UNIVERSITAS NGURAH RAI TAHUN 2021/2022 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ada banyak jenis investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada umumnya terdiri atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta Asing. Jenis-jenis investasi tersebut umumnya bersamaan dengan investasi keuangan sebagai mitra dalam mengelola investasi tersebut. Di antara produk investasi tersebut, obligasi merupakan produk yang memiliki tingkat resiko paling rendah, dan cenderung lebih stabil. Obligasi adalah surat utang pasar modal yang memuat perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/ institusi penerbit obligasi) untuk melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan mengembalikan pokok pinjaman/ hutang pada akhir periode perjanjian. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas ini, maka dapat dirumuskan rumusan papper ini sebagai berikut : 1. Jenis Obligasi 2. Penilaian Obligasi 3. Strategi investasi Obligasi C. TUJUAN PENULISAN Papper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko dan Investasi, namun selain bertujuan memenuhi tugas mata kuliah juga memberikan pengetahuan agar lebih memahami mengenai penilaian Obligasi di bursa efek. BAB II PEMBAHASAN A. JENIS-JENIS OBLIGASI Investasi obligasi adalah sebuah produk investasi yang bisa Anda temukan di pasar modal. Obligasi merupakan sebuah investasi berupa surat pernyataan utang yang diterbitkan oleh pihak terkait. Surat pernyataan utang yang dijadikan sebagai obligasi ini biasanya datang atau diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi. Namun, surat pernyataan utang tersebut juga bisa diterbitkan oleh perseorangan. Dalam obligasi yang diterbitkan oleh para pihak terkait, biasanya tercantum pernyataan bahwa setiap pembelian aset dari surat utang tersebut para investor berhak mendapatkan bunga sebagai tanda kepemilikan. Perkembangan bunga tersebut menghadirkan peluang menguntungkan bagi para investor yang telah membeli atau memiliki aset berupa surat pernyataan utang tersebut sebagai investasi obligasi. Investor atau pemegang hak investasi obligasi ini akan diberikan tanda kepemilikan seusai menyelesaikan transaksi pembelian surat pernyataan utang tersebut. Tanda kepemilikan tersebut biasanya hadir dalam bentuk kupon dan akan diberikan kepada para investor atau pemegang hak investasi obligasi secara berkala. Jenis-jenis Obligasi yang berlaku saat ini, sebagai berikut : 1. Jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon Secara umum, jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon ini terbagi jadi 3 jenis. Pertama ada zero coupon bonds atau obligasi tanpa kupon, lalu ada fixed coupon bonds atau obligasi kupon tetap, dan yang terakhir ada variable coupon bonds yang juga dikenal dengan istilah obligasi kupon variabel. a. Zero coupon bonds (obligasi tanpa kupon) Zero coupon bonds atau obligasi tanpa kupon merupakan salah satu dari banyaknya jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon yang tersedia saat ini. Sesuai dengan namanya, obligasi ini tidak akan memberikan kupon secara berkala sebagai bukti keuntungan pemegang investasi. Dalam membagikan keuntungan kepada investor, para pihak yang menerbitkan obligasi akan membayarkan bunga dan pokok keuntungan secara penuh sekaligus saat jatuh tempo sesuai dengan timeline yang tertera pada surat pernyataan utang tersebut. b. Fixed coupon bonds (obligasi kupon tetap) Jenis-jenis obligasi berdasarkan kupon selanjutnya ada fixed coupon bonds atau obligasi kupon tetap. Skema pembagian keuntungan melalui kupon tetap ini sama dengan penjelasan mengenai keuntungan kupon pada umumnya, tapi nilai atau persentase bunga yang akan dibayarkan secara berkala atau periodik pada obligasi kupon tetap ini memiliki angka yang tetap yang sudah disetujui sebelum masa penawaran perdana saat obligasi ini diterbitkan. c. Variable coupon bonds (obligasi kupon variabel) Variable coupon bonds atau obligasi kupon variabel juga punya skema yang sama dengan fixed coupon bonds. Yang membedakannya adalah bunga yang ditetapkan nantinya dapat berubah sewaktu-waktu yang akan disetujui di waktu tertentu. Perubahan persentase atau nilai bunga tersebut dipengaruhi oleh acuan dari suku bunga perbankan. 2. Jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbit Jika dilihat dari sisi penerbit, jenis-jenis obligasi yang tersedia saat ini juga dibagi ke dalam tiga kelompok. Jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbit ini di antaranya adalah obligasi korporasi atau corporate bond, lalu ada obligasi pemerintah atau government bond, serta ada obligasi ritel. a. Obligasi korporasi (corporate bond) Sesuai dengan namanya, obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan. Perusahan yang menerbitkan obligasi ini bisa hadir dalam bentuk badan usaha milik negara (BUMN) atau juga badan usaha milik swasta. Jenis-jenis obligasi yang diterbitkan dalam kategori obligasi korporasi biasanya terbagi menjadi obligasi kupon tetap, obligasi kupon variabel, serta obligasi berprinsip syariah. b. Obligasi pemerintah (government bond) Jenis obligasi satu ini merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Salah satu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan dikenal secara umum oleh masyarakat Indonesia adalah ORI. Dalam skema pembagian keuntungan, pemerintah juga menerapkan jenis-jenis obligasi seperti obligasi kupon tetap, obligasi kupon variabel, dan juga obligasi berprinsip syariah untuk para investornya. c. Obligasi ritel Jenis-jenis obligasi lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah adalah obligasi ritel. Obligasi ritel biasanya diterbitkan oleh pemerintah dan dijual kepada individu melalui agen penjual obligasi yang ditunjuk langsung oleh pemerintah. ORI merupakan salah satu jenis obligasi ritel yang bisa Anda jadikan investasi secara perseorangan. 3. Jenis-jenis investasi berdasarkan syariah Obligasi syariah atau yang lebih dikenal dengan sukuk merupakan salah satu dari jenis obligasi yang dapat ditemukan di Indonesia. Menurut fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional pada tahun 2002, obligasi syariah merupakan surat-surat berharga jangka panjang yang memiliki prinsip syariah di dalamnya. Jenis-jenis obligasi berdasarkan syariah ini di antaranya adalah sukuk mudharabah dan sukuk ijarah. a. Obligasi syariah sukuk mudharabah Obligasi syariah sukuk mudharabah merupakan jenis-jenis obligasi yang menerapkan akad mudharabah dalam persetujuannya. Akad mudharabah adalah bentuk kerja sama antara investor dan penerbit obligasi, di mana investor memberikan modal penuh untuk pihak penerbit obligasi kelola demi meningkatkan pendapatan atas investasi tersebut. Nantinya, pihak investor akan mendapatkan keuntungan dari modal yang diberikan setelah mengetahui pendapatan dari pihak penerbit obligasi sesuai dengan tempo yang ditentukan. b. Obligasi syariah sukuk ijarah Sedangkan obligasi syariah sukuk ijarah menggunakan akad ijarah yang berarti akad sewa. Jenis obligasi syariah ini cukup identik dengan obligasi berbasis kupon. Nantinya investor akan mendapatkan keuntungan berdasarkan ijarah yang bisa disepakati pada awal penerbitan obligasi. Nantinya ijarah atau keuntungan tersebut memiliki sifat yang tetap setelah disetujui oleh pihak investor maupun pihak penerbit obligasi syariah. B. PENILAIAN OBLIGASI Bond Valuation adalah sebuah penilaian obligasi merupakan teknik untuk menentukan nilai wajar teoritis dari obligasi tertentu. Penilaian obligasi termasuk menghitung nilai sekarang dari pembayaran bunga obligasi di masa depan, juga dikenal sebagai arus kasnya. Dan nilai obligasi pada saat jatuh tempo, juga dikenal sebagai nilai nominal atau nilai par. Karena nilai nominal obligasi dan pembayaran bunga ditetapkan, investor menggunakan penilaian obligasi untuk menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan agar investasi obligasi bernilai. Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Jangkawaktu obligasi bermacam-macam, ada yang relatif pendek yaitu satu tahun, ada juga yang jangka panjang yaitu 30 tahun. Bahkan ada yang namanya obligasi consol, yakni obligasi yang jangka waktu jetuh temponya tidak terbatas. Obligasi mempunyai ciri pembayaran bunga yang bersifat tetap untuk setiap periodenya. Beberapa istilah kunci yang berkaitan dengan obligasi adalah sebagai berikut: 1. Nilai nominal (Par Value) Nilai nominal adalah harga yang tercantum pada surat obligasi. Nilai tersebutmencerminkan harga yang akan dibayarkan oleh penerbit obligasi pada saat jatuh tempo. Misalnya suatu obligasi mempunyai nilai nominal sebesar 1 jutarupiah, maka pada saat jatuh tempo pemegang obligasi akan menerima uang pengembalian sebesar 1 juta rupiah (diluar bunga) 2. Kupon tingkat bunga Kupon tingkat bunga adalah tingkat bunga (dalam persentase berdasarkannilai nominal) yang akan dibayarkan oleh pihak penerbit obligasi. Misalnyasuatu perusahaan menerbitkan obligasi dengan kupon tingkat bunga sebesar20% yang akan dibayarkan setiap tahun selama 10 tahun. Pemegang obligasiakan memperoleh pembayaran bunga sebesar 20% X Rp. 1 juta = Rp.200.000,00 setiap tahun selama 10 tahun. Periode pembayaran akanditentukan oleh pihak penerbit obligasi, misalnya setiap 1 tahun sekali atau 6 bulan. 3. Jatuh tempo Jangka waktu atau jatuh tempo suatu obligasi biasanya ditetapkan dalamsatuan tahun. Pada saat jatuh tempo penerbit obligasi mempunyai kewajibanuntuk melunasi pemegang obligasi sebesar nominalnya. Penilaian Obligasi Berdasarkan Aliran Kas Nilai suatu obligasi bias dihitung sebagai present value dari aliran kas yang akan diterima dimasa mendatang oleh pemegang obligasi. Contoh : Suatu obligasi memiliki nominal sebesar Rp. 1 juta, dengan kupon bunga sebesar20% dibayarkan setiap tahun, jangka waktu 10 tahun. Misalkan tingkatkeuntungan yang disyaratkan untuk obligasi tersebut adalah 20%. Tingkat keuntungan asset bebas risiko dan premi risiko tergantung dari beberapafactor sebagai berikut ini : 1. Premi maturity Jangka waktu ( jatuh tempo) yang berbeda menyebabkan perbedaan tingkatkeuntungan yang disyaratkan. Semakin tinggi jatuh tempo, akan semakin tinggitingkat keuntungan yang disyaratkan. 2. Premi kebangkrutanPerusahaan yang mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih tinggi akanmeningkatkan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Sebagai a. contoh, missal perusahaan menerbitkan obligasi. Setelah menerbitkan obligasi, perusahaanmelakukan pinjaman lagi dengan jumlah yang sangat besar, sehingga menaikantingkatutangnya. Semakin tinggi utang, akan semakin tinngi kemungkinankebangkrutannya, sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan akan meningkat. 3. Premi likuiditasSemakin likuid suatu asset, semakin rendah tingkat keuntungan yang disyaratkan.Misalnya setelah menerbitkan obligasi, tiba-tibaterjadi krisis moneter yang akanmengakibatkan kesulitan likuiditas. Dalam situasi ini tingkat keuntungan yangdisyaratkan akan meningkat. 4. Premi inflasi Secara umum, jika inflasi meningkat maka tingkat bunga nominal juga akanmeningkat, termasuk tingkat bunga investasi bebas risiko. Tingkat bunga nominal bias dituliskan sebagai berikut: Tingkat bunga nominal = tingkat bunga riil + inflasi Misal, setelah perusahaan menerbitkan obligasi, tingkat inflasi meningkat. Dengan demikian tingkat bunga bebas risiko juga meningkat, dan mengakibatkankenaikan tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk obligasi tersebut.Kembali ke contoh diatas, misal tingkat keuntungan yang disyaratkan untukobligasi tersebut (kd) pada tahun berikutnya (tahun kesatu) berubah menjadi. C. STRATEGI INVESTASI OBLIGASI Menurut Eduardus tendelin (2010;176) Dalam pengelolaan portofolio obligasi ada tiga pendekatan, yaitu pasif, aktif dan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut atau strategi imunisasi. Pemilihan strategi yang akan digunakan sangat tegantung kepada preferensi risiko, pengetahuan tentang pasar obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin dicapai oleh investor. a. Strategi Pengelolaan pasif - Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode yang termasuk kategori pasif berdasar pada asumsi bahwa pasar obligasi berbentuk efisiensi