Anda di halaman 1dari 10

F.

- Pernafasan
Apgar score mungkin rendah
Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten (40-60
x/mnt) mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal subternal,
sianosis ada.
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan
(RDS)
1) Keamanan
- Suhu berfluktuasi dengan mudah
- Menangis mungkin lemah
- Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
- Kulit transparan
- Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
- Ekstremitas tampak edema
- Garis telapak kaki terlihat
- Kuku pendek
2) Seksualitas
Persalinan / kelahiran tergesa-gesa
Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris menonjol
testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada skrotum
7) Data Penunjang :
- Pengobatan :
- Cettrazidine 2 x 75 mg
- Aminophylin 2 x 0,15 /IV
- Mikasin 2 x 10 mg
- Aminosteril 15 cc
- Perhatian Khusus:
- O2
- Observasi TTV
- Laboratorium
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi, sianosis, apnea.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan.
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi
surfaktan.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah.
e. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
koordinasi reflek mengisap dan menelan.
f. Resiko tinggi hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak
mampuan merasakan dingin berkeringat.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
h. Kurang Pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
keadaannya anaknya
i. Ketakutan orang tua berhubungan dengan takut akan kehilangan anaknya
j. Ansietas orang tua berhubungan dengan prognosis penyakit anaknya

3. Intervensi Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi pernafasan 1. Mengetahui frekuensi,
keperawatan selama 1x24 seperti cuping hidung, pola,suara napas
jam diharapkan pertukaran dispnea, dan ronkhi pasien
gas pasien kembali normal 2. Observasi status 2. Mengkompensasi
dengan kriteria hasil: jantung penurunan
1. Tidak terdapat dispnea (frekuensi,pola,suara kontraktilitas
2. Nilai AGD dalam jantung) ventrikuler
rentang normal 3. Observasi pemberian 3. Meningkatkan volume
3. Pasien tidak sesak lagi oksigen dan catat sekuncup,
4. Tidak terjadi sianosis setiap jam ubah sisi memperbaiki
alat setiap 3-4 jam kontraktilitas dan
4. Pantau warna kulit penurunan kongesti
dan mukosa bibir 4. Mencegah pasien
menjadi sianosis dan
tetap mempertahankan
suhu tubuh pasien
dalam keadaan hangat

b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan,


keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi frekuensi 1. Mengetahui status
keperawatan selama 1x24 pernafasan dan pola pernapasan klien
jam diharapkan pola napas nafas (pernafasan, tonus 2. Meningkatkan
pasien kembali normal otot dan warna kulit) pengembangan paru
dengan kriteria hasil: 2. Posisikan bayi terlentang 3. Merangsang bayi agar
1. Respirasi Rate 30-60 dengan gulungan kain di mau menangis sehingga
x/menit bawah bahu pengembangan paru
2. Tidak terdapat 3. berikan rangsangan táctil diharapkan akan
penggunaan otot-otot 4. kolaborasi: mengembang secara
bantu napas  Berikan O2 = ½ sempurna
3. Tidak bernapas liter 4. Membantu
dengan cuping hidung  Berikan obat memperlancar
aminofilin 2 x pernapasan pada bayi
0,15 cc

c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi surfaktan.
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi pernapasan 1. Mengetahui status
keperawatan selama 3 x 24 klien: suara napas, pernapasan klien
jam diharapkan saluran napas frekuensi napas 2. Membantu pengeluaran
klien bersih, dengan kriteria 2. Lakukan fisioterapi dada sekret
hasil: dengan menepuk-nepuk 3. Membantu mengeluarkan
1. Tidak terdengar suara dada atau punggung sekret dan melancarkan
napas tambahan pasien dengan 2 jari jalan napas pasien
ronchi perawat
2. Tidak terdapat sekret 3. Kolaborasi suction untuk
3. Pasien dapat bernapas mengeluarkan sekret
dengan lega pada pasien

d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah


Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Monitor tanda-tanda vital, 1. Data dasar mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 bunyi jantung, denyut perkembangan klien dan
jam diharapkan resiko jantung, irama jantung mengetahui ada tidaknya
perubahan perfusi klien tidak 2. Observasi pengisian kelainan jantung
terjadi, dengan kriteria hasil: kapiler klien 2. Mengetahui pengisian
1. TTV dalam batas normal 3. Anjurkan penggunaan kapiler klien dalam batas
(Nadi: 120-160x/mnt, kaos kaki dan minyak hangat normal
Suhu: 36-37,4 derajat pada telapak tangan dan kaki 3. Menjaga agar akral tetap
celcius, Respirasi: 30- hangat
60x/mnt)
2. Akral klien hangat
3. Pengisian kapiler < 3
detik

e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi


enzim.
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
setelah diberikan askep 1. Pantau dan 1. Mengidentifikasi
selama 5x24 jam diharapkan dokumentasikan indikasi/perkembangan
nutrisi klien terpenuhi dengan haluaran tiap jam secara dari hasil yang
kriteria hasil : adekuat diharapkan
1. Pasien menghabiskan 2. Membantu menentukan
50-100cc asi atau susu 2. Timbang BB klien berat badan yang ideal
formula 3. Berikan susu sedikit 3. Mengurangi anoreksia,
2. Tidak mengalami tapi sering mual dan muntah
anoreksia, mual, 4. Catat status nutrisi 4. Berguna dalam
muntah paasien: turgor kulit, mendefinisikan derajat
3. Menunjukkan timbang berat badan, masalah dan intervensi
peningkatan berat integritas mukosa yang tepat dalam
badan mulut, kemampuan pengawasan kefektifan
menelan, adanya bising obat, kemajuan
usus, riwayat penyembuhan
mual/rnuntah atau 5. Mengukur keefektifan
diare. nutrisi dan cairan
5. Monitor intake dan 6. Menentukan jenis diet
output secara periodik. dan mengidentifikasi
6. Catat adanya anoreksia, pemecahan masalah
mual, muntah, dan untuk meningkatkan
tetapkan jika ada nutrisi.
hubungannya dengan
medikasi. 

f. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur,


ketidak mampuan merasakan dingin dan berkeringat
Rencana Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. gunakan lampu 1. mempertahankan
keperawatan selama 3x24jam pemanas selama prosedur panas tubuh
diharapkan hipotermia tidak 2. kurangi pemajanan 2. mengurangi
terjadi dengan kriteria hasil: pada aliran udara penguapan melalui
1. suhu tubuh dalam 3. ganti bila pakaian konveksi
batas normal (36,8- basah 3. pakaian basah bisa
37,40C) 4. observasi system menyebabkan hipotermi
2. akral teraba hangat pengaturan suhu incubator 4. mengetahui adanya
setiap 15 menit (33,4oC) peningkatan dan
penurunan suhu inkubator
yg dapat mempengaruhi
suhu tubuh

g. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif


Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Pertahankan cuci 1. Sebagai universal
keperawatan selama 3x24jam tangan yang benar precaution
diharapkan infeksi tidak 2. Pertahankan 2. Mencegah terjadinya
terjadi dengan kriteria hasil : kesterilan alat infeksi
1. Tidak terjadi tanda- 3. Observasi tanda – 3. Peningkatan suhu terjadi
tanda infeksi tanda vital, terutama karena berbagai faktor, salah
2. TTV normal suhu tubuh satunya adalah proses
penyakit atau infeksi
4. Terjadinya stomatitis
4. Tekankan pentingnya meningkatkan resiko
oral hygiene yang baik terhadap
infeksi/pertumbuhan
5. Hindari atau batasi sekunder
prosedur invasif. Taati 5. Menurunkan risiko
tehnik aseptik kontaminasi, membatasi
6. Berikan antibiotik masuknya agen infeksi
sesuai indikasi 6. Digunakan untuk
mengidentifikasi infeksi atau
diberikan secara profilaktik
pada klien imunosupresi
h. Kurang Pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
keadaannya anaknya

i. Ketakutan orang tua berhubungan dengan takut akan kehilangan anaknya


Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Dampingi orang tua pasien 1. Mengurangi ketegangan
keperawatan selama 1x24 jam dalam merawat anaknya pada orang tua saat merawat
diharapkan kecemasan pasien 2. Bantu orang tua untuk anaknya
berkurang dengan kriteria mengekspresikan ketakutan 2. Mengurangi stres pada
hasil: 3. Ajarkan orang tua tentang orang tua dalam menghadapi
1. Orang tua dapat teknik relaksasi dengan kondisi anaknya
menerima kondisi menarik napas dalam 3. Mengurangi ketakutan
anaknya orang tua
2. Ketakuan orang tua
berkurang

j. Ansietas orang tua berhubungan dengan prognosis penyakit anaknya


Rencana tujuan intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Beri penjelasan kepada 1. Agar keluarga mengerti
keperawatan selama 1x24 jam keluarga tentang tentang penyakit pasien
diharapkan kecemasan orang penyebab bayi prematur 2. Mengurangi kecemasan
tua pasien berkurang dengan 2. Beri kesempatan pada dan memotivasi keluarga
kriteria hasil: keluarga untuk dalam perawatan pasien
1. Orang tua pasien tidak menanyakan hal-hal 3. Untuk mengetahui
tampak cemas yang tidak diketahui tentang informasi yang
2. Ekspresi wajah tenang 3. Lakukan evaluasi setelah telah disampaikan
memberikan penjelasan apakah benar-benar
pada keluarga sudah diterima atau
4. Libatkan orang tua belum
dalam perawatan pasien 4. Dapat memberi support
dalam proses
penyembuhan pasien.

4. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan adalah langkah keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan
yang telah disusun.
5. Evaluasi :
a) Pertukaran gas kembali normal
b) Pola napas kembali normal
c) Jalan napas pasien bersih
d) Perfusi jaringan pasien kembali normal
e) Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr)
f) Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi
g) Bayi tidak mengalami infeksi
h) Pengetahuan orang tua bertambah tentang kondisi anaknya
i) Orang tua tidak cemas saat merawat anaknya
j) Orang tua tidak mengalami ketakutan saat mengetahui kondisi anaknya

DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.


Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Dorlan, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Media
Asculapius FKUI
Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
http/healthrefernce-ilham.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai