Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN RESIKO DAN INVESTASI

NAMA : LUH PUTU SUDIANI


NIM : 20192140237
KELAS : VB3
ABSEN : 35

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NGURAH RAI
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada banyak jenis investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada umumnya terdiri
atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta Asing. Jenis-jenis investasi tersebut
umumnya bersamaan dengan investasi keuangan sebagai mitra dalam mengelola investasi
tersebut. Di antara produk investasi tersebut, obligasi merupakan produk yang memiliki
tingkat resiko paling rendah, dan cenderung lebih stabil. Obligasi adalah surat utang pasar
modal yang memuat perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit
obligasi) untuk melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan mengembalikan
pokok pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian.
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga dengan
nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa
perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas ini, maka dapat dirumuskan rumusan papper ini
sebagai berikut :
1. Jenis Obligasi
2. Penilaian Obligasi
3. Strategi investasi Obligasi
C. TUJUAN PENULISAN
Papper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko dan Investasi,
namun selain bertujuan memenuhi tugas mata kuliah juga memberikan pengetahuan agar
lebih memahami mengenai penilaian Obligasi di bursa efek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JENIS-JENIS OBLIGASI
Investasi obligasi adalah sebuah produk investasi yang bisa Anda temukan di pasar modal.
Obligasi merupakan sebuah investasi berupa surat pernyataan utang yang diterbitkan oleh
pihak terkait. Surat pernyataan utang yang dijadikan sebagai obligasi ini biasanya datang
atau diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi. Namun, surat pernyataan utang tersebut
juga bisa diterbitkan oleh perseorangan. Dalam obligasi yang diterbitkan oleh para pihak
terkait, biasanya tercantum pernyataan bahwa setiap pembelian aset dari surat utang tersebut
para investor berhak mendapatkan bunga sebagai tanda kepemilikan. Perkembangan bunga
tersebut menghadirkan peluang menguntungkan bagi para investor yang telah membeli atau
memiliki aset berupa surat pernyataan utang tersebut sebagai investasi obligasi. Investor atau
pemegang hak investasi obligasi ini akan diberikan tanda kepemilikan seusai menyelesaikan
transaksi pembelian surat pernyataan utang tersebut. Tanda kepemilikan tersebut biasanya
hadir dalam bentuk kupon dan akan diberikan kepada para investor atau pemegang hak
investasi obligasi secara berkala.
Jenis-jenis Obligasi yang berlaku saat ini, sebagai berikut :
1. Jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon
Secara umum, jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon ini terbagi jadi 3 jenis. Pertama
ada zero coupon bonds atau obligasi tanpa kupon, lalu ada fixed coupon bonds atau
obligasi kupon tetap, dan yang terakhir ada variable coupon bonds yang juga dikenal
dengan istilah obligasi kupon variabel.
a. Zero coupon bonds (obligasi tanpa kupon)
Zero coupon bonds atau obligasi tanpa kupon merupakan salah satu dari banyaknya
jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon yang tersedia saat ini. Sesuai dengan
namanya, obligasi ini tidak akan memberikan kupon secara berkala sebagai bukti
keuntungan pemegang investasi. Dalam membagikan keuntungan kepada investor,
para pihak yang menerbitkan obligasi akan membayarkan bunga dan pokok
keuntungan secara penuh sekaligus saat jatuh tempo sesuai dengan timeline yang
tertera pada surat pernyataan utang tersebut.
b. Fixed coupon bonds (obligasi kupon tetap)
Jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon selanjutnya ada fixed coupon bonds atau
obligasi kupon tetap. Skema pembagian keuntungan melalui kupon tetap ini sama
dengan penjelasan mengenai keuntungan kupon pada umumnya, tapi nilai atau
persentase bunga yang akan dibayarkan secara berkala atau periodik pada obligasi
kupon tetap ini memiliki angka yang tetap yang sudah disetujui sebelum masa
penawaran perdana saat obligasi ini diterbitkan.
c. Variable coupon bonds (obligasi kupon variabel)
Variable coupon bonds atau obligasi kupon variabel juga punya skema yang sama
dengan fixed coupon bonds. Yang membedakannya adalah bunga yang ditetapkan
nantinya dapat berubah sewaktu-waktu yang akan disetujui di waktu tertentu.
Perubahan persentase atau nilai bunga tersebut dipengaruhi oleh acuan dari suku
bunga perbankan.
2. Jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbit
Jika dilihat dari sisi penerbit, jenis-jenis obligasi yang tersedia saat ini juga dibagi ke
dalam tiga kelompok. Jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbit ini di antaranya adalah
obligasi korporasi atau corporate bond, lalu ada obligasi pemerintah atau government
bond, serta ada obligasi ritel.
a. Obligasi korporasi (corporate bond)
Sesuai dengan namanya, obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan. Perusahan yang
menerbitkan obligasi ini bisa hadir dalam bentuk badan usaha milik negara
(BUMN) atau juga badan usaha milik swasta. Jenis-jenis obligasi yang diterbitkan
dalam kategori obligasi korporasi biasanya terbagi menjadi obligasi kupon tetap,
obligasi kupon variabel, serta obligasi berprinsip syariah.
b. Obligasi pemerintah (government bond)
Jenis obligasi satu ini merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Salah
satu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan dikenal secara umum oleh
masyarakat Indonesia adalah ORI. Dalam skema pembagian keuntungan,
pemerintah juga menerapkan jenis-jenis obligasi seperti obligasi kupon tetap,
obligasi kupon variabel, dan juga obligasi berprinsip syariah untuk para
investornya.
c. Obligasi ritel
Jenis-jenis obligasi lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah adalah obligasi ritel.
Obligasi ritel biasanya diterbitkan oleh pemerintah dan dijual kepada individu
melalui agen penjual obligasi yang ditunjuk langsung oleh pemerintah. ORI
merupakan salah satu jenis obligasi ritel yang bisa Anda jadikan investasi secara
perseorangan.
3. Jenis-jenis investasi berdasarkan syariah
Obligasi syariah atau yang lebih dikenal dengan sukuk merupakan salah satu dari jenis
obligasi yang dapat ditemukan di Indonesia. Menurut fatwa yang dikeluarkan oleh
Dewan Syariah Nasional pada tahun 2002, obligasi syariah merupakan surat-surat
berharga jangka panjang yang memiliki prinsip syariah di dalamnya. Jenis-jenis obligasi
berdasarkan syariah ini di antaranya adalah sukuk mudharabah dan sukuk ijarah.
a. Obligasi syariah sukuk mudharabah
Obligasi syariah sukuk mudharabah merupakan jenis-jenis obligasi yang
menerapkan akad mudharabah dalam persetujuannya. Akad mudharabah adalah
bentuk kerja sama antara investor dan penerbit obligasi, di mana investor
memberikan modal penuh untuk pihak penerbit obligasi kelola demi meningkatkan
pendapatan atas investasi tersebut. Nantinya, pihak investor akan mendapatkan
keuntungan dari modal yang diberikan setelah mengetahui pendapatan dari pihak
penerbit obligasi sesuai dengan tempo yang ditentukan.
b. Obligasi syariah sukuk ijarah
Sedangkan obligasi syariah sukuk ijarah menggunakan akad ijarah yang berarti
akad sewa. Jenis obligasi syariah ini cukup identik dengan obligasi berbasis kupon.
Nantinya investor akan mendapatkan keuntungan berdasarkan ijarah yang bisa
disepakati pada awal penerbitan obligasi. Nantinya ijarah atau keuntungan tersebut
memiliki sifat yang tetap setelah disetujui oleh pihak investor maupun pihak
penerbit obligasi syariah.
B. PENILAIAN OBLIGASI
Bond Valuation adalah sebuah penilaian obligasi merupakan teknik untuk menentukan
nilai wajar teoritis dari obligasi tertentu. Penilaian obligasi termasuk menghitung nilai
sekarang dari pembayaran bunga obligasi di masa depan, juga dikenal sebagai arus kasnya.
Dan nilai obligasi pada saat jatuh tempo, juga dikenal sebagai nilai nominal atau nilai par.
Karena nilai nominal obligasi dan pembayaran bunga ditetapkan, investor menggunakan
penilaian obligasi untuk menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan agar investasi
obligasi bernilai.
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangkawaktu
obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek yaitu satu tahun, ada juga yang jangka
panjang yaitu 30 tahun.
Bahkan ada yang namanya obligasi consol, yakni obligasi yang jangka waktu jetuh
temponya tidak terbatas. Obligasi mempunyai ciri pembayaran bunga yang bersifat tetap
untuk setiap periodenya.
Beberapa istilah kunci yang berkaitan dengan obligasi adalah sebagai berikut:
1. Nilai nominal (Par Value)
Nilai nominal adalah harga yang tercantum pada surat obligasi. Nilai
tersebutmencerminkan harga yang akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat
jatuh tempo. Misalnya suatu obligasi mempunyai nilai nominal sebesar 1 jutarupiah,
maka pada saat jatuh tempo pemegang obligasi akan menerima uang pengembalian
sebesar 1 juta rupiah (diluar bunga)
2. Kupon tingkat bunga
Kupon tingkat bunga adalah tingkat bunga (dalam persentase berdasarkannilai nominal)
yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi. Misalnyasuatu perusahaan
menerbitkan obligasi dengan kupon tingkat bunga sebesar20% yang akan dibayarkan
setiap tahun selama 10 tahun. Pemegang obligasiakan memperoleh pembayaran bunga
sebesar 20% X Rp. 1 juta = Rp.200.000,00 setiap tahun selama 10 tahun. Periode
pembayaran akanditentukan oleh pihak penerbit obligasi, misalnya setiap 1 tahun sekali
atau 6 bulan.
3. Jatuh tempo
Jangka waktu atau jatuh tempo suatu obligasi biasanya ditetapkan dalamsatuan tahun.
Pada saat jatuh tempo penerbit obligasi mempunyai kewajibanuntuk melunasi
pemegang obligasi sebesar nominalnya.
 Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas
Nilai suatu obligasi bias dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima
dimasa mendatang oleh pemegang obligasi.
Contoh : Suatu obligasi memiliki nominal sebesar Rp. 1 juta, dengan kupon bunga
sebesar20% dibayarkan setiap tahun, jangka waktu 10 tahun. Misalkan tingkatkeuntungan
yang disyaratkan untuk obligasi tersebut adalah 20%.
Tingkat keuntungan asset bebas risiko dan premi risiko tergantung dari beberapafactor
sebagai berikut ini :
1. Premi maturity
Jangka waktu ( jatuh tempo) yang berbeda menyebabkan perbedaan tingkatkeuntungan
yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin tinggitingkat keuntungan
yang disyaratkan.
2. Premi kebangkrutanPerusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih tinggi
akanmeningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Sebagai
a. contoh, missal perusahaan menerbitkan obligasi. Setelah menerbitkan obligasi,
perusahaanmelakukan pinjaman lagi dengan jumlah yang sangat besar, sehingga
menaikantingkatutangnya. Semakin tinggi utang, akan semakin tinngi
kemungkinankebangkrutannya, sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan akan
meningkat.
3. Premi likuiditasSemakin likuid suatu asset, semakin rendah tingkat keuntungan yang
disyaratkan.Misalnya setelah menerbitkan obligasi, tiba-tibaterjadi krisis moneter yang
akanmengakibatkan kesulitan likuiditas. Dalam situasi ini tingkat keuntungan
yangdisyaratkan akan meningkat.
4. Premi inflasi
Secara umum, jika inflasi meningkat maka tingkat bunga nominal juga akanmeningkat,
termasuk tingkat bunga investasi bebas risiko. Tingkat bunga nominal bias dituliskan
sebagai berikut:
Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi
Misal, setelah perusahaan menerbitkan obligasi, tingkat inflasi meningkat. Dengan
demikian tingkat bunga bebas risiko juga meningkat, dan mengakibatkankenaikan
tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk obligasi tersebut.Kembali ke contoh diatas,
misal tingkat keuntungan yang disyaratkan untukobligasi tersebut (kd) pada tahun
berikutnya (tahun kesatu) berubah menjadi.
C. STRATEGI INVESTASI OBLIGASI
Menurut Eduardus tendelin (2010;176) Dalam pengelolaan portofolio obligasi ada tiga
pendekatan, yaitu pasif, aktif dan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut atau strategi
imunisasi. Pemilihan strategi yang akan digunakan sangat tegantung kepada preferensi
risiko, pengetahuan tentang pasar obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin dicapai oleh
investor.
a. Strategi Pengelolaan pasif
- Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode yang termasuk kategori pasif berdasar
pada asumsi bahwa pasar obligasi berbentuk efisiensi semi kuat – jadi harga
obligasi sekarang, dipandang merefleksikan semua informasi yang tersedia untuk
publik secara kuat. Jadi obligasi dirasakan memiliki nilai yang layak di pasar,
memberikan return (hasil) yang setaraf dengan risiko yang terlibat. Sebagai
tambahan kepercayaan bahwa obligasi individu tidak salah dihargai (mispriced),
investor pasif juga percaya bahwa usaha untuk meramalkan tingkat bunga , secara
umum tidak berguna.
- Menurut Eduardus tendelin (2010;176-177) Strategi pasif didasari pemikiran bahwa
pasar dalam kondisi yang efisien, sehingga harga-harga sekuritas di pasar sudah
ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai instrinsiknya. Investor yang menganut
strategi pasif, tidak secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi
perdagangan tertentu yang bisa menghasilkan return abnormal. Oleh karena strategi
pasif didasari oleh asumsi bahwa harga obligasi sudah ditentukan secara fair maka
strategi pasif menggunkan informasi-informasi yang ada sekarang, bukan
informasi-informasi yang bersifat estimasi.
Strategi yang termasuk pendekatan pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi
adalah strategi beli dan simpan dan strategi mengikuti indeks (indexing) pasar.
 Beli dan simpan. Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan, berarti ia
berniat untuk tidak aktif melakukan perdagangan. Investor tersebut secara hati-
hati memilih obligasi yang akan dibentuk dalam portofolionya dan investor
tidak berusaha memperdagangkan obligasi tersebut untuk mendapatkan return
yang lebih tinggi, sehingga factor penting dalam strategi beli dan simpan
adalah pemilihan obligasi yang sesuai dengan kebutuhan investor.
 Mengikuti indeks pasar. Investor tidak akan mampu memperoleh keuntungan
abnormal karena harga obligasi sudah mencerminkan semua informasi yang
ada. Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada satupun investor mampu
mendapatkan return yang lebih besar dari return pasar, sehingga investor akan
membentuk porofolio yang sesuai dengan kinerja pasar.
b. Strategi Imunisasi
Menurut Eduardus tendelin (2010;177-178) Strategi imunisasi adalah strategi
yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara
saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko harga dan
risiko reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang berasal dari hubungan yang
terbalik antara harga obligasi dengan tingkat bunga. Artinya semakin rendah tingkat
bunga maka harga obligasi akan semakin tinggi. Sedangkan risiko riinvestasi
merupakan risiko yang berasal dari ketidakpastian mengenai tingkat investasi terhadap
kupon yang akan diterima dimasa yang akan datang. Investasi obligasi dapat
diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi. Horizon
investasi adalah lamanya waktu yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan
investasi obligasinya.
Ada beberapa variasi strategi imunisasi antara lain strategi durasi dan strategi
manuritas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu manuritasnya. Strategi
manuritas akan berusaha menyamakan waktu manuritas dengan horizon investasi.
Sedangkan strategi durasi tidak memperhatikan waktu manuritas tetapi hanya akan
berusaha menyamakan durasi dengan horizon investasi. Kedua strategi tersebut sering
disebut dengan strategi penyesuaian horizon.
Menurut william F.Sharpe (1997 ; 12) Imunisasi dilakukan dengan menghitung
durasi arus keluar yang dijanjikan dan kemudian menginvestasikan portofolio obligasi
yang memiliki durasi yang sama. Dalam melakukan hal tersebut, teknik ini
memanfaatkan pengamatan bahwa durasi portofolio obligasi sama dengan rata-rata
tertimbang durasi obligasi individu di portofolio.
Masalah dengan imunisasi yaitu :
 Risiko default dan call yaitu imunisasi didasarkan pada asumsi bahwa obligasi tidak
akan default dan di call sebelum jatuh tempo jadi obligasi diasumsikan bebas risiko
call dan default. Konsekuensinya, jika obligasi portofolio menjadi default stau di
call, portofolio tidak akan kebal.
 Pergeseran tidak paralel berganda di kurva yield yang tidak horizontal yaitu
imunisasi (dan durasi) juga didasarkan pada asumsi bahwa kurva yield horzontal
dan tiap pergeserannya adalah paralel dan akan terjadi sebelum pembayaran
diterima dari obligasi yang di beli.
 Penyeimbangan ulang yaitu merujuk pada penjualan sebagian sekuritas yang
dimiliki dan menggantinya dengan sekuritas lain sehingga durasi portofolio sesuai
dengan durasi arus kas keluar yang dijanjikan.
c. Strategi aktif
Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode aktif manajemen portofolio obligasi
didasarkan pada asumsi bahwa pasar obligasi sangat tidak efisien , oleh karena itu
memberi investor peluang untuk memperoleh return di atas rata-rata. Jadi manajemen
aktif didasarkan pada kemampuan manajer portofolio untuk mengidentifikasi obligasi
yang salah dihargai atau menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual di
pasar obligasi dengan meramalkan tingkat bunga secara akurat.
Menurut Eduardus tendelin (2010;178-179) Perbedaan antara strategi pasif dan
aktif dapat dilihat dari data yang diperlukan. Jika pada strategi pasif, data yang
diperlukan sudah diketahui pada saat melakukan analisis (tingkat bunga, maturitas,
kualitas, dan YTM) tetapi pada strategi aktif data diperlukan belum diketahui dengan
pasti karena sifatnya masih estimasi.
 Mengestimasi perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan
mempengaruhi harga obligasi denga arah terbalik , artinya jika tingkat bunga
mengalami kenaikan maka harga obligasi akan mengalami penurunan. Begitu juga
sebaliknya, jika terjadi penurunan tingkat bunga maka harga obligasi akan naik.
 Mengidentifikasi adanya kesalahan harga pada suatu obligasi. Manajer portofolio
obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi dengan
melaksanakan apa yang disebut dengan bond swaps, yaitu suatu strategi
pengelolaan aktif yang berusaha untuk meningkat tingkat return portofolio
obligasi dengan cara mengidentifikasi adanya kesalahan penetapan harga pada
suatu obligasi di pasar.
Oleh karena perkembangan pasar modal yang sedemikian pesat maka banyak teknik-
teknik pengelolaan portfolio obligasi aktif baru juga bermunculan seperti misalnya
interest rate swaps, yaitu sebuah kontrak antara dua pihak untuk saling menukarkan
aliran kas berdasarkan sekuritas yang bebeda.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas
pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (Pemodal).
Obligasi kini menjadi alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dalam jumlah
yang besar tanpa harus melalui syarat syarat yang rumit ketika akan meminjam dana ke bank
Karena dalam obligasi ini penjualannya akan dipublikasikan dan dijual kepada investor
langsung. Pada dasarnya ini obligasi adalah surat tanda utang yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh modal. Secara umum obligasi memiliki jangka waktu jatuh
tempo antara 10 sampai 30 tahun, namun ada juga obligasi yang memiliki jangka waktu
jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. Sedangkan bunga atau kupon yang diberikan bagi
pemegang obligasi ini stabil berbeda dengan pemegang saham yang cenderung berfluktuatif.
Sedangkan bagi perusahaan dengan adanya obligasi dan saham prefern ini memberikan
perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaran bunga dan deviden untuk saham
prefern dan obligasi yang komulatif ini merupakan pengurang pajak. Dilihat dari segi
kepemilikannya pemegang obligasi ini disebut sebagai kreditur, serta obligasi ini memiliki
jatuh tempo. Konsekuensinya lain penggunaan obligasi ini adalah ketidakmampuan
membayar bunga dapat mengakibatkan kebangkrutan sedangkan ketidakmampuan
membayar dividen tidak berakibat apa apa.
Dalam obligasi juga terdapat bond indenture ini adalah dokumen legal yang digunakan
untuk melindungi pemegang obligasi. Maksud adanya bond indenture ini supaya ketika
obligasi telah dikeluarkan, misal jangka waktu 30 tahun, maka manajer dapat bertindak
untuk menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
Dengan demikian pemegang obligasi khawatir jangan jangan kepentingan dia terkorbankan
hanya karena manajer ingin memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Oleh karena
itu dalam bond indenture ini dimuat secara spesifik tentang jenis utang, cara pembayaran,
dan berbagai batasan atau persyaratan yang diajukan oleh pemegang obligasi atau kreditur.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/investasi/kenali-jenis-jenis-obligasi-sebelum-mulai-
berinvestasi
https://www.academia.edu/35442746/PAPER_BAB_IV_PENILAIAN_OBLIGASI

Anda mungkin juga menyukai