semi kuat – jadi harga obligasi sekarang, dipandang merefleksikan semua informasi yang tersedia untuk publik secara kuat. Jadi obligasi dirasakan memiliki nilai yang layak di pasar, memberikan return (hasil) yang setaraf dengan risiko yang terlibat. Sebagai tambahan kepercayaan bahwa obligasi individu tidak salah dihargai (mispriced), investor pasif juga percaya bahwa usaha untuk meramalkan tingkat bunga , secara umum tidak berguna. - Menurut Eduardus tendelin (2010;176-177) Strategi pasif didasari pemikiran bahwa pasar dalam kondisi yang efisien, sehingga harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai instrinsiknya. Investor yang menganut strategi pasif, tidak secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa menghasilkan return abnormal. Oleh karena strategi pasif didasari oleh asumsi bahwa harga obligasi sudah ditentukan secara fair maka strategi pasif menggunkan informasi-informasi yang ada sekarang, bukan informasi-informasi yang bersifat estimasi. Strategi yang termasuk pendekatan pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi adalah strategi beli dan simpan dan strategi mengikuti indeks (indexing) pasar. Beli dan simpan. Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan, berarti ia berniat untuk tidak aktif melakukan perdagangan. Investor tersebut secara hati- hati memilih obligasi yang akan dibentuk dalam portofolionya dan investor tidak berusaha memperdagangkan obligasi tersebut untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sehingga factor penting dalam strategi beli dan simpan adalah pemilihan obligasi yang sesuai dengan kebutuhan investor. Mengikuti indeks pasar. Investor tidak akan mampu memperoleh keuntungan abnormal karena harga obligasi sudah mencerminkan semua informasi yang ada. Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada satupun investor mampu mendapatkan return yang lebih besar dari return pasar, sehingga investor akan membentuk porofolio yang sesuai dengan kinerja pasar. b. Strategi Imunisasi Menurut Eduardus tendelin (2010;177-178) Strategi imunisasi adalah strategi yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang berasal dari hubungan yang terbalik antara harga obligasi dengan tingkat bunga. Artinya semakin rendah tingkat bunga maka harga obligasi akan semakin tinggi. Sedangkan risiko riinvestasi merupakan risiko yang berasal dari ketidakpastian mengenai tingkat investasi terhadap kupon yang akan diterima dimasa yang akan datang. Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi. Horizon investasi adalah lamanya waktu yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan investasi obligasinya. Ada beberapa variasi strategi imunisasi antara lain strategi durasi dan strategi manuritas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu manuritasnya. Strategi manuritas akan berusaha menyamakan waktu manuritas dengan horizon investasi. Sedangkan strategi durasi tidak memperhatikan waktu manuritas tetapi hanya akan berusaha menyamakan durasi dengan horizon investasi. Kedua strategi tersebut sering disebut dengan strategi penyesuaian horizon. Menurut william F.Sharpe (1997 ; 12) Imunisasi dilakukan dengan menghitung durasi arus keluar yang dijanjikan dan kemudian menginvestasikan portofolio obligasi yang memiliki durasi yang sama. Dalam melakukan hal tersebut, teknik ini memanfaatkan pengamatan bahwa durasi portofolio obligasi sama dengan rata-rata tertimbang durasi obligasi individu di portofolio. Masalah dengan imunisasi yaitu : Risiko default dan call yaitu imunisasi didasarkan pada asumsi bahwa obligasi tidak akan default dan di call sebelum jatuh tempo jadi obligasi diasumsikan bebas risiko call dan default. Konsekuensinya, jika obligasi portofolio menjadi default stau di call, portofolio tidak akan kebal. Pergeseran tidak paralel berganda di kurva yield yang tidak horizontal yaitu imunisasi (dan durasi) juga didasarkan pada asumsi bahwa kurva yield horzontal dan tiap pergeserannya adalah paralel dan akan terjadi sebelum pembayaran diterima dari obligasi yang di beli. Penyeimbangan