Anda di halaman 1dari 10

IJPHN 1 (1) (2021) 72-68

Indonesian Journal of Public Health and Nutrition

Perilaku Sehat Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Mengalami Gangren di


Puskesmas Halmahera Kota Semarang

Nur Aini Anisa, Sofwan Indarjo


Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Article Info Abstrak


Article History:
Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) tipe II merupakan gangguan penyakit metabolik
Submitted 19 February 2021
Accepted 17 March 2021
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat meng-
Published 31 March 2021 gunakan insulin yang diproduksi secara efektif, jika tidak diobati dan menerapkan perilaku
sehat dapat dapat menyebabkan komplikasi salah satunya ganggren. Tujuan penelitian ini
Keywords: untuk mengetahui perilaku sehat pasien DM Tipe II setelah mengalami komplikasi gang-
Diabetes mellitus, gren dalam melakukan perawatan untuk mencegah keparahan di Puskesmas Halmahera
gangrene, healthy behavior Kota Semarang.
Metode: Jenis rancangan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan me-
DOI tode studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur dan observasi. Inform-
https://doi.org... an berjumlah 6 orang (3 informan utama, 3 informan triangulasi) yang ditentukan dengan
teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan pendekatan kualitatif dengan model
Miles dan Huberment yang terdiri dari pengumpulan data, analisis data, reduksi data, verifi-
kasi data, kemudian penarikan kesimpulan.
Hasil: Analisis perilaku sehat pasien DM Tipe II yang mengalami ganggren (mengatur pola
makan,aktivitas fisik, menghentikan konsumsi alkohol dan rokok, melakukan pengobatan,
perawatan luka, dan check up ) dengan menggunakan Teori Transtheoretical Model.
Kesimpulan: hanya sebagian kecil dari pasien DM Tipe II dengan ganggren di Puskemas
Halmahera yang dapat menerapkan dan mempertahankan perilaku sehat sampai tahap ter-
minasi.

Abstract
Background: Diabetes Mellitus (DM) type II is a chronic metabolic disease caused by
the pancreas does not produce enough insulin or the body cannot use the insulin it
produces effectively, if untreated and adopting healthy behaviors can lead to
complications, one of which is gangrene, to determine the healthy behavior of Type II
DM patients after experi- encing gangrene complications in carrying out treatment to
prevent severity at Halmahera Public Health Center, Semarang City.
Methods: The type of design in this study is qualitative research using the case study
method. Data collection through structured interviews and observations. There are 6
informants (3 main informants, 3 triangulation informants) who were determined by
purposive sampling technique. Data analysis used a qualitative approach with the
Miles and Huberment model. Results: Analysis of the healthy behavior of Type II DM
patients who experienced gangrene (adjusting diet, physical activity, stopping alcohol
and cigarette consumption, doing medi- cation, wound care, and check-ups ) using the
Transtheoretical Model Theory.
Conclusion: only a small proportion of Type II DM patients with gangrene in
Halmahera Health Center can implement and maintain healthy behavior until
termination stage.

Email :
nurainipambudiputri@gmail.com


Correspondence Address:
Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

1
© 2021 Universitas Negeri Semarang

pISSN XXXX-XXXX
eISSN XXXX-XXXX

2
Alfi Nur Baeti, Evi Widowati / Kesiapan Rumah Sakit / IJPHN (1) (1)
(2021)
pengobatan yang rutin dan
Pendahuluan
Diabetes Melitus adalah adalah
gangguan kesehatan yang berupa kumpulan
gejala yang disebabkan oleh peningkatan
kadar gula (glukosa) akibat kekurangan atau
resistensi insulin (Bustan, 2015). IDF Diabets
Atlas edisi ke-8 memprediksi ada 425 juta
kasus Diabetes Mellitus di dunia per tahun
2017 dan diprediksi akan mengalami kenaikan
hingga 45 % pada tahun 2045 menjadi 629
juta kasus (IDF, 2017). Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2007,
2013, dan 2018 prevalensi PTM salah satunya
adalah diabetes terus mengalami peningkatan,
fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut
(Kemenkes RI, 2019). Kasus Diabetes
Melitus (DM) yang tidak tergantung insulin
(DM tipe II) berada pada posisi ke-5 dalam 10
besar pola penyakit yang ada di Puskesmas
Kota Semarang (Dinas Kesehatan Kota
Semarang, 2016) kemudian menempati posisi
ke-4 pada tahun 2019 (Dinas Kesehatan Kota
Semarang, 2019). Di Puskesmas Halmahera
jumlah kasus Diabetes Mellitus dihitung setiap
bulannya berdasarkan data kunjungan
prolanis. Pada Januari 2019 jumah pasien
Diabetes Mellitus yang tidak tergantung
insulin sebanyak 18 orang dan menujukkan
kenaikan tiap bulannya hingga pada Desember
2019 menjadi 59 orang. Pada tahun 2020
angka pasien Diabetes Mellitus tipe II terus
mengalami kenaikan, pada bulan Agustus
2020 pasien berjumlah 122 orang, dengan 3
orang pasien yang mengalami luka ganggren.
Penderita DM yang mengalami
komplikasi ganggren apabila tidak
mendapatkan penanganan yang tepat dan
terus berlajut dapat mengakibatkan amputasi
dan berpengaruh terhadap kondisi fisik
penderita, tingkat mobilitas, kepercayaan diri
bahkan keharmonisan rumah tangga(Tabita
et al., 2017) Para penderita DM harus
menyesuaikan diri dengan gangguan
kesehatan yang dialaminya sehingga dapat
bahagia dan produktif (Bryer, 2012). Para
pasien DM tipe II harus melakukan perilaku
sehat untuk mengontrol kadar gula darah,
mencegah dan memperlambat terjadinya
berbagai komplikasi. Seperti program patuh di
Posbindu PTM dan Balai Hidup Sehat yaitu:
Periksa kesehatan secara tepat dan ikuti
anjuran dokter, atasi penyakit dengan

74
Alfi Nur Baeti, Evi Widowati / Kesiapan Rumah Sakit / IJPHN (1) (1)
(2021)
dapat diamati maupun yang tidak dapat
teratur, tetap diet sehat dengan gizi seimbang,
upayakan beraktivitas fisik dengan aman, diamati yang kemungkinan tetapi
hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik berkaitan dengan seringkali peduli
lainnya (Infodatin, 2013). Perilaku sehat pemeliharaan dan terhadap konsekuensi
perlu dilakukan untuk mencegah keparahan, peningkatan secara akut.
berdasarkan masalah yang telah diuraikan kesehatan. Dalam Keseimbangan antara
tersebut peneliti tertarik untuk meneliti penelitian ini yang biaya dan keuntungan
analisis perilaku sehat pasien Diabetes perilaku sehat yang perubahan dapat
Melitus tipe II yang telah mengalami harus dilaukan oleh menahan seseorang
ganggren di Puskesmas Halmahera. pasien Diabetes dalam tahap ini waktu
Diabetes melitus tipe II adalah Mellitus Tipe II yang yang lama. Tahapan
penyakit gangguan metabolik yang ditandai mengalami ganggren ketiga yaitu persiapan
oleh kenaikan gula darah akibat penurunan adalah : perencanaan (preparation), yaitu
sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau makan, aktivitas fisik, tahap manakala
ganguan fungsi insulin yang terjadi melalui 3 menghentikan seseorang peduli
cara yaitu rusaknya sel-selβ pankreas karena kebiasaan merokok, melakukan aksi
pengaruh dari luar (virus, zat kimia,dll), tidak mengonsumsi dengan segera di masa
penurunan reseptor glukosa pada kelenjar alkohol, melakukan mendatang. Tahapan
pankreas, atau kerusakan reseptor insulin di pengobatan, keempat adalah aksi
jaringan perifer (Warapsari, 2015). Menurut perawatan luka, dan (action), yaitu tahap
Perkeni diagnosis Diabetes melitus dapat melakukan check up. manakala seseorang
ditegakkan melalui tiga cara yaitu: 1) apabila Transtheoretica telah membuat
ditemukan keluhan klasik, maka pemeriksaan l model diperkenalkan modifikasi yang
glukosa plasma sewaktu oleh James spesifik dan jelas pada
>200mg/dL; 2) pemeriksaan glukosa plasma Prochasca, John gaya hidupnya.
puasa >126 mg/dL dengan adanya keluhan Narcoss, dan Carlo Karena aksi ini dapat
fisik; 3)tes toleransi glukosa oral (TTGO) DiClemente (1994) diamati. Perubahan
(Soelistijo et al., 2015). dalam W. F, Velicer, perilaku sering
Luka diabetes atau neuropati adalah dkk (1998), disetarakan sebagai
luka yang terjadi pada pasien yang diabetik menggambarkan aksi. Dalam
melibatkan gangguan pada saraf perifer dan bahwa seseorang Transtheoretical
otonomik. Luka diabetes (diabetic ulcers) dianggap berhasil Model, tidak semua
sering kali disebut diabetic foot ulcers, luka permanen dalam modifikasi perilaku
neuropati, luka diabetik neuropathi mengadopsi perilaku disebut aksi. Tahap
(Maryuani, 2013). Sistem derajat/ Grade jika telah melalui 5 kelima adalah
Wagner untuk luka Diabetes Melitus terdiri tahapan. Tahapan pemeliharaan
dari 5 derjat/ tingkatan. Derajat 0, yaitu tidak pertama adalah pra (maintenance), yaitu
ada lesi yang terbuka, bisa terdapat perenungan tahap manakala
deformitas atau selulitis (dengan kata lain: (precontemplation), seseorang berupaya
kulit utuh, tetapi ada kelainan bentuk kaki yaitu tahapan untuk mencegah
akibat neuropati). Derajat 1, yaitu luka manakala seseorang kambuh tetapi mereka
superficial terbatas pada kulit. Derajat 2 yaitu tidak peduli untuk menerapkan proses
luka dalam sampai menembus tendon, atau melakukan aksi perubahan sesering
tulang. Derajat 3, yaitu luka dalam dengan terhadap masa depan aksinya, Mereka tidak
abses, osteomielitis atau sepsis persendian. yang dapat tergiur untuk kembali
Derajat 4, yaitu gangren setempat, di telapak diperkirakan. Kedua, dan meningkatkan
kaki atau tumit (dengan kata lain: gangren jari tahapan perenungan dengan lebih percaya
kaki atau tanpa selulitis). Derajat 5, yaitu (contemplation), yaitu diri untuk melanjutkan
gangren pada seluruh kaki atau sebagian tahap manakala perubahannya. Tahap
tungkai bawah (Maryuani, 2013). seseorang peduli keenam adalah
Perilaku kesehatan adalah semua untuk berubah. termination, yaitu
aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang Mereka lebih peduli tahap terakhir yang

75
Alfi Nur Baeti, Evi Widowati / Kesiapan Rumah Sakit / IJPHN (1) (1)
(2021)
dapat diaplikasikan dalam penelitian ini perilaku sehat yang
sehat sebagai jalan
pada perilaku adiktif. penyelesaian masalah. adalah pasien DM dilakukan oleh
Pada tahap ini, tipe II yang pasien Diabetes
perilaku yang tidak mengalami ganggren Mellitus tipe II yang
Metode
sehat tidak akan di Puskesmas mengalami ganggren
Jenis
pernah kembali dan Halmahera, di Puskesmas
penelitian ini adalah
individu tidak sedangkan informan Halmahera Kota
penelitian kualitatif
memiliki ketakutan triangulasinya adalah Semarang. Perilaku
dengan metode studi
akan kambuh. keluarga yang sehat yang diteliti
kasus. Waktu
Meskipun individu merawat pasien dan meliputi : mengatur
penelitian
tersebut merasa petugas prolanis di pola makan,
dilaksanakan pada
depresi, cemas, Puskesmas melakukan aktivitas
Bulan April-
bosan, kesepian, Halmahera Teknik fisik, menghentikan
Agustus 2020 di
marah, atau stres, pengambilan datakonsumsi,
wilayah kerja
mereka yakin bahwa dilakukan dengan menghentikan
Puskesmas
mereka tidak akan wawancara kebiasaan merokok,
Halmahera Kota
kembali pada mendalam melakukan
Semarang. Variabel
perilaku lama yang menggunakan pengobatan,melakuka
penelitian yang
tidak panduan wawancara. n perwatan luka, dan
menjadi fokus
Analisis dataketeraturan
penelitian ini adalah
menggunakan melakukan check up.
perilaku sehat dari
pendekatan kualitatif Penerapan perilaku
pasien DM tipe II
dengan model Miles sehat ini
dengan ganggren
dan Huberment yang dihubungkan dengan
yaitu : pola makan,
terdiri dariTeori
aktivitas fisik,tidak
pengumpulan data, Transtheoretical
merokok, tidak
analisis data, reduksiModel yang
konsumsi alkohol,
data, verifikasi data,diperkenalkan
pengobatan,
kemudian penarikan diperkenalkan oleh
perawatan luka, dan
kesimpulan. James Prochasca,
keteraturan check up.
John Narcoss, dan
Sumber data
sekunder diperoleh Hasil dan Carlo DiClemente
Pembahasan (1994) dalam
dari dinas kesehatan
Dalam W. F, Velicer, dkk
dan Puskesmas
Halmahera Kota penelitian hal yang (1998),
Semarang,sedangkan diteliiti adalah menggambarkan
untuk data primer bahwa seseorang (Termination).
diperoleh dari hasil dianggap berhasil
wawancara dan permanen dalam Pra Perenungan ( Pre
observasi dengan mengadopsi perilaku Contemplation)
informan penelitian. jika telah melalui Precontemplatio
Pengumpulan data tahapan : Pra n dapat didefinisikan
melalui wawancara Perenungan sebagai keadaan
terstruktur dan ( Precontemplation), individu yang tidak
observasi. Informan Perenungan mempunyai keinginan
berjumlah 7 orang (3 (Contemplation), untuk mengubah
informan utama, 4 Persiapan perilaku. Kebanyakan
informan triangulasi) (Preparation), Aksi individu pada tahap
yang ditentukan (Action), ini bahkan tidak sadar
dengan teknik Pemeliharaan kalau mereka
purposive sampling. (Maintenance), dan mempunyai masalah
Informan utama terminasi perilaku. Pada

76
Alfi Nur Baeti, Evi Widowati / Kesiapan Rumah Sakit / IJPHN (1) (1)
(2021)
penelitian ini semua Preparation, dengan penelitian bagi penderita
responden memiliki yaitu tahap ketika (Haskas, 2017) diabetes mellitus
pengetahuan awal individu berniat bahwa niat, yang umumnya 6 kali
mengenai Diabetes mengubah perilaku berpengaruh tidak mengkonsumsi
Mellitus beserta dalam waktu dekat. signifikan terhadap makanan per harinya
gejala awalnya Dalam tahap perilaku yang dibagi menjadi
seperti dapat persiapan yang pengendalian 3 kali makan besar
menyimpulkan dilakukan informan Diabetes Mellitus, dan 3 kali makan
bahwa Diabetes adalah berfikian Namun penderita selingan
Mellitus tidak dapat postif dan memiliki niat yang (Tjokroprawiro,
disembuhkan dan mempersiapkan kuat untuk mau 2012). Dalam
diakibatkan karena kebutuhan untuk melakukan penelitian ini semua
insulin tidak berperilaku sehat. pengendalian informan makan
berfungsi dengan Niat ini ditentukan Diabetes Mellitus sebanyak 3 kali
baik, serta oleh sejauh mana (Falco, 2015). sehari dengan waktu
menyebutkan gejala- individu memiliki pagi, siang dan sore
gejala diabetes. sikap positif pada
Aksi ( Action) atau malam. Dapat
perilaku tertentu dan
Tahap ketika dikatakan bahwa
Perenungan sejauh mana kalau dia
individu mulai bahwa jadwal makan
(Contemplation) memilih untuk
mengubah yang dilakukan
Pada tahap ini melakukan perilaku
perilakunya untuk responden penelitian
responden mulai tertentu itu, namun
mengatasi masalah. ini sudah sesuai.
memikirkan untuk meski semua
Seseorang telah Pada penelitian
memiliki perilaku informan dalam
membuat modifikasi ini sebagaian besar
sehat. Informan penelitian ini
yang spesifik dan informan masih
mulai mencari memiliki niat dan
jelas pada gaya mengonsumsi lemak
informasi tentang pikiran positif untuk
hidupnya Tindakan yang berasal dari
Diabetes Mellitus berperilaku sehat
mengubah perilaku gorengan yang
dan perilaku sehat. belum dapat
dan faktor-faktor mereka konsumsi
Pada penelitian ini memastikan bahwa
yang mendukungnya dalam
semua informan semua respoden dapat
membutuhkan suatu keseharian.Pemberia
mendapat informasi menerapkan dan
komitmen terhadap n lemak total
seputar Diabetes mempertahankan
waktu dan energi. dianjurkan tidak lebih
Mellitus yang perilaku sehat hal ini
dari 30 % total energi
diderita dari tenaga selaras
Pola Makan dengan komposisi
kesehatan dan
Perencanaan 10% berasal dari
keluarga serta orang
makan merupakan lemak tidak jenuh
sekitar. Hal ini
salah satu pilar ganda, 10% dari
selaras dengan
pengelolaan lemak tidak jenuh
penelitian yang
diabetes. tunggal, dan 10% lagi
dilakukan oleh
Perencanaan makan dari lemak jenuh.
Warapsari dan Dewi
harus diperhatikan Untuk pemberian
Pengetahuan dari
meskipun sampai kolestrol dianjurkan
dokter maupun
saat ini belum di bawah 300 mg per
media, motivasi dari
ditemukan hari (Nurrahmani,
orang terdekat
perencanaan makan 2015). Anjuran
mempengaruhi
yang sesuai untuk asupan sodium pada
perubahan perilaku
semua pasien. penderita diabetes
subyek (Warapsari,
Prinsip 3 J ( Jadwal, kurang lebih sama
2015).
Jenis, Jumlah ) Pola dengan individu pada
makan meliputi umumnya yaitu ±
Persiapan 2400- 3000 mg per
pengaturan jadwal
( Preparation)
77
Alfi Nur Baeti, Evi Widowati / Kesiapan Rumah Sakit / IJPHN (1) (1)
(2021)
hari. Untuk (Rahmawati, 2016). menyatakan pengaruh Pengobatan
penderita diabetes Pada penelitian ini nikotin terhadap
Terapi
dengan hipertensi semua informan insulin yaitu
farmakologis
dan nepropathy, mengonsumsi garam penurunan pelepasan
Diabetes Mellitus
anjuran asupan dalam olahan insulin, pengaruh
terdiri dari obat oral
sodium yaitu makanan yang negatif pada kerja
dan bentuk suntikan.
± 2000 mg per hari mereka insulin, gangguan sel
Dalam penelitian ini
β pankreas dan
konsumsi sehari- hari semua informan
perkembangan
seperti kuah sayur Konsumsi Alkohol melakukan
resistensi insulin.
atau lauk dengan Pada penelitian pengobatan oral,
Nikotin memiliki
jumlah lebih dari ini semua informan hanya sebagian kecil
pengaruh terhadap
yang disebutkan di tidak mengonsumsi dari responden yang
perkembangan DM
atas. alkohol. Semula melakukan suntik
tipe 2 dan berhenti
responden insulin.Penelitian
merokok penting
Aktivitas Fisik menerapkan perilaku Romadhon yang
untuk memperbaiki
Penatalaksanaa sehat dengan tidak menyatakan ada
kontrol gula pada
n DM dimulai mengonsumsi hubungan antara
pasien DM tipe 2
dengan penerapan alkohol. Hal ini sesuai tingkat kepatuhan
yang merokok (Ario,
hidup sehat salah dengen penelitian minum obat dan gula
2014).
satunya adalah Fatimah yang darah (Romadhon,
dengan aktivitas menyatakan bahwa 2020). Mengonsumsi
fisik. Sebagaian besar alkohol merupakan obat secara rutin
informan dalam salah satu faktor perlu dilakukan.
penelitian rajin risiko dari Diabetes Dalam penelitian ini
melakukan olahraga Mellitus Tipe 2. alasan informan tidak
ringan seperti Alkohol akan patuh dalam
peregangan, jalan menganggu pengobatan adalah
ringan, dan metabolisme gula rasa bosan . Hanya
bersepeda, sebagaian darah terutama pada sebagian kecil dari
kecil jarang penderita DM, infoman penelitian
melakukan olahraga. sehingga akan ini yang
ada hubungan antara mempersulit regulasi mengonsumsi obat
aktivitas fisik dengan gula darah dan secara teratur.
kadar gula darah meningkatkan
puasa penderita tekanan darah Perawatan Luka
Diabetes Mellitus (Fatimah, 2015) Perawatan luka
Tipe 2. Sebaiknya ganggren sangat
bagi penderita Kebiasaan Merokok penting untuk
Diabetes Melitus tipe Pada penelitian dilakukan untuk
2 dapat menerapkan ini semua informan mencegah luka
aktivitas fisik yang tidak merokok, ganggren menyebar
baik seperti rutin semula salah satu dan semakin parah.
bersepeda atau jalan responden Dalam penelitian ini
kaki 3-4 hari dalam menuturkan bahwa semua responden
seminggu selama 20 dia merokok, akan informan melakukan
menit setiap harinya tetapi sejak perawatan untuk
dan mengurangi didiagnosis Diabetes membersihkan dan
aktivitas duduk Mellitus informan mengobati luka
supaya kadar gula memutuskan untuk ganggren yang
darah puasa berhenti merokok. dimilikinya.
terkontrol (Nurayati Hal ini sesuai dengan Responden biasanya
& Andriani, 2017). penelitian Ario yang membersihkan luka

78
Alfi Nur Baeti, Evi Widowati / Kesiapan Rumah Sakit / IJPHN (1) (1)
(2021)
setelah mandi tajam oleh karena itu sehingga muncul Pada tahap ini,
menggunakan cairan perlu dilakukan keyakinan pasien perilaku yang tidak
antiseptik atau pemeriksaan pada untuk mampu sehat tidak akan
cairan infus, sepatu yang melakukan perilaku pernah kembali dan
kemudian digunakan, yang dapat individu tidak
dikeringkan menggunakan sepatu mendukung perbaikan memiliki ketakutan
menggunakan kassa, sesuai ukuran kaki, penyakitnya dan akan kambuh. Dalam
dan dioles dengan menggunakan kaos meningkatkan penelitian ini hanya
salep supaya luka kaki yang tidak managemen sebagian kecil dari
lekas mengering. terlalu ketat dan perawatan dirinya informanyang dapat
Informan juga berbahan katun seperti diet, latihan mempertahankan
berhati hati dalam (Purwanti & fisik, medikasi, perilaku sehat yang
memotong kuku Maghfirah, 2016). kontrol glukosa, dan dimilikinya. Sebagian
supaya tidak timbul perawatan DM secara besar reponden dalam
luka. Keteraturan check umum(Yolanda & penelitian ini masih
Para penderita up Pratiwi, 2018). belum disiplin dalam
Diabetes Mellitus Keteraturan Dalam mengkonsumsi obat.
juga harus check up dilakukan pemeliharaan perilaku Jika dilihat dari
memperhatikan untuk mengetahui sehat informan tahapan aksi masih
penggunaan alas perkembangan memiliki beberapa ada responden yang
kaki. Pemakaian kondisi kesehatan hambatan dalam belum mengatur pola
alas kaki memiliki dari para informan. pemeliharaan perilaku makan, aktivitas
hubungan yang Penelitian Suciana sehat yang telah
signifikan dengan yang menunjukkan mereka lakukan
ulkus kaki bahwa terdapat seperti ketika minum
diabetes(Yetti et al., hubungan antara 5 obat, biaya, atau
2015) .Penggunaan pilar proses kontrol.
alas kaki yang penatalaksanaan Dengan adanya
benar dapat diabetes seperti dukungan keluarga
mengurangi tekanan pengobatan dapat membantu
plantar dan farmakologi dan informan dalam
mencegah kaki agar pengontrolan mengatasi hambatan
tidak terkena benda pemeiharaan perilaku
kadar gula darah perilaku yang telah sehat. Adanya
dengan kualitas ditinggalkan. Dalam dukungan keluarga
hidup pasien penelitian ini sangat membantu
Diabetes Mellitus informan memiliki keluarga sangat
Tipe 2 (Suciana, keyakinan diri untuk membantu informan
2019). Dalam dapat memelihara untuk dapat
penelitian Sebagian perilaku sehat yang melakukan kegiatan
besar informan dalam telah mereka lalukan. setelah operasi.
penelitian ini rutin Dengan adanya Dukungan dari
melakukan kontrol/ keyakinan yang keluarga
check up. dimiliki informan memungkinkan
dapat meningkat bahwa keluarga dapat
Pemeliharaan motivasi informan berfungsi penuh
( Maintenance) untuk terus dalam meningkatkan
Tahap ketika memelihara perilaku adaptasi dan
individu menjaga sehatnya. Motivasi kesehatan anggota
yang baik maka akan keluarganya(Arifin,
perubahan perilaku
dari kemungkinan membuat self efficacy 2015).
relapse kembali ke Pada DM terbentuk
Terminasi
79
Alfi Nur Baeti, Evi Widowati / Kesiapan Rumah Sakit / IJPHN (1) (1)
(2021)
fisik, dan melakukan berpartisipasi dalam Journal of Perilaku
check up penelitian ini serta Neurology and Pengendalian
perkembangan berbagai pihak yang Psycology, 3(1), Diabetes
kondisi kesehatannya telah membantu 1–7. Mellitus Di Kota
Fatimah. (2015). Semarang.
secara teratur. terlaksananya
Diabetes Global Health
penelitian Melitus Tipe 2. Science, 2(4),
Kesimpulan J Majority, 4(5), 409–412.
Hanya Daftar Pustaka 93–101. IDF. (2017). IDF
sebagian kecil Arifin. (2015). Haskas. (2017). Diabetes Atlas
informan yang Hubungan Pengaruh Niat Eight Edition.
