Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN TIFUS ABDOMINALIS PADA Tn.

R
DI RUMAH SAKIT UMUM PUTERI HIJAU

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah 1

Dosen Pengampu : Suriani Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep

Oleh:

Nama : Putri Sukma

Nim : P07520120107

Tingkat : 2C D-III Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2021

A. PENGERTIAN
Tifus atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada
aliran darah yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhosa atau Salmonella
paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (radang
lambung). Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tifus atau thypus,
tetapi dalam dunia kedokteran disebut Typhoid fever atau Thypus abdominalis karena
berhubungan dengan usus di dalam perut (Widoyono, 2002).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan
dan gangguan kesadaran (Sudoyo, 2009).
Tifus atau tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Salmonella typhii. Tifus dapat menular dengan cepat, umumnya melalui
konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung
bakteri Salmonella typhii.

B. ETIOLOGI
Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii yang masuk ke dalam usus manusia
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut, hingga
berkembang biak di saluran pencernaan. Ada beberapa faktor resiko yang disebabkan
oleh tifus abdominalis, yaitu:
1. Sanitasi yang buruk
2. Mengonsumsi sayur-sayuran yang menggunakan pupuk dari kotoran manusia
yang terinfeksi
3. Mengonsumsi produk susu yang telah terkontaminasi
4. Menggunakan toilet yang terkontaminasi bakteri. Anda akan terinfeksi jika
menyentuh mulut sebelum mencuci tangan setelah buang air
5. Melakukan seks oral dengan pembawa bakteri Salmonella typhii

C. PATOFISIOLOGI
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap diusus halus melalui pembuluh
limfe lalu masuk kedalam peredaran darah sampai diorgan-organ lain, terutama hati
dan limfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe
sehingga organ-organ tersebut akan membesar (hipertropi) disertai nyeri pada
perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam darah (bakteremia) dan menyebar
keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus, sehingga
menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak peyeri. Tukak
tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam disebabkan
oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan
pada usus. (Ngastiyah, 2005).

D. CARA PENANGANAN
Ada beberapa pencegahan yang dilakukan, yaitu:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan dan minuman.
2. Jika ingin bepergian ke tempat yang memiliki kasus penyebaran tifus, sebaiknya
pastikan air yang akan diminum sudah direbus sampai matang.
3. Jika harus membeli minuman, sebaiknya beli air minum dalam kemasan.
4. Kurangi membeli jajanan secara sembarangan di pinggir jalan.
5. Hindari mengonsumsi es batu yang bukan dibuat sendiri.
6. Hindari mengonsumsi buah dan sayuran mentah.
7. Batasi konsumsi jenis-jenis makanan boga-bahari (seafood).
8. Sebaiknya gunakan air matang untuk menggosok gigi atau berkumur.
9. Bersihkan kamar mandi secara teratur.
10. Hindari konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi (bukan susu kemasan).
11. Konsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter dan ikutilah petunjuk pemakaian
yang telah diberikan.