ulang yaitu merujuk pada penjualan sebagian sekuritas yang dimiliki dan menggantinya dengan sekuritas lain sehingga durasi portofolio sesuai dengan durasi arus kas keluar yang dijanjikan. c. Strategi aktif Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode aktif manajemen portofolio obligasi didasarkan pada asumsi bahwa pasar obligasi sangat tidak efisien , oleh karena itu memberi investor peluang untuk memperoleh return di atas rata-rata. Jadi manajemen aktif didasarkan pada kemampuan manajer portofolio untuk mengidentifikasi obligasi yang salah dihargai atau menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual di pasar obligasi dengan meramalkan tingkat bunga secara akurat. Menurut Eduardus tendelin (2010;178-179) Perbedaan antara strategi pasif dan aktif dapat dilihat dari data yang diperlukan. Jika pada strategi pasif, data yang diperlukan sudah diketahui pada saat melakukan analisis (tingkat bunga, maturitas, kualitas, dan YTM) tetapi pada strategi aktif data diperlukan belum diketahui dengan pasti karena sifatnya masih estimasi. Mengestimasi perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi harga obligasi denga arah terbalik , artinya jika tingkat bunga mengalami kenaikan maka harga obligasi akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi penurunan tingkat bunga maka harga obligasi akan naik. Mengidentifikasi adanya kesalahan harga pada suatu obligasi. Manajer portofolio obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi dengan melaksanakan apa yang disebut dengan bond swaps, yaitu suatu strategi pengelolaan aktif yang berusaha untuk meningkat tingkat return portofolio obligasi dengan cara mengidentifikasi adanya kesalahan penetapan harga pada suatu obligasi di pasar. Oleh karena perkembangan pasar modal yang sedemikian pesat maka banyak teknik- teknik pengelolaan portfolio obligasi aktif baru juga bermunculan seperti misalnya interest rate swaps, yaitu sebuah kontrak antara dua pihak untuk saling menukarkan aliran kas berdasarkan sekuritas yang bebeda. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit obligasi dari pemberi pinjaman (Pemodal). Obligasi kini menjadi alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dalam jumlah yang besar tanpa harus melalui syarat syarat yang rumit ketika akan meminjam dana ke bank Karena dalam obligasi ini penjualannya akan dipublikasikan dan dijual kepada investor langsung. Pada dasarnya ini obligasi adalah surat tanda utang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh modal. Secara umum obligasi memiliki jangka waktu jatuh tempo antara 10 sampai 30 tahun, namun ada juga obligasi yang memiliki jangka waktu jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. Sedangkan bunga atau kupon yang diberikan bagi pemegang obligasi ini stabil berbeda dengan pemegang saham yang cenderung berfluktuatif. Sedangkan bagi perusahaan dengan adanya obligasi dan saham prefern ini memberikan perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaran bunga dan deviden untuk saham prefern dan obligasi yang komulatif ini merupakan pengurang pajak. Dilihat dari segi kepemilikannya pemegang obligasi ini disebut sebagai kreditur, serta obligasi ini memiliki jatuh tempo. Konsekuensinya lain penggunaan obligasi ini adalah ketidakmampuan membayar bunga dapat mengakibatkan kebangkrutan sedangkan ketidakmampuan membayar dividen tidak berakibat apa apa. Dalam obligasi juga terdapat bond indenture ini adalah dokumen legal yang digunakan untuk melindungi pemegang obligasi. Maksud adanya bond indenture ini supaya ketika obligasi telah dikeluarkan, misal jangka waktu 30 tahun, maka manajer dapat bertindak untuk menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Dengan demikian pemegang obligasi khawatir jangan jangan kepentingan dia terkorbankan hanya karena manajer ingin memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Oleh karena itu dalam bond indenture ini dimuat secara spesifik tentang jenis utang, cara pembayaran, dan berbagai batasan atau persyaratan yang diajukan oleh pemegang obligasi atau kreditur.