Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Yulia Rahmadhar, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1:

Armando Bachtiar (2101115003)


Elsa Sagita (2101115004)
Nunik Dwi Septiyani (2101115001)
Putri Sri Wahyuni (2101115002)

Program Studi Pendidikan Fisika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Frof. Dr. Hamka
2021/1442 H
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai teori psikologi Pendidikan yang bertujuan untuk
mengetahui dan memahami pengertian psikologi Pendidikan, serta mengetahui dan
memahami macam-macam psikologi Pendidikan.

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang
disebabkan keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman kami. Namun demikian
kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang baik.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi
kami sendiri maupun bagi pihak yang memerlukan.

Jakarta, Oktober 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya
dalam dunia pendidikan, maka faktor ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari
banyak orang. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana
ilmu inisangat penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang akan
diaplikasikan nanti saat masuk dunia mengajar maupun terjun dimasyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu
dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada
pengalaman mereka sendiri. Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang yang cerdas. Terjadi
terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan.
Dalam dunia pendidikan kita sebagai calon-calon guru harus mengerti dan memahami peran
dan fungsi psikologi dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Agar setiap problematika
yang terjadi dalam proses pendidikan bisa dipecahkan, utamanya dalam sudut psikologis.
Psikologi perlu juga kita kaji agar kita ebih mudah untuk mengetahui perekembangan jiwa
yang didmiliki oleh seorang anak didik kita kelak. Agar kita bisa memiliki sikap kritis terhadap
permasalahan-permasalahan pendidikan dan pengajaran, dan bisa menganalisisnya dari segi
psikologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan psikolgi pendidikan?
2. Bagaimana sejarah para tokoh-tokoh psikologi pendidikan?
3. Apa hubungan psikologi dengan Pendidikan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi pendidikan
2. Untuk mengetahui tokoh dan sejarah psikologi pendidikan
3. Untuk mengetahui hubungan psikologi dengan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Psikologi Pendidikan


Psikologi berasal dari kata Yunani yaitu psycho yang artinya roh, jiwa atau daya hidup,
dan logos dapat diartian ilmu .Jadi secara etimologi psikologi berarti: “ilmu yang mempelajari
tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”. Psikologi
adalah ilmu yang konkrit atau ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme dalam hubungan
dengan lingkungannya.
Menurut Barlow (dalam Romlah, 2010:24) tentang psikologi pendidikan “sebuah pengetahuan
berdasarkan riset psikologis yang menjadikan serangkaian sumber untuk membantu seseorang
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru dalam proses pembelajaran secara efektif”. Titik
tekan dari pengertian ini adanya interaksi antara guru dan siswa dalam kelas. Guru adalah
seseorang yang berkewajiban atau bertugas mengajar yang didalamnya terdapat serangkaian
mengajar, sedangkan siswa adalah sekumpulan individu yang sedang belajar dan didalamnya
terdapat strategi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi dan prestasi yang di capainya.
Dari tata hubungan interdisipliner dengan ilmu sosial lainnya, khususnya terhadap pendidikan,
psikologi pun memberikan landasan, yaitu dalam hal pembinaan perilaku. Karena pada
dasarnya, perbaikan perilaku merupakan sasaran utama penyelenggaraan pendidikan. Sebagai
ilmu perilaku, psikologi khusus mengarahkan kegiatan studinya terhadap fenomena kejiwaan.
Fakta menunjukkan bahwa karena potensi kejiwaan cenderung mengalami perubahan dan
perkembangan secara bertahap, perilaku manusia pun cenderung mengalami perubahan dan
perkembangan secara bertahap pula. Oleh sebab itu, pelaksanaan pendidikan dalam hal
pengembangan materi pendidikan juga harus disesuaikan dengan tahapan-tahapannya. Dalam
hal ini, seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan dipandang perlu dikembangkan berdasar
pada psikologi perkembangan peserta didik.

2.2 Kegunaan Psikologi Pendidikan


Peserta didik merupakan subyek dari psikologi pendidikan, di dalamnya tidak lepas dari
perilaku dalam mengekspresikan diri pada situasi berlangsungnya pembelajaran, baik didalam
kelas maupun diluar kelas. Bentuk ekspresi yang dilakukan oleh peserta didik tidak lepas dari
unsur psikologi, seperti kesiapan mereka untuk merima pelajaran, kesehatan mental yang
dialaminya, minat belajar dan lain-lain. Apabila guru/pendidik telah memperhatikan berbagai
ekspresi mereka, maka dengan mudah pendidik memberikan motivasi belajar kepada peserta
didik. Psikologi pendidikan sangat berguna bagi para pendidik, guru dan orang tua agar dapat:
1. Memberikan pengajaran dan pelajaran terhadap peserta didik terhadap peserta didik,
sesuai dengan perkembanga jiwa mereka.
2. Mengenal dan memahami keberadaan setiap peserta didik secara utuh baik secara
individual maupun kelompok.
3. Memperlakukan peserta didik sesuai dengan keadaan jiwa yang dialaminya.
4. Membantu peserta didik dalam mengatasi masalah pribadi yang dihadapi.
5. Mewujudkan tindakan psikologi yang tepat dalam belajar-mengajar.

2.3 Sejarah dan Tokoh Psikologi Pendidikan


- Plato dan Aristoteles
Psikologi Pendidikan berkembang sejak zaman Aristoteles dan Plato. Plato dan
Aristoteles meneliti perbedaan individu dibidang Pendidikan, melatih tubuh dan
menumbuhkan keterampilan psikomotor, pembentukan karakter yang baik,
kemungkinan dan Batasan Pendidikan moral, perkembangan individu, peran pendidik,
dan hubungan antara pendidik dan siswa.
Plato dan Aristoteles memiliki prinsip-prinsip psikologi dalam proses pembelajaran.
Teori psikologi daya dikembangkan oleh Aristoteles. Menurut teori tersebut dinyatakan
bahwa psikologi daya itu mempunyai tiga aspek dan masing-masing aspek tersebut
memiliki peran yang saling berkaitan satu sama lain dalam operasionalnya. Ketiga
aspek tersebut adalah penalaran (cognitive), perasaan (affective), dan kehendak
(conation). Menurut Aristoteles daya-daya tersebut berupa potensi yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih. Makin banyak dilatih daya tersebut akan makin berfungsi
dengan baik.
- Johan Friedrich Herbart
Johan Herbart termasuk bapak psikologi Pendidikan. Ia percaya bahwa belajar
dipengaruhi oleh minat pada subjek dan pendidik. Ia berpendapat bahwa pendidik harus
mempertimbangkan aspek-aspek mental siswa dalam proses pembelajaran. Herbart
memberikan saran-saran bahwa ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh para
pendidik antara lain:
1. Tinjau kembali materi yang telah dipelajari agar tidak ada pengulangan
mempelajari materi yang telah diajarkan.
2. Memberikan jembatan atau menjelaskan keterkaitan antara materi yang sudah
dipelajari dengan materi yang akan dipelajari agar peserta didik mudah memahami
materi yang baru itu.
3. Peserta didik perlu diberi penjelasan apa saja materi yang akan dipelajari
selanjutnya.
- Edward Thorndike
Thorndike mendukung perlunya kajian ilmiah dalam dunia Pendidikan karena
keberhasilan pengajaran itu harus dapat dibuktikan secara empiris dan pengukuran.
Dalam dunia Pendidikan Thorndike mengembangkan teori pengkondisian atau hukum
efek. Hukum efek menekankan adanya asosiasi Stimulus-Respons (S-R) dan hunungan
itu makin kuat bilamana mendatangkan hasil (efek) yang menyenangkan, sebaliknya
hubungan S-R akan melemah bilamana memperoleh hasil yang tidak menyenangkan.
Contohnya pemberian pujian atau hadiah saat anak berhasil melakukan sesuatu yang
diperintahkan oleh guru atau orang tua, anak akan lebih rajin mengerjakan perintah dari
guru atau orang tua tersebut.

2.4 Bentuk-bentuk Psikologi Pendidikan


1. Psikologis Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang
dimaksud adalah: (Nana Syaodih, 1989).
- Pendekatan pentahapan, perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan
tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan ciri-ciri pada
tahap-tahap yang lain.
- Pendekatan diferensial, pendekatan ini dipandang individu-individu itu memiliki
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-orang
membuat kelompok–kelompok. Anak-anak yang memiliki kesamaan dijadikan satu
kelompok. Maka terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan intelek,
bakat, ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya
- Pendekatan ipsatif, pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu,
dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang
secara individual
2. Psikologi Pembelajaran
Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut:

- Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidik
tentang tentang respons anak yang diharapkan, beberapakali secara berturut-turut.
- Pengulangan, situasi dan respons anak diulang-ulang atau dipraktikkan agar belajar
lebih sempurna dan lebih diingat.
- Penguatan, respons yang benar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan dan
menguatkan respons itu.
- Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
- Tersedia materi pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak dalam
belajar.
- Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor –faktor dalam pengajaran.

Para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola-pola tingkah laku manusia
sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar ini
selanjutnya lazim disebut dengan teori belajar.

- Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara lain untuk menghapal
perkalian dan melatih soal-soal (disiplin mental). Teori Naturalis bisa dipakai dalam
pendidikan luar sekolah terutama pendidikan seumur hidup.
- Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan perilaku-perilaku
nyata, seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak berkelahi dan sebagainya.
- Teori belajar kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi yang rumit yang
membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan untuk mengembangkan
ide.

3. Psikologi Sosial
Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memilki tiga kunci utama yaitu.
- Kepribadian orang itu. Mungkin kita pernah mendengar tentang orang itu
sebelumnya atau cerita-cerita yang mirip dengan orang itu, terutama tentang
kepribadiannya.
- Perilaku orang itu. Ketika melihat perilaku orang itu setelah berhadapan, maka
hubungkan dengan cerita-cerita yang pernah didengar.
- Latar belakang situasi. Kedua data di atas kemudian dikaitkan dengan situasi pada
waktu itu, maka dari kombinasi ketiga data itu akan keluarlah kesan pertama tentang
orang itu.

2.5 Hubungan Psikologi dengan Pendidikan


Kontribusi Psikologi pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran

Kajian Psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem
pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori
classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori
kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai
kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah
memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.

Kontribusi Psikologi pendidikan terhadap Sistem Penilaian


Penilaiain pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna
memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melaui kajian Psikologi kita
dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.

Di samping itu, kajian Psikologi telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran
potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya
berbagai tes Psikologi baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian
individu lainnya. Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan Psikologi pendidikan
bagi kalangan guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti mengalami
perubahan,karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha atau kegiatan
berinteraksi antara pendidik,anak didik dan lingkungan.

Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara Psikologi. Di dalam
hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada
diri individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik
perlu memahami landasan pendidikan dari sudut Psikologi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan demikian, psikologi berarti: “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”. Psikologi adalah ilmu yang konkrit atau
ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme dalam hubungan dengan lingkungannya.
Psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara Psikologi dengan
pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek
pendidikan adalah manusia, sedangkan Psikologi menelaah gejala-gejala Psikologi dari
manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/books/edition/Psikologi_Pendidikan/uIM8EAAAQBAJ?hl=id&gbp
v=1&printsec=frontcover
https://www.journalpapers.org/2020/06/landasan-psikologis-pendidikan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai