Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 6

Pengamalan Pancasila, Sila ke-4 Dan Sila ke-5


( Analisis Hakikat Pancasila )

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Dengan Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampu : Mohammad Miftahusyai’an

Disusun oleh :
DAFTAR ISI

Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ………………………………………………. 
KATA PENGANTAR ……………………………………………… 
DAFTAR ISI ………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. 
 A. Latar Belakang ………………………………………….. 
 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 
 C. Tujuan Masalah ……………………………………….. 
D. Manfaat………………………………….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………. 
 A. Pengertian Sila Ke- 4 Dan Sila Ke- 5 …………………………………… 
 B. Makna Yang Terkandung Dalam Sila Ke 4 Dan 5……………………………………..
 C. Pengamalan Sila Ke 4 Dan Ke 5 Dalam Kehidupan Sehari-hari……………….

BAB III PENUTUP ……………………………………………… 


A. Kesimpulan………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara republik Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai keragaman suku
budaya dan bahasa. Keragaman inilah yang menjadikan negara republik Indonesia butuh sebuah
pemersatu bangsa. Berbagai keragaman ini dipersatukan dengan adanya Pancasila. Pancasila
sebagai dasar negara republik Indonesia lahir pada tahun 1945 dan pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah salah satu hasil budaya bangsa yang sangat penting.

Pancasila adalah hasil perenungan dan pemikiran manusia Indonesia yang mendalam yang
terdiri dari lima sila. Pancasila juga memiliki nilai-nilai luhur yang tercermin dalam sila-silanya.
Nilai-nilai ini yaitu nilai ketuhanan nilai kemanusiaan nilai persatuan dan nilai kerakyatan serta
nilai keadilan. Pancasila mencerminkan nilai-nilai yang konstan dan umum di masyarakat nilai-
nilai ini ada di bawah dan dalam masyarakat umum dan ini disebut tradisi nasional.

Tradisi nasional sangat penting dalam kehidupan berbangsa.Pada pembahasan kali ini akan
mengulas tentang pengamalan dan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-4 dan sila ke-5
Pancasila. Sila keempat dan kelima didasari dan dijiwai oleh sila sila yang lainnya yaitu
ketuhanan kemanusiaan persatuan dan keadilan sosial oleh sebab itu pelaksanaan sila keempat
dan kelima ini tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan sila-sila yang lainnya.

Persatuan dan kesatuan dalam sila keempat dan kelima dengan sila yang lain senantiasa
merupakan satu kesatuan. Sila keempat dan kelima dengan sila yang lain juga saling memiliki
keterkaitan salah satunya dalam nilai-nilai sila keempat yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,dan sila kelima keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian sila ke 4 dan ke 5 ?

2.Apa makna yang terkandung dalam sila ke 4 dan ke 5 ?

3.Pengamalan sila ke 4 dan ke 5 dalam kehidupan sehari-hari.

C. TUJUAN MASALAH

1.Mengetahui pengertian sila ke 4 dan ke 5 dengan jelas.

2.Mengetahui makna yang terkandung dalam sila ke 4 dan ke 5

3.Mengetahui cara Pengamalan sila ke 4 dan ke 5 dalam kehidupan sehari-hari

D. MANFAAT

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami nilai-nilai
Pancasila terutama nilai-nilai yang terkandung pada sila ke-4 dan ke-5 . Serta membantu
memahami pengamalan pengamalan yang ada pada sila ke-4 dan ke-5 untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara selanjutnya di kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sila ke- 4 dan ke- 5 Pancasila


a. Pengertian Sila ke- 4 pancasila

Setiap sila (dasar/ azas) dalam pancasila memiliki hubungan yang saling mengikat dan
menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar
satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena
itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari
Pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, pada hakikatnya merupakan suatu nilai. Nilai
Pancasila bersumber dari penjabaran norma-norma dalam masyarakat. Segala sesuatu prilaku
masyarakat berakar pada Pancasila. Pada sila ke-4 inilah semua beraturan baik prilaku, hak,
dan kewajiban berasal. Dengan adanya sila ke-4, maka segala sesuatu mengenai masyarakat
dan rakyat Indonesia diatur dan ditata akar dapat saling bertoleransi dengan baik.
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi
logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi
penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi
lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan
Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Dan kelima nilai-nilai ini
harus kita amalkan, salah satunya adalah nilai kerakyatan yaitu sila ke-4 pancasila.
“Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan.” Setiap manusia Indonesia harus menghayati dan menjungjung tinggi setiap
hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus
menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.
Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur. Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan
diberikan kepada wakil- wakil yang dipercayanya.

