pekerjaan model programming William Pena ini urutannya secara
neumerik akan lebih baik bila dibandingkan secara teoritik. Tetapi dalam praktenya
tahapan-tahapannya mungkin berbeda sesuai dengan order yang berbeda pula.
Sebagai contoh: Dalam suatu proyek mungkin saja mulai langkahnya
denganmemberikan daftar ruang dan biaya (langkah 4 sebagi langkah awal
dilakukan) kemudian baru menanyakan kira-kira tujuan/sasaran (langkah 1), fakta
(langkah 2), dan baru konsep (langkah 3) dan terakhir problem statement (sebagai
muaranya). Bahkan seringkali dalam pelaksanaannya dilaksanakan secara
serempak (tahap 1,2,3, dan 4) hal ini ditujukan untuk cek cross diantara ke empat
(4) langkah, sehingga didapatkan suatu kebutuhan, kegunaan,relevansi, dan
kesamaan pada informasi. Tatapi pada dasarnya pelaksanaan model programming
William Pena ini adalah bermuara pada tahap 5 yatu dalam problem statement
(menetapkan permasalahan).

Aplikasi Contoh :

• Gedung Play Group


1) Menentukan tujuan (sasaran)
Pada mulanya programmer harus mengetahui apa tujuan dari gedung playgroup
pada umumnya. Bentuk-bentuk dari bangunan serta interior disesuaikan dengan
kesan dari bangunan dan juga disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan, aktifitas, dan
perilaku pengguna. Serta memperhitungkan fungsi dari bangunan tersebut bagi
pengguna. Klien juga berperan dalam menggambarkan tujuan akhir yang ingin
dicapai. Tujuan itu merupakan cerminan dari keinginan-keinginan klien.
2) Mengumpulkan dan menganalisa data (fakta)
Dalam bab ini perancang mengumpulkan data sebanyak-banyaknya tentang
informasi-informasi tentang site, organisasi, kebutuhan ruang, aktifitas atau
kegiatan yang dilakukan dalam membuat gedung playgroup. Dengan metode
wawancara, analisis serta survey langsung mengamati site.Contoh dalam hal site:
potensi view, sepadan jalan, arah cahaya, kebisingan, dan sebagainya, serta
memperhitungkan aktifitas penggunanya, Aktivitas playgroup terdiri dari empat
aktivitas utama yaitu aktivitas anak . aktivitas guru dan pengasuh, aktivitas
orangtua dari anak-anak dan aktivitas pegawai/staff, dan yang paling penting anak-
anaknya sehingga bangunan didesain secara aman karena banyak anak-anaknya
misal bentuk tidak tajam material menggunakkan bahan-bahan yang tidak
berbahaya, serta warna bangunan dibuat meriah, ceria, yang dapat menarik anak-
anak serta desain eksteriornya untuk memberikan kesan bahwa itu adalah
bangunan playgroup.
3) Tidak Menutup Konsep dan Mengujinya
Dalam hal ini, perancang harus menentukan konsep yang sesuai dengan tujuan
dan fakta fakta yang telah terkumpul. Konsep tersebut kemudian dikembangkan
menjadi sebuah ide yang dapat diaplikasikan pada denah ataupun pada tampak
bangunan. Sebagai contoh : bangunan playgroup dengan konsep colourfull dapat
diaplikasikan pada bentuk tampak bangunan dimana permainan warna sebagai
bagian dari bangunan yang menonjol dan sangat berpengaruh menjadi ide dasar
dari bangunan playgroup tersebut
4) Menentukan kebutuhan

Untuk menentukkan kebutuhan diperlukkan untuk membuat data-datanya, seperti :

Jumlah Pelaku dalam Playgroup


1. Jumlah murid playgroup : 20 anak
2. Kepala dan wakil kepala sekolah : 2 orang
3. Jumlah guru : 2 orang
4. Jumlah pendamping : 1 orang
5. Dokter anak : 2 orang
6. Tukang bersih-bersih : 2 orang +

Total : 29 orang

Kantor dan ruang guru pada play group budi mulia dua menjadi satu ruangan
yang memiliki hubungan langsung dengan kelas. Ialah Perpus, UKS, Kantor dan
Ruang Guru, Kelas, Mushola, Aula, Ruang Cuci, Lapangan, Kamar Mandi & WC,
Kolam Renang, Pantry, Ruang Seni Musik, Ruang Seni Tari.

Hal ini dimaksudkan agar guru dapat mengawasi anak anak secara efektif. Kelas
memiliki hubungan langsung dengan ruang cuci. Ruang cuci berfungsi sebagai
tempat mencuci alat makan yang bertujuan untuk melatih kemandirian anak. Kelas
menjadi pusat aktifitas pada bangunan playgroup ini dimana lapangan, kolam
renang, aula, perpustakaan, UKS, ruang seni tari, ruang seni musik, mushola, dan
kamar mandi dapat diakses secara langsung. Kamar mandi dan mushola juga
memiliki hubungan langsung dengan kantor dan ruang guru. pantry memiliki
hubungan langsung dengan kamar mandi dan WC.

Pantry berfungsi sebagai ruangan penyimpanan alat-alat kebersihan. Ruang


kelas berperan sebagai ruang multifungsi yang berarti dapat mewadahi berbagai
aktifitas seperti makan, belajar dan tidur. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan
pemanfaatan ruang. Lapangan mewadahi kegiatan outdoor seperti bermain,
olahraga, dan belajar.

5). Menyatakan Permasalahan

Play group memiliki karakteristik tersendiri karena pengguna utamanya adalah


anakanak maka interior dibuat dengan material aman serta eksteriornya juga dibuat
secara aman seperti misalnya pada tangga naik dengan memperhatikan jangkauan
anak-anak.

Mereka juga harus tetap dapat berada pada pengawasan guru ataupun orang tua.
Selain itu playgroup dibuat seatraktif mungkin tanpa menghilangkan fungsi
bangunan tersebut.

Kesimpulan :

• Penyusunan program adalah penyelusuran masalah dan perancangan adalah


pemecahan masalah.
• Model pemprograman menurut Pena, yaitu : Bersifat empiris (dengan menggali
permasalahan di lapangan), merumuskan masalah, disesuaikan dengan
permasalahan yang dihadapinya, berusaha menjelaskan berfikirnya dalam
menganalisis permasalahan.
• Produk terakhir dari penyusunan program (programming) adalah pertanyaan
permasalahan yang berguna sebagai langkah pertama pada perancangan.
• Pernyataan – pernyataan tersebut mendahului suatu pemecahan yang menyeluruh
terhadap masalah keseluruhan.
• Dua tahapan yang pertama dari proses perancangan keseluruhan yaitu :
1. Penyusunan program (analisis)
2. Rancangan skematik (sintesis)

Anda mungkin juga menyukai