Kasus Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 5 Februari 2021
Waktu : 15.00 WIB
I. Identitas Klien
Nama : Tn.R
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Pendidikan : SMA
Alamat : Pekanbaru
Penanggung : BPJS
Diagnosa Medis : Thypoid Abdominalis
II. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Penyakit Utama
Klien mengatakan badan panas, sudah demam 2 hari sebelum di rawat
di puskesmas. Bersifat turun naik demam yang dirasakan sertai pusing,
sakit kepala, mual, anoreksia, demam dirasakan pada sore hari
menjelang malam dan berkurang apabila klien beristirahat dan minum
obat
b. Keluhan Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit berat yang
diderita, belum [ernah dirawat di RS, klien belum pernah operasi.
Klien mengatakan tidak ada alergi pada obat-obatan ataupun pada
makanan. Klien mengatakan perokok aktif.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga dari ayahnya ada yang pernah menderita
dengan penyakit yang sama dan tidak ada anggota keluarga yang
serumah menderita penyakit yang sama dengan klien saat ini.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Lemah
b. Kesadaran
Tingkat kesadaran composmentis
c. Tanda-tanda Vital
TD : 90/70 mmHg
N : 82x/menit
S : 39OC
P : 20x/menit
d. Berat badan : 54 kg
Tinggi Badan : 160 cm
e. Eliminasi
BAK : Frekuensi BAK klien 3-4x/hari, warna urin kuning bening,
berbau khas amoniak. Tidak ada gangguan pada eliminasi urin.
BAB : Klien mengatakan dalam 2 hari hanya 1 kali BAB dan mual
tanpa disertai muntah.
f. Personal Hygen
Klien mengatakan selama sakit belum pernah mandi, klien mengatakan
selama sakit belum pernah sikat gigi, klien hanya mengganti pakaian
dan dibantu keluarga.
g. Pola Aktivitas
Makan : Klien makan 3x/hari dengan porsi tidak habis dan tidak ada
alergi makanan.
Minum : Frekuensi minum klien 6-7 gelas/hari dan tidak ada alergi
minuman.
h. Istirahat dan Aktivitas
Klien tidur siang selama 1 jam mulai dari jam 13.00 s/d jam 14.00 dan
tidue malam selama 7 jam, tidak ada gangguan pada tidur. Klien
dibantu keluarga saat kekamar mandi.

B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


.
1. DS: Penyakit Hipertermia
● Klien mengatakan badannya
panas
● Klien mengatakan sudah
demam dua hari dan bersifat
turun naik

DO:
● Klien tampak lemah
● Kulit teraba hangat
● Klien terlihat merah
● TTV: TD: 90/70 mmHg, N:
82x/menit, S: 39OC, P:
20x/menit
2. DS: Kelemahan Defisit perawatan diri:
● Klien mengatakan selama Mandi
sakit belum pernah sikat
gigi
● Klien mengatakan selama
sakit belum pernah mandi
● Klien mengatakan dibantu
keluarga kekamar mandi

DO:
● Klien tampak lemah
● Gigi terlihat kotor
● Lidah kotor dan berselaput

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b/d penyakit
2. Defisit perawatan diri: Mandi b/d kelemahan

D. RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1. Hipertermia b/d penyakit Tujuan: Fever Treatment
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu sesering
keperawatan selama 3x24 jam mungkin
diharapakan suhu tubuh normal. 2. Monitor warna dan suhu kulit
Kriteria Hasil: 3. Monitor tekanan darah, nadi,
1. Suhu tubuh dalam keadaan dan RR
normal 4. Monitor penurunan tingkat
2. Nadi dan RR dalam rentang kesadaran
normal 5. Berikan anti piretik
3. Tidak ada perubahan warna kulit 6. Berikan pengobatan untuk
dan tidak ada pusing, merasa mengatasi peneybab demam
nyaman 7. Kompres klien pada lipat paha
dan aksila
8. Tingkatkan sirkulasi udara

Temperature Regulation
1. Monitor suhu minimal tiap 2
jam
2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
4. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2. Defisit perawatan diri: Tujuan: Self Care Assistane: ADLs
Mandi b/d kelemahan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kemampuan klien
keperawatan selama 3x24 jam untuk perawatan diri mandiri.
diharapkan self care: Activity of 2. Monitor klien untuk alat-alat
Daily Living. bantu kebersihan diri,
Kriteria Hasil: berpakaian, berhias, toileting,
1. Keadaan umum normal dan makan.
2. Klien tampak rapih dan bersih 3. Pertimbagkan usia klien jika
3. Klien merasa nyaman mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari
4. Sediakan bantuan sampai
klien mampu secara utuh
melakukan self care
5. Dorong klien untuk
melakukan aktivitas sehari-
hari yang normal sesuai
kemampuan yang dimiliki.
6. Dorong klien untuk
melakukan secara mandiri,
tetapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya
7. Ajarkan klien atau keluarga
untuk mendorong
kemandirian, memberikan
bantuan hanya jika klien tidak
mampu untuk melakukannya.
8. Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan
9. Berikan peralatan kebersihan
pribadi
10. Ciptakan rutinitas aktivitas
perawatan diri

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. 12/08/2021 Fever Treatment Evaluasi Jam 10.00 WIB
09.30 WIB 1. Monitor suhu sesering mungkin S:
2. Monitor warna dan suhu kulit - Klien mengatakan suhu tubuhnya
3. Monitor tekanan darah, nadi, dan RR meningkat saat sore hari
4. Monitor penurunan tingkat kesadaran - Klien mengatakan setelah minum
5. Berikan anti piretik obat suhu tubuh berangsur
6. Berikan pengobatan untuk mengatasi menurun
peneybab demam - Klien mengatakan suhu tubuhnya
7. Kompres klien pada lipat paha dan tidak seperti hari sebelumnya yang
aksila terasa sangat panas.
8. Tingkatkan sirkulasi udara
O:
Temperature Regulation - Keadaan umum normal
1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam - Tingkat kesadaran composmentis
2. Monitor warna dan suhu kulit - Kulit teraba hangat
3. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi - Klien tampak tenang
4. Identifikasi penyebab dari perubahan - Frekuensi minum 5-7x/hari
vital sign - Frekuensi makan 3c/hari dengan
porsi makan pagi dihabiskan
- TTV: TD: 100/70 mmHg, N:
80x/menit, S: 37,9OC, P: 20x/menit

A: Masalah belum teratasi


P: Intervensi dilanjutkan

2. 12/08/2021 Self Care Assistane: ADLs Evaluasi Jam 10.15 WIB


10.05 WIB 1. Monitor kemampuan klien untuk S:
perawatan diri mandiri. - Klien mengatakan kekamar mandi
2. Monitor klien untuk alat-alat bantu untuk toileting masih dibantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias, keluarga
toileting, dan makan. - Klien mengatakan sudah mandi
3. Pertimbagkan usia klien jika dengan cara mengelap basah badan
mendorong pelaksanaan aktivitas dan menggosok gigi sendiri
sehari-hari - Klien mengatakan makan
4. Sediakan bantuan sampai klien dilakukan secara mandiri
mampu secara utuh melakukan self
O:
care
- Keadaan umum normal
5. Dorong klien untuk melakukan
- Klien tampak tenang
aktivitas sehari-hari yang normal
- Klien terlihat bersih dan rapi
sesuai kemampuan yang dimiliki.
- Kulit lembab sehabis mandi
6. Dorong klien untuk melakukan secara
mandiri, tetapi beri bantuan ketika A: Masalah sebagian teratasi
klien tidak mampu melakukannya P: Intervensi dilanjutkan

7. Ajarkan klien atau keluarga untuk


mendorong kemandirian, memberikan
bantuan hanya jika klien tidak mampu
untuk melakukannya.
8. Berikan aktivitas rutin sehari-hari
sesuai kemampuan
9. Berikan peralatan kebersihan pribadi
10. Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan
diri
I. Soal-soal Asuhan Keperawatan Tipus Abdominalis

1. Tn.A dibawa ke rumah sakit dengan THYPOID ABDOMINALIS dengan keluhan Klien
mengatakan badannya panas dan Klien mengatakan sudah demam dua hari dan
bersifat turun naik demam yang dirasakan.
Hasil Pengkajian :Keadaan umum lemah,Kulit teraba hangat,Klien terlihat
merah,Widal/Typhi : Typhi O: pos. 1/160 ,S. TyphiH : pos. 1/160,S. Paratyphi AH: pos.
1/160,S. Paratyphi BH: pos. 1/160 , TTV: TD : 90/70 mmHg, N: 82x/menit, S: 39ºC, P:
20x/menit.
Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
a. Defisit Nutrisi
b. Diare
c. Hipertermi
d. Pola kebutuhan eliminasi terganggu
e. Mual

2. Tn.A dibawa ke rumah sakit dengan THYPOID ABDOMINALIS dengan keluhan Klien
mengatakan selama sakit belum pernah sikat gigi , Klien mengatakan selama sakit
belum pernah mandi,dan Klien mengatakan di bantu keluarga saat ke kamar mandi.
Hasil Pengkajian : Keadaan umum lemah, Gigi terlihat kotor, Lidah : kotor berselaput
putih.
Apakah masalah keperawatan yang tepat ?
a. Devisit perawatan diri :mandi
b. Diare
c. Kekurangan volume cairan
d. Kekurangan Nutrisi
e. Hipertemia
3. Tn.A dibawa ke rumah sakit dengan THYPOID ABDOMINALIS dengan keluhan Klien
mengatakan badannya panas dan Klien mengatakan sudah demam dua hari dan
bersifat turun naik demam yang dirasakan.
Hasil Pengkajian :Keadaan umum lemah,Kulit teraba hangat,Klien terlihat
merah,Widal/Typhi : Typhi O: pos. 1/160 ,S. TyphiH : pos. 1/160,S. Paratyphi AH: pos.
1/160,S. Paratyphi BH: pos. 1/160 , TTV: TD : 90/70 mmHg, N: 82x/menit, S: 39ºC, P:
20x/menit.
Apakah diagnosa keperawatan yang relevan dengan rencana tersebut?
a. Resiko gangguan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan
b. Gangguan aktivitas dan istirahat berhubungan dengan kecemasan
c. Resiko komplikasi pendarahan berhubungan dengan trombositopenia
d. Resiko gangguan mobilitas fisik berhubungan penurunan kekuatan otot
e. Hipertermi berhubungan dengan penyakit

4. Tn.A dibawa ke rumah sakit dengan THYPOID ABDOMINALIS dengan keluhan Klien
mengatakan selama sakit belum pernah sikat gigi , Klien mengatakan selama sakit
belum pernah mandi,dan Klien mengatakan di bantu keluarga saat ke kamar mandi.
Hasil Pengkajian : Keadaan umum lemah, Gigi terlihat kotor, Lidah : kotor berselaput
putih.
Apakah diagnosa keperawatan yang tepat?
a. Devisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan kelemahan

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

inadekuat.

c. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen.

d. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan

e. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung

5. Pada kasus DHF ditandai dengan 4 manifestasi klinis yaitu 3 diantaranya ……..
a. Demam tinggi, pendaharan, hepotamegali
b. Demam tinggi, pendarahan, gangguan kesadaran
c. Demam tinggi, pendarahan, gangguan akses pencernaan
d. a dan c benar
6. Dalam kasus klien dengan gangguan thypoid abdominalis terdapat gejala klinis yang
sering dijumpai, yaitu...
A. Demam
B. Lidah kotor
C. Bradikardi relative
D. Hipertensi
E. Takikardi
7. Klien datang untuk berkonsultasi tentang penyakitnya yang pernah dialami, yaitu thypoid
kemudian klien mengatakan bahwa sebelum ia terkena penyakit thypoid, salah satu
keluarganya pernah mengalami penyakit yang sama dan beberapa minggu kemudian klien
terkena penyakit yang sama seperti keluarganya itu. Dari kasus tersebut penyakit thypoid
dapat menular dari...
A. Oral-fecal
B. Udara
C. Sentuhan
D. Keringat
E. Transfusi darah
8. Klien datang ke klinik dan di diagnosa thypoid abdominalis. Pasien mengeluh kram
abdomen, nafsu makan menurun dan pasien juga mengeluh cepat kenyang. Diagnosa
keperawatan yang tepat adalah...
A. Harga diri rendah
B. Termogulasi
C. Resiko kekurangan volem cairan
D. Resiko ketidakseimbangan nutrisi
E. Hipertermi
9. Pada satu kasus seorang klien berumur 19 tahun pergi kerumah sakit karena demam tinggi
naik turun selama 2 minggu. Setelah diperiksa klien didiagnosa thypoid abdominalis.
Kemudian diberi terapi obat untuk klien agar penyakitnya sembuh. Terapi obat yang tepat
adalah...
A. Salbutamol
B. Ambroksol
C. Tiampenikol
D. Dextrometropan
E. Antasida
10. Seorang klien datang kerumah sakit dengan keluhan pusing, kemudian demam naik pada
malam hari dan turun pada siang hari, mual, muntah, lemas, dan tidak selera makan.
Diagnosa yang tepat pada kasus tersebut adalah...
A. HIV/AIDS
B. Thypoid
C. Kejang
D. Demam
E. Glomerulonefritis

Anda mungkin juga menyukai