Nilai kerakyatan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Nilai
ini menganut paham demokrasi. Akan tetapi, saat ini Indonesia sudah menggunakan paham
liberalis, yaitu dimana setiap individu mempunyai hak penuh untuk menentukan pilihan. Dan
cara pemilihan ini biasanya dengan cara votting.

b. Pengertian Pancasila Sila ke-5 Pancasila

Untuk mewujudkan harapan sebagai bangsa dan negara yang adil, maka dibutuhkan
dasar negara yang kuat sehingga dapat menopang semua harapan cerminan bangsa
dan negara. Sama halnya dengan Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia. Dengan dibentuknya Pancasila, maka kehidupan bangsa dan negara
dapat berjalan dengan semestinya.

Seperti yang kita tahu bahwa banyak sekali harapan dan cerminan-cerminan bangsa
dan negara Indonesia. Maka dari itu, hadirlah Pancasila dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia supaya semua harapan-harapan Indonesia bisa terwujud. Selain itu,
setiap cerminan-cerminan dari Pancasila akan membentuk karakter bangsa Indonesia
di kancah dunia. Singkatnya, Pancasila merupakan inti dari harapan-harapan dan
cerminan-cerminan Indonesia.

Salah satu harapan dan cerminan bangsa Indonesia yang terkandung di dalam
Pancasila adalah adanya suatu keadilan sosial bagi bangsa Indonesia. Keadilan sosial
ini terdapat di sila ke-5 Pancasila. Bukan hanya itu, sila ke-5 juga memiliki nilai-nilai
yang sangat bermanfaat jika sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Makna Pancasila Sila ke- 4 dan ke- 5 Pancasila
a. Makna Sila ke-4

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan kedudukannya
pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir tidak diterapkan lagi dalam
demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4 Pancasila berbunyi ”kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwusyawaratan perwakilan”. Sila ke-4 merupakan
penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan
mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia.Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak,
maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau
ditiadakan. Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-4 mengandung pula
sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang berke-Tuhanan
Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Binatang banteng (Latin:Bos javanicus) atau lembu liar merupakan binatang sosial, 
yang sama halnya dengan manusia . Pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno dimana
pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan
kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.

Sila ke-4 pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” memiliki makna :

1.   Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


2.   Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.   Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
4.   Bermusyawarah sampai mencapai katamufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.
Sila ke-4 yang mana berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan”.Sebuah kalimat yang secara bahasa membahasakan
bahwa Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara demokrasi. Dengan  analisis ini
diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis yang
diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu, sila ini
menjadi banyak acuan dari setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap tindakannya.
Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu sendiri.Maksudnya
adalah bagaimana konsep demokrasi yang berarti setiap langkah yang diambil pemerintah
harus ada kaitannya dengan unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur
utama dalam demokrasi. Itulah yang seharusnya menjadi realita yang membangun
bangsa.Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 yang akan di bahas sebagai berikut :

 Hakikat sila ini adalah demokrasi.


Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Secara
sederhana, demokrasi yang melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang
tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.
 Pemusyawaratan.
Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu diadakan tindakan bersama.
Disini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang
dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan
bersama. Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan pancasila
adalah kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan.Oleh karena itu kita ingin memperoleh
hasil yang sebaik-baiknya didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu
harus merupakan suatu nilai yang ditempatkan lebih dahulu.

 Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.


Dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga
membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama.Perbedaan secara umum demokrasi di barat
dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan.Permusyawaratan diusahakan agar
dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.

Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila pengambilan keputusan
secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru diadakan pemungutan
suara.Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang
bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak.Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka
dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat
atau masyarakat. Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi yang
mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah pemimpin yang
berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat
fisik/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhatinurani, arif,
bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat psikis/rohaniah. Jadi,
pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional
(hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua negara demokratis yang dipimpin oleh orang
yang dewasa profesional dilakukan melalui tatanan dan tuntunan
permusyawaratan/perwakilan.Tegasnya, sila keempat menunjuk pada NKRI sebagai Negara
demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui sistem
musyawarah. Sebuah kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Besar
menurut keyakinan beragama masing-masing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan ke
atas harkat dan martabat manusia, serta memperhatikan penguatan dan pelestarian kesatuan
nasional menuju keadilan sosial.

b. Makna Sila ke- 5


Sila ke lima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat indonesia
diliputi, didasari, dijiwai oleh sila ke 1,2,3,4. Dengan demikian makna yang terkandung dalam
sila kelima Pancasila merupakan gambaran terlengkap 5 dari makna keseluruhan Pancasila.
Namun nilai yang terkandung dalam Pancasila selain sila ke 5 juga memiliki keterkaitan
dengan sila lainnya. Dalam kehidupan sehari- hari, pengamalan sila kelima Pancasila
terkadang tidak sesuai dengan makna yang terkandung dalam sila tersebut. Hal ini akan
berakibat pada berubahnya sikap masyarat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia bersikap
tidak sesuai nilai dan norma Pancasila, maka bisa dikatakan bangsa tersebut kehilangan jati
diri bangsa. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat
kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf
politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue)
pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" . Tapi,
menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang
adil" . Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan
banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi,
banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa
yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu
sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.

3. Pengamalan Nilai-nilai Sila ke- 4 dan ke- 5 dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Pengamalan Sila ke- 4
Seperti Sila ke-4 dengan bunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan” yang dilansir dari website resmi BPIP mengandung
20 butir pengamalan, yaitu sebagai berikut:

 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
 Musyawarah untuk mencapai muafakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-
nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.

b. Pengamalan Sila ke- 5


Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalimat tersebut memiliki makna yang
sangat luas. Sila ke lima Pancasila diliputi, didasarkan, dijiwai oleh sila 1,2,3,4. Dengan
demikian makna yang terkandung dalam sila ke lima Pancasila merupakan gambaran
terlengkap dari makna keseluruhan Pancasila. Namum nilai yang terkandung dalam
Pancasila selain sila ke lima juga memiliki keterkaitan dengan sila lainnya. Dalam
kehidupan sehari-hari, pengamalan sila ke lima Pancasila terkadang tidak sesuai dengan
makna yang terkandung dalam sila tersebut. Hal ini akan berakibat pada berubahnya
sikap masyarakat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia tidak sesuai dengan nilai dan
norma Pancasila, maka bisa dikatakan bangsa tersebut kehilangan jati diri bangsa. Jika
suatu bangsa kehilngan jati diri bangsa, mudah bangsa lain untuk menjajah bangsa
Indonesia. Perilaku yang dipedomankan sebagai pengamalan Pancasila beserta
pengamalan di masyarakat Indonesia diantaranya.
 penilaian yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong – royong. Kita hidup dilingkungan yang masih berada di wilayah
Indonesia. Sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk sosial sebaiknya harus
sikap membantu menolong antar sesama, gotong - royong, tenggang rasa sesama
manusia tanpa membedakan ras, suku, jenis kelamin dan agama. Namun, dimasa
sekarang sikap tersebut sudah meluntur. Banyak orang yang bekerja sehari-hari
hingga ia tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Hingga timbul sikap acuh
tak acuh dan individualis, sikap yang bertentangan dengan nilai
Pancasila. Seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia yang memiliki pandangan hidup
Pancasila lebih mementingkan kepentingan sosial di atas kepentingan pribadi. 
 sikap adil terhadap sesama. Penjabaran makna adil yang sesungguhnya saat
memberikan pro dan kontra antar manusia. Adil dalam hukum yakni semua rakyat
Indonesia memiliki kedudukan yang sama dimata hukum. Adil terhadap sesama
yaitu, memperlakukan manusia sama dengan yang lain tanpa membedakan suku, ras,
agama, jenis kelamin.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Rakyat Indonesia memiliki hak
dan kewajiban yang sama untuk membela negaranya. Rakyat indonesia juga
memiliki jaminan hak asasi manusia yang tertua dalam UUD 1945. Hak asasi
manusia tersebut mencakup hak atas kedudukan yang sama dalam hukum, hak atas
penghidupan yang layak, hak atas kehidupan berserikat dan, berkumpul, hak atas
kebebasan berpendapat, hak atas kemerdekaan memeluk agama, hak untuk
mendapatkan pengajaran dsb. Dengan merumuskannya hak asasi dalam UUD 1945,
mengandung pengertian bahwa UUD mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur yang
bersifat universal serta memegang cita-cita moral rakyat luhur.
 Menghormati hak orang lain. Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah
diperoleh dan dibawakannya sejak lahir yaitu hak asasi manusia. Hak asasi manusia
berlaku sejak ia lahir dibumi tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama,
kelamin. Dengan HAM, manusia memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai
dengan bakat dan cita-citanya. 
 Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Untuk
mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia harus memahami manusia lain dalam
masyarakat. Manusia dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kenyataan ini
adalah kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh
manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan kerjasama orang lain di
masyarakat. 
 Tidak menggunkan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain. Masih sering kita jumpai kasus-kasus suap, pungli, sogokan marak disegala
bidang. Bukan hanya badan usaha milik pererintah, badan usaha milik swasta juga
dapat kita jumpai pungli, suap, sogokan. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat
dan negara. Masyarakat dirugikan karena melakukan pengorbanan yang lebih
banyak dari pada peratuan yang telah ditetapkan dan tidak memiliki kesempatan
untuk mendapatkan apa yang ia inginkan karena pungli, sogokan dan
suap. Sedangkan negara menderita kerugian karena sesuatu yang seharusnya benar
menjadi salah. Semisal penerimaan pegawai negeri, pemerintah dirugikan oleh
karena calon yang diterima berdasar pada banyaknya suap bukan karena standar
penerimaan yang telah ditetapkan. Jika penyelewengan penggunaan hak milik usaha
untuk pemerasan ini tidak dibenahi, boleh jadi hukum kelak bisa di beli. 
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah. Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat melimpah. Dari sektor
pertambangan, perkebunan, pertanian, kelautan, dll. Semua hasil bumi tersebut
menjadikan Indonesia kaya akan hasil bumi.walaupun demikian banyak kekayaan
Indonesia, kita sebagai rakyat Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan kekayaan
negara tersebut dengan berlebihan dan gaya hidup mewah. Karena di antara sumber
daya alam tersebut ada sebagian yang tidak dapat diperbaiki dan masih banyak
saudara kita yang memiliki kehidupan yang tidak layak. Sedangkan Indonesia
memiliki berjuta kekayaan yang seharusnya turut dinikmati di seluruh rakyat
Indonesia. 
 Tidak menggunakan hak-hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau
kepentingan umum. Sering kita mendengar kasus-kasus koruptor yang menjamur di
Indonesia. Korupsi dapat menjadi karena koruptor melaksanakan hak asasi manusia
sebagai manusia untuk kelebihan-lebihan, sehingga merugikan negara dan
masyarakat. Seharusnya, manusia lebih memprioritaskan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi. Dan kepentingan tersebut tidak bertentangan dengan
kepentingan umum.
 Suka bekerja keras. Kerja keras kita memerintahkan untuk mengupayakan apa yang
kita inginkan menjadi terwujud. Perwujudan itu dilakukan dengan langkah yang
benar, sesuai dengan hukum. Namun, banyak orang yang mengejar keinginannya
tersebut dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran nilai Pancasila. Semisal
menyuap. Hendaknya kita sebagai bangsa Indonesia yang berpedoman Pancasila
mengupayakan perwujuan sesuatu yang ia inginkan dengan kerja keras. Bukan
mencari jalan pintas guna keinginannya terwujud. 
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama. Banyak karya anak negeri Indonesia yang berprestasi dan
berkarya. Hasil karya anak Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hendaknya kita
hargai dan kita dukung hasil karya mereka sebagai hasil karya anak bangsa
Indonesia yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama serta
memberikan motivasi kepada anak negeri Indonesia lainnya untuk tetap berkarya. 
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang memuaskan
dan berkeadilan sosial. Pemerataan perekonomian di Indonesia masih perlu
dilaksanakan. Hal ini perlu karena pertumbuhan ekonomi antar daerah masih
berbeda. Jika pertumbuhan peerekonomian Indonesia tidak merata, ini menyebabkan
ketertinggalan suatu daerah dengan daerah lain. Pemerintah dalam mengatasi hal ini
menggalakan pemerataan penduduk, pemerataan perekonomian dengan program
kredit modal dll. Langkah pemerintah tersebut berguna untuk mewujudkan
pemerintahan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia

BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai