Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Dengan Mata Kuliah Pancasila
Disusun oleh :
DAFTAR ISI
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….
KATA PENGANTAR ………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..
A. Latar Belakang …………………………………………..
B. Rumusan Masalah ………………………………………
C. Tujuan Masalah ………………………………………..
D. Manfaat………………………………….
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………….
A. Pengertian Sila Ke- 4 Dan Sila Ke- 5 ……………………………………
B. Makna Yang Terkandung Dalam Sila Ke 4 Dan 5……………………………………..
C. Pengamalan Sila Ke 4 Dan Ke 5 Dalam Kehidupan Sehari-hari……………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Negara republik Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai keragaman suku
budaya dan bahasa. Keragaman inilah yang menjadikan negara republik Indonesia butuh sebuah
pemersatu bangsa. Berbagai keragaman ini dipersatukan dengan adanya Pancasila. Pancasila
sebagai dasar negara republik Indonesia lahir pada tahun 1945 dan pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah salah satu hasil budaya bangsa yang sangat penting.
Pancasila adalah hasil perenungan dan pemikiran manusia Indonesia yang mendalam yang
terdiri dari lima sila. Pancasila juga memiliki nilai-nilai luhur yang tercermin dalam sila-silanya.
Nilai-nilai ini yaitu nilai ketuhanan nilai kemanusiaan nilai persatuan dan nilai kerakyatan serta
nilai keadilan. Pancasila mencerminkan nilai-nilai yang konstan dan umum di masyarakat nilai-
nilai ini ada di bawah dan dalam masyarakat umum dan ini disebut tradisi nasional.
Tradisi nasional sangat penting dalam kehidupan berbangsa.Pada pembahasan kali ini akan
mengulas tentang pengamalan dan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-4 dan sila ke-5
Pancasila. Sila keempat dan kelima didasari dan dijiwai oleh sila sila yang lainnya yaitu
ketuhanan kemanusiaan persatuan dan keadilan sosial oleh sebab itu pelaksanaan sila keempat
dan kelima ini tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan sila-sila yang lainnya.
Persatuan dan kesatuan dalam sila keempat dan kelima dengan sila yang lain senantiasa
merupakan satu kesatuan. Sila keempat dan kelima dengan sila yang lain juga saling memiliki
keterkaitan salah satunya dalam nilai-nilai sila keempat yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,dan sila kelima keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
D. MANFAAT
Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami nilai-nilai
Pancasila terutama nilai-nilai yang terkandung pada sila ke-4 dan ke-5 . Serta membantu
memahami pengamalan pengamalan yang ada pada sila ke-4 dan ke-5 untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara selanjutnya di kedepannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap sila (dasar/ azas) dalam pancasila memiliki hubungan yang saling mengikat dan
menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar
satu sila dan mencari pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena
itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak
dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari
Pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, pada hakikatnya merupakan suatu nilai. Nilai
Pancasila bersumber dari penjabaran norma-norma dalam masyarakat. Segala sesuatu prilaku
masyarakat berakar pada Pancasila. Pada sila ke-4 inilah semua beraturan baik prilaku, hak,
dan kewajiban berasal. Dengan adanya sila ke-4, maka segala sesuatu mengenai masyarakat
dan rakyat Indonesia diatur dan ditata akar dapat saling bertoleransi dengan baik.
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi
logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi
penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi
lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan
Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Dan kelima nilai-nilai ini
harus kita amalkan, salah satunya adalah nilai kerakyatan yaitu sila ke-4 pancasila.
“Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan.” Setiap manusia Indonesia harus menghayati dan menjungjung tinggi setiap
hasil keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus
menerimannya dan melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.
Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur. Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan
diberikan kepada wakil- wakil yang dipercayanya.
Nilai kerakyatan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Nilai
ini menganut paham demokrasi. Akan tetapi, saat ini Indonesia sudah menggunakan paham
liberalis, yaitu dimana setiap individu mempunyai hak penuh untuk menentukan pilihan. Dan
cara pemilihan ini biasanya dengan cara votting.
Untuk mewujudkan harapan sebagai bangsa dan negara yang adil, maka dibutuhkan
dasar negara yang kuat sehingga dapat menopang semua harapan cerminan bangsa
dan negara. Sama halnya dengan Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia. Dengan dibentuknya Pancasila, maka kehidupan bangsa dan negara
dapat berjalan dengan semestinya.
Seperti yang kita tahu bahwa banyak sekali harapan dan cerminan-cerminan bangsa
dan negara Indonesia. Maka dari itu, hadirlah Pancasila dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia supaya semua harapan-harapan Indonesia bisa terwujud. Selain itu,
setiap cerminan-cerminan dari Pancasila akan membentuk karakter bangsa Indonesia
di kancah dunia. Singkatnya, Pancasila merupakan inti dari harapan-harapan dan
cerminan-cerminan Indonesia.
Salah satu harapan dan cerminan bangsa Indonesia yang terkandung di dalam
Pancasila adalah adanya suatu keadilan sosial bagi bangsa Indonesia. Keadilan sosial
ini terdapat di sila ke-5 Pancasila. Bukan hanya itu, sila ke-5 juga memiliki nilai-nilai
yang sangat bermanfaat jika sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Makna Pancasila Sila ke- 4 dan ke- 5 Pancasila
a. Makna Sila ke-4
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan kedudukannya
pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir tidak diterapkan lagi dalam
demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4 Pancasila berbunyi ”kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwusyawaratan perwakilan”. Sila ke-4 merupakan
penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan
mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia.Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak,
maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau
ditiadakan. Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-4 mengandung pula
sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang berke-Tuhanan
Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Binatang banteng (Latin:Bos javanicus) atau lembu liar merupakan binatang sosial,
yang sama halnya dengan manusia . Pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno dimana
pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan
kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.
Sila ke-4 pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” memiliki makna :
Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila pengambilan keputusan
secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru diadakan pemungutan
suara.Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang
bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak.Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka
dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat
atau masyarakat. Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi yang
mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah pemimpin yang
berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat
fisik/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhatinurani, arif,
bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat psikis/rohaniah. Jadi,
pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional
(hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua negara demokratis yang dipimpin oleh orang
yang dewasa profesional dilakukan melalui tatanan dan tuntunan
permusyawaratan/perwakilan.Tegasnya, sila keempat menunjuk pada NKRI sebagai Negara
demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui sistem
musyawarah. Sebuah kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Besar
menurut keyakinan beragama masing-masing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan ke
atas harkat dan martabat manusia, serta memperhatikan penguatan dan pelestarian kesatuan
nasional menuju keadilan sosial.
BAB III
PENUTUP