dapat melakukan Dukungan Penderita Infodatin. (2013).
dan Keluarga Terhadap Situasi dan Analisis
Dengan Diabetes.
mempertahankan
Kepatuhan Diet
perilaku sehatnya Diabetes Kemenkes RI. (2019). S. (2016). Cara
hingga tahap Mellitus tipe 2 Profil Kesehatan Ampuh Tumpas
terminasi. pasien Di Poli Indonesia Tahun Diabetes.
diharapkan dapat Penyakit 2019. In Medika.
meningkatkan Dalam RSUP Kementrian Romadhon, R. (2020).
upaya dan tingkat Dr. Soeradji Kesehatan Kepatuhan
Tirtonegoro Repoblik Terhadap
kedisiplinan dalam
Klaten. Jurnal Indonesia. Pengobatan
menerapkan Maryuani, A. (2013). Pasien Diabetes
perilaku sehatnya Keperawatan
Respati, 2(2), Diabetes Pada Melitus Tipe 2 di
seperti keteraturan Kehamilan. Puskesmas
54–65.
check up, minum CV.Trans Info Jakarta Timur.
Ario. (2014). Effect of
obat, rajin Nicotine in Medika. Jurnal Farmasi
berolahraga dan Cigarette for Nurayati & Andriani. Galenika, 6(1),
menjaga pola Type 2 Diabetes (2017). 94–103.
makan. Sedangkan Mellitus. Hubungan Soelistijo, S., Novida,
untuk keluarga Majority, 3(7), Aktifitas Fisik H., Rudijanto, A.,
75–80. dengan Kadar Soewondo, P.,
dapat meningkatkan
Bryer, M. (2012). 100 Gula Darah Suastika, K.,
dukungan kepada Puasa Penderita
Tanya Jawab Manaf, A.,
pasien seperti Diabetes Melitus Sanusi, H.,
membantu dalam Mengenai
Diabetes. PT. Tipe 2. Amerta Lindarto, D.,
mengatur pola Nutrition, 1(2), Shahab, A.,
Indeks.
makan, membantu Bustan, M. N. (2015). 80–87. Pramono, B.,
perawatan luka, Epidemiologi Nurrahmani, U. (2015). Langi, Y.,
mengingatkan Penyakit Tidak Stop! Nurrahmani. Purnamasari, D.,
untuk minum obat , Menular. PT. Familia. Purwanti, L. & Soetedjo, N.
suntik insulin, Rineka Cipta. E., & Maghfirah, S. (2015). Konsesus
(2016). FAKTOR Pengelolaan Dan
menemani check up Dinas Kesehatan Kota
Semarang. RISIKO KOMPLIKASI Pencegahan
dan mengingatkan
(2016). Profil KRONIS (KAKI Diabetes Melitus
pasien untuk DIABETIK) Tipe 2 Di
menerapkan Kesehatan Kota
Semarang 2016. Indonesia 2015.
perilaku sehat. DALAM In Perkeni.
Dinas Kesehatan Kota
Semarang. Perkeni.
Ucapan (2019). Profil DIABETES
Terimakasih kesehatan kota MELLITUS
Ucapan semarang 2019. TIPE 2. The
terimakasih Falco. (2015). The Indonesian
disampaikan kepada Relationship Journal Of
informan penelitian Between Stress Health Science,
and Diabetes 7(1), 26–39.
yang sudah bersedia
Mellitus. Rahmawati, R. fitriana;
dan kooperatif ikut
80
Alfi Nur Baeti, Evi Widowati / Kesiapan Rumah Sakit / IJPHN (1) (1)
(2021)
Suciana. (2019). h Yogyakarta.
Penatalaksaan Muhammad
5 Pilar Journal of
Pengendalian Nursing, 2(2),
DM Terhadap 9–18.
Kualitas Hidup Yolanda, B., &
Pasien DM Pratiwi, A.
Tipe 2. Jurnal (2018).
Ilmiah Permas: Hubungan
Jurnal Ilmiah Motivasi
STIKES dengan Self
Kendal, 9(4), Efficacy Pada
311–318. Pasien dengan
Tabita, G., Ruri, S., & Diabetes
Kristiana, I. F. Mellitus (DM)
(2017). di Rumah Sakit
Kuterima Umum Daerah
Kekuranganku Prabumulih
(Studi Tahun 2017.
Fenomenologis Jurnal Ilmiah
Deksriptif Keperawatan
Tentang Indonesia, 1(2),
Pengalaman 44–50.
Psikologis
Penderita
Diabetes
Mellitus Pasca-
Amputasi).
Empati, 6(1),
206–214.
Tjokroprawiro.
(2012). Garis Besar
Pola Makan dan Pola
Hidup Sebagai
Pendukung Terapi
Diabetes Mellitus.
Asosiasi Dietik
Indonesia. Warapsari,
A. (2015). Perilaku
Sehat Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe
II yang Telah
Mengalami Retinopati
Diabetika. Empati,
2(4), 20–32.
Yetti, K., Nasution, Y.,
Yogyakarta, U. M., &
Indonesia,
U. (2015).
Hubungan
Antara
Perawatan Kaki
dengan Risiko
Ulkus Kaki
Diabetes di
Rumah Sakit
PKU
Muhammadiya
81

Anda mungkin juga menyukai